Bumi, 2100

Sebagian bumi panas, kering, meranggas. Sebagian lagi dingin dan membeku tanpa pernah terjamah matahari

Dan di dunia yang kian menua inilah, segala kisah berawal..

.

.

.

ABSALOM | Chapter 1 | SasuSaku | M for Save | Fantasy, Romance, Adventure | Alternative Universe | Warning : Karya yang masih jauh dari kata baik, apalagi sempurna. | original story by Mikan desu . | cuap-cuap author & sedikit penjelasan ada di bagian bawah ya-

Please be pleasure to take some comment. Review, Concrit, Flame are welcome :)

===oooo===

Gadis beriris hijau zamrud itu tampak dengan entengnya mengayunkan sebelah kapaknya untuk membelah target. Raut wajahnya tampak datar, tak terlihat mengernyit ataupun jijik dengan apa yang dilakukannya. Ya, dia tengah memotong tubuh seorang pria yang telah mati karena kalah dalam pertarungan memperebutkan sumber mata air yang baru.

Helaian merah muda yang sudah tampak kumal dan juga lepek digelung seadanya ke belakang. Tangannya menyeka buliran keringat yang membasahi dahi lebarnya. Tak memperdulikan kotoran yang bercampur di wajah cantiknya yang kini tampak kotor dan kusam.

Sebelah tangannya mengambil sebuah potongan paha dan dimasukkan ke dalam karung. Sementara tangannya yang lain sibuk memilah dan kembali memotong bagian tubuh yang masih tersisa.

Diayunkan kembali kapaknya. Mengoyak lapisan daging dan membelah tulang. Terus dilakukannya hingga terpotong menjadi bagian yang lebih kecil.

Seorang pemuda kecil tampak mendekati gadis itu. Menatapnya dengan tatapan sendu. Gadis merah muda itu mengalihkan tatapannya menatap bocah kecil itu.

"Apa...!?" Sentak gadis merah muda itu galak. Bocah kecil berambut coklat dengan manik hazel itu tampak mengiba melalui tatapannya.

"A-apa... boleh aku meminta sedikit bagian?" Tanya suara mungil itu ragu. Iris cokelatnya terlihat takut-takut menatap manik kehijauan milik gadis merah muda itu.

"Ambillah..." desis sang gadis merah muda sambil melempar sepotong lengan ke arah bocah kecil itu yang langsung ditanggap dengan mata berbinar.

"Terimakasih Aragon* ..." ucapnya riang sambil berlari menjauh.

.

.

.

(TWIST SIDE)

Aragon. Pendekar suci. Hanya segelintir orang yang terpilih. Dan aku salah satunya.

Aragon juga berarti gadis suci. Gadis yang belum pernah terjamah tangan lelaki. Gadis yang seluruh hidupnya didedikasikan demi melindungi bumi.

Bumi kini sudah menua. Dan menjelang kematian dunia, keadaan menjadi kacau dan tak terkendali. Separuh bagian bumi meranggas terpanggang matahari. Sementara setengah lagi membeku tanpa pernah merasakan lagi hangatnya sinar mentari.

Dan di dunia yang semakin sakit inilah aku terlahir. Di saat yang tak tepat kurasa. Tapi inilah nasibku, hidup di zaman yang penuh kekacauan ini.

Di zaman ini kau harus memilih, memenggal kepala saudaramu, atau kepalamu yang terpenggal terlebih dulu. Satu-satunya cara bertahan hidup adalah memakan bangkai saudaramu. Pilihanku? Kurasa kau sudah tahu jawabannya. Aku adalah Aragon yang dianugerahi kemampuan khusus. Membunuh salah satunya.

"Sakura, bisakah kau mengambilkan air?" Suara Father terdengar dari dalam kemah. Aku segera membawa sekantung air ke dalam. Kuserahkan pada pria paruh baya dengan tubuh yang semakin renta. Kulihat dia segera meneguk air itu bak rusa yang kehausan. Wajar saja, sudah 3 hari setelah air terakhir yang masuk membasahi tenggorokan kami.

"Terimakasih, Anakku..." kulihat senyum dipaksakan terukir di wajahnya yang kepayahan. Kubantu Father merebahkan tubuhnya untuk beristirahat.

"Istirahatlah, Father. Aku akan keluar mencari sumber air lagi."

Kulangkahkan kakiku keluar, namun sebelum aku pergi Father menahan sebelah tanganku.

"Kau lupa membawa gelangmu, Sakura..." ujar Father dengan suara parau sambil menunjuk ke arah sebuah gelang berbentuk 4 daun yang saling berjajar di atas meja.

"Aku tidak perlu benda merepotkan itu, Father. Aku akan berburu." Tolakku cepat.

"Gelang itu penting. Gelang itu akan membawamu pada sang Govender..." sebelum ayahku melanjutkan ucapannya, aku sengaja melepaskan diri dari cekalan tangannya dan segera beranjak keluar kemah.

"Govender itu tidak ada Father. Dia hanya dongeng pengantar tidur. Tidak lebih... jika dia memang ada, lalu kemana dia saat dunia kacau dan membutuhkannya seperti ini...!?"

Kuambil perlengkapan berburuku. Kuambil sebuah pedang untuk kugantung dipinggang dengan 2 buah kapak kusanding di punggung dan beberapa pisau di sisi celanaku.

Govender bagiku terdengar tidak lebih seperti peri gigi yang menjadi penolong bagi anak yang giginya ompong. Aku, Aragon lah yang akan melindungi bumi. Bukan para Govender sialan itu!

.

.

.

(TWIST SIDE)

Sebuah negeri impian. Kerajaan dongeng. Tempat yang tidak pernah terbayang oleh benak manusia yang kotor.

Sungai dengan air berbagai rasa dari berbagai sumber, bahkan ada yang terasa seperti susu yang hangat dan segar.

Buah dan segala jenis sayur mayur yang sudah tak dikenal lagi oleh para manusia di muka bumi tumbuh dengan subur disini.

Inilah Villain. Desa para Govender...

"Kau sudah tahu?" Tanya seorang pemuda baby face berambut semerah darah.

"Tahu apa?" Balas pemuda di sebelahnya, berambut kuning dengan gaya memanjang ke atas.

"Sang Pangeran sudah kembali..." sebuah suara bak dentingan lonceng kematian itu terdengar seantero negeri. Membuat seluruh penduduk yang semula diliputi kedamaian menjadi was-was.

Seorang pemuda. Dengan pakaian serba hitam dan gelap. Dengan helaian raven memanjang dan onyx berwarna merah pekat dengan bentuk bunga yang sedang mekar itu tampak berjalan dengan santainya melewati pemukiman desa.

Ada yang aneh. Seluruh tanaman yang dilewati sang Pangeran seketika layu dan mati dengan warna menghitam. Semua tanaman. Tanpa terkecuali.

"Pangeran Sasuke sudah terlahir kembali..."gema riuh rendah terdengar memenuhi seluruh Villain hari itu...

.

.

.

TO BE CONTINUE

====oooo====

Hy, Mikan ucapkan trimakasih buat teman-teman semua yg sdh bkenan mbaca crita ini. Gmn? Masih aneh y? Msih ngawur? Maaf ya. Oh ya Mikan mw bilang kalo Aragon itu artinya pendekar suci. Sedangkan Govender itu malaikat yang (sebenarnya) ditugaskan untuk menyelamatkan bumi. Tapi ada satu sebab kenapa Govender ini belum bisa menyelamatkan bumi dan juga manusia dari bencana. Apa sebabny? Ikuti terus kelanjutannya y :)