Harvest Moon Rune Factory 2 © Natsume
Here Me, in Alvarna © Lemmiere Chrys
Genre: Romance/Hurt&Comfort/Friendship
Rated: T
Warning: NEWBIE, cross over antara RF 1 dengan RF2, OOCness, Gajeness, abal, blahblahblah..
Summary:
Bercerita tentang kehidupan Julia di Alvarna. Ia yang seorang yatim piatu terus mencari tahu tentang kasus menghilangnya kedua orangtuanya, dibantu para sahabatnya di Alvarna.
~Happy reading guys, and I hope you don't get bored~
Chapter 1
Julia's POV
My Past, My Trouble
Enam belas tahun sudah aku tinggal di Alvarna, membuka usaha pemandian air panas, dan bersahabat dengan para gadis di Alvarna.
Alvarna itu desa yang indah. Pemandangannya tak dapat terkalahkan dengan desa dan bahkan kota lain. Penduduk disana juga sangat ramah dan mengerti tata krama.
Saat aku berumur lima tahun, aku beserta kedua orang tuaku pertama kalinya sampai di desa ini. Waktu itu, kami pergi meninggalkan desa kami yang lama untuk memulai hidup baru. Kami menempati rumah sederhana yang halamannya merupakan ladang sawah tak terpakai. Ayahku yang merubah ladang itu menjadi subur kembali. Sedangkan ibu, Ia menjual beraneka ragam makanan di kios kecil yang ayah buat disamping rumah. Lima bulan kami menetap disana, aku berteman akrab dengan anak-anak lainnya di Alvarna.
Namun..
Di suatu malam musim semi yang sangat tenang dan hangat, aku ingat betul bahwa aku sedang tidur di ranjang bersama ayah dan ibu di kedua sisiku. Tapi entah kenapa, saat keesokan hari aku terbangun, aku sudah berada di Alvarna Chapel—satu-satunya gereja di Alvarna—dan tepatnya di kamar Dorothy. Aku bertanya dimana ayah dan ibu, dan mengapa aku ada disana, namun Gordon Sang Pendeta hanya memeluk diriku sambil menangis. Dorothy yang melihat ayahnya seperti itu juga ikut menangis. Lalu sampai sekarang, aku benar-benar tidak tahu keberadaan dan keadaan kedua orang tuaku…
"Hey? U-uhmm… Julia?"
Seseorang membuyarkan lamunanku. Ah, itu Kyle.
Kyle seorang pemuda misterius yang entah datang darimana sejak satu tahun yang lalu. Anehnya, ia terkena amnesia begitu sampai di desa ini. Rambutnya yang cokelat, sosoknya yang tegap dan sorot wajahnya yang lembut namun tegas sedikit memikat hatiku sejak awal kami bertemu. Well yeah, begitulah… kau tahu kan seperti apa perasaan ini?
Kini Ia tinggal di ladang yang dulunya merupakan tempat tinggalku bersama ayah dan ibu. Sedangkan aku dibuatkan rumah baru oleh Mayor Byron, lalu menjadikan lantai satu rumahku menjadi Bath House seperti sekarang.
"Julia…?"
"Ah! Eh! Uhm, maaf Kyle, aku melamun ya?" Well, sepertinya aku melamun lagi.
"Heh, begitulah. Dua kali, Julia…"
"Ukh, maaf! Aku sedang memikirkan sesuatu. Sudah! Lupakanlah dan jangan memintaku untuk menceritakan apa yang aku pikirkan!" Aku mulai salah tingkah.
"Yayaya, aku juga tidak mau dengar apa-yang-kamu-pikirkan itu, Julia. Aku hanya ingin mandi air panas!" Ucapnya mulai frustasi.
"Huh, air panas? Kyle, kau tahu kan jam berapa sekarang ini? Ini masih jam sebelas pagi! Sedangkan Bath House milikku buka jam tiga sore.." Jelasku sambil berkacak pinggang.
"Oh, ayolah! Apa kau tidak lihat lebam-lebam di tubuhku ini? Staminaku juga sudah lemah! Aku butuh kolam air panasmu sekarang juga. Aku ingin menyembuhkan diri di dalam sana.." Ucapnya lemah sambil memegangi lebamnya.
Memang, Bath House milikku dikenal oleh penduduk Alvarna sebagai kolam air panas yang tidak biasa. Airnya dapat meningkatkan stamina setelah seharian bekerja, dan bahkan bisa menyembuhkan beberapa luka tertentu.
"Ya, aku tahu kau sedang lemah dan ingin rileks di kolamku. Namun semuanya belum aku persiapkan, Kyle. Air panasnya belum kunyalakan, dan bahkan aku belum membersihkan kolam pemandian. Wajar saja dong, karena Julia's Bath House belum saatnya buka.." Sesalku.
"Awww… Menyusahkan sekali! Kalau tahu begini, lebih baik aku tidak menyerang monster tadi, deh!" Ia makin frustasi.
"Hm. Jadi kau habis melawan monster apa kali ini?" Tanyaku, sambil mempersiapkan teh dan kotak P3K beserta baskom air hangat untuk mengompres luka-lukanya.
"Minumlah, dan sini,ku obati sedikit lebam-lebam itu. Mendekatlah." Ucapku.
Freyr menyeruput tehnya, dan mendekat sedikit ke arahku. Kuusap pelan lebam di dahinya.
"Pirate Goblin. Itu request dari Barret. Ia suruh aku membawakannya Quality Cloth dari monster tersebut." Jeasnya.
"Ah, Pirate Goblin.. kalau tak salah ada di Blessia Island, bukan?"
"Yup."
"Idiot!" Semprotku dengan suara beroktaf tinggi tiba – tiba.
"Heh?" Ia terkejut karena aku menyemprot begitu saja. "Kenapa sih, marah-marah begitu?" Protesnya heran.
"Kau itu bodoh! Blessia kan tempat yang berbahaya!" Aku berkacak pinggang—sembari menaruh kain kompres.
"Well, semuanya berkata begitu kalau aku pergi ke tempat-tempat seperti itu. Heheh, asal kau tahu ya, aku tidak dapat dikalahkan dengan mudah. Aku bukan orang yang cepat mati, tahu.. He he lihat ini, aku berhasil mendapatkannya, bukan?" Ia menunjukan Quality Cloth padaku dengan bangganya. Cengiran besar yang sumringah menghiasi wajahnya. Tanpa dosa sekali dia!
"Yah, memang sih aku tahu kau tidak lemah. Kau selalu berlatih pedang dengan Tanya dan Barret, kan? Hmm..aku hanya khawatir." Aku kembali mengompres luka – luka Kyle.
"Ah, tak apalah. Sudah sewajarnya kau khawatir, pada orang sinting seperti aku yang gemar pergi ke tempat penuh monster, bukan? Bahahaha" Cengiran di wajah Kyle semakin melebar.
"Hah, bangga sekali kau. Cukuplah, tolong berhenti nyegir seperti itu! Kau makin terlihat jelek!" Ucapku jutek.
"Haha iya iya. Baiklah, daripada merepotkanmu disini, lebih baik aku ke Alvarna Clinic saja. Oke?" Kyle berdiri dan bersiap untuk pergi. "Trims Julia, atas P3Knya. Oya, dan tehnya cukup nikmat. Bye!" Ucapnya dari ambang pintu, dan kemudian pergi.
"Bye…" Balasku, dan entah kenapa aku menyunggingkan senyum.
Ya, Kyle.. kau memang sinting!
TBC…
PS:
Fuahaha.. ini fanfict gaje dan jadul.. udah dibuat dua tahun lalu sepertinya. Baru di edit lagi (dan hasilnya tetep gaje *sigh*)
Ok. Disini aku suka chara Julia :D jadi yah ta-daa!
Kubuat jadi main chara :/
Ok. See you in the next chapter!
Btw… Reviewnya dund! Hwhwe..
