Koihana

( Dark Flower : Bloom in the Rain )

Disclaimer : i do not own Bleach, it's belong to Kubo Tite.

Chapter 1 : Lilac

Secangkir susu hangat dan selimut tipis bermotif biru kotak-kotak telah merekahkan sebuah perasaan sayang dalam diri Hisana dan Rukia. Hujan dan angin kencang tak akan menusuk tulang mereka yang kurus, gelegar halilintar tidak akan memunculkan mimpi buruk di tiap malam lagi. Di dalam rumah yang besar dan indah ini mereka seakan lahir kembali menjadi manusia yang sesungguhnya.

"Rukiaaa.. ayo cepat ini sudah kurang 15 menit lagi sebelum bel tutup sekolah. Jangan sampai kau di skors gara-gara telat kali ini." Hisana sibuk berkutat di meja makan menyiapkan sarapan.

"Yaa nee-chan" Dasar ibu ibu berisik.

Dengan tergesa-gesa Rukia menyiapkan barang-barang untuk dibawa ke sekolah dan berlari menuju ke meja makan untuk menyambar roti isi telur dan sosis buatan Hisana. Namun ternyata tangan Hisana jauh lebih cepat, ia menangkap tangan Rukia dan menahan tubuhnya.

"Doa"

Rukia bersiap mengambil roti isi dengan tangannya yang tidak di tahan Hisana.

" D O A" Tatapan dan nada suara Hisana persis dengan aktris film horror yang dibuat versi hollywoodnya.

"Kamisama terimakasih un.." Rukia beringsut duduk di kursi setelah kalah dengan sinar ultra red yang terpancar dari mata Hisana.

"Rukia, dengarkan kakak. Kita harus selalu ingat bahwa yang kita nikmati hari ini berasal dari kebaikan beliau dan jangan pernah lupa berterima kasih atas kebaikan yang sudah diberikan keluarga Ku.." ceramah Hisana terhenti saat ia melihat Rukia menutup matanya dan menangkupkan kedua telapak tangannya di depan dada.

" Kami-sama, terima kasih untuk kebaikan tuan Isshin dan nyonya Masaki sekeluarga, semoga mereka selalu sehat dan bahagia. selamatmakan" Rukia mengucap doanya penuh kesungguhan dan syukur, namun tidak dengan salam makannya.

Rukia segera memasukkan roti isi itu dalam mulutnya, berdiri dan membungkuk pamit pada Hisana. Rukia melangkah dengan cepat kearah pintu keluar dan mendorong sepedanya yang terparkir manis di situ.

Dasar nee-chan, aku selalu bersyukur dan berdoa untuk keluarga Kurosaki setiap saat, bukan saat mau makan atau mau tidur saja.

Aku benar-benar bersyukur dan berterima kasih pada keluarga Kurosaki dari hatiku yang terdalam. Mereka membuatku merasakan kebahagiaan, memberiku kehangatan, kasih sayang dan..

"Rukiaaa, cepat kesini! tangan dan kaki'ku sudah pada pegal semua!"

Rukia menoleh kearah orang itu lalu dengan cepat mengayuh sepedanya kearah orang yang mukanya di tekuk itu.

"Pe-er'nya sudah di buatkan?"

Rukia mengangguk.

"Karya tulis sains dari Kurotsuchi-sensei sudah selesai?"

Rukia mengangguk.

"Bekal buatan Hisana-san?"

Seketika tubuh Rukia kaku, ia hanya bisa menggeleng takut.

"APAAA? Bodoh amat sih kamu ini. Keterlaluan. Tiap pagi baru bisa jadi pagi yang indah kalau sarapan makanan yang dibuatkan Hisana-san yang cantik."

Rukia hanya bisa menunduk lebih dalam dan membuat jarak menjauh dari orang yang sekarang melotot kearahnya.

"Hei!"

Orang itu melemparkan tasnya pada Rukia yang sigap menangkap dan berjalan untuk duduk di sadel belakang sepeda Rukia.

"Ayo cepatt! ini sudah kurang 13 menit lagi sampai bel tutup sekolah. Cepatt!"

Rukia bergegas menaruh tas di pelukannya ke keranjang depan sepeda dan mengayuh pedah-pedal sepedanya sekuat tenaga. Namun membawa penumpang laki-laki bertubuh tinggi tegap dan berambut terang senyala matahari tentu tidak mudah.

"Cepat Rukia! Jangan sampai aku menghukummu karena terlambat"

"Ya Ichigo" ujar Rukia pelan.

cinta yang manis walau tidak berbalas.

Tbc...

Read and Review ya