Main Cast : Baekhyun, Chanyeol,

Sehun, Luhan, Kris, Tao, Kai,

Kyungsoo.

Length : ?

Genre : Romance, Hurt/Comfort,

School life

Rating : T to M

WARNING!

YAOI! BoyXBoy, Boy's Love. DLDR.

Don't Bashing. Out of Characters.

Typo(s).

LOVE LETTER

Summary : Baekhyun kalah taruhan dengan Luhan. Sebagai hukumannya, pemuda bermata rusa itu meminta Baekhyun untuk mengantarkan surat cinta yang dibuatnya untuk Chanyeol, si kapten basket sekolah yang populer itu. Tapi kenapa malah Baekhyun yang terseret masuk ke dalam kehidupan Chanyeol dan menjadi kekasihnya?

lateauntumn©Love Letter

.

.

.

.

"Luhan hyung~, kenapa harus aku yang melakukannya?" rengek Baekhyun.

"Terima saja! Kau kan sudah kalah taruhan dariku!" sinis Luhan seraya meletakkan surat kecil berwarna baby blue itu ke tangan mungil Baekhyun.

"Ish! Kau yang menyukainya tapi aku yang repot," sungutnya.

"Kau mau mengantarkan suratnya atau menjadi budakku dua minggu?"

"Aish, baiklah! kuantar, puas?"

.

.

.

.

.

Seorang pemuda bertubuh mungil itu tengah melangkah melewati koridor kelas dengan wajah bersungut-sungut. Bibir merah mungil seperti cherry miliknya mengerucut sebal. Di tangan kanannya menggenggam sepucuk surat berwarna baby blue yang terbungkus rapi. Mata cantik berhiaskan eyeliner hitam pekat itu sesekali tampak melirik ke area sekitarnya yang cukup ramai karna ini memang jam istirahat untuk para penghuni Seoul International High School.

Langkahnya terhenti saat sosok yang sedari tadi dicarinya tengah berada di balkon atas lantai dua, sibuk bercanda bersama teman-temannya. Dia mendengus sebal. Ck! Benar-benar menyusahkan harus susah-susah menaiki tangga hanya untuk menyerahkan surat ini pada orang itu.

Beberapa siswa yang dilewatinya sengaja menghentikan aktifitas mereka hanya sekedar untuk menyapanya dan hanya dibalas oleh senyuman seadanya dari pemuda itu.

Ck! Siapa yang tak kenal dengan Byun Baekhyun? Pemuda manis yang menjadi ketua dari Hapkido club di sekolah ini memang tak diragukan popularitasnya. Jangan terkecoh dengan tampang polos dan perawakan tubuhnya yang mungil itu. Nyatanya, Baekhyun sudah berpuluh-puluh kali memimpin club sekolahnya itu untuk bertanding melawan club dari sekolah lain yang menantangnya dalam ajang tanding persahabatan. Apalagi ketua mereka yang dipandang remeh karna wajahnya yang terlalu cantik dan badannya yang terlihat lemah untuk ukuran seorang pria.

.

.

"Park Chanyeol!"

Laki-laki bernama Chanyeol itu sontak menghentikan obrolannya dengan Sehun dan menoleh ke sumber suara. Di dapatinya seorang namja dengan wajah terlalu manis berdiri 3 meter di hadapannya. Pemuda bertubuh tinggi itu mengernyitkan alisnya, heran dengan kedatangan Baekhyun yang tiba-tiba saja memanggilnya, mengingat sebelum-sebelum ini mereka tak pernah bertegur sapa satu sama lain.

Baekhyun melangkah perlahan, dadanya yang rata itu sedikit membusung dan punggungnya jadi lebih tegak. Entahlah, melihat pria bermarga Park dari jarak dekat ternyata membuat kepercayaan diri Baekhyun sedikit surut. Lihat saja tubuh namja itu yang err..sedikit lebih berisi. Kembar onyx kelamnya tersorot dingin, terbingkai sempurna dengan alis tebalnya yang menukik tajam. Hidung yang terpahat sempurna, kulit wajah bersih tanpa cacat, dan ugh! Apel merah yang baru saja berucap "Ya?" itu menggodanya telak!

Damn! Sadar Baekhyun!

Tak ada yang tau bahwa sedari tadi Baekhyun menahan nafas di setiap langkahnya. Ototnya terasa lemas dan tenggorokannya tercekat. Semakin mendekat, sosok di hadapannya yang berdiri dengan kedua tangan menyusup di sela saku celananya semakin tampak sempurna. Tubuh tinggi, tegap sempurna dengan rambut coklatnya yang terlihat sedikit acak-acakan membingkai paras tampannya. Membuat Baekhyun tanpa sadar menelan salivanya karna merasa penampilan pemuda di hadapannya itu terlihat manly dan keren.

Dalam hati Baekhyun merutuk, protes pada Tuhan karna pemuda itu dianugerahi paras yang begitu lelaki, sementara dirinya harus terjebak di dalam tubuh berparas cantik. Huh! Dia ini namja! Dan kelakuan bengalnya juga membuktikan dia namja tulen. Tapi, beberapa namja yang tak mengenalnya kerap kali menyangka dia seorang yeoja. Di mata para namja-namja itu, Baekhyun tampak seperti seorang gadis tomboy yang cantik dan tampak menggemaskan.

Hell! Membuat Baekhyun harus membentak mereka dan membuktikan kalau dia juga namja, sama seperti mereka. Kadang dia pun sampai harus menarik tangan namja-namja itu untuk menyentuh tenggorokannya, memberitahukan bahwa dia juga punya jakun yang sama dengan milik mereka. Ck! Menyusahkan!

.

.

Baekhyun menyodorkan surat yang sedari tadi berada di tangannya pada pemuda itu.

.

.

"Untukmu!" ucapnya singkat.

"Untukku?" Chanyeol balik bertanya.

.

.

Yeah, tentu saja dia bingung. Seorang Byun Baekhyun mendadak memberikan dia surat. Dan tentu saja ini sangat terasa awkward mengingat mereka tak pernah saling kenal sebelumnya.

Seakan mengerti tatapan aneh Chanyeol padanya, Baekhyun buru-buru menambahkan.

"Jangan salah paham! Itu surat dari kakakku. Dia tak berani memberikannya langsung padamu."

"Kakakmu? Siapa?"

"Maksudmu Luhan?"

Sehun balik bertanya. Ya, Sehun cukup mengenal Luhan mengingat mereka berada dalam satu klub yang sama, dance club. Dan Sehun juga tau bahwa Luhan punya adik yang setingkat di bawahnya, Baekhyun, yang terkenal sadis jika sudah 'bertarung'.

"Memangnya aku punya kakak berapa?" ketus Baekhyun memutar bola matanya jengkel.

Chanyeol membulatkan bibirnya, mengerti akan maksud Baekhyun. Diraihnya surat yang terulur di tangan pemuda bersurai magenta itu hingga surat biru beraroma blossom itu berpindah ke tangannya. Sesaat Chanyeol hanya menimang dan membolak-balikan surat itu tanpa maksud.

.

.

"Boleh kubuka sekarang?"

"Memang apa peduliku? Sudah ya, aku masih ada urusan lain,"

Dan Baekhyun pun beranjak pergi dari sana, sementara Chanyeol yang sudah paham apa isi dari surat ini buru-buru membukanya dan mulai membaca untaian kata yang terukir di sana.

Awalnya namja tampan itu tersenyum ringan, tapi begitu sampai di akhir, matanya sontak membulat, terbelalak lebar tak percaya. Detik berikutnya ekspresi tersebut berubah jadi seringaian yang janggal lalu pemuda itu terkekeh cukup keras.

Sehun, pemuda yang semula hanya diam kini mulai mengernyit penasaran. Dia menatap sunbae-nya sebentar lalu beralih menatap punggung sempit Baekhyun yang berjalan ke arah tangga.

"Hyung, kenapa reaksimu seperti itu? Apa isinya?" tanya Sehun penasaran.

.

.

Chanyeol hanya menatap Sehun dengan ekspresi yang sulit untuk diartikan lalu pandangannya berubah menatap ke arah kepergian Baekhyun.

"Baekhyun~ssi!" panggil Chanyeol cukup keras.

Pria yang baru saja akan menuruni anak tangga terpaksa berhenti dan menoleh dengan enggan ke sumber suara.

"Wae?" sahutnya malas.

"Kau yakin surat ini dari kakakmu?" tanya Chanyeol dengan senyum ganjil.

Menyadari ada yang tidak beres, Baekhyun segera berucap membela diri.

"Tentu saja! Pagi ini dia

menyerahkannya padaku dan aku yakin yang ada di tanganmu sekarang adalah surat yang sama."

Chanyeol tersenyum, yang menurut Baekhyun seperti sedang mengejeknya.

.

.

"Tapi disini tertulis dari Byun Baekhyun,"

.

.

Mata penuh binar bintang itu membulat tak percaya. Mana mungkin! Jelas-jelas pagi tadi Luhan merengek padanya -bahkan mengancamnya- memintanya untuk menyampaikan surat cinta ini ke tangan Chanyeol karena Baekhyun kalah bertaruh saat mereka bertanding game kemarin.

Dan Baekhyun juga tau, hyung-nya yang menurutnya agak aneh itu memang sedikit freak soal Chanyeol, kapten basket sekolah yang tak diragukan lagi kesempurnaannya itu -kata Luhan tentu saja-. Baekhyun bahkan bersumpah jika Luhan selalu membangga-banggakan Chanyeol di depannya hingga dia merasa muak mendengarnya.

Jadi, mana mungkin? Apa Luhan sedang berniat untuk mengerjainya? Sial sekali! Kalau sampai hal itu memang benar, hell yeah! Baekhyun bersumpah benar-benar akan mencekik leher hyung satu-satunya itu.

.

.

"Tidak mungkin!"

"Kau tak percaya? Lihat saja sendiri!"

Chanyeol mengacungkan surat biru itu di ujung jarinya. Baekhyun yang merasa jengah akhirnya memilih berbalik dan merebut surat itu dari tangan pemuda tinggi itu. Dan detik itu juga, mulutnya langsung menganga lebar.

.

.

"Jadi, Baekhyun~ssi! Selama ini kau diam-diam menyukaiku, eh?" tanya Chanyeol lirih, sedikit menunduk agar bibirnya tepat berada di depan telinga pemuda yang lebih rendah darinya itu.

"Yak! Tidak, tidak! Aku sedang dijebak, ck! Ini tidak benar!" repet Baekhyun. Sedikit merasa tidak nyaman karna hembusan nafas Chanyeol yang hangat menerpa kulit area telinganya yang sensitif. Oh, dan jangan lupakan suara berat pemuda itu yang terdengar...

.

.

"Ck! Jangan berdalih! Jadi tingkah bengalmu selama ini hanya untuk menarik perhatianku, eh?"

"Da..dapat pemikiran dari mana kau?" Baekhyun mulai gugup ketika Chanyeol dengan mendadak menarik kedua bahunya agak mereka saling bertatapan satu sama lain. Dan, shit! Mata kelam itu, bagaimana bisa tampak begitu menjerat?!

.

.

"Tertulis dengan jelas disana." jawab Chanyeol santai.

"Park Chanyeol! Ma..mau apa kau?" gertak Baekhyun, panik ketika pemuda itu mendorongnya ke belakang hingga punggung sempitnya menabrak tembok di sisi balkon. Kedua tangan pemuda yang lebih tinggi itu merangkak turun ke sisi lengan Baekhyun, memenjarakan tubuh kurusnya.

Lagi-lagi Chanyeol terkekeh. Mendapati wajah pemuda di hadapannya tengah bersemu merah, siapa yang tak akan gemas. Niat menggodanya pun mendadak timbul.

.

.

"Aku? Kau tidak mau mendengarkan jawaban dariku?" Chanyeol mendekatkan wajahnya hingga hidung mancung miliknya nyaris bersentuhan dengan hidung Baekhyun.

Pria berdarah O itu meronta sekuat tenaga. Tak mau keadaan ini semakin mengintimidasi kewarasannya. Hell! Bagaimana mungkin jantungnya berdetak jadi begitu cepat karna berhadapan dengan pemuda yang demi apapun, baru dikenalnya hari ini.

"Ja..jangan macam-macam kau!"

Shit! Bahkan suaranya pun mengkhianatinya! Kenapa nada bicaranya jadi bergetar? Uh, ayolah! Ini benar-benar tidak wajar!

"Tatap mataku, Baekhyun~a!" perintah suara lembut itu dengan tegas.

'Tidak mau! Matamu berbahaya untuk kewarasanku!' jerit Baekhyun dalam hati. Tak kuat jika sampai kalimat itu terucap dari cherry merahnya.

Ah! Sial! Kenapa dia baru menyadarinya? Kakaknya, Luhan, bukankah selalu ribut masalah Baekhyun yang tak pernah punya kekasih? Dan, ck! Harusnya Baekhyun ingat bahwa anak sial itu pernah berucap bahwa dirinya itu terlalu manis, bahkan melebihi dirinya. Dan pemuda bermata rusa itu pernah bilang, satu-satunya yang cocok untuk Baekhyun itu hanya dia, pemuda dengan ketampanan di luar batas.

Baekhyun benar-benar tidak habis pikir bahwa kakaknya akan benar-benar melakukan ini padanya. Catat! Pada adiknya sendiri!

Dia tega sekali menyerahkan Baekhyun pada pemuda ini, yang Baekhyun baru tau bahwa pemuda ini begitu mengerikan dengan segala pesona-nya.

.

.

Baekhyun memilih untuk memejamkan matanya saja, meredamkan semua kekalutannya dan menghindari kontak mata yang membuat kewarasannya dipertanyakan. Tidak kuat jika harus tenggelam dalam pesona dua onyx kelam itu lagi.

Terdengar suara orang mendecak dan detik itu juga Baekhyun merasakan sesuatu yang hangat dan lembut mendarat di cherry-nya. Awalnya bergerak pelan, mencoba merengguk manis dari bibir mungil itu. Tapi semakin lama, ciuman itu semakin liar dan terasa menuntut, mendesak cherry-nya untuk membalas cumbuan-cumbuan pria berdarah A itu. Dan diluar akal Baekhyun, tanpa sadar dia membalas ciuman Chanyeol dan mengimbangi permainannya.

Tanpa Baekhyun sadari, Chanyeol menyeringai di sela-sela ciuman mereka.

Beberapa detik kemudian, tautan itu terlepas. Menyisakan Baekhyun yang masih terpejam dengan nafas yang terengas sementara Chanyeol menarik tubuhnya sedikit menjauh dari namja cantik itu, memberinya sedikit ruang.

Binar berbingkai eyeliner itu terbuka perlahan. Manik berkilaunya mengerjap beberapa kali sebelum manik cantik itu bertegur sapa dengan onyx kelam namja tampan itu.

Darah Baekhyun terasa mengalir lebih deras, naik ke atas hingga sampai berkumpul di wajahnya. Pipinya terasa memanas hingga panas itu semakin menjalar ke sisi telinganya. Hanya karna mengingat kejadian yang terjadi beberapa detik yang lalu, mampu memporak-porandakan kerja organ-organ vitalnya seperti ini? Ini memalukan!

.

.

Baekhyun merutuki tingkah bodohnya tadi dan terus-terusan mengumpat, betapa konyolnya dia hingga mau-maunya masuk ke perangkap namja tampan itu.

.

.

"Kurasa, kau sudah tahu apa jawabanku."

Chanyeol menyusupkan kedua telapak tangannya ke dalam saku celananya. Apel merah yang baru saja menggoda cherry milik Baekhyun itu tertarik ke atas di salah satu sudutnya, menciptakan seringaian mengejek tapi juga terkesan manis.

"Dan aku juga sudah tau seperti apa perasaanmu padaku sebenarnya."

Baekhyun menundukkan kepalanya kian dalam. Tangannya terkepal sementara kepalanya yang ditumbuhi surai halus berwarna magenta itu menggeleng keras, mencoba menolak sebuah kenyataan yang baru saja diketahuinya. Dia baru saja masuk dalam perangkap pemuda bermarga Park itu.

.

.

"Tidak! Ini salah! Ini tidak benar!" racau Baekhyun tak terima. Kepalanya terangkat untuk menatap sosok sempurna itu.

"Aku dijebak Luhan!" teriaknya frustasi. "Dan demi Tuhan, aku tak mau menjadi kekasihmu. Memangnya siapa kau berani memutuskan seenak kepalamu, dasar tiang listrik!"

.

.

"Well, kau tak punya pilihan sekarang. Atau kau mau surat ini kupajang di mading sekolah, tuan Byun?"

"Andwae!" jerit Baekhyun frustasi. Baekhyun bersumpah jika isi surat yang Luhan tulis itu benar-benar memalukan dan bukan gaya Baekhyun sama sekali.

"So, Byun Baekhyun, kau sekarang kekasihku. Sudah beruntung aku tidak menolakmu, sayang," Chanyeol menyunggingkan seringaiannya yang membuat Baekhyun bertambah frustasi.

"Jangan memanggilku dengan panggilan nenjijikkan itu! Dan aku bukan kekasihmu!"

"Sudahlah~ aku lapar. Temani aku makan sekarang. Kajja, Sehun~a!"

Chanyeol menyusupkan jemarinya ke sela jemari Baekhyun dan menggenggamnya erat. Menarik tangan pemuda itu mengikuti langkah kaki-kaki panjangnya.

'Demi Tuhan, Luhan! Akan kubunuh kau kalau aku berhasil menemukanmu!'

.

.

.

.

.

END or TBC? Tergantung respon ya~ kalo mau lanjut kubikin chapter dan kutambahin beberapa couple biar rame~

Kamsahamnida~~