Title: Beautiful Affair

Cast: Lee Haechan , Mark Lee, etc.

Genre: Romance, Drama

DON'T LIKE DON'T READ! DON'T COPY MY STORY

Cinta adalah struktur rasa tak kasat mata. Membuat orang merasakan perasaan yang berbeda. Entah itu baik maupun buruk. Persepsi orang tentang cinta berbeda-beda namun dengan inti dan perasaan yang sama. Mampu membuat orang dungu menjadi orang yang super peka. Membuat orang baik menjadi buruk dimata orang.

Itu juga yang terjadi pada Haechan. Gadis manis yang mempunyai rasa cinta terhadap calon tunangan kembarannya sendiri, Mark Lee.

Haechan tau bahwa ia bersalah. Ia berdosa telah memiliki rasa indah pada calon tunangan kembarannya, Jaemin. Tapi, Haechan seakan dungu dengan kenyataan tersebut. Kenyataan bahwa Jaemin akan memiliki Mark seutuhnya membuatnya seakan tidak waras.

Tunggu dulu, jangan salahkan Haechan.

Haechan, Jaemin, Mark, dan Jeno adalah teman sejak kecil. Mark dan Jeno cenderung lebih dekat dengan Haechan. Bukan karna apa-apa.

Haechan kecil adalah anak yang aktif. Baik dalam komunikasi maupun tingkah. Haechan dan Jaemin memang kembar tidak identik. Tapi, tak membuat sikap dan pembawaan mereka sama.

Jaemin, ia cenderung kalem dan anggun, sehingga orang yang mendekati akan segan. Ia memiliki wajah yang cantik. Memiliki pembawaan yang tenang.

Berbeda dengan Haechan, ia cenderung bar-bar. Tapi, Haechan memiliki aura yang kuat. Aura yang mampu menarik orang disekitarnya untuk mendekat. Aura menyenangkan. Jika Jaemin memiliki wajah yang cantik, maka Haechan memiliki wajah yang manis serta kulit tan yang eksotis.

Jaemin kecil suka bermain boneka. Sedangkan Haechan, Mark dan Jeno tidak suka bermain dengan benda menggemaskan tersebut. Mereka bertiga suka berlari.

Tidak ada keadilan yang adil di dunia ini. Itu juga yang terjadi pada Haechan. Jaemin terlahir lebih lemah darinya membuat kedua orangtua mereka lebih mementingkan Jaemin. Apapun yang Jaemin minta akan mereka kabulkan. Haechan lebih banyak mengalah. Ia diam tapi bukan berarti tak sakit hati.

Perlakuan kedua orangtua mereka terlihat sangat jelas. Mereka mementingkan kebahagiaan Jaemin. Sedangkan, kebahagiaan Haechan hanya nomor sekian bagi mereka.

Hal itu, yang membuat Jeno dan Mark lebih dekat dan melindungi Haechan dari apapun yang menganggunya.

-Beautiful Affair-

Saat beranjak dewasa mereka berdua tumbuh semakin berbeda. Jaemin tumbuh menjadi remaja cantik dengan kepintaran dibidang akademi. Haechan menjadi remaja manis dengan tubuh seksi dengan kepintaran dibidang seni.

Sejak kecil Mark memiliki perasaan lain pada Haechan. Haechan 'pun sama. Jeno mengetahuinya tapi ia diam saja. Tak ingin mencampuri urusan rumit mereka berdua.

Beranjak dewasa, mereka semakin dekat. Seperti tidak ada penghalang apapun. Yeah, walaupun hubungan mereka hanya sahabat.

Haechan sudah tinggal diapartemen sejak masuk Senior High School. Kemarin malam, ibunya menelpon untuk makan malam besok. Tentu saja ia mengiyakan.

Haechan sudah siap berangkat dengan dijemput Jeno, entah kenapa Jeno ikut Haechan tak ambil pusing dengan itu. Ia siap dengan dress putih selutut. Dress yang simple tapi cocok dengan Haechan.

Pada pukul 7 malam semua orang sudah menempati tempat duduk masing-masing. Haechan bingung. Mengapa banyak orang yang ada dirumahnya. Ada orangtua Mark, orangtua Jeno, kakek neneknya bahkan juga datang. Tidak biasanya, pikir Haechan.

Makan malam terjadi sangat hening, hanya ada dentingan sendok yang beradu dengan piring. Setelah makan mereka mulai membicarakan sesuatu.

"Kami sudah merencanakan ini sejak kalian kecil. Kumohon kalian menerima ini dengan senang. Kami akan memutuskan bahwa Mark dan Jaemin akan bertunangan. Waktu dan tanggal masih kami perhitungkan."

Ayah Haechan berkata dengan tenang dan to the point. Haechan merasa jantungnya seakan dicabut, dan dikoyak dengan paksa dari tempatnya. Haechan tak sanggup mengangkat kepala untuk melihat respon semua orang.

Disisi lain, Mark menatap Haechan yang tengah menundukkan kepalanya. Ia juga sama sakitnya dengan Haechan. Tapi, ia tak diam saja tak tau harus berbuat apa.

Jeno juga melihatnya. Melihat Haechan yang rapuh menundukkan kepala. Meski tanpa pernyataan Jeno tau sebesar apa perasaan Mark dan Haechan. Jeno heran, mengapa Mark diam tanpa perlawan. Jeno melihat kearah semua orang. Semua tersenyum bahagia dan terlarut dalam kebahagiaan. Termasuk Jaemin, yang menatap kearah Mark dengan senyum malu-malu dengan pipi merona merah.

Saat semua orang larut dalam obrolan ringan mengenai pertunangan Mark dan Jaemin, tak ada yang melihat kearah Haechan kecuali Jeno dan Mark. Jeno berjalan pelan kearah Haechan.

"Hei, berilah ucapan selamat pada Jaemin. Kita akan segera pergi dari sini."

Jeno berbisik pada Haechan. Jarak mereka sangat dekat. Jeno melihat kearah Mark yang mengepalkan tangan, kemudian ia menyeringai pada Mark.

Haechan seakan kosong. Saat Jeno berbisik padanya, ia mendongak melihat wajah rupawan Jeno. Membuat posisi mereka sangat intim, dengan bibir yang hampir bersentuhan.

Haechan kemudian mengangguk. Segera berdiri lalu berjalan kearah Jaemin. Haechan memeluk Jaemin dari belakang dan mengucapkan selamat.

Jaemin membalik badan dan segera memeluk saudara kembarnya tersebut. Mereka berdua menangis, dengan tangisan yang berbeda tentu saja.

Jeno dan Mark melihat betapa rapuh Haechan mengucap selamat pada Jaemin. Setelah Haechan melepas pelukan mereka, Jeno segera menghampiri Haechan dan mengusap airmatanya, semua itu tak lepas dari pandangan Mark.

Semua orang ikut dalam euforia yang diciptakan Haechan dan Mark. Ibu mereka bahkan juga ikut menitikkan air mata haru. Berbeda dengan air mata Haechan.

"Enough, dear. Don't cry. Jeno yang tampan disini"

Ucapan Jeno membuat gelak tawa seluruh ruangan kecuali Haechan dan Mark tentu saja.

"Semuanya, aku akan mengantar Haechan pulang. Menghabiskan malam panjang dengan Haechan juga terdengar menyenangkan. Hahaha"

"Yakk, apa maksudmu anak nakal? Jangan melakukan hal aneh pada Haechan, huh."

Ucapan Jeno segera dibantah oleh ibu Jeno sendiri, membuat seisi ruangan tertawa.

Setelah Haechan dan Jeno berpamitan pulang, keduanya bergegas pergi meninggalkan ruangan penuh luka bagi Mark dan Haechan.

-Beautiful Affair-

Setelah menangis didalam mobil Jeno. Haechan meminta untuk diantar pulang ke apartemen. Haechan menolak untuk ditemani Jeno, ia ingin menangisi kemalangan hidupnya sendiri. Haechan kalut, mengapa kesedihannya sampai seperti ini. Disaat seperti ini, ia selalu teringat perlakuan kedua orangtuanya yang mengutamakan Jaemin dibanding dirinya.

Haechan meringkuk sambil menangis terisak diatas ranjang miliknya. Tak mendengar ketukan pintu pada yang memekakan telinga.

"Haechan, buka pintunya! Atau akan kudobrak pintu sialan ini"

Haechan mendengarnya. Mendengar suara seseorang yang dicintainya.

Haechan semakin meringkuk. Ia sedang tidak ingin menemui dan ditemui siapapun, sekalipun itu Mark.

Brak!

Pintu apartemen Haechan didobrak paksa oleh Mark. Mark sudah tidak peduli apapun. Ia hanya ingin bertemu Haechan-nya.

Mark langsung menyingkap selimut yang menutupi Haechan dengan kasar.

"Hiks.. Pergi dari rumahku, brengsek"

Haechan memukuli Mark yang hendak memeluknya. Tapi, tenaga Mark dengan tenaga Haechan memang tidak sebanding. Mark memeluk Haechan erat. Haechan sudah berontak tapi percuma, tenaga Mark seperti monster.

Setelah Haechan berhenti berontak. Mark melonggarkan pelukannya dan merebahkan Haechan pada ranjangnya. Mark juga ikut menidurkan diri bersama Haechan.

"Dengarkan aku, Haechan"

Haechan tak merespon tapi ia semakin meringkuk ke dalam dada bidang Mark yang nyaman.

"Aku mencintaimu, kau juga mencintaiku. Jangan dengarkan tentang omong kosong orangtua kita. Kau milikku, hanya milikku. Haechan milik Mark. Begitu juga sebaliknya. Jangan pernah berfikir untuk tidak mencintaiku lagi. You're mine, Haechan."

Mark sudah tidak waras mungkin. Karna sekarang Mark mencium mesra bibir Haechan. Haechan juga tak menolak. Tangan Mark juga tak diam, ia meremas dada sintal milik Haechan.

"Eungghh" Haechan melenguh keenakan. Keduanya tidak ada yang ingin berhenti. Mereka ingin saling memiliki.

Mereka ingin bahagia. Hanya berdua.

TBC

JANGAN LUPA RnR, yaaaa

SEE YOU NEXT CHAP