Tittle: Get Down Seasons 2 : AMY (MEANIE FANFICTION)
Author: Hani Hwang
Genre: romance, married life, yaoi
Rated: M
Summarry: Mingyu dan Wonwoo sudah meraih kebahagiaan mereka, tapi, hidup tak selalu berjalan mulus kan?
Disclaimer: Plot ceritanya punya author, Wonwoo juga punya author.
Notice: Sebaiknya baca Get Down terlebih dahulu sebelum baca fict ini.
DON'T LIKE DON'T READ
REVIEW PLEASE
.
.
.
.
Halaman yang luas itu dihiasi oleh berbagai macam rangkaian mawar merah dan putih. Pita-pita cantik berjajar rapih disetiap sudut. Kursi-kursi cantik tersusun rapih menghadap kesebuah podium dengan panggung kecil. Sementara sebuah karpet merah nyentrik membalut jalan menuju podium itu.
Tapi meski begitu, para tamu undangan sebagian besar justru berkumpul di belakang sang pengantin yang membelakangi mereka.
"Kuhitung sampai tiga ya!" Ujar sang pengantin yang bersurai pirang panjang, mengenakan tuxedo putih yang membalut tubuh rampingnya.
"Cepatlah, Jeonghannie~" Ujar pengantin yang satunya.
"1, 2, 3!"
SYAT!
Jeonghan melempar buket bunga itu diudara, sehingga membuat rangkaian mawar merah dan putih itu melayang, dan para hadirin yang berkumpul itu menjulurkan tangannya diudara, berusaha menggapai buket itu. Konon, orang yang mendapat buket pengantin akan menikah dalam waktu dekat.
"WAA!"
HUP
BRUGH!
"AWWW!"
"Argh. . . ssh. . .!"
"WHOAHHHH! SELAMAT!"
Kedua orang yang bersamaan menangkap buket itu menatap canggung tangan mereka yang tanpa sengaja saling bergenggaman. Keduanya terpaku. Si manis bersurai jingga itu merasakan pipinya bersemu karena malu. Sementara jantungnya berdebar cepat. Sedang yang bersurai cokelat hanya menatap kaku sambil mengalihkan pandangannya.
"Maafkan aku, kau tak apa Jihoon-ssi?" Tanya Jisoo, pada Jihoon yang ikut terjatuh dengannya karena menangkap buket itu bersamaan. Jisoo bangkit, membiarkan buket itu digenggaman Jihoon. Lalu mengulurkan tangannya,
"Bangunlah." Ujarnya, dengan seulas senyum tipis yang meneduhkan.
Jihoon terpaku. Pipinya semakin memerah. Dengan tersipu ia meraih uluran tangan Jisoo dan bangkit membersihkan kemejanya yang kotor.
"EKHEM!"
"Pasangan baru nih!"
"Wah! Kalau jodoh tak kemana ya!"
Celetukan-celetukan menggoda itu membuat keduanya kian malu dan sama-sama menunduk. Sementara undangan lain yang melihatnya makin riuh meledek karena kedua orang itu merona.
.
Sementara itu, di barisan kursi dekat meja berbagai macam hidangan, duduk dua orang pria dengan dua bocah lucu di pangkuannya masing-masing.
"Whoah! Daebak! Kau lihat itu Gyu? Jihoonie dan Jisoo hyung menangkap buketnya bersamaan!" Ujar Wonwoo bersemangat.
"Hahaha, lihat, mereka merona!" Mingyu tertawa geli karenanya.
"Yak! Kyungie-hyung! Itu cake Minu!" Sementara Minwoo yang tak mengerti dengan ucapan orang tuanya, merenggut kesal karena cake muffin cokelatnya dimakan Kyungwon.
Kyungwon hanya melirik sekilas adiknya yang beda sepuluh menit darinya itu. "Bialin!" Ujarnya dengan wajah emonya yang sangat menggemaskan.
"Huwaa! Eomma! Kyungie-hyung nakal!" Minwoo menangis, ia menarik-narik kemeja Wonwoo yang memangkunya.
Wonwoo yang tengah asik menonton adegan roman Jisoo dan Jihoon terkejut mendengar tangisan Minwoo.
"Astaga, ada apa Minu-ya? Kenapa menangis? Hm?" Wonwoo menghapus aliran air mata Minwoo yang melintasi pipi chubbynya yang putih itu.
"Hiks~ Eomma, Kyungie-hyung nakal, hiks. Cake Minu dima'am hiks. . ." Minwoo terisak dengan aksen cadelnya.
"Wah, Hyungie tak boleh begitu pada Minu, arrachi?" Mingyu bertanya pada Kyungwon dipangkuannya.
"Bialin." Singkat Kyungwon, masih dengan gayanya yang emo. Mingyu sampai gemas setengah mati karenanya.
"Minu dan Hyungie mau lagi cakenya, hm?" Tanya Wonwoo pada kedua anak kembarnya. Kedua bocah bersurai hitam itu mengangguk bersamaan, membuat surai mereka bergoyang lucu.
Wonwoo menurunkan Minwoo dari pangkuannya, dan mendudukkannya di kursi.
"Tunggu sebentar, ya! Eomma ambilkan dulu!" Ujar Wonwoo, mengusap sayang surai keduanya.
"Ya~ jangan lama-lama Wonu-ya, aku kerepotan kalau harus menjaga keduanya." Protes Mingyu dengan poutnya. Ingatkan Wonwoo kalau Mingyu adalah pria dewasa.
"Cih, apa-apaan poutmu itu?" Sinis Wonwoo, yang kemudian berlalu meninggalkan Mingyu dengan kedua bocah kembarnya.
"Yak~ Wonu-ya~~"
"Kyungie-hyung, liat deh, Appa wajahnya aneh ya, kalau cedang begicu?" Tunjuk Minwoo dengan jari nya yang mungil, pada wajah merengek Mingyu.
"Kau balu sadal kalau Appa ini aneh?" Kyungwon balas bertanya, dengan aksen cadel emonya.
"Ya, ya, ya~ ada apa dengan anak-anak Appa yang tampan ini, hm? Appa ini tampan bukan aneh!" Sahut Mingyu yang merasa geli sendiri mendengar percakapan aegyanya.
"Maaf, boleh aku Tanya, toiletnya dimana, ya?" Seorang wanita berpakaian seksi menginterupsi percakapan antara Appa dan anak itu.
Mingyu mengamati sejenak wanita dihadapannya itu. ia sedikit mereguk paksa ludahnya sendiri. Astaga, Wanita itu berpakaian sangat terbuka, sampai-sampai belahan dadanya terlihat jelas! Tak sadarkah ia kalau didepannya ini dua bocah polos? Gerutu Mingyu dalam hati. Dengan pelan dia menutup mata kedua aegyanya, tak ingin kepolosan Minwoo dan Kyungwon ternodai.
"Hm, toiletya ada diujung sana, dari sini kau tinggal lurus dan belok kekiri." Sahut Mingyu menjelaskan.
"Baiklah, terimakasih!" Wanita itu tersenyum, kemudian melirik Mingyu yang menutupi mata Minwoo dan Kyungwon dengan telapak tangannya yang besar.
"Wah, mereka lucu sekali, ya? Sayang aku harus cepat-cepat. Aku permisi. Dah, anak-anak lucu!" Ujarnya sambil melenggang pergi dari hadapan Mingyu.
Pria tampan itu menarik napas lega sambil membuka tutupan tangannya dari mata Minwoo dan Kyungwon.
"Appa! Kenapa mata Minu ditutup?" Protes Minwoo sambil mempoutkan bibirnya lucu.
"Minu-ya, Ahjumma tadi cantik ya?"
Mingyu menatap horror Kyungwon yang berkata sedewasa itu pada Minwoo.
"Yak! Kim Kyungwon! Ada apa dengan kalimatmu?! Kau ini baru lima tahun!" Gerutu Mingyu, Gemas bukan main.
"Wah, wah! Ada apa ini, hm? Apa terjadi sesuatu?" Tanya Wonwoo yang datang sambil membawa sebuah piring berisi berbagai macam cupcake dan segelas Milkshake cokelat.
"Eomma! Tadi ada Ahjumma cekci yang datang kedepan Appa!" Adu Kyungwon cepat, kali ini wajahnya terlihat meyakinkan tanpa unsur emo sedikitpun.
"Heh? Bisa jelaskan sesuatu, Gyu?" Wonwoo melirik Mingyu yang tergagap ditempatnya.
"Tidak! Bukan begitu. Astaga Kim Kyungwon? Ada apa dengan kalimatmu itu?" Mingyu terlihat jengkel.
"Yak! Kau tak boleh begitu pada Kyungie, Gyu! Dia masih anak-anak!"
Mingyu berdecih. "Tadi ada wanita yang mengenakan pakaian minim bertanya arah toilet padaku, hanya itu." Sahut Mingyu kemudian.
"Yakin?" Wonwoo memicingkan matanya curiga.
"Tentu saja! Astaga, ada apa dengan pandanganmu, Kim Wonwoo?" Mingyu merasa terpojok, padahal dia tak bersalah sedikitpun.
"Hm, baiklah. Aku percaya." Sahut Wonwoo enteng. Kemudian kembali menyuapi Minwoo dengan cake yang dibawanya. Sedangkan Kyungwon asik menyedot Milkshakenya.
Mingyu menarik napas. Kenapa jadi begini? Keluhnya.
.
.
.
"Annyeonghaseyo, Baby Minu, Baby Kyungie~" Jeonghan datang menghampiri Mingyu dan Wonwoo, kemudian berjongkok didepan Minwoo dan Kyungwon yang asik mengulum dot susunya.
"Anneyeong Jeonghan-Eomma." Sahut Minwoo ceria.
Sementara Kyungwon, seperti biasa dengan wajah emonya.
"Wah, Eomma sedih lho, Kyungie-hyung tak mau jawab salam Eomma." Jeonghan pura-pura sedih dan murung dengan sikap Kyungwon.
"Annyeong." Singkat Kyungwon cuek. Astaga, ada apa dengan bocah ini.
"Eomma jangan cedih, maafin Kyungie Hyung, ya?" Minwoo memeluk leher Jeonghan dengan kedua tangannya yang mungil.
"Oh,, terima kasih, Minu memang anak Eomma yang paling baik!" Jeonghan balas memeluk tubuh baby fat Minwoo.
"Tapi Minu ini tetap anaknya Wonu Eomma, iya kan, Jeonghan eomma?" Tanya Minwoo polos.
Jeonghan tertawa mendengarnya. Sementara Seungcheol yang berdiri dibelakangnya, ikut tergelak mengamati tingkah dua bocah itu.
"Wah, hyung! Kudengar kalian besok akan bulan madu ke Hawaii?" Tanya Mingyu pada Seungcheol.
"Hm, rencanya sih begitu," Sahut Seungcheol, mendudukkan dirinya disebelah Mingyu. Sementara Jeonghan tetap asik berinteraksi dengan si kembar.
"Kuharap sih begitu! Pengantin baru harus senang-senang kan?" Wonwoo menyahut dengan antusias.
Seungcheol tertawa. "Masalahnya aku dan Jeonghan sama-sama sibuk, dan hanya bisa cuti selama dua minggu, satu minggu sudah terlewat, tinggal seminggu lagi." Jelas Seungcheol dengan wajah jenakanya.
"Yah, sayang sekali. Tapi seminggu juga berharga kalau kalian menikmatinya dengan baik!" Balas Wonwoo lagi.
"Kurasa begitu." Sahut Seungcheol.
"Benar hyung, kau ini kebanyakan kerja. Refreshing juga perlu. Apalagi sekarang kau pengantin baru!" Mingyu ikut menimpali.
Seungcheol kembali tertawa. "Iya, iya, aku tahu. Aku juga ingin. Tapi urusan kantor selalu padat."
"Nah, karena begitu nikmatilah bulan madumu." Ujar Wonwoo akhirnya, Seungcheol hanya mengangguk mengiyakan.
"Wonu Eomma, kenapa cih, Eomma lambutnya pendek, padahal Jeonghan Eomma panjang?" Pertanyaan Minwoo menginterupsi obrolan mereka.
"Hm, memangnya kenapa? Apa Eomma tak cantik dengan rambut Eomma?" Tanya Wonwoo balik.
"Eomma tetap yang telcantik diceluluh dunia~" Minwoo melebarkan kedua tangan mungilnya saat mengatakan 'seluruh dunia' dengan tercadel-cadel.
Wonwoo tertawa, kemudian memangku Minwoo. "Terima kasih Minu-ya~"
Sedangkan Kyungwon hanya mengulum dotnya dengan tenang dipangkuan Jeonghan yang kini duduk disebelah Seungcheol. Kyungwon tampak memejamkan matanya, mungkin mengantuk. Apalagi usapan lembut Jeonghan dirambutnya, menambah rasa nyaman bagi bocah lucu itu.
"Ssst, jangan terlalu berisik. Kyungwon tertidur." Bisik Jeonghan sambil menatap Kyungwon dipangkuannya.
"Wah, Gyu, Kyungwon tertidur. Padahal tadi dia minta kerumah Eomma." Wonwoo tersenyum geli.
"Benar, Eomma pasti rindu pada cucunya." Timpal Mingyu.
"Kalian akan ke Changwon?" Tanya Seungcheol.
"Tidak, kami hanya akan berkunjung kerumah orang tuaku. Kebetulan mereka sedang dirumah karena baru pulang dari Roma." Sahut Mingyu menjelaskan.
Seungcheol hanya menangguk.
"Eomma, Minu mengantuk. Hoam~" Ujar Minwoo pada Wonwoo, Minwoo mengucek matanya lucu dengan bibir cemberut.
"Yasudah, kita kerumah Halmeoni sekarang, ya? Atau mau pulang?" Tanya Wonwoo.
"Kelumah Halmeoni cajah, Minu mau ketemu Hameoni dan Halabeoji." Sahut Minwoo, sambil memeluk leher Wonwoo, menyamankan posisinya.
"Wah, Hyung. Minwoo dan Kyungwon sudah mengantuk. Kami pamit pulang dulu, ya!" Ujar Mingyu pada Seungcheol dan Jeonghan, ia meraih Kyungwon dalam gendongannya.
"Baiklah, hati-hati dijalan ya!" Ujar Seungcheol.
"Iya, kami pamit ya." Ujar Wonwoo sambil menyalami Jeonghan.
"Sampai jumpa!"
Mingyu dan Wonwoo berjalan beriringan menjauh sambil menggendong si kembar. Berjalan menuju parkiran mobil.
.
.
.
"Kita jadi, kerumah Eomma?" Tanya Mingyu, melirik pada kaca spion tengah. Karena Wonwoo duduk dijok belakang bersama si kembar yang tertidur pulas.
"Iya, kasihan Minwoo sudah merengek terus sejak kemarin. Lagipula Eomma sendiri yang bilang ingin bertemu mereka." Sahut Wonwoo, mengelus sayang kedua surai anaknya.
"Baiklah." Sahut mingyu sambil tetap fokus dengan jalan didepannya.
.
.
Lima tahun setelah Wonwoo melahirkan, Jeonghan dan Seungcheol memutuskan untuk menikah. Karena mereka tak tahan melihat kelucuan si kembar dari waktu ke waktu, katanya, ia juga ingin punya bayi lucu seperti Minwoo dan Kyungwon. Sedangkan Wonwoo hanya tertawa saja mendengarnya. Dan sebenarnya, sejak kelahiran si kembar, hubungan mereka semakin baik dengan orang tua masing-masing. Buktinya, Eomma Mingyu sudah beberapa kali berkunjung kerumah mereka, dengan alasan menjenguk si kembar. Dan kali inipun, mereka disuruh berkunjung kerumah orang tua Mingyu yang berada dikawasan elit Cheongdamdong.
Wonwoo menatap keluar jendela. Senyum manisnya terkembang. Merasa bahagia dengan semua yang dimilikinya sekarang. Hidupnya terasa sempurna.
Beberapa detik, Wonwoo teringat sesuatu. "Oh ya, Gyu? Apa tadi aku membawa pampers si kembar?" Tanya Wonwoo kemudian.
"Hm? Aku tak tahu sayang, kau yang menyiapkan perlengkapan mereka, kan? Kita akan menginap lho, Eomma memaksaku untuk menginap kemarin." Sahut Mingyu.
"Iya, aku tahu. Tapi aku lupa aku bawa popoknya atau tidak." Wonwoo mulai mengubek-ngubek tas berwarna baby blue di dekat kakinya. Tas yang berisi perlengkapan sikembar.
"Yah~ aku kelupaan. Popoknya tertinggal, Gyu." Wonwoo menggigit bibirnya.
"Ya sudah, kita beli saja dulu." Mingyu kemudian menepikan mobilnya di depan sebuah minimarket terdekat.
"Kau jaga mereka dulu, ya Gyu. Jangan sampai mereka berguling dan jatuh dari jok!" Ujar Wonwoo mengingatkan, sambil menggeser posisinya dan turun dari mobil.
"Iya, aku mengerti, sayang~" Sahut Mingyu.
Setelah Wonwoo masuk kedalam minimarket, Mingyu memperhatikan baik-baik kedua anaknya yang tertidur. Senyumnya terkembang. Wajah mungil Kyungwon dan Minwoo begitu lucu dan semakin menggemaskan saat tertidur. Mingyu bersyukur, dikaruniai anak selucu mereka, meski agak kerepotan karena harus mengurus dua anak sekaligus.
Mingyu merogoh ponselnya. Tangannya mulai menekan-nekan layar ponsel itu. Diam-diam memotret wajah lucu Kyungwon dan Minwoo yang tertidur.
"Kkk~ lihatlah, sangat imut kan?" Gumam Mingyu.
Mingyu kemudian mengupload foto itu keakun social media, dan menandai akun Wonwoo. Lalu kembali memasukkan ponselnya.
.
.
"Yah! Gyu! Kenapa kau tersenyum-senyum sendiri begitu?" Heran Wonwoo sambil masuk kedalam mobil. Tangannya menjinjing sebuah kantung plastic yang cukup besar.
"Apa saja yang kau beli?" Heran Mingyu melihat belanjaan Wonwoo yang banyak.
"Pampers,susu, dan juga camilan mereka. Kau kan tahu kalau anakmu ini gemar sekali mengemil." Sahut Wonwoo, meletakkan kantung belanjanya di dekat kakinya.
Mingyu hanya mengangguk. Kemudian kembali menyetir mobilnya.
.
.
.
.
"Eomma! Apa kita sudah sampai?" Minwoo terbangun sambil mengucek matanya lucu. Kemudian karena masih agak mengantuk, menyandarkan kepalanya kelengan kanan Wonwoo.
"Sebentar lagi sampai, beberapa meter lagi." Sahut Wonwoo, saat melihat pintu masuk menuju komlpleks perumahan mewah didepannya.
"Wah, Minu bangun lebih dulu dari Hyung rupanya." Ujar Mingyu melirik Minwoo yang sekarang berpindah kepangkuan Wonwoo dengan gerakan rusuh.
"Iya, Appa." Sahut bocah mungil itu.
"Eomma, apa Halmeoni membelikan Minu mainan lagi cidak ya?" Tanya Minwoo sambil terlihat berfikir, gayanya membuat Wonwoo tersenyum geli.
"Kita lihat saja nanti!" Wonwoo menggesekkan hidungnya dengan pipi chubby Minwoo.
"Gelii ih, Eomma!" Minwoo bergerak kegelian karena gesekan itu. Sementara Mingyu mengulum senyumnya.
Setelah lima menit, mereka berhenti didepan pagar besi tinggi berwarna hitam di depan mereka.
"Kita sampai~" Ujar Mingyu sambil turun dari mobil. Dia menghampiri gerbang dan bicara dengan satpam di dalamnya.
Satpam yang melihat kedatangan Mingyu, langsung membukakan pintu gerbang sehingga Mingyu bisa memarkir mobilnya didalam.
.
.
"Halmeoni~ Halabeoji! Minu datang~" Minwoo berjalan dengan semangat menghampiri sosok orang tua yang terduduk di ruang tamu.
"Wah! Wah! Cucu Halmeoni sudah besar!" Nyonya Kim melebarkan tangannya, membiarkan Minwoo melompat kepelukannya.
"Lho? Kyungwon mana?" Tanya Tuan Kim.
"Kyungwon tertidur Appa, tadi kami habis dari acara pernikahannya Seungcheol Hyung, dan dia tertidur sejak di acara pernikahan itu." Sahut Mingyu, sambil menyalami kedua orang tuanya.
Wonwoo datang sambil menggendong Kyungwon yang tertidur pulas di pelukannya. Sepertinya balita lucu itu sama sekali tak peduli dengan keadaan sekelilingnya.
"Aigoo~ sayang sekali. Padahal Appa ingin menggendong Kyungwon." Ujar Tuan Kim. Pria paruh baya itu lebih menyukai Kyungwon dari pada Minwoo. Karena Kyungwon jauh lebih pendiam dibanding Minwoo yang cengeng.
"Ya sudah, Wonu-ya, kau tidurkan Kyungwon saja dulu. Dikamar yang biasanya kalian pakai." Suruh Nyonya Kim yang sekarang memangku Minwoo.
"Aku mengerti, Eomma." Sahut Wonwoo sambil berlalu menuju ruangan yang dimaksud.
.
.
.
"Yak! Hyungie, itu punya Minu, punya Hyungie kan yang itu!" Minwoo cemberut sambil menunjuk mobil mainan berwarna biru yang tergeletak tak jauh dari Kyungwon.
"Kyungie maunya yang melah. Titik." Sahut Kyungwon sambil tetap memainkan mobil mainan merah di tangannya. Tak peduli dengan protes adiknya.
"Huweee! Itukan mobil Minu!" Minwoo kembali menangis.
"Ah, cupcupcup, Minu jangan menangis. Sama saja, yang biru juga bagus. Pinjami Hyung nya sebentar ya?" Ujar Mingyu membujuk Minwoo.
Tangan Mingyu yang besar dan kekar terulur menghapus air mata Minwoo yang berlelehan.
Minwoo kembali tenang. Sementara Kyungwon kini sudah melepas mobil yang tadi dirampasnya dari Minwoo, dan beralih mengulum dot susunya. Mingyu tersenyum melihat kelakuan dua bocah lucu itu.
PRANG!
"WONU-Ya!" Pekik Mingyu, menghambur menuju dapur.
.
.
.
.
To be Continued OR END?
REVIEW PLEASE
Note: Huwaaa akhirnya chap pertama rilis juga. Author sempet terserang writer block dan agak bingung mau mulai dari mana -_- padahal konsepnya udah mateng, Cuma bingung harus digimanain dulu. Dan akhirnya, diputuskan di chap 1 dan 2 adalah manis-manisnya dulu karena di chap berikutnya bakal mulai keluar konfliknya. Author juga makasih buat review Get Down yang ternyata sampai 500+ *hug readers* dan author juga berharap ada yang nungguin FF ini, walaupun yang ini gak bakal seseru dan semisterius Get Down, karena yang ini genrenya berubah :'v
KECEPATAN UPDATE TERGANTUNG BANYAKNYA REVIEW.
