Melon Boy
Story by Syuugaa
.
.
Genre: BoyxBoy
Pairing: BTS V x EXO Chanyeol
.
.
Chapter 1 - Melon Kiss
.
.
Di semester baru ini kelasku memiliki seorang murid baru. Namanya Park Chanyeol. Dia baru saja pindah kemari dari Seoul. Ada satu fakta tentangnya yang menggangguku, yaitu; aku tidak bisa berhenti menatapnya.
Aku sendiri bertanya kenapa?
Chanyeol-dia, begitu tinggi dan tampan. Dia seperti seseorang yang kau lihat dalam majalah mode atau pemeran utama pria dalam serial drama favoritmu. Anak keren sepertinya bisa dengan mudah jadi popular di sekolah, kalau saja dia bisa sedikit lebih ramah pada orang. Semua teman-teman ku membencinya. Chanyeol adalah topik panas di ruang ganti basket kami pada minggu pertamanya di SMA Busan. Dia memiliki sikap yang buruk sekali terhadap -kami- anak laki-laki sementara mencuri hampir semua perhatian gadis cantik di sekolah. Aku bahkan melihatnya nongkrong dengan Nara beberapa kali.
Disamping betapa tidak tertariknya dia untuk bersosialisasi, hal lain yang ku perhatikan tentangnya adalah -dia selalu makan melon setiap hari. Di pagi hari sebelum kelas mulai, pada jam makan siang di kantin, ketika tidak ada guru di kelas, di perpustakaan.. Aku bahkan pernah melihatnya mengunyah satu saat dia pipis di toilet. Menurutku obsesinya pada Melon itu sedikit lucu.
"Kim Taehyung mata ke sini! Aku yang gurunya bukan Park Chanyeol." Teguran Pak Guru menghentakkan ku. "Ya, ya! Pak!" Sahutku panik.
Tertangkap basah oleh semua orang seperti ini, permisi aku harus pergi membenturkan kepalaku ke dinding.
"Dasar Homo!" Celoteh sebuah suara yang kukenali dengan baik milik Hoseok, kemudian kelas tertawa. Sungguh teman-teman yang baik. Aku membuka buku di depanku dan pura-pura membacanya. Hoseok hanya bercanda seperti biasanya, kenapa aku merasa setegang ini.
Waktu berjalan sangat lambat, sial, kapan bel akan berbunyi?!
Untuk membunuh waktu aku mengisi lembaran-lembaran buku tulisku dengan gambar kotoran. Ketika aku mendongak mataku bertemu mata onyx Chanyeol. Aku punya perasaan yang kuat dia tidak sedang kebetulan menoleh kebelakang karena arah pandangnya jelas tertuju pada mejaku. Dia menyeringai menantang sambil menaikkan alis kanannya, cepat-cepat aku kembali menunduk.
Apa-apaan sih barusan?
.
.
.
Kringgg!
.
.
.
Karena kejadian di kelas sejarah tadi, aku melewatkan kelas selanjutnya dan menyendiri di atap sekolah.
"Dasar homo!" Kata-kata yang dilontarkan Hoseok itu terus terngiang di kepalaku, meskipun itu hanya lelucon aku tidak bisa tidak memikirkan tentang hal itu.
Aku bukan homo.
Aku tidak bisa seperti itu.
Aku tidak mau menjadi-
"Akhirnya menemukanmu." Sebuah suara dari belakang mengagetkanku, membuyarkan segala lamunanku. Aku langsung berbalik dan cukup terkejut dengan siapa yang kulihat.
Chanyeol...?
Jantungku berdetak lebih cepat setiap kali dia mengambil langkah mendekatiku. Dia berjalan ke arahku dengan seringaian di wajahnya yang memberiku getaran aneh. Ketika dia sudah berdiri tepat di depanku, aku tiba-tiba susah bernafas, aroma tubuhnya sangat tajam dan menusuk masuk ke hidungku.
"Kenapa begitu tegang?" Ujar Chanyeol dengan nada mengejek, seringaian nya mengganggu sekali, aku mengerutkan keningku dan menatap ke arah lain. Apa yang dia inginkan? Nggak jelas.
"Apa kau hanya akan terus mematung dengan kening berkerut seperti itu? Membosankann." Dia lanjut menggodaku.
"Aku harus pergi." Aku bergumam seraya berjalan melewatinya, sebelum aku bisa berjalan lebih jauh lagi, 'Yang Perkasa' Park Chanyeol menangkap lenganku dan menarikku; mengembalikanku berdiri di tempat yang sama persis. "Tidak bisa membiarkan itu."
Wajahku semakin mengeras. Aku tidak suka fakta bahwa dengan tubuh besarnya, wajah tampan, wanginya, dan dengan sikap dingin nya; dia begitu mengintimidasi.
"Ada yang bisa kubantu?!" Ketusku, tidak menyembunyikan kekesalanku.
"Ada, biarkan aku meminjam bibirmu sebentar."
Hah? Sebelum aku bisa mencerna kalimatnya, Chanyeol sudah menarikku lebih dekat padanya dan mencium bibirku.
.
Aku kehilangan diriku untuk sesaat, bertanya-tanya apa yang sedang terjadi?!
.
Aku tidak bisa memerintahkan tubuhku untuk bergerak karena betapa terasa lembut, hangat dan basahnya mulutku sekarang. Tunggu dulu.. Aku tidak bisa menikmati ini kan? Tanpa berpikir apapun lagi kudorong Chanyeol memisahkan ciuman kami. Ya ampun sial! Aku tidak percaya aku hampir memainkan lidahku di sana, aku harap dia tidak menyadari hal kotor itu.
"Apa-apaan?!" Keningku berkeringat karena panasnya. Aku membeku dengan mulut terbuka; aku sepenuhnya syok dengan apa yang baru saja terjadi. Sementara aku dalam kebingungan, si pelaku anehnya baik-baik saja, tampak tidak merasa aneh dengan hal aneh yang baru saja dilakukannya apalagi merasa bersalah.
"Ah, apa kau benar-benar harus menghentikan kesenangan kita?" Ujar Chanyeol bermain pura-pura kecewa.
"Kesenangan kita?!" Kuseka bibirku yang basah karena salivanya -terasa seperti Melon- "Sobat, kalau kau melakukan ini karena kejadian tadi pagi -kau tidak perlu sampai sejauh ini, kan?"
Chanyeol menaikkan kedua alisnya, "kau pikir aku sedang mengejekmu sekarang?" Tanyanya, masih dengan sikap santainya yang mengintimidasiku -dia menempelkan tangan kirinya ke rahangku dan membungkuk sedikit untuk berbisik di telingaku; "Aku tidak," membuatku tegang kembali.
"Aku tahu kau menginginkanku Kim Taehyung."
Mataku melebar karena kalimat mengganggu yang barusan kudengar. Menginginkannya.. Apa?!
Aku melangkah mundur menjaga jarak darinya. "Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan."
Chanyeol tersenyum jahat. "Oh aku yakin setelah mengstalking akun-akunku dan memperhatikan semua yang kulakukan selama berhari-hari kau pasti tahu banyak tentangku."
Sial, bagaimana dia bisa tahu...
Aku retak menjadi potongan-potongan kecil dari dalam.
"Aku tidak bisa berada di sini lagi." Kataku mencoba mengatakannya sesantai mungkin dengan begitu dia tidak akan tahu aku merasa sangat malu tentang semua ini. Lalu aku melangkah pergi melewatinya. Aku bersumpah aku akan memukulnya di wajah kalau dia menghentikanku seperti tadi. Aku lega dia tidak melakukannya.
"Aku tidak keberatan dengan apa yang kau lakukan.. Kim Taehyung. Aku bahkan tersanjung," Kata Chanyeol lantang saat aku berada di ambang pintu. Aku mematung di tempat sejenak menunggunya menyelesaikan kalimatnya. "Kalau kau menginginkan ciuman lainnya kau bisa menemukanku di sini."
Ciuman lainnya. Dia menjijikan.
Kukepal kedua tanganku menahan emosi. Pada saat ini aku menyesali semuanya! Semua kebodohanku mengstalking akun sosial medianya dan diam-diam memperhatikannya. Aku sendiri bahkan tidak tahu alasannya kenapa aku melakukan semua itu. Sial aku begitu berantakan. Aku menutup mataku lalu melangkah turun meninggalkan atap.
.
.
.
Aku mencuci wajahku di wastafel berkali-kali. Lembut, hangat dan basah. Dia pencium yang baik. Sial! Kepalaku masih berantakan, Kubasuh wajahku dengan kasarnya sekali lagi. Aku mengambil napas dalam-dalam sambil menatap lurus bayangan wajahku di cermin. Jadi, Chanyeol.. Dia-homo-seperti itu?
Itu tidak mungkin. Dia main-main dengan gadis yang berbeda setiap hari. Yang dilakukannya padaku di atap tadi siang hanyalah lelucon, ya -hanya lelucon!
Sebelum aku bisa berpikir lebih jauh tentang itu, Hoseok dan Senior kami Min Yoongi muncul memasuki toilet, mereka cukup mengagetkan aku yang sedang melamun. Yoongi sunbae tampak buruk, hidungnya mengeluarkan darah dan terdapat luka-luka segar di wajahnya.
"Astaga, di mana kau seharian ini?" Tanya Hoseok saat Yoongi Sunbae mendorongku untuk menyingkir dari wastafel. "Kau melewatkan ulangan biologi, dan perkelahian paling seru tahun ini!" Dia memberitahu sumringah.
Yoongi sunbae membasuh wajahnya dengan air seolah tidak ada luka-luka di wajahnya. Membuatku ngilu sendiri membayangkan betapa perihnya luka segar yang dipertemukan dengan air dan digosok kasar seperti itu. Aku mengeluarkan sapu tangan yang kuingat bawa dari saku jas almamaterku. Aku pegang bahu Yoongi sunbae dan menghadapkan tubuhnya padaku. "Sini biar kubantu." Kataku lalu mulai menyekai sisa-sisa darah di wajahnya dengan hati-hati.
"Persetan anak wanita jalang itu!" Yoongi sunbae mengutuk dalam-dalam. Kukira yang dimaksudnya adalah orang yang berkelahi dengannya? Aku penasaran siapa itu.
"Yah- ini lucu sekali, Pacarmu harusnya bertanya dulu siapa Kapten basket kita ini sebelum dia melakukan hal bodoh seperti itu," ujar Hoseok sambil tertawa. "Apa kau tidak memberitahunya?"
"Hah, pacarku?" Tanyaku polos. Keningku berkerut, aku tidak punya pacar. Wajahku memucat sedikit seiring aku mendapatkan firasat buruk.
Hoseok lanjut menceritakan. "Anak baru dari kelas kita tiba-tiba muncul menganggu latihan kita dan meminta seragam. Memaksa untuk bergabung dengan tim basket tanpa pendaftaran karena dia pikir dia yang terhebat. Melakukan itu, tentu nyalinya besar tapi di mana otaknya?"
Aku menyimak sambil terus mengurus wajah di hadapanku. Ternyata Park Chanyeol? Pantas perasaanku tidak enak. Dan aku setuju dengan Hoseok, di mana otak orang itu? Mungkin dia tidak punya! Tunggu.. Kenapa Hoseok harus menyebutnya Pacarku? Itu sangat tidak lucu!
"Kemudian kapten kita memberinya les bagaimana cara menghormati orang lain. Pastikan pacarmu belajar dari itu."
Aku menghentikan aktifitas tanganku dan memberi Hoseok peringatan serius. "Berhenti mengatakan dia pacarku. Aku bukan homo!"
Suasana ruang menghening setelah aku bicara. Mereka berdiri dalam diam, tampak terheran. Ya, selama ini aku sebenarnya bukan tipe yang akan meninggikan suaranya.
"Sobat tenang.." Hoseok menatap lurus padaku dengan bingung. "Aku hanya bercanda karena dia juga melewatkan kelas sepertimu, kupikir kalian bersama." Lanjutnya menggunakan nada bicara yang lebih hati-hati.
"Aku tidak- aku melewatkan kelas sendirian! Aku tidak bersamanya!" Aku menghentikan diriku di sana, aku takut aku malah akan membuat mereka berpikir yang macam-macam kalau aku terlalu banyak biacara tentang itu. "Wajahmu sudah bersih. Ambil beberapa obat supaya cepat sembuh." Kataku pada Yoongi sunbae kemudian berbalik pergi.
Di belakang Hoseok dan Yoongi menatap satu sama lain. Hoseok menaikkan kedua alis dan bahunya mengatakan "aku tidak tahu" dalam bahasa isarat.
.
Tadinya aku ke toilet untuk ganti baju. Berniat tetap latihan basket meski aku melewatkan seluruh kelas hari ini. Tapi terserah.. Aku sudah tidak mood untuk apapun sekarang.
"Yah!"
"Taehyung-ah kau mau kemana?" Jimin berteriak dari dalam lapangan.
"Kau juga akan melewatkan latihan?" Dia bertanya lagi.
Aku mempercepat langkahku mengabaikan semua teman-temanku ketika aku berjalan melewati lapangan.
Aku mengambil sepedaku di parkiran. Aku menaikinya dan lantas mengayuh pedal, meninggalkan sekolah.
Dalam perjalanan aku dipaksa oleh keadaan untuk memikirkan satu manusia yang paling sedang tidak ingin kupikirkan. Chanyeol. Apa dia memilih eskul basket karena aku? Sial, dia sangat menyebalkan.
Dia tidak bisa serius tentang semua ini..
Ciuman kami di atap tiba-tiba muncul dalam kepalaku, membuatku kehilangan seluruh fokusku. Aku kehilangan kendali atas sepedaku, dan dalam sekejap mata -aku sudah berada dalam tong sampah besar di samping jalan.
"Hahaha.." Banyak orang menertawaiku.
Persetan dengan mereka. Persetan hari ini. Dan terutama, persetan kau dan mulutmu yang terasa seperti melon; Park Chanyeol!
.
.
.
TBC
.
.
.
Berbaik hati tinggalkan Review \(^O^)/
Aku akan senang membaca apa yang kalian pikirkan tentang tulisanku.
PS: Tidak ada paksaan. Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kesehatan lainnya.
