Seorang anak berumur 8 tahun tergeletak di tengah hutan bersama sebuah kotak berukuran sedang yamg dibawanya.
Ia perlahan-lahan terbangun karena ada sesuatu hawa panas yang menerpa wajahnya. Matanya akhirnya terbuka dan dilihatnya seeokor beruang kelaparan yang sedang mengendusnya.
Ia kaget dan langsung meloncat lalu lari. Sontak beruang itupun mengejar dirinya.
"Aaa! Tolong aku!" Jerit anak itu sambil terus berlari. Namun naas ia tersandung oleh sebuah batu yang membuat mukanya menyentuh tanah.
Si beruang semakin mendekat, anak itu sudah pasrah. Mungkin memang sudah seharusnya dia tidak lagi berada di dunia ini.
Sang beruang bersiap mencakarnya, anak itu memejamkan matanya bersiap menerima sakit. Namun, rasa sakit itu tak kunjung datang. Dibukanya matanya perlahan, sosok beruang itu sudah kabur.
Ia bisa bernapas lega sekarang.
"Tidak apa-apa, nak?" Suara berat pria tua itu mengangetkan bocah itu.
"Eh.. ya, terimakasih kek!" Anak itu tersenyum. Lali dibantunya anak itu bangun oleh sang kakek itu.
"Siapa namamu?" Tanya sang kakek.
"Naruto.. Vinsmoke Naruto." Jawab anak itu dengan tatapan sayu saat menyebut nama panjangnya.
"Sepertinya kau tidak berasal dari sini. Darimana asal mu?"
"North Blue." Jawab Naruto singkat.
Kakek itu kebingungan. Ia tidak tau dimana tempat yang Naruto katakan.
"Apa kau punya tempat tinggal disini?" tanya kakek itu sekali lagi.
Naruto hanya menggeleng.
"Kau boleh ikut denganku jika kau mau. Bagaimana?" Tawar kakek itu.
Senyum tipis terukir di bibir Naruto.
"Bolehkah?" Naruto memastikan yang dibalas anggukan oleh kakek itu.
"Perkenalkan aku Hiruzen Sarutobi. Hokage dari desa Konoha ini." Ternyata kakek tua itu adalah Hiruzen sang Hokage Ketiga.
"Hokage? Konoha?" Naruto tampak bingung.
Lalu Hiruzen menjelaskan semua tentang Hokage dan Konoha. Naruto hanya mengangguk paham. Otak cerdasnya mengasumsikan ia sedang tidak berada di dunia asalnya sekarang.
"Lalu kenapa kau bisa ada disini, Naruto?"
Naruto menjelaskan dari awal bagaimana perlakuan kejam ayahnya Vinsmoke Judge kepadanya hanya karena ia produk 'gagal' dari ciptaannya sampai ia kabur dengan mesin yang dibuat ayahnya hingga sampai disini.
Hiruzen yang mendengar itu menatap Naruto dengan sedih. Entah bagaimana bocah ini bisa kuat menghadapinya.
"Lalu apa yang kau bawa itu Naruto?" Tidak ingin larut dalam kesedihan, Hiruzen mencoba mengalihkan pembicaraan.
Naruto mengambil sesuatu dari kotak itu. Dilihat dari bentuknya itu adalah buah. Namun tidak seperti buah pada umumnya. Bentuknya aneh.
"Aku tidak tau, aku hanya membawanya sebagai bekal."
Hiruzen berpikir itu hanya buah biasa dari dunia Naruto.
"Dan sekarang aku lapar." Ucapan Naruto terbukti ketika perutnya berbunyi. Ia langsung memakan buah itu sekaligus dan menelannya.
"Hueekk! Rasanya tidak enak." Hiruzen hanya tertawa melihat ekspresi Naruto.
"Apa kau yakin buah itu tidak beracun?" Naruto milai ketakutan akan pertanyaan Hiruzen.
"Ayo kita ke rumah sakit Konoha untuk memastikannya."
Merekapun pergi menuju rumah sakit dan memeriksa keadaan Naruto. Naruto dinyatakan sehat tidak ada apa-apa. Ia bisa bernapas lega sekarang.
Hiruzenpun mengajaknya makan ramen di kedai Ichiraku. Naruto menghabiskan sampai 8 mangkuk ramen jumbo. Semua langsung memandang Naruto aneh saat itu.
Setelah beres semuanya Hiruzen mengajak Naruto kerumahnya. Hiruzen juga menjelaskan tentang dunia ini. Tentang Ninja, Chakra dan lain hal sebagainya.
Narutopun berminat menjadi seorang Ninja. Hiruzen mendaftarkannya ke Akademi Ninja.
Keesokan harinya.
Cahaya matahari menyelinap masuk ke apartemen milik Naruto. Ya, Hiruzen memberi apartemen yang tidak terlalu besar ini pada Naruto. Karena Naruto tidak ingin merepotkan Hiruzen jika harus tinggal di kediamannya.
Narutopun terbangun dari tidurnya dan bersiap untuk hari pertama di akademi. Entah kenapa dia bisa merasakan kekuatan yang besar dalam tubuhnya kali ini.
Setelah beres siap-siap, Naruto langsung pergi tanpa sarapan terlebih dahulu.
Sesampainya di akademi Naruto langsung duduk menyendiri di ujung karena tak ada satu orangpun yang ia kenal.
Tak lama muncul seorang dengan wajah dingin duduk di samping Naruto. Mereka tak saling bicara sedikitpun.
Seorang guru masuk kedalam. Kelas yang tadinya ramai kini mendadak sepi. Guru itu melakukan perkenalan singkat dilanjut dengan pembahasan mengenai Chakra dan bunshin.
"Ya, aku ingin mengetes kemampuan kalian. Yang dipanggil silahkan maju kedepan." Ujar Iruka pada muridnya. Satu-persatu muridnya dipanggil dan mendemonstrasikan membuat sebuah bunshin di depan. Ada yang lancar, ada yang gagal. Contohnya Uzumaki Menma. Ia membuat bunshin yang konyol sehingga membuat sekelas tertawa.
Hingga akhirnya kini giliran Naruto.
"Vinsmoke Naruto."
Naruto maju kedepan dan merapal segel tangan.
"Bunshin no Jutsu!"
Kelas hening seketika. Tidak ada apapun yang muncul. Ya, karena Naruto berasal dari dunia lain, ia jadi tidak memiliki sistem chakra.
Semua langsung mentertawakan Naruto. Ini berbeda dengan Menma tadi. Mereka juga mengejek Naruto.
'Sepertinya aku memang manusia tidak berguna..' Naruto menundukkan kepalanya dan kembali duduk di mejanya.
Satu bulan sudah berlalu, hari-hari Naruto sangat berat karena ia selalu diejek dan direndahkan persis seperti yang dilakukan saudaranya dulu.
Hingga Naruto menyadari kekuatannya karena tidak sengaja sekali Naruto membuat burung yang terbang terjatuh.
Naruto baru sadar dan ingat bahwa buah yang dimakannya tempo hari merupakan buah iblis yang pernah ia baca.
Memang dulu Naruto lebih sering menghabiskan waktu membaca buku karena tidak kuat menjalankan latihan dari ayahnya.
Ia juga mengingat akan sesuatu bernama 'Haki'. Suatu kekuatan lain yang ada di dunianya.
Tahun-tahun terakhir ini Naruto memfokuskan melatih kekuatannya dengan sangat berat dan sedikit demi sedikit mempelajari haki.
Ia bertekad membuktikan pada semua orang bahwa dia bukan orang yang gagal. Dan ia ingin sekali memiliki seseorang untuk dijadikan temannya. Karena selama ini ia selalu sendirian. Kecuali Hiruzen yang sesekali menemuinya.
Sepulang latihan Naruto melangkah kan kaki kecil kepinggiran desa Konoha karena memang apartemennya itu jauh dari keramaian.
Matanya tertuju pada suatu gang kecil. Di dalam gang itu terdapat seorang gadis seumurannya yang sedang meronta karena ditahan ninja dari desa lain. Naruto melemparkan batu kearah ninja itu.
"Sialan! Siapa itu?!" Ninja itu tampak emosi. Naruto lalu menampakkan dirinya.
"Cih, bocah sialan!" Dua ninja lainnya langsung melesat kearah Naruto.
Naruto dapat memprediksi arah serangan dari dua ninja itu menggunakan Kenbunshokunya. Ninja pertama melayangkan pukulannya kearah wajah Naruto. Sesuai prediksi Naruto, ia bisa menghindarinya dengan mudah. ia meloncat dan menjadikan lengan ninja itu sebagai pijakan lalu Naruto menendang kepala ninja itu.
Dengan gerakan Naruto yang begitu cepat ninja itu tidak dapat mengihindar dan menerima serangan itu dengan telak.
Ninja yang satunya melempar lima buah shuriken kearahnya. Seperti biasa ia dengan mudah menghindar itu semua.
Serangan demi serangan terus dilancarkan dua ninja itu. Naruto bisa menghindarinya namun saat ini staminanya sudah mulai habis.
Karena minimnya pengalaman bertarung, membuat Naruto banyak melakukan gerakan yang sia-sia. Sedangkan yang menjadi lawannya mungkin sudah setingkat Jounin yang pengalamannya tentu lebih banyak.
Bukan hal yang mudah bagi Jounin itu untuk mengalahkan murid akademi sepertinya. Ya walaupun mereka sempat kaget karena Naruto bisa menghindari serangan mereka.
Ninja itu merapalkan sebuah segel tangan. Ia sudah bosan bermain-main dengan Naruto.
"Kanashibari no Jutsu!"
DEG!
Tubuh Naruto seakan mati rasa. Namun ia masih memiliki kesadarannya. Itu menandakan ia tidak terkena genjutsu namun tubuhnya tak dapat digerakan.
"Bereskan bocah itu jangan sampai ada saksi mata!" Ucap pemimpin ninja itu. Lalu ia pergi membawa gadis itu.
Gadis itu meronta-ronta dan berteriak minta tolong. Naruto yang melihat itu berusaha sekuat mungkin bergeral namun apa daya.
'Aku harus bisa menyelamatkannya.. setidaknya aku bisa berguna walaupun sekali saja!' Batin Naruto.
Salah satu ninja mengeluarkan kunainya dan bersiap menghunuskannya pada Naruto.
"To..tolong.." Ujar gadis itu lemah lalu pingsan. Air matanyapun jatuh.
"HEAAAAAAAAAAAAAA!" Naruto berteriak sangat kencang. Muncul aura intimidasi yang sangat kuat dari tubuh Naruto.
Dua ninja itupun ketakutan, kakinya bergetar hebat lalu mereka pingsan dengan mata terbuka.
Sedangkan sang pemimpin mereka hanya terjatuh tidak pingsan.
'A.. apa-apaan bocah itu!' Batinnya.
Lalu Naruto berjalan kearah ninja yang tersisa.
"Lepaskan dia!" Dengan emosi Naruto meninju ninja itu dengan kuat hingga ia pingsan.
Setelah semua itu Naruto membawa gadis itu kerumah sakit Konoha dan meninggalkannya disana.
Ia harus pulang sekarang untuk bersiap untuk ujian kelulusan besok.
Bersambung.
Yaw! Sebelumnya maaf saya harus hapus cerita yang sebelumnya. Yaa karena saya bingung XD maklum cerita itu asal bikin tanpa mikir apapun, asal tulis aja yang mana itu malah bikin bingung.
Dan sekarang saya bawain cerita baru. Dengan tema yang mirip dan ya seengganya ga asal nulis kaya waktu itu. Anggap ini pengganti cerita yang kemarin. Mau dibaca silahkan, ga mau ya gapapa XD
Sebenarnya saya tidak berniat mempublish fic ini. Jadi kemarin saya sempet publish fic lain. Tapi setelah dipikir-pikir saya lebih memilih menggarap yang ini terlebih dahulu.
Yaudah, segitu aja dulu. Semoga cerita ini bisa lebih baik. Babay!
