#katonmade

- The Right Function of Your Boyfriend's Tongue -

Cast :

- EXO Sehun

- EXO Suho

Rating :

18 atau 21 atau 25 saya kurang tahu.

Length :

One shot.

Warning :

NC! YAOI! MATURE! BOYXBOY!

"Hyuuuhh," teriakan seorang Oh Sehun menggelegar di penjuru apartemen yang ia tinggali bersama kekasihnya. Kemudian disusul suara langkah kaki yang terburu-buru, beberapa kali umpatan, beberapa kali suara benda jatuh, dan beberapa kali suara tabrakan. Kim Junmyun (atau yang lebih akrab disapa Suho) tiba di hadapan kekasihnya dengan penampilan yang berantakan dan dalam keadaan pincang.

"Ada apa, Hun?" tanyanya dengan lembut. Mengabaikan keadaan kakinya yang benar-benar ngilu karena menabrak kursi dan menginjak entah apa yang berserakan di lantai. Dalam hati ia akan mengomeli Sehun karena laki-laki yang berstatus kekasihnya itu sulit sekali untuk mengembalikan barang-barang yang telah ia ambil dan meletakkannya begitu saja di tempat ia memakainya.

Sehun menatap laki-laki yang lebih tua namun lebih pendek darinya itu dengan wajah memelas. Setitik air mata tampak menggenang di pelupuk matanya. Lidahnya terjulur, dan Suho bisa melihat kalau daging tak bertulang itu tampak lebih merah dari biasanya. "Kau menggigit lidahmu?" tanyanya dengan perhatian dan Sehun mengangguk sebagai jawabannya.

Suho menuntun Sehun agar laki-laki yang lebih tinggi darinya itu duduk di sofa. Ia agak membungkuk agar wajah mereka sejajar. Kemudian dengan perlahan, ia menyesap lidah memerah Sehun. Kedua mata Sehun membola akan perilaku kekasihnya itu. Apalagi dengan pemandangan erotis di depan matanya. Suho yang tengah menutup mata dan tampak begitu menikmati kegiatan menyesap lidah kekasihnya membuat bagian kelelakian Sehun terasa menegang.

Setelah beberapa menit kegiatan menyesap bibir Sehun, Suho pun menjauhkan wajahnya yang sudah sangat memerah dan Sehun bisa merasakan kalau napas kekasihnya itu sudah setengah-setengah. Padahal ia merasa tidak melakukan apa pun pada lelaki kecil yang ia cintai ini. Namun, ternyata birahi Suho memang sangat mudah terpancing.

"Sudah lebih baikh?" ah, hanya perasaannya saja atau memang Suho mendesah di setiap kata yang ia ucapkan? Tiba-tiba sebuah ide terlintas di benaknya.

Sehun mengangguk. Kali ini ia membalik posisi mereka. Suho, bagai kerbau yang dicocok hidungnya, terima saja saat Sehun mendudukkannya di sofa dan kemudian laki-laki itu mengungkungnya di antara kedua lengannya yang dihiasi dengan bisep yang menggoda. Tenggorokan Suho mengering tiba-tiba. Ya Tuhan, Sehun benar-benar menggoda birahinya.

"Aku minta maaf, Hyung, karena telah ceroboh dan tidak berhati-hati dalam menggunakan lidah dan mulutku," ujarnya sambil berbisik di depan bibir Suho yang membuka. Suho sendiri bisa merasakan perutnya tergelitik, seakan ada ribuan kupu-kupu yang beterbangan di dalamnya. Namun, kejutan seorang Oh Sehun tidak berakhir di sana. Karena dengan suaranya yang berat dan napas hangatnya yang menggelitik telinga Suho, laki-laki itu berbisik, "kali ini aku akan menggunakan lidahku dengan benar."

Dengan perlahan, Sehun menaikkan kaki kanan Suho ke pangkuannya. Bisa ia lihat kaki kekasihnya yang putih mulus itu dihiasi beberapa bercak kemerahan yang mulai berubah menjadi ungu. Suho pasti menabrak beberapa kursi atau meja. Salahkanlah Oh Sehun yang berteriak dengan kencang. Hal itu membuat Suho panik dan berlari tanpa peduli dengan meja kursi yang ada di depannya. Pikirannya hanya tertuju kepada Oh Sehun, Oh Sehun yang sangat ia cintai.

Dengan gerakan yang lembut dan ringan, Sehun mengecupi dan sedikit menjilat setiap inci kulit kaki Suho yang benar-benar terasa manis di indera perasanya. Seringai laki-laki albino mesum itu semakin lebar saat kekasihnya memberi reward berupa desahan tertahan yang entah karena nikmat atau karena lidah terampil Sehun menggesek lebam di kakinya. Apalagi sekarang ia merasakan kalau kekasih tingginya tersebut tengah menyesap kulit kakinya yang sensitif.

"A-aahhhnnnn," sebuah desahan lolos bersamaan dengan celana pendek beserta bokser yang menutupi tubuh bagian bawah Suho. Ia tidak tahu bagaimana sentuhan kekasihnya itu begitu membuatnya lupa diri hingga tak merasakan apabila penis tegangnya tengah mengacung menantang langit dengan ujungnya yang merah berkilauan akibat cairan precum yang telah membanjir sejak tadi.

"Wah, Hyung, kau tak memakai celana dalam? Mesumnya~" mendengar ucapan Sehun, Suho malah semakin terangsang. "Apa-apaan itu? Kau sebasah itu hanya karena kakimu dicium? Ck, ck, ck. Kau bukan hanya mesum ternyata," ucapan Sehun terpotong desahan Suho. Sehun kembali menyeringai. Tangan kanannya menyentuh kemaluan Suho yang berkedut dan memijatnya dengan gerakan lembut.

"Ssseeehhhuuunnnaaaahhhhh!!!" sebuah desahan panjang disusul dengan cairan putih yang menyembur dari kemaluan Suho.

Laki-laki itu mengambil napas dengan rakus. Paru-parunya benar-benar terasa kosong setelah pelepasannya. Namun Sehun melihatnya dengan tatapan yang lain. Dadanya yang naik turun, wajahnya yang memerah hingga telinga dan lehernya, raut wajah kenikmatan akibat pelepasannya, dan... penis mungil yang dihiasi lelehan sperma. Benar-benar erotis!

Sehun mengulurkan tangannya yang dihiasi dengan cairan putih susu penis Suho. Suho yang melihatnya langsung meraih jari-jari panjang kekasihnya dengan mulutnya. Ia menjilat, mengulum, menggigit kecil, hingga dirasa tangan kekasihnya itu telah bersih dari spermanya. Sehun mengelus puncak kepala Suho sambil menggumam, "Anak baik," dan kemudian menuntun wajah kekasih cantiknya untuk mendekat ke selangkangannya yang menggembung di balik celana pendek yang ia gunakan.

Suho tahu kalau penis Sehun itu besar. Tapi ia rasa penis kekasihnya itu semakin membesar setiap ia lihat. Dengan susah payah, ia menelan air liurnya. Ah, memikirkan tentang seberapa besar maksimal penis Sehun membuat kemaluannya sendiri meloncat senang dan lubangnya berkedut, protes karena masih akan lama sekali penis Sehun bersarang di dalamnya.

Dengan kedua giginya, laki-laki mungil itu mempelorotkan celana pendek yang kekasihnya pakai. Sehun pun tak tinggal diam. Ia mengangkat kedua kakinya secara bergantian sehingga celananya benar-benar terlepas dan menendangnya entah ke mana. Suho bisa melihat dengan jelas gundukan penis Sehun yang masih tertutup celana dalamnya. Sial! Sehun begitu besar dan... membuat lubangnya semakin berkedut ingin disumpal dengan jamur raksasa itu.

Penis Sehun langsung menampar dagu Suho dan berhenti di antara kedua belah bibir Suho yang terbuka setelah Suho membebaskannya dari dalam celana dalam yang membelenggunya. Sehun terkekeh dengan suara beratnya yang sexy. Tangan besarnya mengelus pipi putih Suho dan menuntun kekasihnya itu agar memasukan batang kejantanannya yang sudah benar-benar tegang ke dalam mulutnya.

Sungguh pemandangan yang indah. Suho dengan mulutnya yang terbuka lebar di mana kejantanannya tenggelam di dalamnya. Penis besar Sehun hanya masuk sepertiganya saja dan kedua tangan halus Suho membantu mulutnya dengan memijat kejantanan Sehun yang tidak muat dalam mulutnya. Apalagi saat kedua mata Suho bertemu dengan iris tajam Sehun. Ah, wajah itu ingin sekali Sehun abadikan. Kalau perlu dicetak seukuran dinding kamar!

Sehun menggeram kasar saat lidah Suho dengan lihainya menggelitik lubang kencingnya yang telah mengeluarkan precum, mengoreknya seolah ingin sesuatu yang lebih enak dari cairan bening itu keluar. Ditambah dengan kedua tangannya yang memijat, mengocok, bahkan hingga mencubiti skrotumnya. Padahal Suho itu sangat jarang melakukan blow job kepada Sehun. Laki-laki berwajah malaikat itu lebih suka ketika Sehun menggelitiki liang anusnya menggunakan lidah atau jarinya yang terampil, melebarkannya, membuat lubang kecil yang menggemaskan itu cukup besar untuk dimasuki monster bernama Oh Sehun Junior.

Dan dengan bayangan tentang Suho itulah Oh Sehun akhirnya sampai. Disertai suara geraman yang begitu sexy dan meningkatkan libido Suho, sperma segar Sehun keluar dengan tujuh semprotan. Menghiasi rambut, wajah, mulut Suho yang terbuka, dan paha putih nikmat yang terekspos dengan jelas. Dengan cepat Sehun mengambil ponsel entah siapa yang tergeletak di bawah kakinya dan memotret pemandangan erotis di depannya.

Laki-laki itu membungkuk, meraup mulut kekasihnya yang masih terbuka dan mendorongnya agar berbaring di sofa dengan Sehun mengungkungnya dari atas. Lidahnya dengan lihai mengobrak-abrik mulut sekaligus nafsu kekasihnya sedangkan salah satu tangannya menyusup ke balik kaos longgar yang menyembunyikan tubuh menggoda birahi yang dihiasi beberapa bercak keunguan yang sudah agak memudar.

Suho benar-benar berantakan. Lidah Sehun di dalam mulutnya benar-benar melakukan hal yang memabukkan. Dapat ia rasakan dirinya semakin melayang saat otot perasa Sehun menggelitik bagian yang tepat atau ketika jemari Sehun—

Ya, Tuhan, jemari Sehun!

Begitu merasakan napas kekasihnya yang mulai habis, Sehun melepas pagutan mereka dengan benang saliva menghubungkan lidah keduanya. Satu lagi jepretan kamera karena Suho benar-benar sexy dan hot dengan penampilannya yang sekarang. Apalagi dagu dan lehernya yang telah banjir saliva entah milik siapa dan bibirnya yang memerah dan bengkak. Sehun Kecil di bawah sana melonjak gembira.

Dengan gerakan cepat, Sehun menarik lepas kaos Suho dan terpampanglah tubuh putih mulus kekasihnya yang tanpa cacat—kecuali jika ruam-ruam merah keunguan hasil permainan mereka beberapa hari yang lalu bisa dikatakan sebagai cacat.

Sehun hampir terbahak saat melihat dada kekasihnya. Mau bagaimana lagi? Kekasihnya itu menutupi kedua putingnya menggunakan plester penutup luka dengan motif hati. Lucu sekali. Sedangkan Suho yang melihat kekasihnya menertawai perbuatannya malah semakin horny saja. Entah apa yang ia makan sebelumnya sehingga libidonya benar-benar memuncak saat ini.

Jari-jari Sehun menggodanya. Ia menekan-nekan puting Suho yang sudah membengkak di balik plester yang ia pakai. Sedangkan yang bisa Suho lakukan hanya mendesah dan melenguh saat jemari nakal Sehun menarik-narik plesternya.

"AAAHHHH!!!" teriakan Suho menggema. Dia menyemprotkan spermanya ke perut Sehun yang masih tertutup kaos dan beberapa menyemprot ke perut, dada, hingga dagunya sendiri ketika kedua tangan Sehun berhasil melepas plester itu dari kedua puting Suho. Ditambah ekspresi Sehun yang— Demi Tuhan, bagaimana mungkin Suho datang hanya karena menatap wajah kekasihnya? Ia benar-benar malu!

"Ck, ck, ck. Baby Boy benar-benar nakal, hm?" ujarnya sambil memberikan tamparan pada pantat mulus Suho. Oh, tidak!

"Ahhnnn," seringai Sehun semakin melebar saat mendengar desahan yang lolos dari mulut kekasihnya. Ia menangkup kedua pipi pantat laki-laki yang tak berdaya di hadapannya dan meremas kedua benda lembut itu dengan kuat. Suho mengangkat tangannya mencoba menggapai Sehun demi menyalurkan kenikmatan yang ia dapat dan kekasihnya itu dengan senang hati memajukan badannya.

Suho meraih tengkuk Sehun dan meremas bagian itu tatkala jemari panjang Sehun menggodanya dengan mengorek lubang analnya yang berkedut ingin segera dipuaskan. Namun sepertinya pemikiran mereka berbeda. Benar-benar berbeda.

"Huunnnhhh" Suho menatap Sehun dengan wajah kecewa karena laki-laki diatasnya melepas ciuman mereka bahkan berhenti meremas pantatnya yang benar-benar sudah ingin dimasuki.

Sehun menggeleng. "Sshh. Jangan menangis, Baby," ujarnya sambil mengusap air mata Suho yang mengalir di kedua pelipisnya.

"Apa Hunnah tidak menginginkanku?" tanyanya sambil menahan tangisnya.

Namun Sehun malah terkekeh. "Bukan begitu, Baby Boy. Bukankah aku mengatakan kalau aku akan menggunakan lidahku dengan benar?" dan jawaban Sehun itu malah membuat wajah Suho memerah malu.

Laki-laki di atasnya menunduk, kembali meraih bibirnya dalam pagutan panas yang membangkitkan kembali gairahnya yang sempat menyusut. Ciuman-ciuman itu perlahan turun ke dagunya, menyesap entah liur siapa yang membanjirinya dan beralih ke leher putih yang sedari tadi menggoda Sehun untuk melukisnya dengan mahakarya berupa ruam-ruam keunguan yang tidak akan hilang hanya dalam satu atau dua hari.

"Aahhhnnnn," desahan Suho kembali terdengar saat kekasihnya menemukan titik-titik sensitifnya. Dalam hati Sehun mengutuk kemampuan kontrol Suho akan desahannya sendiri. Sampai akhirnya—

"AAAHHH AAAAHHHNNNN SSSSEEEEHHHHH AAAAHHH HHUUUUNNNHHH!!!" Oh Sehun meraup salah satu puting susunya yang telah mengeras. Perlakuan kekasihnya itu benar-benar membuat Suho lupa akan daratan. Bagaimana tidak? Laki-laki itu menyesap, menggigit, mengulum, dan menggelitiki putingnya dengan mulutnya yang seolah memang diciptakan untuk melakukan hal itu. Ditambah laki-laki itu menggunakan tangannya untuk memanjakan putingnya yang bebas.

Suho baru bisa bernapas lega kembali saat laki-laki di atasnya mulai menurunkan ciumannya ke perutnya. Setidaknya perut bukan bagian sensitifnya. Rasanya geli memang saat Sehun mencium, menjilat, menyesap, dan menggigit kecil perutnya. Namun setidaknya sensasinya tidak separah saat dada atau—

"AAARRRGGGHHHH!!!" suara geraman kekakasihnya membuat Sehun tersenyum. Mulutnya penuh dengan kejantanan Suho yang memang cukup besar— yah, walau tidak sebesar miliknya. Lidahnya dengan lihai menjilat dan menggelitiki batang penis Suho. Tak hanya itu, kekasih tingginya itu juga mengorek lubang kencing Suho dengan lidahnya. Ah, Suho bisa datang kapan saja jika terus begini.

Namun belum sempat Suho menyemburkan cairan spermanya, Sehun menurunkan ciumannya ke paha dalamnya. Di sana ia kembali menciptakan lukisan abstrak berwarna merah-ungu di paha putih kekasihnya. Suho tidak bisa lagi menahan desahannya saat lidah itu menyentuh bagian luar lubang analnya.

Sehun menepuk paha kekasihnya sebelum membaliknya agar kekasihnya itu menungging. Dalam posisi ini, Sehun bisa melihat dengan jelas lubang berkerut Suho yang berwarna kemerahan berkedut dengan hebat. Sedangkan Suho merasa jantungnya akan copot detik itu juga.

"PLAK!"

Sehun menepuk paha kekasihnya sebelum membaliknya agar kekasihnya itu menungging. Dalam posisi ini, Sehun bisa melihat dengan jelas lubang berkerut Suho yang berwarna kemerahan berkedut dengan hebat. Sedangkan Suho merasa jantungnya akan copot detik itu juga. "AAAHHH AAAAHHHNNNN SSSSEEEEHHHHH AAAAHHH HHUUUUNNNHHH!!!" Oh Sehun meraup salah satu puting susunya yang telah mengeras. Perlakuan kekasihnya itu benar-benar membuat Suho lupa akan daratan. Bagaimana tidak? Laki-laki itu menyesap, menggigit, mengulum, dan menggelitiki putingnya dengan mulutnya yang seolah memang diciptakan untuk melakukan hal itu. Ditambah laki-laki itu menggunakan tangannya untuk memanjakan putingnya yang bebas.

Suho baru bisa bernapas lega kembali saat laki-laki di atasnya mulai menurunkan ciumannya ke perutnya. Setidaknya perut bukan bagian sensitifnya. Rasanya geli memang saat Sehun yang berhasil meraih hatinya itu.

"Unngghhh," Suho menggeleng dengan keras.

"Lalu apa yang kau inginkan, Baby?" tanya Sehun sambil menghentikan semua gerakannya.

Suho merasa kehilangan dengan hal itu. Ia memundurkan pantatnya hingga lubangnya menabrak hidung Oh Sehun. "Kau bilang kau akan menunjukkan padaku kegunaan lidahmu," ujarnya. Ia mengutuk bibirnya sendiri begitu ia sadar dengan apa yang ia katakan. Bagaimana bisa ia jadi sejalang ini?

Sedangkan di balik pantatnya, Oh Sehun menyeringai. Ia menggenggam kedua pipi pantat Suho dan melebarkannya sehingga lubang pantatnya ikut merenggang. "Tentu saja, tapi aku juga ingin lubang ini menikmati penisku," ia memperhatikan dengan seksama lubang anal Suho yang berkedut semakin hebat akibat kata-katanya. "Sepertinya ia juga setuju," dan dengan kalimat itu, ia meraup lubang anal Suho.

Desahan Suho benar-benar tak terkendali. Ia mencakar segala yang bisa ia raih untuk melampiaskan rasa nikmat yang ia rasakan akibat lidah kekasihnya yang mempermainkan lubangnya dengan lincah. Seolah-olah tempat itu memang area bermain lidahnya. Air mata dan liur bersatu di wajahnya. Teriakan nikmat bercampur dengan geraman. Suho benar-benar dalam keadaan tak terdefinisikan.

Sehun mencium lubang analnya bagai mencumbu mulutnya. Ia menggigiti, menyesap, dan memasukkan lidahnya. Gerakan keluar-masuk pun ia lakukan dengan lidahnya. Desahan Suho menambah semangatnya menggempur lubangnya. Sial! Lubang Suho meremas lidahnya dengan nikmat.

Setelah merasa lubang kekasihnya cukup basah untuk dimasuki, ia memposisikan kepala kejantanannya di mulut lubang Suho. Ia menggoda kekasihnya itu dengan menggesekan kedua benda sensitif itu dan dibalas Suho dengan meraih tangannya dan mencakar tanpa kenal ampun. Suho menggeram kesal dan Sehun malah terkekeh. Dalam sekali dorongan, kejantanan Sehun masuk dengan sempurna dan tepat pada kelenjar prostat Suho.

Suho semakin berantakan. Teriakan dan desahannya semakin tak terkendali. Ditambah dengan sodokan Sehun yang selalu tepat pada titik sensitifnya."SLAP! SLAP! SLAP!" suara pertemuan kulit mereka adalah musik lain selain teriakan Suho dan geraman Sehun.

Tangan Suho terulur ke belakang. Ia meraih tangan Sehun yang memegang pinggulnya dan menggenggam tangan yang lebih besar darinya itu untuk menyalurkan semua perasaannya. Sehun tersenyum sedangkan Suho menyembunyikan wajahnya di bantal sofa. Menyembunyikan wajahnya yang memerah karena malu dan meredam desahannya yang seperti seorang betina tengah digagahi oleh pejantannya.

Lubang Suho benar-benar meremas kejantanan Sehun dengan tanpa ampun. Namun kali ini berbeda. Remasan lubang Suho semakin kuat dan Sehun merasakan kalau penisnya serasa diikat dengan kuat. Ditambah dengan batangnya sendiri yang berkedut karena sudah dekat dengan pelepasannya. Sehun mendongakkan kepalanya karena kenikmatan yang mendera sedangkan Suho meremas tangannya dan bantal sofa dengan kuat sebelum semprotan sperma membanjiri sofa dan lubangnya.

a.n.

Akhirnya selesai. Saya tidak sadar kalau bisa sampai sepanjang penisnya Sehun. Gila! Berapa words ini?