Miss Wuhan present
Tittle : This Is Our Destiny
Author : Miss Wuhan
Cast : Do Kyungsoo and Kim Jongin
Pair : Kaisoo
Genre : You will find it
Length : Chaptered
Rated : M
Warning : Typos, OOC, GS (Gender switch for Kyungsoo), It's just a fanfiction
Happy Reading
Chapter 1
23.45 Seoul, Korea Selatan
Wu Company
Terdengar suara derap langkah kaki seorang namja di koridor lantai 7 Wu Company. Jam sudah menunjukkan hampir tengah malam, tentu saja salah satu perusahaan terbesar di Korea Selatan tersebut sudah sepi. Hanya segelintir orang saja yang masih berkeliaran di perusahaan ini. Dengan gaya yang maskulin dia melangkah dengan seluruh kepercayaan diri yang dimilikinya. Tentu saja dia merasa percaya diri dengan ketampanan di atas rata – rata dan tatapan tajam yang menjadi magnet yang menarik orang – orang untuk terpana kepadanya. Meskipun koridor ini sepi, tetapi masih ada saja manusia – manusia yang menatapnya penuh kekaguman. Sedangkan yang merasa ditatap merasa jengah. Dengan menghiraukan orang – orang di sekitarnya, dia menuju ke sebuah ruangan dimana bosnya telah menungu. Tak selang berapa lama dia telah sampai di ruang kerja bosnya. Dua bodyguard bertubuh kekar membukaan pintu sopan kepadanya agar dia memasuki ruangan itu. pemandangan pertama yang dilihat oleh namja itu adalah bosnya yang tengah bercumbu panas dengan wanita sexy di pangkuannya. Dimana sang wanita mendesah hebat sambil memaju mundurkan tubuhnya di pangkuan sang bos. Dan sang bos yang memejamkan matanya menikmati puncak gairahnya.
Membutuhkan waktu hampir setengah jam bagi bosnya untuk menuntaskan hasratnya. Setelah puas dia mengusir wanita itu lalu bergegas menggunakan celananya dan merapikan pakaiannya. Setelah rapi kedua netranya bertemu dengan sesosok namja yang memandangnya dengan aura membunuh. Ya ampun apakah dia lupa jika namja yang berdiri di hadapannya ini sangat tidak suka menunggu.
"Ada apa kau memanggilku kesini?" suara serak dan tegas keluar dari namja itu. Suaranya mengalun begitu sexy hingga bisa membuat wanita yang mendengarnya mempunyai fantasi liar dengan namja ini.
"Aku mempunyai tugas baru untukmu. Setelah ini kalian pergilah ke kawasan Gangnam dan cari rumah dengan nomor 77, lalu habisi keluarga yang tinggal disitu tanpa ada yang tersisa." ucap bosnya yang bernama Kris tersebut dengan cerutu yang disesapnya.
"Memang siapa yang akan menjadi targetmu sekarang gege?"
"Kali ini kalian akan membunuh seluruh keluarga Do. Gara – gara perusahaan mereka menolak bekerjasama dengan perusahaan ku sekarang perusahaanku jadi mengalami krisis. Hari ini seluruh keluarga Do harus lenyap dari muka bumi ini. Dan kalian harus membawa kepala mereka dihadapan ku agar aku puas melihat penderitaan mereka. Siapa suruh mereka berurusan dengan seorang Kris Wu."
Otaknya menyimpan dengan baik informasi yang diberikan oleh bosnya. Dia mengerutkan kening ketika mengingat informasi mengenai keluarga yang akan menjadi targetnya.
"Keluarga Do? Bukankah keluarga mereka merupakan orang yang paling berpengaruh di Korea ini. Dan kemarin yang ku baca di majalah bahwa dia memiliki seorang putri tunggal yang masih melanjutkan studi di Inggris."
"Oh jadi anak tuan Do masih berada di luar negeri baiklah untuk saat ini kalian habisi dulu kedua orangtuanya. Arraseo?"
"Baiklah. Aku akan pergi sekarang."
"Dan jangan lupa penggal kepala mereka dan bawa itu kepadaku."
Tanpa mendengarkan kata – kata dari bosnya, namja itu keluar dengan pikiran yang dipenuhi bagaimana cara menghabisi korbannya kali ini.
.
.
.
.
.
.
Namanya adalah Kim Jongin. Seorang taipan muda, satu – satunya pengusaha sukses yang dapat berhasil di usianya yang masih sangat muda. Sosoknya yang begitu tertutup dan misterius membuatnya semakin mempesona. Kehidupannya sangat tertutup, sehingga tidak banyak orang yang tahu tentang kehidupan sehari – harinya. Seorang Kim Jongin juga mempunyai sisi kelam dalam kehidupannya.
Selain menjadi taipan muda, sebenarnya Jongin adalah pembunuh bayaran paling mahal di Korea. Karena Jongin akan melakukan pembunuhan dengan cara yang sangat sadis tidak jarang mereka memutilasi para korban yang akan menjadi targetnya. Seakan dia tidak mengenal kata kemanusiaan di dalam hidupnya. Jongin dibayar sangat mahal karena mereka hampir tidak pernah meninggalkan jejak dalam membunuh korbannya sehingga polisi menemui kesulitan untuk menangkapnya. Ya, Jongin menggunakan cara licik untuk membangun kedigdayaan perusahaannya. Dalam manjalankan aksinya, namja berkulit eksotis tersebut menggunakan nama samaran Kai. Dalam membereskan targatnya Kai tidak langsung membunuh targetnya tersebut melainkan menyiksanya perlahan – lahan sampai ajal menjemput tergetnya tersebut. Sungguh cara membunuh yang amat kejam.
.
.
.
.
.
.
00.30 Gangnam
Jongin mematikan mobil Porce hitam kebanggaannya ketika sampai di depan pintu gerbang nomor 77. Tidak salah lagi, ini adalah rumah keluarga Do. Dihadapannya saat ini terdapat pintu gerbang kokoh yang melindungi rumah mewah keluarga Do. Hanya dengan melihat pagar rumahnya saja Jongin sudah menebak jika keluarga Do merupakan keluarga yang terpandang. Dengan langkah santainya, dia memanjat lalu melompati pintu gerbang yang sangat tinggi itu. Jongin mendarat dengan mulus menandakan betapa profesionalnya dia dalam bidang ini. Setelah berhasil mendarat, dia dihadang oleh para penjaga dan bodyguard yang jumlahnya tidak sedikit ketika menyadari keberadaannya di rumah keluarga Do.
"Sudah lama aku tidak bermain – main. Baiklah kali ini aku harus mampu menuntaskan mereka semua dalam waktu sepuluh menit dengan memenggal kepala mereka semua. Hah aku merindukan aroma darah yang keluar dari korban yang telah kubunuh." Gumam Jongin. Di hadapannya saat ini sudah ada selusin bodyguard yang bertubuh besar jauh melebihi dirinya. Namun bukan Jongin namanya jika dia menyerah begitu saja sebelum berperang. Jongin tidak sepengecut itu.
Dengan seringai kejam Jongin maju menghadang setiap lawan – lawannya. Satu persatu Jongin melawan siapapun yang menghadangnya. Dengan kemampuan bela diri di atas rata – rata bukanlah hal yang sulit untuk melumpuhkan selusin bodyguard tersebut. Sedari kecil Jongin sudah ahli dalam bidang kendo. Dia mengeluarkan samurai panjang kesayangannya yang selama ini tersimpan rapi di balik punggungnya. Dengan cekatan dia mengayunkan samurai tajamnya ke setiap orang yang menghalangi jalannya.
Percikan darah berbau amis menghiasi wajah rupawan dan juga baju yang dikenakan oleh Jongin. Dia menutup mata guna menyesap bau khas darah yang keluar dari kepala korbannya yang sudah dia penggal. Menjadi sebuah kesenangan tersendiri bagi Jongin melihat darah korbannya berceceran dimana – mana. Jongin mampu membuat selusin lawannya terbaring tak bernyawa dengan tubuh dan kepala yang sudah menjadi bagian yang terpisah hanya dalam waktu kurang dari 9 menit. Sebuah seringai kejam terukir di bibir wajah tampannya menambah seribu kali lipat kadar ketampanan yang dimiliki oleh seorang Kim Jongin. Sebuah rekor terbaru sudah di ciptakan oleh Jongin.
Kai memasuki rumah yang sangat mewah itu dan berjalan menuju ke lantai dua dimana terdapat kamar dari tuan Do. Setelah menemukan kamar tersebut segera Kai mendobrak pintu tersebut sehingga membuat kedua orang yang ada di dalamnya terlonjak kaget. Kedua orang yang berada di kamar tersebut tentu saja merasa ketakutan. Setelah berhasil mendobrak pintu kamar tuan Do, Kai masuk dengan membawa samurai yang penuh dengan lumuran darah. Kedua orang yang berada di ranjang tersebut semakin pucat pasi ketika melihat betapa menyeramkannya wajah Kai yang dipenuhi oleh cairan merah pekat. Dan benda yang dibawa oleh Kai membuat ketakutan kedua orang itu semakin menjadi.
"Sudah siap dengan dengan akhir hidupmu tuan dan nyonya Do?" Tanya Kai dengan pandangan yang meremehkan. Kai semakin merasa di atas angin ketika melihat kedua sosok di hadapannya semakin ketakutan dengan perkataannya. Terdapat jeda sejenak sebelum Kai melanjutkan perkataannya. "Atau ada permintaan terakhir sebelum aku menyiksamu sampai kau mati tuan dan nyonya besar Do?" Kata Kai dengan smirk yang menghiasi wajah tampannya.
.
.
.
.
.
.
"Kami mohon jangan bunuh kami. Ka… kami akan memberikan seluruh harta kami kepadamu asalkan kau membiarkan kami tetap hidup." Mohon tuan Do sambil berlutut di hadapan Kai. Nyonya Do juga melakukan hal yang sama, bersimpuh di hadapan Kai mengharap iba dari sosok bengis di hadapan mereka.
"Kau kira aku akan tertarik dengan tawaranmu tuan dan nyonya. Sayang sekali aku lebih menginginkan memenggal kepala kalian dan memberikanya kepada bosku. Percayalah harga kepala kalian jauh lebih mahal daripada seluruh kekayaanmu."
Kai memutar mata malas melihat adegan yang menurutnya terlalu berlebihan. Dimana mereka berdua menangis meraung memohon agar tidak dibunuh.
To much drama
"Hentikan permohonan kalian karena aku tidak akan pernah mengabulkan permintaan kalian. Sudah terima saja takdir yang sudah digariskan Tuhan untuk kalian. Bahwa hari ini kalian akan meregang nyawa di tanganku." Kata Kai dengan aura membunuh yang kuat. Dia menendang kasar Nyonya Do yang terus saja bersujud memohon kepadanya.
"APA YANG KAU LAKUKAN KEPADA ISTRIKU?"murka tuan Do.
"Apa? Kau berani membentakku? Baiklah kau akan melihat dengan mata kepalamu sendiri saat istrimu mati di tanganku."
Kai menyeret nyonya Do keluar dari kamar itu. Dia tidak lagi memperdulikan teriakan yang dilontarkan oleh tuan Do yang memintanya agar tidak membunuh istrinya. Kemarahan Kai sudah mencapai ubun – ubun. Selama hidupnya Kai belum pernah di bentak oleh seseorang. Tangan kekar Kai semakin mencekeram erat rambut nyonya Do yang bersimpuh di kakinya. Cara Kai menyeret nyonya Do bukan dengan menyentuh pergelangan tangannya, melainkan dengan menjambak rambutnya sambil terus keluar dari kamar itu.
"Kenapa kau berisik sekali? Kenapa kau tidak diam saja dan terima saja takdirmu bahwa malam ini kau akan mati di tangan ku." Bentak Kai kepada nyonya Do. Bukannya menuruti perintah Kai, dia itu semakin menangis dan memeluk kaki Kai sambil terus memohon. Kai tidak memperdulikannya dan terus berjalan sampai di ujung tangga yang menghubungkan lantai 2 dengan lantai 1 rumah mewah ini.
Setelah sampai di ujung tangga dengan sengaja Kai menjatuhkan tubuh nyonya Do. Tawa kejam tercipta di bibir Kai tatkala dia melihat tubuh nyonya Do yang berguling – guling dan sesampainya di dasar tangga nyonya Do sudah tergeletak dengan posisi aneh dan darah menggenang di mana – mana.
"Akhhhh saaakkkiiit tthhh akhh sekk kkaaa liiihhh. Kumoohhoonnn lepashh hh kan kammii." Ucap nyonya itu dengan nafas yang tersengal – sengal.
"Kenapa kau tidak langsung mati saja nyonya. Kalau kau langsung mati maka aku tidak akan repot – repot untuk membunuhmu. Percayalah jika kau sudah mengetahui bagaimana caraku membunuh kau akan lebih memilih langsung mati ketika jatuh di tangga itu."
Setelah Kai berbisik di telinga nyonya Do, dia berdiri dari posisinya dan memandang remeh tubuh nyonya Do yang mengalami patah tulang.
"Oh kenapa aku tidak menyadari jika kau mengalami patah tulang? Baiklah nyonya aku akan membantu menyembuhkan patah tulangmu."
"AKKKKHHHHHH" teriak nyonya Do saat Kai menarik tangannya sampai lengannya terputus.
"Mengapa kau berteriak nyonya? Bukankah aku sudah membantumu. Sekarang bentuk tubuhmu lebih indah dengan tidak adanya lengan."
Kai mengarahkan samurainya ke arah nyonya Do. Dengan sekali tebasan lengan tangan nyonya Do sudah terpisah dari tubuhnya. Alhasil sekarang ini nyonya Do tidak mempunyai lengan.
"Bukankah sudah kukatakan kepadamu nyonya jika kau akan lebih memilih langsung mati dari tangga itu daripada harus mati secara perlahan – lahan di tanganku. Setelah selesai membunuhmu selanjutnya aku akan membunuh suamimu dan putrimu tercinta."
"Akhhhh. Janggaaan perrrnnahhh sakkhh ittii suammii kuu dan pu.. putriku." Ucap Nyonya Do terbata.
"Sayangnya Nyonya mereka juga akan segera menyusul kedua orang tuanya."
"ANNNDWW" belum sempat nyonya Do menyelesaikan perkataannya Kai sudah menancapkan samurai kesayangannya tepat di jantung yang seketika itu juga jantung nyonya Do berhenti berdetak..
"Tunggulah sebentar lagi nyonya, suamimu akan segera menyusul dan menemanimu di surga nanti semoga Tuhan memberkatimu." Bisik Kai di telinga nyonya Do yang sudah tidak bernyawa. Kemudian Kai menutup matanya, setidaknya Kai memberikan sedikit penghormatan terakhir kepada nyonya Do. Tidak lupa Kai memenggal kepala nyonya Do sesuai dengan perintah yang dititahkan oleh Kris.
"YEOBO…" teriak tuan Do.
Teriakan dari sang pemilik rumah menggema di suasana yang mencekam tersebut. Kai membalikkan badannya sehingga saat ini dia berhadapan dengan tuan Do. Kai bisa melihat raut kesedihan yang tercetak jelas di wajah tuan Do. Kai melemparkan kepala nyonya Do itu kearah suaminya. Kai melemparkan kepala itu seakan seperti bola tetapi kenyataanya itu adalah kepala manusia.
"BRENGSEK KAU BUKAN MANUSIA. KAU MEMANG IBLIS. KAU TIDAK PUNYA HATI. KENAPA KAU SEKEJAM ITU KEPADA ISTRIKU." Murka tuan Do.
"Memang aku adalah iblis yang akan menghabisi nyawamu. Bersiaplah aku akan membawamu bertemu dengan istrimu di akhirat sana."
.
.
.
.
.
.
Kai mengambil kursi lalu menggeret tuan Do agar duduk di kursi tersebut. Selanjutnya Kai mengikat tangan dan kaki tuan Do. Korban Kai itu terus bertanya mengapa Kai melakukan ini kepada keluarganya dengan disertai isak tangis. Namun suara tangisan itu tidak membuat hati Kai mengiba. Dalam hidupnya Kai tidak kenal dengan rasa belas kasihan. Tak dihiraukan pertanyaan bertubi – tubi yang tuan Do tujukan kepada Kai. Karena dalam berkerja Kai tidak akan berbicara kepada korbannya, dia mengindari informasi yang mungkin saja dapat bocor dan yang bisa membahayakan keselamatannya.
Setelah selesai mengikatnya Kai mengeluarkan pisau yang sangat tajam dari saku jaketnya. Dengan perlahan tapi pasti Kai mengarahkan pisau itu ke wajah tuan Do dan menekan pisau itu ke kulit wajah Tuan Xi sampai wajah renta itu mengeluarkan banyak darah.
"Permainan baru dimulai Tuan Do. Kuharap kau bisa bertahan lama dalam permainanku kali ini."Ucap Kai sambil terus memainkan pisau kesayangannya menelusuri wajah tuan Do.
"AAKKKKKKKKKKHHHHHH"
"Itu akibatnya jika kau terlalu berisik dengan mulutmu."
Kai merobek mulut tuan Do dengan pisaunya dan jejak pisau itu terus berlanjut melewati leher kemudian menuju dadanya. Tidak dipedulikan erangan kesakitan dari Tuan Do. Kai terlihat sangat menyukai setiap erangan kesakitan dari Tuan Do dan itu membuat Kai semakin bersemangat untuk menyiksanya. Pergerakan pisau Kai terhenti di daerah kelamin pria tua itu, segera Kai merobek celananya dan juga celana dalamnya sekaligus.
"Maafkan jika aku akan menyiksamu lebih daripada yang kau bayangkan selama ini Tuan. Karena menyiksa korbanku adalah hiburan tersendiri bagiku."
Kai berdiri bermaksud mengambil samurainya. Kai mengarahkan samurainya ke arah kelamin tuan Do dan dengan sekali tebasan alat kelamin itu terlepas begitu saja dari tempatnya yang seharusnya.
"AKKKHHHHHHHHHH. BRENGSEK AAKKKHH APA YANG KAU LAKUKAN?" teriak tuan Do disertai erangan kesakitan.
"Apakah sesakit itu? Tenang saja tuan itu hanya permulaan kita belum masuk di permainan inti kita. Mulai dari sekarang permainanku akan sedikit menyiksamu tuan."
Lalu Kai mengarahkan samurainya ke arah perut dari Tuan Do. Dengan sekali goresan dari samurai itu membuat perut Tuan Do terbelah sehingga ususnya muncul keluar.
Nafas pria renta tersebut mulai tersenggal – senggal. Hal itu menandakan bahwa sebentar lagi nyawanya akan segera melayang. Segera Kai merobek kulit dada tuan Do dan menancapkan samurai tepat di jantungnya sehingga dia meregang nyawa pada saat itu juga. Lalu Kai memenggal kapala tuan Do. Kai harus segera meninggalkan tempat ini sebelum polisi menyadari keberadaannya. Ketika Kai akan berjalan meninggalkan rumah ini kedua netra tajamnya terpaku kepada foto keluarga besar Do yang terpajang di ruang utama. Di dalam foto tersebut tampak senyum bahagia yang tersemat di wajah mereka. Pandangan mata Kai terkunci kepada sosok jelita yang terdapat di foto tersebut. Dialah target Kai selanjutnya. Sebelum pergi Kai ikut serta membawa foto putri mahkota keluarga Do dan menyimpannya di saku jaketnya.
Target Kai selanjutnya adalah
Do Kyungsoo
(TBC/END)
Halo para reader tercinta. Akhirnya saya kembali tepat di hari valentine ini. Dan special hari valentine ini saya mengepost 2 ff sekaligus. Sebenarnya dulu ff ini pernah di publish di sini dengan pair Kaisoo dan hunhan. Tetapi saya mengalami stuck untuk melanjutkan ff ini. Daripada ff ini berhenti di tengah jalan lebih baik saya meremake ulang. Kali ini dalam ff ini hanya terdapat pair Kaisoo dan tidak ada hunhan lagi. dan dulu ff ini merupakan ff yaoi namun kali ini ff ini berubah menjadi GS. Jadi bagaimana pendapat reader dengan ff ini?
Mind to review?
