Tangan Waktu

Disclaimer: Hetalia adalah milik Hidekaz Himaruya. Puisi 'Tangan Waktu' adalah milik Sapardi Djoko Damono. Penulis fanfiksi ini tidak mengambil keuntungan apa pun dari penulisannya.

selalu terulur ia lewat jedela

yang panjang dan menakutkan

selagi engkau bekerja, atau mimpi pun

tanpa berkata suatu apa

Ini adalah medan perang, batinnya.

Sekejam-kejamnya medan perang adalah medan perang dengan manusia. Namun, medan perangnya kali ini ditambah dengan satu kekejaman lagi; waktu. Sebuah satuan ilusionis yang dibuat manusia untuk mengukur kehidupannya. Waktu, yang ia tahu, sekeras apapun ia mencoba melawannya akan tetap bergulir, berjalan, mempermainkannya. Yang dapat ia lakukan hanyalah berlari mengejarnya.

bila saja kautanya; mau apa

berarti terlalu jauh kau sudah terbawa

sebelum sungguh menjadi sadar

bahwa sudah terlanjur terlantar

"Sial!", seseorang mengumpat kencang, detak jantungnya berkejaran, adrenalinnya terpompa. Di medan perang ini, seluruh pasukan tak ada yang mau mengalah. Tapi, siapa yang dapat melawan kuasa waktu? Waktu tidak dapat dikendalikan, sekalipun ia hanyalah ilusi dan buatan. Sekeras apapun ia mencoba, waktu pada akhirnya merajai mereka.

belum pernah ia minta izin

memutar jarum-jarum jam tua

yang segera tergesa-gesa saja berdetak

tanpa menoleh walau kauseru

Waktu mengambil tempatnya di diri mereka tanpa izin, tanpa permisi. Tiba-tiba, seluruhnya bergerak tanpa henti. Gunung-gunug yang berhamburan, manusia-manusia yang seperti anai-anai yang diterbangkan. Lautan naik menguasai daratan, dan daratan tunduk menghamba pada lautan. Seluruh dunia kini tunduk pada kuasa waktu, dan waktu yang lelah dijadikan ilusi, kini memutuskan kekejamannya yang paling tinggi; ia memutuskan untuk berhenti.

Berbagai seruan terdengar dari seluruh penjuru bumi. Memanggil Tuhan. Tidak ada satu mahkluk pun yang terpikir untuk memanggil anak bahkan saudaranya sendiri. Setiap dari mereka adalah soliter sekarang, dan mereka harus berjuang demi dirinya sendiri. Kala waktu berhenti, manusia menjadi gila, kala manusia gila, dunia berada pada ujungnya.

selalu terulur ia lewat jendela

yang main keras dalam pengalaman

mengarah padamu tambah tak tahu

memegang leher bajumu

Dan di ujung waktu itulah kini manusia berdiri. Bahkan mereka, yang memiliki titel tak akan pernah mati. Mereka hanya bisa pasrah, ketika tangan waktu mencengkram mereka, mengakhiri semuanya….

Lalu, bumi bertabrakan dengan matahari.