KUROKO NO BASUKE TADATOSHI FUJIMAKI
RATE : T+
PAIRING : AKASHI SEIJUUROU X MOMOI SATSUKI
WARNING : TYPO, GAJE, ALUR KECEPETAN, DLL
DON'T LIKE DON'T READ
Happy Reading
Musim dingin tahun ini merupakan musim dingin yang cukup ekstrim dengan tumpukan salju lebih dari 15 centimeter dipermukaan jalan raya, bahkan ranting-ranting pohon telah beku menjadi es. Tokyo jam 7 dengan turun salju dari semalaman menjadikan kota ini terlihat seperti kota mati, jika ini adalah hari libur kerja bisa dipastikan orang-orang lebih memilih bergulung dengan selimut tebal dengan menyalakan pemanas ruangan untuk kembali tidur dengan mimpi indah sepanjang hari. Ya sepertinya hari ini hari minggu, hari dimana kantor dan sekolah libur. Tokyo akan terlihat seperti kota mati hari ini, namun peryataan itu salah ketika terlihat seorang gadis dengan rambut merah muda dengan mata yang senada dengan rambutnya sedang berusaha menerobos tumpukan salju sepanjang trotoar dengan boot berwarna merah, seperti warna syal yang melilit dilehernya dan tak lupa memakai payung berwarna putih.
Angin dingin menerpa kulit wajah lebut itu yang terlihat mulai memucat, hudung merah dengan bibir yang membiru. Terlihat sangat jelas bahwa cuaca diluar lebih tepatnya di jalanan Tokyo sedang tidak bersahabat, namun sang gadis tetap memaksakan diri menerobos yang bisa dibilang badai salju.
"…huuu…huu…" gadis itu mencoba ngehangatkan tangan dengan meniup-niup telapak tanggannya. Terlihat embun nafas dari mulut gadis itu. Sesekali gadis itu berhenti berjalan karena keseimbangan tubuhnya terganggu dengan tumpukan salju yang kian meninggi.
"Kami-sama.. aku ingin cepat sampai ke sekolah mungkin jika sudah sampai aku bisa ikut berlari kecil untuk menghangatkan tubuhku" terdengar seperti keluhan dengan sejuta harapan.
"Apa yang lain juga akan berlatih ?" gumamnya ketika mengingat hari ini hari minggu tapi ingatannya pada kata-kata sang kapten "Winter Cup akan segera dimulai, jangan sampai akhir di SMP Teiko dengan Kekalahan. Jangan lengah dengan lawan".
"aku harus bersegera tiba di sekolah, yang lain sudah pasti menunggu. Setidaknya aku bisa mengambilkan bola-bola yang jauhi lapangan dan memberi occha hangat." Gadis itu mulai bergegas berlari menerobos tumpukan salju. Namun tak lama terdengar sesuatu jatuh sangat keras.
"brukk" suara itu cukup keras. Ternyata gadis itu terjatuh berkat kecerobohannya, tidak 100% akibat kecerobohannya tapi salahkan juga salju yang menutupi jalannya sehingga permukaan trotoar yang tidak rata itu tak terlihat. Sehingga gadis cantik itu terjatuh dengan tidak elit dengan posisi tengkurap dan badannya dipenuhi sanlju.
"itaiii" jerit gadis yang masih tersungkur di trotoar bersalju dengan memegang keningnya yang memar karena membentur pembatas jalan dan kakinya terlihat derarah.
Gadis itu segera bangkit dan mencoba berjalan mendekati sekolahnya dengan sedikit tertatih-tatih.
000
Bunyi pantulan bola basket di lantai Gymnasium sekolah Teiko, kapten Teiko terlihat sedang bermain dengan bola berwarna orange itu. Bola khusus yang yang diberikan sang ibu ketika dia masih kecil, ketika ibunya masih bisa tersenyum selama menemaninya bermain dan sebelum ibunya meninggal dunia. Bola orange itu diberi inisial S yang berati Seijuurou.
Pintu Gymnasium terbuka mebuat angin dingin di luar memasuki kedalam gym sehingga helaian merah Akashi tertiup angina dingin. Dan tak lama terdengar "A-ka-shi…-ku-n" suara seorang gadis yang terdengar seperti bisikan namun masih bisa terdengar oleh Akashi.
Akashi menoleh dan "brukkkk" gadis bersurai merah jambu terjatuh di dekar pintu gym. Sontak dalam sekejap Akashi secara reflex berlari menghampiri gadis yang sudah tak sadarkan diri.
Akashi terkejut melihat luka di kening gadis itu dan segera di raih kepala gadis itu ke pangkuan di pahanya yang sengaja dengan posisi setengah duduk dengan punggung membelakangi pintu masuk "Momoi…hei momoi.." Akashi menepuk-nepuk pipi gadis itu yang telihat pucat dengan bibir yang membiru. Merasa usahanya untuk membangunkan Momoi, Akashi berinisiatif memebawanya ke ruang kesehatan. Akashi mulai bersiap untuk mengendong ala bridal style. Ketika Akashi mencoba membawanya, dalam hatinya berkata "dingin, bajunya basah dan dingin. Ini buruk dia akan terkena flu". Dengan segera Akashi membawanya menuju ruang kesehatan.
000
Beberapa saat sebelum Akashi menggendong Momoi lelaki berkacamata dengan surai berwarna hijau berjalan menuju gym. "Hari ini hari minggu, kita liat ramalan untuk hari ini." Lelaki itu terlihat fokus pada smartphonnya "Oi..oi sepertinya hari ini hari keberuntungan Sagitarius jika Sagitarius berkaitan dengan warna merah muda bahkan tertulis keajaiban cinta untuknya hari ini, sepertinya hari ini aku akan menjauhkan warna merah muda ketika bermain sogi dengan Akashi setelah latihan basket. Mungkin aku berpeluang mengalahkan Akashi." Senyuman licik terpatri di wajah cool pria berambut hijau "Kira-kira benda apa yang ada di ruanga club basket yang berwarna merah muda?" pemuda itu terlihat berpikir keras dengan tangan memegang keningnya, terlihat seperti orang yang sedang prustasi level tinggi. "Sepertinya tidak ada, tapi aku harus segera mencek ke ruangan club setelah selesai latihan."
Dilihatnya Akasih dari luar gym dengan surai merahnya terduduk di dekat pintu masuk gym. Ketika Midorima akan menyapanya "A-….." mulutnya kembali bungkam "hee… Momoi" gumamnya perlahan. "apa aku tak salah lihat itu benar Akashi dan Momoi?" kembali ia mengamati orang yang berada di dalam gym tersebut. "Keajaiban cinta, merah muda untuk Sagitarius, he ?" senyuman bangga lelaki berambut hijau. "aku tidak akan mengagalkan hari keberuntungan Akashi, akhirnya Akashi bisa menyentuh dan sedekat itu dengan wanita. Momoi, tidak terlalu buruk."
Diraihnya smartphone disakunya, mengetik sesuatu yang berisi
From : Midorima Shintarou
To : Kise Ryota, Kuroko Tetsuya, Aomine Daiki, Murasakibara Atsushi
Latihan hari ini dibatalkan karena gym terkunci dan cuaca yang ekstrim tidak memungkinkan untuk menggunakan lapangan outdoor. Kecuali kalau kalian tertarik bermain sogi dengan kapten. Ttd kapten Akashi yang telah pulang barusan. Semoga kalian masih dirumah.
Setelah selesai mengetik di tekannya menu send dan pesan itu terkirim kepada 4 rekan timnya yang dijuluki Kiseki no Sedai. Terlihat jelas Senyuman geli di balik wajah cool dari Midorima. "Selamat berkencan ria kapten kesayangan Teiko"
000
Suara derap langkah di koridor sekolah Teiko terdengar seperti langkah yang etrburu-buru. Di koridor itu Seorang pemuda sedang menggendong seorang gadis, terpancar kekhawatiran pemuda itu pada sang gadis yang tak sadarkan diri dalam gendongannya.
Di bukanya dengan sedikit kasar pintu ruang kesehatan yang sepi tak berpenghuni. Dibaringkan dengan perlahan gadis dalam gendongannya pada sebuah kasur pasien di ruang kesehatan yang berseprai putih.
"Momoi bertahanlah aku akan mengambil jerseyku untuk mengganti bajumu." Pemuda itu berlari keluar dari ruang kesehatan dengan meninggalkan gadis tak sadarkan diri terbaring menggigil kedinginan. Setelah sesuatu diambilnya dari loker ruang ganti, pemuda itu bersegera kembali keruang kesehatan dan tak lama kemudian terlihat gadis itu makin memucat.
"Aku akan mengganti baju basah itu Momoi, maafkan aku" Akashi dengan gerakan gugup mulai membuka kancing baju wanita yang terbaring di depanya. Akashi tertegun melihat dada Momoi yang bisa dikatakan proposional dan pas di genggaman Akashi yang masih terbungkus bra hitam. Akashi dengan susah payah menelan air liurnya. "Gadis bodoh di udara yang sedingin ini hanya mengenakan kemeja tipis tanpa melapisi dengan kaos" Akashi hanya brgumam sendiri pada gadis didepannya dengan muka yang sudah semerah rambutnya.
Akashi baru pertama kali melihat tubuh wanita setengah telanjang secara langsung, dan yang di lihat adalah tubuh Momoi sang Manajer tim Basket Teiko. Ketika kancing kemeja terakhir tepat di dekat celanannya, Akashi merasa sesuatu yang dingin. "Celanamu juga basah Momoi, ah utunglah aku juga membawanya". Akashi juha melepas celana jeans selutut yang dipakai oleh Momoi. Kini tubuh Momoi yang indah hanya terbalut bra dan celana dalam.
Nalurinya sbagai lelaki telah bangkit, sesuatu telah menegang di bawah sana, lelaki mana pun juga pasti akan sama dengannya jika dihadapkan dengan sebuah tubuh seksi Momoi. Hanya lelaki tak normal lah yang tidak tergoda melihatnya.
"pikiran macam apa ini, aku harus segera mengenyahkannya. Ini bukan saatnya berpikir yang tidak-tidak. Tubuh gadis itu harus segera dipakaikan baju" pikirnya memberontak nafsu yang mulai memuncak. "jika aku ingin memilikinya bukan dengan cara bejad seperti ini" janjinya pada diri sendiri.
Dengan segera Akashi memakaikan celana pada Momoi dan ketika dia akan memakaikan jerseynya, tanpa sengaja punggung tangannya menyentuh bra yang dikenakan gadis itu. "basah" gumamnya, "apa aku harus melepasnya juga ?"pertanyaan dalam dirinya. "oke, ini tak baik jika di biarkan tubuhnya sudah semakin menggigil. Aku harus melepasnya" dia meneguhkan pendiriannya untuk melepaskan bra hitam yang dikenakan Momoi.
Disentuhnya dada Momoi yang empuk dan halus itu untuk mencari-cari cara membuka bra itu. "Bagaimana cara melepaskan benda ini di dadanya".
Akashi yang terkenal dengan jenius dan sempurna ternyata cukup polos dalam hal wanita, "Aku harus segera membukanya, ahh mungkin dengan menggunting benda itu" ide begitu saja keluar dari otaknya. Dengan tanpa ba bi bu lagi Akashi mencari gunting di laci-laci ruang kesehatan itu dan mendapatkan benda itu.
"ah ternyata ada, Maaf Momoi sepertinya aku akan menggunting benda yang menempel pada dadamu itu, tapi aku takan melukaimu. Aku akan melakukannya dengan hati-hati" Akashi mulai mengguntingi bra yang dikenakan oleh Momoi.
Dengan susah payah Akashi mencoba menelan salivanya. Dengan cepat bra Momoi disingkirkannya "Dada Momoi sangat menggemaskan" gumamnya yang langsung menutupi tubuh momoi dengan jerseynya.
Ditangannya tergantung bra milik Momoi, diamatinya bra tersebut sampai "oh ternyata di belakang ya cara membukanya" senyum bahagia muncul di wajah Akashi ketika menemukan pemecahan masalah tentang cara membuka bra.
Wajah masih tersenyum bahagia karena telah menemukan cara membuka bra Akashi langsung membawa kotak obat, di bersikan luka di kening gadis itu secara perlahan, dengan sangat hati-hati dengan meniup-niup kening gadis yang terluka untuk meredakan sakitnya lalu di tempelkannya plester menutupi luka memear yang sedikit mengeluarkan darah. Kemudian diliriknya juga lutut yang berdarah.
"Hei Momoi sebenarnya apa yang terjadi sehingga kau luka seperti ini?" pertanyaannya pada Momoi yang masih tak sadarkan diri. Merasa jadi orang terbego, Akashi menepuk jidatnya sendiri dan menggelengkan kepala. Tanpa banyak bicara Akashi mengobati luka di lutut Momoi.
"Akhirnya pengobatan luka selesai dan sekarang tinggal mencari benda untuk mengompres keningnya yang panas tinggi itu." Akashi cukup cekatan merawat luka-luka pada tubuh Momoi.
Sebelum keluar untuk membawa air untuk mengompres kening Momoi, Akashi mengamati wajah Momoi, pada saat itu lah Akashi mengakui kecantikan pada Momoi, di amatinya wajah itu dari dekat, mulai dari mata, hidung dan bibir. Akashi bergumam "Momoi ternyata kau secantik ini jika di lihat dari dekat, pantas saja yang lainnya menyukaimu. Dan andai saja kau tidak menyukai Tetsuya mungkin aku akan berusaha memperjuangkanmu. Ya semenjak kelas 1 dan kita sekelas aku suka padamu Momoi, ah biarkan aku memanggilmu Satsuki untuk kali ini saja. Satsuki aku mencintaimu," jarak terputus dengan lumatan halus dibibir Momoi.
"A-Akashi-kun…" Momoi membuka matanya ketika Akashi telah pergi mengambil air untuk mengompres Momoi
"Apakah itu nyata Akasi-kun" Gumamnya sambil memegangi bibinya tang masih basah akibat lumatan Akashi.
Bebrapa saat kemudian Akashi kembali dengan membawa baskon yang terisi air. Namun alangkah kagetnya Momoi sudah sadarkan diri dan sedang terisak "Momoi kau…Mo—"
"Akashi-kun" Momoi memotong kata-kata Akashi "A-Akashi-kun Aku….."
TBC
Hallo reader, yuuki kembali menulis fic seperti fic yang sebelumnya pairingnya emang ekstrim gunain pair momoi dan Akashi karena yuuki suka. Kalau reader suka kasih review ya biar yuuki tau bahwa fic yang yuuki buat di baca dan yuuki mengharapkan masukan-masukan dari para reader, so tulis review nya ya :-)
Terimakasih selalu memberi semangat yuuki untu tetap belajar menulis.
