As You Wish
Xiuhan/Lumin
'
'
Aku lelah dan aku ingin berhenti disini, tempat dimana aku memulai semua ini, karena sebenarnya aku tak pernah bergerak dari tempat ini sekuat apapun aku berusaha untuk mencapai tempatmu.
Aku lelah selalu mengejarmu, aku bosan pada setiap kata yang kau ucapkan untuk menolakku, aku benci sikap dingin saat kau mengabaikanku dan disini aku putuskan untuk berhenti, tepat dimana kau mengatakan padaku untuk menyerah dan kali ini kukabulkan kata-katamu.
Terlalu banyak kata-kata penolakan yang kau berikan padaku, bukan aku tak mendengar tapi aku hanya ingin bertahan pada keyakinanku 'kau akan menerima keberadaanku'. Terlalu sering kau mengacuhkanku, membuat aku seperti seseorang yang tak terlihat, aku tau itu tapi biarkan aku tetap seperti ini sampai aku tak memiliki kekuatan lagi.
Setidaknya berikan aku senyumanmu agar aku memiliki alasan untuk bertahan.
Aku lelah berharap untuk sesuatu yang aku sendiri tau jawabannya tapi, setidaknya tatap aku, dengan begitu aku mempunyai alasan, satu alasan untuk bertahan yaitu karena kau masih melihat keberadaanku.
'
'
'
"Luhan... aku membawakanmu bekal" tapi yang Xiumin terima adalah tepisan yang membuat makanan yang sudah dibuatnya jatuh kelantai. Ini bukan kali pertama Luhan memperlakukan Xiumin seperti ini.
Luhan menatap Xiumin penuh benci,
"JANGAN PERNAH MUNCUL LAGI DIHADAPANKU, KAU MENGGANGGU," setelah itu Luhan berbalik meninggalkan Xiumin, sedang Xiumin dengan tatapan nanar memandang punggung Luhan yang mulai menjauh.
'
'
Kata-kata penegasan terakhir yang Xiumin dengar dari Luhan, Xiumin rasa ini cukup
Cukup untuk membuatnya muak
Cukup untuk membuat lelah
Dan cukup menjadikan itu alasan untuk Xiumin berhenti.
'
Setelah bentakan itu Xiumin mencoba menjauh dari Luhan, mencoba tak terlihat dihadapan Luhan dan mencoba untuk melupakan Luhan. Walaupun Xiumin tidak akan bisa melakukannya setidaknya Xiumin sudah berusaha.
'
'
'
'
"Luhan hyung mana Xiu hyung, kenapa tidak mengantarkan bekal lagi ini sudah 1 minggu, padahal makanannya enak sekali. –Sehun
'
"Aku merindukannya, sapaan ramahnya saat kita berpapasan" –Lay
'
"Aku juga merindukannya, aku tidak bisa lagi bermanja padanya" –Tao
'
"Kau tau kenapa 1 minggu ini dia tidak terlihat ?" –Kris
'
Luhan jengah dengan teman-temannya yang selalu menanyakan Xiumin padanya selama 1 minggu ini, apa mereka tidak memiliki pekerjaan yang lebih penting daripada menanyakan Xiumin padanya.
'
"BERHENTILAH MENANYAKAN DIA DIDEPANKU KARENA AKU MUAK MENDENGAR NAMANYA" bentakan Luhan membuat semua temannya terdiam.
'
"Mengalahlah pada ego mu hyung" –Sehun
'
"Sebelum kau menyesal sudah mengabaikannya" –Lay
'
"Kau tau hyung, Xiu hyung yang paling mengerti dirimu bahkan lebih dari dirimu sendiri" –Tao
'
"Dia berharga dan kau akan menyesal karena telah mengabaikan keberadaannya" –Kris
'
Satu persatu teman-teman Luhan meninggalkan Luhan sendiri dikantin sekolah yang sudah mulai lengang dengan tepukan dipundak sebagai salam perpisahan atau sebagai tanda keprihatinan atau belangsuka yang akan berlaku nantinya.
'
'
'
'
Pikiran Luhan sekarang dipenuhi oleh kata-kata teman-temannya, dan Luhan memilih membolos dan duduk di perpustakaan, entah kenapa hanya tempat penuh buku ini yang ada dipikiran Luhan untuk menjernihkan kepalanya.
'
'
Semua kata-kata temannya kembali berputar dikepalanya, sadar tidak sadar Luhan merindukan sosok Xiumin.
Xiumin yang mengejar Luhan digerbang sekolah,
Xiumin yang menyapa Luhan dengan ramah,
Xiumin yang selalu mebawakan Luhan bekal,
Xiumin yang selalu memberikan handuk dan air minum saat Luhan selesai latihan sepak bola bersama klubnya,
Xiumin yang selalu berteriak girang saat Luhan mencetak gol,
Xiumin yang selalu mengikuti Luhan disekolah dan sepulang sekolah,
Xiumin yang menolongnya saat Luhan dikeroyok oleh musuh-musuhnya,
Xiumin yang memapah Luhan saat kaki Luhan terkilir,
Xiumin yang selalu membela Luhan dengan berbagai alasan untuk membuat Luhan bebas dari hukuman saat Luhan membolos,
Dan Xiumin yang tersenyum untuk memberikannya semangat.
'
'
Sekarang Luhan benar-benar merasa kehilangan selama 1 minggu ini. Tak ada yang berteriak memanggil namanya digerbang sekolah, tak ada kata-kata semangat saat dia akan bertanding, tak ada yang mengekorinya disekolah, tak ada yang membawakan bekal yang selalu ditolaknya, dan yang paling penting tak ada senyuman hangat dan tulus yang selalu didapatnya selama disekolah.
'
'
Saat Luhan tengah asik dengan lamunannya tentang seorang Xiumin yang hilang dari hidupnya satu minggu ini. Disaat yang sama Xiumin melangkahkan kakinya menuju perpustakaan karena disuruh oleh guru yang mengajar di kelasnya untuk mengambil satu buku yang akan menjadi bahan ajar sang guru dan sialnya Xiumin yang ditugaskan mengambil tau lebih tepatnya mencari satu buku itu dari disekian banyak tumpukan buku yang ada di perpustakaan.
Xiumin masih saja mendumel untuk mengurangi kekesalannya pada sang guru sehingga membuat Xiumin benar-benar focus untuk mencari buku dan melanjutkan omelannya untuk sang guru tercinta sehingga tidak menyadari keberadaan Luhan yang beberapa meter dibelakang punggungnya.
'
'
'
Jika Xiumin tak menyadari keberadaan Luhan, Luhan malah sudah menatap Xiumin mulai dari saat Xiumin membuka pintu perpustakaan sampai Xiumin berdiri beberapa meter didepannya dan Luhan sekarang sedang kesal karena Xiumin mengabaikan sepenuhnya keberadaannya disana.
'
'
'
'
Heyy Luhan kenapa kau harus kesal, bukankah itu yang kau inginkan, membuat Xiumin hilang dari pandanganmu dan sekarang saat dia tidak menyadari keberadaanmu, mengabaikanmu kau sekarang kesal, bukankah seharusnya kau melompat gembira karena pengganggumu sekarang sudah tak melihatmu.
Luhan mendengus sebal, Luhan sangat benci saat seseorang mengabaikan keberadaannya, terlebih lagi kalau orang itu Xiumin, namja yang selalu menguntitnya tapi itu seminggu yang lalu. Lihat sekarang Xiumin mengabaikan seutuhnya keberadaan Luhan, membuat Luhan seperti makluk transparan yang senang mengganggu manusia dengan nama tenar hantu.
'
'
'
Luhan cukup lama memperhatikan Xiumin dengan tatapan paling mematikan yang dimilikinya, tetapi Xiumin sepertinya benar-benar tak menyadarinya, dan itu membuat amarah Luhan meluap.
Luhan melangkahkan kakinya mendekati Xiumin dan berdiri tepat dihadapan namja dengan pipi menggemaskan itu.
Lalu bagaimana reaksi Xiumin yang didapatkan Luhan.
'
'
'
'
Saat Luhan sampai didepannya Xiumin sempat mengalihkan perhatian pencarian bukunya pada Luhan dan seketika pupil Xiumin melebar karena terkejut dengan kejutan yang didapatkannya diperpustakaan, tapi itu hanya bertahan beberapa detik sebelum Xiumin kembali berkutat untuk menemukan buku yang ingin ditemukannya dan kembali mengabaikan keberadaan Luhan.
Luhan yang melihat reaksi Xiumin semakin membuat amarahnya memuncak, dengan kasar Luhan menggenggam tangan Xiumin dan membawa Xiumin bertatapan dengannya.
'
'
'
'
" Apa kau memiliki masalah denganku tuan Xi," Xiumin menatap Luhan tajam.
Luhan yang mendengar kata-kata yang dikeluarkan Xiumin seketika membeku membuat genggamannya pada tangan Xiumin mulai melemah dan terlepas sepenuhnya. Setelah genggaman tangan Luhan terlepas Xiumin berbalik dan mengambil asal satu buku yang dapat dijangkaunya dan segera berlalu meninggalkan Luhan yang mematung diperpustakaan.
'
'
'
Setelah mendengar bunyi pintu yang ditutup barulah Luhan sadar dan yang didapatinya adalah perpustakaan yang kembali lengang, tak ada sosok pipi gempal dengan tubuh pendek yang sedang mencari buku didepannya beberapa detik atau menit yang lalu.
'
'
'
'
Luhan menundukan kepalanya
'Apa ini yang dirasakannya saat aku mengabaikan keberadaannya ?'
Pertanyaan itu berdenging dalam kepala Luhan seperti mantra yang siap membuat Luhan kehilangan cara untuk menggerakan semua otot yang ada ditubuhnya.
'
'
'
Apa semenyakitkan ini melihat seseorang mengabaikanmu secara sengaja ?
'
TBC/END
Gimana ?
Rencananya ini akan jadi 2/3 chapter tapi Fee boleh minta pendapat
endingnya bagusnya sad/happy ?
'
'
Repiewwwww...
