.

Saya tidak mendapatkan keuntungan apapun dari

Tulisan ini,karya ini hanya untuk menyalurkan hobi dan imajinasi saya


DISCLAIMER

Isayama Hajime

Ore no taiyou

NastitiRandany

WARNING :OOC TYPO.

"blablablablabla" People speak

"Blablablablabla"Ghost speak


"Kasihan sekali pria ini, perusahaan nya diambang kebangkrutan dan sekarang ia terkena musibah kecelakaan, benar-benar Presdir yang bernasib sial,"Pria bersurai pirang itu menutup korannya dan diletakannya dinakas.

"Bukan begitu Erwin, para penyelidik berkata ini ada unsur kesengajaan, mobil yang dikendarai Pria itu mengalami rem blong dan apa kau tau siapa yang menguasai perusahaan miliknya saat ini? Yaitu paman nya sendiri Kenny Ackerman." Pria disampingnya menyahut, Mike Zakarius namanya.

Kedua Polisi berpangkat tinggi itu menikmati kopinya masing-masing, keduanya memikirkan hal yang sama.

"Anak buahku sudah kukerahkan untuk memeriksa Kenny 3 hari yang lalu, namun nihil kelicikannnya disembunyikan begitu rapat,"Erwin berkata setelah meletakan Cangkir kopinya pada nakas.

"Presdir bernama Levi kini masih dirawat dirumah sakit, apa perlu kita mengerahkan beberapa orang untuk menjaga nya? Kau tau Levi Ackerman cukup mengenal kita dengan baik,"

"Aku setuju dengan pendapatmu Mike, "

"Kalian disini rupanya?"

Seorang Wanita bersurai coklat dan memakai kacamata datang memasuki ruangan santai Komandan Erwin tanpa permisi, Erwin tahu betul suara siapa itu.

"Hanji , biasakanlah mengetuk pintu terlebih dahulu,"

"Siapa dia?" Mike mengamati wanita berjas laboratorium itu dengan seksama, hidungnya kembang kempis mencium aroma Hanji.

"Hanji Zoe dari divisi penyelidikan kasat I , darinya lah aku mendapat bukti-bukti dokumen palsu milik Kenny Ackerman dan beberapa kasus yang telah kita lalui,"

"Tidak hari ini Erwin-donno, aku tidak ingin terus-terusan bekerja di divisi ini, aku seorang ilmuan, aku lebih suka menyelidiki benda purbakala, daripada kasus-kasus merumitkan ini,"Hanji berkata panjang lebar,matanya menatap tegas pada Erwin.

"Jika kau lebih memilih untuk menyelidiki batu daripada membantu memecahkan kasus , aku tidak akan memaksa,"

Hanji mendecih."Aku menyukai pekerjaan ini Erwin, tapi jangan kau suruh aku untuk meneliti jasad orang mati seperti yang sudah-sudah, apa kau lupa?"

Erwin kini menatap Hanji dengan serius, ia ingin bertanya namun ia urung, masih ada Mike disini.

"Ah maafkan aku, jika itu alasanmu membenci pekerjaan ini aku tidak akan memaksa,"

Kedua sempat terdiam cukup lama, sebelum Hanji dengan senyum bodohnya berkata."Aku tidak akan berhenti, tapi izinkan aku mengambil cuti, untuk kasus Ackerman ini akan kukerjakan sampai tuntas,"

Erwin menyunggingkan bibirnya membentuk kurva lengkungan ke atas.

"Arigatou,"

Mike menatap keduanya dengan datar, ayolah dirinya yang satu-satunya tidak mengerti disini.

Hanji menatap jam tangan yang melingkar ditangan kirinya dengan cemas.

"Baiklah aku akan pulang, ini sudah larut malam, selamat malam Erwin dan Mike,"

Pintu tertutup dengan sedikit nyaring, Wanita itu sudah pergi , suasana kembali hening.

"Dia mempunyai bau yang berbeda..."

.

.

.

.

.

Hanji berjalan menyusuri kota dengan menunduk, kerap kali ia tertabrak para pejalan kaki lain yang berakhir mendapat omelan, Namun Hanji tidak akan menghiraukan.

Hanji berhenti dipingir jalan penyebrangan, hanya ia seorang yang akan menyebrang, suasana malam itu cukup ramai, Hanji menghembuskan nafasnya sebelum mendongak pelan untuk menyebrang jalan.

Mata Hanji terbelalak, ia kembali menunduk, di tengah penyebrangan jalan yang akan ia lalui, ada wanita tua yang tersenyum kearahnya dengan wajah penuh darah. Hanji menyeka keringat yang membanjiri dahi nya.

'Mungkin jalan memutar lebih baik,'

Perempuan itu berbalik, melewati banyak rute hingga sampai kedepan apartement kecil nya dengan aman.

Hanji menoleh kebelakang, kedua tangannya terkepal didepan dagu. Ia menghelas nafas.

"Huh, Paman penunggu toko itu tidak mengejarku lagi,"

.

.

.

.

Hanji duduk disofa kamar nya , satu tangan memegang cangkir dan satu tangan lagi memegang dokumen.

"Levi Ackerman,"Ia bergumam pelan, diletakan nya cangkir berisi kopi yang mengepulkan uap tadi dan membuka Laptop miliknya, tangannya terampil mengetik pada keyboard.

"Dia masih terbaring koma,"

Hanji mengelus tengkuk lehernya, ia memandangi keseliling ruangan kamarnya yang dipenuhi berbagai macam benda leluhur yang dipercaya menangkal mahluk halus.

Hanji tersiksa dengan kemampuan nya ini. Kemampuan yang dapat membuatnya melihat sesuatu yang dibencinya, Hanji hidup dengan bayang-bayang mahluk halus yang ia temui dimanapun, Hanji pun jarang tidur karenanya.

"Ibu tolong aku ibu," Hanji meringkuk di sofa, Ia mengigiti jari-jarinya. Hanji memejamkan mata , paman penunggu toko diseberang distriknya pasti mengikuti nya sampai rumah.

Hanji merasakan nya, hawa-hawa tak enak yang membuat bulu kuduk meroma, dengan keberanian yang mantap ia membuka mata.

"Astaga tuhan,"

Hanji menutup wajahnya dengan tangan, ada sosok arwah pria asing didepanya , wajahnya menakutkan, sangat menakutkan, tidak, wajahnya tidak berdarah, hancur ataupun busuk seperti yang biasa Hanji lihat, wajah pria ini masam , alisnya tertaut dan sorot matanya yang lemah tanpa sinar , seperti Zombie yang sering Hanji lihat difilm

Hanji menurunkan kedua tangannya.

"S-si-siapa k-kau?" Hanji bertanya dengan gemetaran, objek yang ditanya hanya menatap ke dokumen dan laptop didepan Hanji. Sosok itu seorang pria, tubuh nya bisa terbilang mungil untuk seorang lelaki, ia dibalut dengan kemaja putih berjas casual kantoran berwarna abu-abu dengan cravat dikerah kemejanya.

Hanji sadar pria ini nampak tak asing, ia pernah melihatnya entah dimana.

Mendadak Hanji membuka dokumen miliknya, lalu menatap lama sebuah kertas yang menunjukan Biografi lengkap seorang Levi Ackerman.

"Presdir?"

Arwah pria itu begitu mirip dengan foto klien miliknya, Hanji menutup mulutnya yang terperangah, Ia tau Levi sedang koma tapi ia tidak tahu bahwa arwah Levi keluar dari tubuhnya.

"B-bagaimana anda bisa sampai disini, Presdir?"Hanji bertanya hati-hati pada sosok arwah yang ia yakini sebagai arwah dari Levi Ackerman, dirinya sudah biasa berkomunikasi dengan mahluk sejenis ini.

"Kau bodoh kah ?Dari siapapun aku hanya bisa melihatmu,"

Oh Hanji mengerti itu, para mahluk halus bukan tidak bisa melihat manusia yang normal, bagi mereka, Manusia yang mempunyai indra keenam sepertinya jauh lebih bercahaya dibandingkan manusia yang lainnya, itulah sebabnya manusia yang mempunyai indra keenam lebih sering ditakuti.

"Itu karena aku terlihat terang dimata kalian kan?"

Levi mengernyit tak suka, wajahnya mengkerut , tangannya terlipat didepan dada."Kau menyilaukan seperti matahari,"

Hanji terkekeh, kemudian perempuan itu mengenalkan dirinya, dari nama , jabatan di kepolisian serta alasan mengapa ia menyelidiki kasus Levi.

"Dengar mata empat, kau harus secepatnya menemukan bukti bahwa aset keuangan perusahaanku ada pada Kenny, sehingga aku dapat kembali dengan tenang ketubuhku,"

"Tanpa kau suruh, ini sudah menjadi tugasku, mengapa kau tidak kembali ketubuhmu sekarang? itu akan membuat semuanya menjadi lebih mudah,"

"Seandainya itu bisa, aku mungkin tidak akan ada disini,"

Hanji terdiam, otaknya mencerna perkataan Levi.

"M-maksudmu , kau tidak dapat kembali lagi ke tubuhmu?"

Levi mengangguk sekali dan itu sudah cukup bagi Hanji, benar-benar presiden direktur yang malang, mengapa ia harus mempunyai paman sejahat Kenny Ackerman.

"Komandan Erwin dan Mayor Mike langsung turun tangan atas kasus ini, kau berhutang pada mereka,"

"Aku sudah tahu hal itu,"

Hanji tersenyum, kemudian perlahan Levi menghilangkan dirinya, Hanji tidak terkejut. Nanti pasti pria bertubuh pendek itu akan kembali lagi, ia merenggangkan otot, besok ia akan menceritakan semuanya pada Erwin dan Mike. Mereka harus berterimakasih karena Hanji dikaruniai kelebihan yang dapat mempermudah penyelesaian kasus ini.

Hanji akan tidur, tapi seperti nya mereka tidak membiarkan Hanji terlelap, Hanji mendudukan dirinya dipinggiran ranjang.

"Kau masih bangun?"

Hanji tersentak, menyadari Levi yang tiba-tiba berdiri disebelahnya."Tidak, aku tidak bisa tidur,"

"Cepatlah tidur agar hari cepat berganti, besok kau harus menemui Erwin!"

Hanji tersenyum yang bagi Levi terlihat seperti orang gila, ia memandangi sekeliling, ada sekitar 3 mahluk halus dimana-mana.

Satu ada disamping kulkas, hantu itu masih muda, seperti nya bocah SMA, sedari tadi ia menatap tajam Hanji dan yang kedua ada didekat lemari Hanji, perempuan, rambutnya panjang, mata sebelah kiri mengeluarkan darah. Tangan kanan nya memegang sisir.

Dan yang terakhir ada dijendela disamping kasur Hanji, kakek-kakek tua yang membawa botol bir, setiap ia tersenyum memamerkan giginya yang hitam.

"Mereka selalu ada disini, aku jadi jarang tidur malam,"

"Tinggal tidur saja , apa susah,"

"Tidak , tidak..."Hanji melepaskan kacamatanya. Bibir bawahnya ia gigit kuat-kuat,"...Akan berbahaya jika mereka mengambil alih tubuhku,"

Levi terdiam, ekspresinya tidak bisa dibaca oleh Hanji , Levi kemudian duduk disebelah Hanji tetap dengan tangan yang masih bersedekap.

"Kau pergilah tidur! Mereka urusanku,"

"T-tapi mereka-"

"Tidak akan ada yang mau merasuki tubuh mu,"

"B-baiklah,"

Hanji merebahkan dirinya, menarik nafas panjang dan perlahan tertidur, Hanji sudah lama tidak tidur dimalam hari, ia benar-benar sangat menikmatinya.

Sedangkan Levi masih duduk dipinggiran ranjang, tatapan nya menatap tajam para mahluk halus, dengkuran Hanji terdengar dan Levi mendekatkan dirinya pada Hanji, menjadikan dirinya sebagai tameng.

"Kalian pergilah,"Tangannya membuat gestur mengusir."Perempuan gila ini butuh tidur untuk menangangi kasusku, jadi pergilah,"

Levi menatap wajah bodoh Hanji yang terlelap, seperti berbulan-bulan tidak tidur, begitu nyenyak. Levi tidak akan membuat satu hantu pun mengganggunya, Hanji adalah aset berharga yang bisa mengembalikan seluruh keuangan dan kedudukan perusahaannya.

Dan sampai pagi tiba ia tetap berada disitu, terus melindungi Hanji dari mahluk sejenis dirinya.

.

.

.

.

TBC

A/N : Masih adakah shipper Levihan disini? Atau tinggalku sendiri disini? Tidak apa-apa aku kan tetap berlayar, meski sendiri #plak

Hanya menyalurkan hobi dan ribuan sampah dalam otak dalam bentuk tulisan.

selamat menunggu snk s3 di tahun 2018

Salam Sejuta Romance