Author: Hallo, udah lama author gak nulis dan update, maap authornya kemarin-kemarin sakit, tapi sekarang

udah sembuh sih dan mudah-mudahan aja bisa nerusin fic author yang belum selesai. Ini cerita baru soal

pengalaman author sama temen-temen author soal kucing. Dan soal cerita author yang "AKATSUKI MASUK

SEKOLAH" mungkin author akan butuh waktu beberapa hari untuk nerusinnya lagi, maklum feelnya rada

ilang jadi author harus baca-baca ulang. Oh, ya yang jadi kucingnya Deidara itu Kyuubi (jinchuriki), seingat

author dulu ada yang req minta diadain tokoh jinchuriki (author lupa niknya yang req hehe maap yah),

Disclaimer : Akatsuki milik om Masashi Kishimoto


CAT TROUBLE

CHAPTER 1

Di suatu siang yang indah terjadi kegemparan di markas Akatsuki kita tercinta (author: Halah, Akatsuki kan emang tiap hari selalu heboh kali!). Mari kita intip kegemparan apa sih yang kali ini melanda seisi markas Akatsuki!.

"Buang gak Dei!" Teriak Hidan lebay sambil ngacung-ngacungin sabit sakti miliknya.

"Ih, Hidan jahat un! Gak punya perasaan, un!" omel Deidara sambil memeluk sesuatu yang sedang dia pegang, dengan pelukan penuh perlindungan.

"Bener-bener lu ya, Dei! Buang kagak! Jangan sampe itu mahkluk gua potong-potong!" Gertak Hidan psikopatnya kumat.

"Hueeeeee, Atut, un~" Deidara langsung ngumpet di balik Sasori yang Cuma bisa menghela napas pasrah, kenapa tadi dia ijinin Deidara membawa mahkluk nista itu kedalam markas.

FLASHBACK

"Dei, buruan jalannya! Gue pengen cepet-cepet pulang nih!" teriak Sasori yang melihat Deidara bengong sambil menatap semak-semak.

"Dei…..Jangan diem aja dong lo!" akhirnya Sasori terpaksa mendekati Deidara yang sepertinya masih betah berlama-lama memandangi semak-semak.

"Elo ngapain sih Dei?" tanya Sasori heran ngeliat kelakuan Deidara.

"Sssst….Jangan berisik, un!" kata Deidara nyuruh Sasori mingkem, lalu Deidara berjalan mendekati semak-semak yang dari tadi dia liat.

'Ini bocah mau ngapain sih sebenernya!' batin Sasori mulai kesel, soalnya dia udah kepanasan, mau buru-buru istirahat, tapi si Deidara sepertinya tidak mau bekerja sama dalam rencana Sasori –untuk pulang cepat segera-.

"Liat nih, un!" teriak Deidara girang sambil bawa-bawa mahkluk kecil berbulu yang baru dia tangkep dari balik semak-semak.

"Kucing….?" Tanya Sasori sambil mengernyitkan alis.

"Iya, un! Liat badannya basah, kayanya dia abis keujanan…." Kata Deidara sambil ngelus-ngelus bulu kucing berwarna orange yang basah tersebut.

"Meow…"

"Pasti dia juga kelaperan, un….Sasori-danna, kita bawa pulang yuk!" akhirnya ide nista Deidara keluar juga, hal yang udah Sasori duga.

"Aduh Dei, Si Kakuzu pasti gak setuju lo bawa-bawa itu kucing! Lagian Itachi sama Hidan itu kan alergi sama bulu kucing!" kata Sasori berusaha mencegah Deidara membawa mahkluk yang bernama kucing tersebut, pasalnya pasti nanti dia ikutan kena getah omelan dari yang lain.

"Boleh yah, Sasori-danna! Gue janji deh, bakalan jagain ini kucing dan gak ngerepotin yang lain, un….Yah-yah, boleh yah,un….Please,un…" pinta Deidara sambil mohon-mohon dan masang puppy eyes ke Sasori yang merupakan kelemahan terbesar sang Puppet Master.

"…Serah lah, tapi kalau ada apa-apa, lo yang tanggung jawab ya!" akhirnya Sasori ngalah juga.

"Hore, makasih un!" Deidara langsung kesenengan sambil muter-muter gaje.

"Meow!" ini kucing juga kayanya ikutan seneng.

END FLASHBACK

"Hatchi! Buang kagak itu kucing!" omel Hidan sambil bersin-bersin dan sukses bikin Kakuzu yang lagi semedi dalem kamar keluar sambil misuh-misuh.

"Lu kenapa sih? Suara lu itu ganggu kerjaan gua tau!" omel Kakuzu sambil mamerin duit yang dia dapet dari hasil misi ke Hidan.

"Itu, Zu! Masa si Deidara mau melihara kucing di markas!" Hidan ngadu ke Kakuzu udah kaya bocah aja.

"APA-APAAN SIH LU DEI! BIAYA PERAWATAN ITU KUCING MAHAL! GIMANA KALAU ITU KUCING SAKIT? BELOM LAGI BIAYA MAKAN KUCINGNYA, MINUMNYA, KERIMBATHNYA?" Teriak Kakuzu mulai lebay sejadi-jadinya dan bikin Pein sama Konan yang lagi asik pacaran di dapur keluar.

"Bawel banget lo Bandar minyak!" omel Pein yang baru nongol sambil melempar Koran ke Kakuzu yang dengan telak tepat mengenai wajah Kakuzu.

"Itu tuh Pein! Masa si Deidara mau melihara kucing!" kata Kakuzu gak peduli dengan lemparan nista Pein yang baru saja mendarat cantik di mukanya.

"ASTAGA! APA-AP-…." Belum sempet si Pein nyerocos lebih lanjut, omongannya udah di potong (bebek angsa!) sama Konan.

"Aih, lucunya~~~~" kata Konan gemes dan langsung gendong kucing tersebut kedalam pelukannya, bikin Pein ngiri plus ngiler sambil berpikir nista.

" Namanya siapa? " tanya Konan sambil ngelus-ngelus kepala kucing tersebut.

" Namanya Kyuubi, un!" jawab Deidara sambil ngacungin jempol, soalnya kucing yang dia temuin itu punya ekor Sembilan.

" Lucu nya, Pein boleh ya di pelihara~~ " kata Konan sambil masang puppy eyes ke Pein, yang tentunya sang ketua bokep tersebut gak bisa nolak permintaan Konan dengan tampang melas kayak gitu.

" Boleh kok ayank, apa sih yang gak buat kamu!" jawab Pein sambil senyum keren (niatnya sih mau senyum keren tapi hasilnya malah kayak senyum mesum *sweatdrop*).

" Payah lu Pein! Jangan lemah sama cewek! Ha-hatsi!" sembur Hidan ke muka Pein plus hujan lokal dari bersinnya si Hidan.

" Bawel, yang ketua kan gua!" omel Pein galak sampe pierchingan di mukanya bergetar dahsyat.

" Ada apaan sih? " tanya Kisame yang baru nongol sama Itachi dan Zetsu ( baru pulang misi ceritanya ).

" Masa Deidara mau melihara kucing! " kali ini Hidan ngadu ke trio yang baru pulang misi barusan, dan berusaha mengeluarkan jurus hasutan setan.

" Jah, entar ikan-ikan gua gimana nasibnya? " protes Kisame sambil ngacir ke aquariumnya tercinta dan ngecek nasib si Juju ( aka ikan mas koki berwarna merah, putih ).

" Kucing?" tanya Itachi sambil melotot tajam kearah mahkluk berbulu orange yang berada di pelukan Konan. Lima menit kemudian terdengar suara dahsyat dari Itachi berkali-kali ( dia bersin gak karuan dan terpaksa ngabur keluar ).


Gak berapa lama Itachi kembali lagi masuk kedalem dan kali ini mukanya full masker yang dia dapat entah dari mana *sweatdrop*.

" Buang kagak itu kucing! " omel Itachi sambil melotot serem.

" Hidan sama Itachi-san jahat un! " kata Deidara lebay sambil mewek, berlindung kebelakang Konan.

" Jangan di buang, buat gua aja sini, kebetulan gua laper." Sambung Zetsu yang bikin Deidara merinding bayangin kucing tersyangnya jadi makanan mahkluk nista macem Zetsu.

" Gak boleh, un! Awas macem-macem bakalan gue bom perut elo, un! " Deidara udah pasang kuda-kuda mau bom Zetsu, si Venusflytrap terpaksa mundur beberapa langkah ngeliat Deidara udah pasang pose perlindungan kayak seorang emak yang lagi ngelindungin anaknya.

" Udah-deh, mending buat vote aja " kata Sasori memberi usul, yang akhirnya di setujui oleh akatsuki lainnya.

" Oke, gue setuju. Siapa yang gak setuju ada kucing di markas kita angkat tangan" kata Pein tumben kalem.

Hasilnya :

Hidan = Karena alergi kucing

Itachi = Dia juga alergi kucing

Kisame = Takut ikannya di rampok

Zetsu = Katanya sih karena kucingnya gak bisa dimakan *sweatdrop*

Kakuzu = Takut memakan biaya dan takut bikin repot

" Berarti hasilnya itu kucing harus di buang! 5 banding 4, Gua yang menang! YESS! " kata Hidan langsung lompat-lompat kegirangan.

" Tunggu dulu, un! Masih ada Tobi, un! Dia juga harus vote, un! " kata Deidara gak terima.

Baru aja di omongin, dan mahkluk gaje bertopeng lollipop itu pun nongol.

" Waw, pada omongin Tobi nih? Senpai-senpai kangen yah sama Tobi?" tanya Tobi sok pede, sok yakin, sok kenal, sok deket dan sok-sok yang lainnya.

" Siapa juga yang kangen sama lu! " jawab akatsuki kompak sambil sweatdrop liat tingkah autis Tobi yang kagak bisa ilang-ilang.

" Gue Cuma butuh suara lo aja, un! " sambung Deidara sambil berharap Tobi berada di pihaknya.

" Jangan senpai, kalau suara Tobi di ambil nanti Tobi gak bisa ngomong dong~" kata Tobi dodolnya kumat (maklum Tobi gak ngerti bahasa tingkat tinggi).

" Bukan itu maksud gue, un! " geram Deidara dongkol sama kedodolan kohainya ini.

" Udah, biar gue aja yang jelasin! " sela Sasori mulai bête.

" Gini nih, Deidara mau melihara kucing, lu setuju kagak? " tanya Sasori menjelaskan pakai bahasa manusia yang normal, sederhana dan wajar biar bisa dengan mudah di cerna (emang makanan?) sama otak autis Tobi.

" SETUJU, SETUJU, SETUJU !" Tobi teriak tepat di depan muka Sasori.

" Horeee! Makasih , un!" sekarang giliran Deidara yang lompat-lompat kegirangan bahagia sambil meluk-meluk Tobi. Tobi sih keenakan dipeluk-peluk.

" Jangan seneng dulu lu pirang! Kedudukan kita masih sama, lima lawan lima! " sela Hidan membuyarkan kebahagian yang sudah di bayangkan Deidara barusan ck ck ck.

" Ya, udah elo jan ken po aja berdua! " usul Sasori lagi. (Akatsuki payah neh, masa yang ngasih usul Sasori doang! Mana usul mu Pein, sebagai ketua payah ah! *di rinnengan*).

TBC...


Pein: Woi, author kok malah bikin cerita lain?

Author: Sebenernya ide ini sudah lama mengeram di otak saya (ayam kale ngerem) daripada lupa jadi author tulis aja sekarang.

Pein: Hooo, tapi kan lu masih ada cerita yang belum selesai!

Author: Iya, saya tau, tenang saja pasti saya selesaikan kok, hanya author butuh waktu, maklum udah lama author gak nulis dan author agak lupa sama jalan cerita yang satunya, jadi perlu auhtor baca ulang lagi.

Pein: Sep dah author.

Author: Maap yah, author udah lama gak update dan cerita saya jadi ada yang terbengkalai, semoga cerita yang ini masih bisa menyenangkan buat yang baca *author harap-harap cemas*, kritik dan reviewnya akan author tunggu dan terima ^^.

Enjoy it!.