Tatoe Donna Ni
Cast: Suho, Kris
Rated: T
Warning: Angst but happy end , I guarantee you
Summary: meski berteman dari kecil, mencintai satu sama lain saat remaja, belum tentu ia akan tetap menjadi milikmu
a/n: author lagi pengen buat angst. Hahahahaa
Based on: lagu " Tatoe Donna ni", denger lagu ini jadi baper :')
.
.
Chapter 1
#PLEASE DON'T BE SILENT#
Start
.
.
.
"Siapa yang tidak kenal dengan Krismyeon?
Pasangan yang membuat seantero gedung sekolah gempar karena kemesraan mereka, membuat segala penjuru mata memandang mereka dengan pandangan iri. Disitu ada Kris, maka Joonmyeon selalu ada di sisinya, dikarenakan Kris selalu menggandeng Joonmyeon kemana-mana, tidak memperdulikan tatapan aneh yang terlempar ke arahnya.
Joonmyeon, pacar pertama Kris yang telah bertahan di sisinya sejak dari umur sebiji jagung
Dari yang tidak ada
hingga dirinya yang berumur 18 tahun ini.
and everything seems so right
Everything is perfect for Kris as long as Joonmyeon is by his side
Joonmyeon selalu menyemangatinya ia jatuh dan terpuruk
Tidak pernah Kris dapat bayangkan hidupnya tanpa Joonmyeon di sisinya
Because Kris loves Joonmyeon so damn much until it hurts
" arghhh! aku lelah dengan semua ini... nyerah aku nyerah!" dengan pasrah Kris melemparkan alat tulisnya dan bergulung di atas tempat tidur layaknya ulat berbulu. Kris paling benci dengan yang namanya ujian, dengan otaknya yang cuma pinter Biologi (itu pun khusus bab perkembang biakan dan English itu tidak memungkinkan buatnya untuk dapat lulus ujian Level A.
Joonmyeon hanya tersenyum melihat kelakuan pacarnya yang menggelikan, namja yang hanya berkacamata ketika membaca itu menekan-nekan gumpalan bed cover itu dengan ujung pulpennya yang tumpul
" ehemmm.. Kris.. kalau tidak segera menyelesaikan peermu, nanti kamu ga lulus ujian masuk Seoul U loh"
" Kris... palliii waaa~"
"Kris~~~" Joonmyeon mengguncangkan tubuh jenjang pacarnya yang sekarang berukuran 180cm lebih.
Hmm.. seingat Joonmyeon tinggi mereka tidak begitu ketara deh pas kecil. Entah sejak kapan Kris menjadi sebegitu menjulang bagaikan tiang listrik di depan rumah, dan Joonmyeon... terlihat lebih bantet lagi sekarang bila disamping Kris :')
Kris memperlihatkan matanya dari sela bedcovernya " Kelis me first and i will get up"
Joonmyeon mempoutkan bibirnya, like God! pacarnya sungguh manja. As you know, "Kelis" itu panggilan sayangnya Joonmyeon kepada Kris, disebabkan dengan kelatahannya sejak kelas TK itu, namun bila seorang remaja yang hampir berusia dewasa melantunkan kata tersebut tentu membuat Joonmyeon malu.
" Seriously Kris... serius dikit napa, for me please.. kalau tidak nanti kita ga bisa sekuliahan bareng... ya? '^' "
well... Kris know so well he is going to lose.. like.. iman siapa yang bisa bertahan melihat wajah kekasihnya yang super imut memelas kepadanya. Kris selalu luluh dengan hal tersebut.
" i will i will... tapi setelah kita berdua lulus, kamu harus menghadiahi aku sesuatu" Kris beranjak dari tempat tidurnya dan mencium bibir plum yang berjarak beberapa centi darinya itu sekilas.
" apa? kamu mau apa Kris..?" namja dengan rambut kemerahan itu menatap Kris dengan polos, mengedipkan kedua mata bulat namun sayu tersebut dengan antusias.
Kris mengedikkan sebelah matanya
" You, Joonmyeon"
dan seorang Joonmyeon yang polos pun langsung mengerti maksudnya.
.
.
Tentu saja setelah melalui berbagai perjuangan akhirnya Kris dan Joonmyeon telah sah menjadi anak kuliah di Seoul U. Joonmyeon dengan jurusan sastranya sedangkan Kris dengan jurusan ITnya.
Namun sedihnya, semenjak kuliah waktu mereka bersama agak terbatas mengingat Kris yang part timing, beruntung Joonmyeon meminta izin kepada orang tuanya agar ia dapat sewa sebuah apartment kecil yang jaraknya dekat dengan Seoul U sehingga Kris dapat datang berpulang kapan saja.
" kris! loook at thiss? bukankah ini lucu?" Joonmyeon dengan berbinar- binar menatap sepasang cangkir kopi dan mangkok berwarna senada dengan abstrak bunny terukir pada mug dan mangkok nasi tersebut.
Keduanya kini berada di hardware store untuk membeli keperluan rumah yang akan mendiami apartment baru Joonmyeon, seperti sikat gigi, peralatan makan, pencuci pakaian etc.
Kris menatap namjachingunya dengan tatapan " kau pasti bercanda", tentu saja Kris mana mungkin mau memakai set tempat makan yang terlihat lucu tersebut, sangat merusak egonya yang ingin terlihat manly dan seme style.
" a... aku lebih suka dengan yang plain.. hitam gitu saja atau biru. Dengan gambar bunny seperti itu malah terlihat seperti perempuan"
Camkan saja, Kris tidak memiliki hak berpendapat karena Joonmyeon terlebih dahulu menampakan muka memelas seperti kelinci yang dibuang oleh majikannya. Kris akan selalu kalah guys.
" alrightt... fine.. lets buy it!" that final last word thou dan wajah chubby Joonmyeon langsung berbinar-binar, senyumnya yang secerah matahari itu membuat Kris rela menguras kantong.
" hehee... makasiii Kris... i love you" Joonmyeon cengengesan kemudian dengan santai berjinjit dan mencium sekilas bibir Kris. Membuat namja yang tinggi itu ikut tersenyum kemudian menarik tubuh kecil itu mendekat dan merangkulnya gemas.
Sepasang sejoli itu berjalan hingga sampai kepada sebuah estalase toko perhiasan, Joonmyeon iseng mengamati sepasang cincin pernikahan yang terpajang indah dan memukau. Joonmyeon diam-diam tersenyum sedih, bertanya-tanya jika suatu saat nanti apakah ia dapat menikahi Kris mengingat bagaimana Korea masih sangat berseteru dengan kaum gay.
" Kris.. why you never brought me a ring?" Joonmyeon menegadah menatap pacarnya dengan tatapan polosnya, mengingat Kris selalu membelikan apapun untuknya sejak mereka mengenal satu sama lain, dari boneka, tali pinggang, dasi, sepatu, hingga celana dalam. But never a ring...
" uh... harganya terlalu mahal Myeon..." Kris saja cengo melihat harga yang tertera.
" tapi kamu kan tidak harus membelikan ku yang mahal, yang aksesoris juga tidak apa-apa, akan kupakai dengan senang hati" Joonmyeon mendengus, bibirnya pout sebentar " aku hanya mau menandaimu kalau kamu punyaku"
Kris terkekeh, dicubitnya hidung mungil kesukaannya " tapi seluruh siswa kampus sudah tahu deh kalau aku milikmu.. dan kamu milikku sayang. there is no need for it"
.
Well, what if you have forgotten me..
And There is no any ring to remind you..
That you belong to me...
.
" kenapa kamu tidak membahasnya sebelumnya kepadaku Kris?!" bentak Joonmyeon kesal. Pasalnya Kris mendadak datang ke rumahnya dengan tubuh basah kuyup dan menenteng sebuah handcarry.
Karena kenapa?
Karena Kris tiba-tiba menyatakan kepada keluarganya kalau ia akan meninggalkan rumah untuk tinggal dengan Joonmyeon. Because Joonmyeon is his fuckin boyfriend and he cannot wait for years to be with Joonmyeon.
Tentu saja dengan orang tuanya yang shock mendengar penuturan anak semata wayangnya bahwa dirinya seorang gay membuat ibunya menangis tersedu-sedu dan ayahnya yang murka pun mengusirnya dari kediamannya.
Memang Joonmyeon selama ini membohongi kedua orang tua Kris dengan menyatakan bahwa dirinya merupakan sahabat Kris dan tentu saja kedekatan Krismyeon terlihat normal sebagai sahabat yang bertumbuh besar sejak kecil. Begitu juga dengan orang tua Joonmyeon, tidak pernah Joonmyeon berfikir bahwa saat seperti ini akan tiba juga bagi mereka untuk membuka rahasia di depan kedua orang tua mereka.
Ralat.. Joonmyeon pernah berfikir, namun tidak menyangka akan secepat ini. Like... mereka masih berusia sangat muda, untuk menapak di atas kaki sendiri saja mereka masih sangat pincang dan butuh sokongan dari keluarga.
" lalu aku harus bagaimana Joonmyeon? aku sudah bekerja dan berumur sudah hampir 20 tahun.. kita sudah legal Joonmyeon... apa salahnya kalau sekarang aku mengaku bahwa diriku gay? we cant hide like this forever myeon" Kris berusaha menahan pergelangan tangan Joonmyeon yang memberontak, mendorong dada bidang Kris dengan penuh kekesalan dan amarah.
" how about me? how about your future? how about.. ours... apakah kamu tidak memikirkan konsekuensi akan ucapanmu?!" satu goresan kuku Joonmyeon mengenai rahang Kris yang mengeras, bukan cuma Joonmyeon yang ingin menangis, Kris juga demikian rupa.
Why is love always hurting?
" aku hanya ingin kita bersama, i just wanna live with you. Apa kamu tidak berpikiran sama denganku? we can make it work, together okay?" Kris memeluk tubuh kecil Joonmyeon yang masih senantiasa meluapkan amarahnya, tidak memperdulikan segala pukulan serta cakaran yang menyakiti tubuhnya.
Perasaan Joonmyeon berkecamuk, di satu sisi ia menginginkan Kris namun Joonmyeon tidak akan bisa menghancurkan hubungan orang tua beserta anak tersebut, orang tua Kris yang selama ini juga ikut andil menjaganya sejak kecil sudah ia anggap orang tua kandung sendiri.
kamu mempunyai masa depan yang cerah Kris.. keluargamu mempunyai bisnis yang lancar lantas kamu membuang itu semua demiku?
" a... aku..."
but i wanna build a happy family with you...
but i wanna make sure your happiness is my priorities.
" hubungan kita... salah Kris.. " Joonmyeon berusaha terdengar tenang, memastikan kalau suaranya belum bergetar. He need to stay calm.
" kamu serius mengatakan itu myeon? after these years?" Kris melihat Joonmyeon dengan tatapan tidak percaya. Ia melepaskan pelukannya dan menatap kedua manik Joonmyeon dalam. namun manik itu menatapnya dengan kepastian. Tidak ada air mata yang menyelimuti bening indah tersebut maupun keraguan di dalamnya.
Wajah cantik yang sangat Kris sayangi itu menatapnya dengan tenang, namun apa yang terlontar dari mulut tipis yang sering Kris lumat itu mengeluarkan kata setajam pisau yang dalam sekejap melukai ulu hatinya
" maaf, tapi aku masih belum siap untuk membuang semuanya Kris... can we stop right here? sebelum semuanya menjadi lebih parah lagi" Joonmyeon dapat merasakan kedua tangan lebar yang mencekram bahunya bergetar. Wajah tampan yang berada di hadapannya menampilkan guratan kesakitan, mata elang itu terlihat memerah dan berair, bibir tebal itu bergelemetuk.
Joonmyeon sangat mengerti perasaan ini.. karena ia pun merasakan hal yang sama.
" i dont want to break up" pinta Kris dengan suara yang pilu dan serak. Namja yang jarang menangis itu menitikkan lelehan air dari sela mata kanannya. Mungkin seumur hidup Joonmyeon, ini hanya ke lima kalinya Kris menampakkan kelemahannya. and every moment, he cried because of Joonmyeon.
Joonmyeon ingin mengusap manik air yang terus mengancam jatuh dari pelupuk mata tajam tersebut. Karena ketika seseorang yang kamu cintai menangis, then you will feel hurt too.
" hush.. you are just.. fine... kamu bisa menikahi perempuan lain tanpa harus menyakiti perasaan orang tuamu."
" please.. myeon..."
"... Aku bukan seseorang yang special yang harus kamu tangisi. kalau kamu mau, kita bisa terus menjadi teman baik Kris."
" stop..."
"... dan setelah berfikir baik-baik, sepertinya i dont really love you like you do." Joonmyeon bahkan tidak mempercayai ucapannya sendiri yang begitu tegas dan lantang. Berbanding terbalik dengan kondisi hatinya yang hancur berkeping-keping.
Kris mengusap air matanya gusar, tidak pernah dalam imajinasinya kekasihnya akan mengucapkan salam perpisahan kepadanya sedingin ini
" does it feel good to step on my feelings?"
Joonmyeon tidak menjawab.
Satu dengusan terakhir dan Kris dengan langkahnya yang lebar berjalan melewati tubuh yang jauh lebih kecil darinya tersebut.
" ... kamu akan menyesalinya Joonmyeon"
sebait kalimat yang hampir seperti bisikan itu dilanjutkan dengan suara debaman pintu yang keras.
" I surely will"
... but you surely be fine.
.
.
Keesokan paginya, Joonmyeon mendapati kabar dari teman kuliahnya bahwa Kris berada di rumah sakit, dikarenakan kepalanya yang terbentur palang besi ketika beberapa orang menahannya ketika ia berusaha bunuh diri dari jembatan penyeberangan.
Dengan hati was-was ia berlari tergesa-gesa menuju rumah sakit yang diberitahukan tersebut. Joonmyeon merutuki dirinya sendiri, bagaimana mungkin ia tidak memikirkan kemungkinan yang paling buruk akan segera menimpa mantan kekasihnya. Dia seharusnya tau mengingat Kris sangat mudah stress dan depresi.
Wajah pertama ketika Joonmyeon membuka pintu bernama Kris Wu itu adalah beberapa wajah pemain basket, sahabat Kris yang juga Joonmyeon kenal baik. Chanyeol, Luhan beserta Yixing duduk menemani Kris yang sudah terbangun. Disertai dengan ketawa cekikan Chanyeol sambil bertepuk tangan riang itu membuat Joonmyeon menghembuskan nafas lega. Kris terlihat baik-baik saja. Lelaki dengan wajah tegas itu ikut tersenyum mendengar cerita Chanyeol sebelum menyadari adanya kehadiran seseorang, pun berbalik menatapnya.
" h... hallo... kamu terlihat sehat Kris" sapa Joonmyeon awkward, damnnn..
Kris dengan pandangan tajam namun dingin menatapnya dari atas ke bawah, terus berbalik menatap ke wajahnya dengan tatapan kosong.
" maaf.. kamu siapa ya?"
TBC
Di otakku ini ep asik berkecamuk terus, kesel kalau tidak dituangkan dalam tulisan, so please reviewnya ya… hehe makasiihh :3
