Hai!Saya Author baru di fandom ini~~ jadi salam kenal semuanya!
ini fic pertama saya jadi mohon maklum kalo ceritanya gimana gituh
review sangat dipersilakan!
happy readings!
Namanya Arthur Kirkland,Berumur 26 tahun,seseorang yang emosinya sangat mudah terpancing dan sering mengabsen penghuni kebun tebal dan aksen britishnya selalu menjadi ciri sekarang belum pernah merasakan yang namanya 'jatuh cinta' dan masih tinggal bersama orang berpendapat jatuh cinta itu hanya 'mitos'(padahal itu sama sekali bukan mitos).
Ia bekerja di sebuah kantor marketing yang tak terlalu jauh dari rumahnyanya,kira-kira 15 menit dengan kereta.
Pagi itu ia baru saja akan duduk di meja kerjanya saat ia menyadari ada sesuatu yang aneh tentang teman sekantornya yang terkenal dengan sikapnya yang agak menyebalkan—Gilbert pun menanyakan tentang Gilbert kepada Rengga Taufik—rekan kerja satu meja.
"oi,Rengga"Panggil Arthur.
"hm…."Jawab Rengga,tidak memalingkan pandangannya dari layar monitor
"Si Gilbert kenapa?"
"Oh..kalau dia sih…"Rengga memandang Gilbert dan kembali fokus ke monitor "Ia baru saja diputuskan oleh Elizaveta"
"Elizaveta Hedervary si resepsionis?"ulang Arthur,sedikit tak percaya.
Rengga mengangguk kemudian meneguk kopi yang ada di sebelahnya.
"Tapi mereka sudah pacaran hampir 5 tahun!"
"Entahlah,kalo emang bukan jodoh mau cemana lagi?hanya Tuhan yang tahu"Rengga meregangkan badannya dan menguap "dan lagi kau bilang jatuh cinta itu cuma mitos"Ia berputar-putar di kursinya.
"Well,Itu bagiku,dan hentikan itu kau membuatku pusing"
Rengga berhenti berputar-putar "Tapi…"
Arthur melirik ke Rengga "Tapi?"
Rengga melirik ke kanan dan ke kiri kemudian ia berisyarat agar Arthur mendekatkan telinganya "Gosipnya sih..kau tahu si manajer?"
"Roderich Edelstein?"
"Ya,Elizaveta sengaja mencampakkan Gilbert karena ia lebih tertarik kepada Roderich"
"Hah…dasar wanita"
Rengga kemudian berdiri,berjalan menuju ke printer—menunggu kertas yang sedang di print untuk itu ia kembali ke mejanya dan mencari hekter.
"Alamak,anak hekternya abis..Art,ada anak hekter gak?"
"gak"
"hekternya?"
"kalo gak salah kan ilang gara-gara kau!"
Rengga memandang Arthur dengan tampang 'hah?!aku?!kapan pula aku menghilangkan hektermu?!'
"Kalo gak salah si Willem ada tuh"Arthur tiba-tiba ingat kalau pemuda berambut jabrik itu mempunyai benda yang dicari oleh Rengga.
"Ah kalo dia aku ogah"cibir Rengga.
"why?"
"loh kau gak tau ya?dia melabel semua barang miliknya dari hp,tas,bahkan sampai pulpen!dan lagi ia sangat pelit"Rengga menenggelamkan kepalanya di meja.
Tiba-tiba Arthur berdiri dan berjalan menuju ruangan sebelah,saat ia kembali ia membawa sebuah hekter merah dengan label yang menempel bertuliskan nama pemuda berambut jabrik langsung mengeluh "Pasti nanti dia ke sini dan bakal marah-marah!"
Arthur hanya tersenyum "Tenang sajalahh,aku yang tanggung!"
Pemuda berambut hitam itu mengerutkan alisnya dan memandangi Arthur dengan tatapan 'apa bisa kupercayai pria ini'.Tetapi akhirnya ia memakainya juga.
Acara minjam-meminjam hekter berjalan mulus tanpa ada satupun kicauan yang memekakkan telinga karena Willem tak dari Arthur lihat,Willem dari tadi bolak-balik ke kamar ada masalah dengan perut orang Belanda itu.
"Efek Alkohol"Kata Antonio,yang tiba-tiba nongol "Semalam aku,dia,Francis,dan Gilbert pergi ke ,kau tahu…kami ingin menghibur Gilbo jadi kami memesan beberapa botol memang berkata kalau ia tak tahan dengan dia kupaksa minum"
Rengga dan Arthur hanya menyipitkan mata mereka ke Antonio.
Arthur pun menepuk pundak Antonio dan membisikkan sesuatu
"Cepat selamatkan dirimu,aku yakin ia akan segera membunuhmu setelah mualnya berakhir"
Apa yang Arthur bilang benar,sosok jabrik itu sudah keluar dari toilet dan berdiri tak jauh dari mereka mengeluarkan aura yang sangat misterius dan yang berada didekatnya pasti akan tahu sesaknya memolototi Antonio dan ia membawa sebuah cas laptop—yang kelihatannya akan digunakan untuk mencekik seseorang.
Arthur dan Rengga hanya bisa menelan ludah dan Antonio sudah pucat pasi di tempat.
Sedikit saja pergerakan di situasi ini akan membuat meledaknya perang dunia (lebay)
"Antonio lari…"Bisik Arthur kepada Antonio.
Tanpa aba-aba pemuda asal spanyol yang sangat suka tomat itu langsung berlari dengan sangat kencang,menerjang apapun yang menabrak Bella si resepsionis membuatnya terjatuh,baru menjatuhkan cangkir kesayangan Berwald,dan menabrak Vash yang sedang membawa tumpukan kertas.
Selamat Antonio kau baru saja membuat seluruh kantor ingin membunuhmu.
"Oi Arthur pulang yok,kerjaanku udah beres"Sahut Rengga,dibelakangnya tampak Antonio yang sedang dikejar-kejar seisi kantor.
"hm"
"WOI!TOLONGI AKU!"
Saya tau ini gaje :v cuma ditulis untuk menutupi stress dan mengisi waktu luang
yahh tapi kalo banyak yang suka bakal saya publish chap 2
dan di chap 2 akan saya panjangi ceritanya
thank you very much!
