Warning: This story contains Shounen Ai/BoyxBoy. If you don't like it or disagree with it then you may click back or close button.

Pairing: Kailu, Hunhan

Rating: Mungkin T ...

Genre: Romance, Fluff, slight!Angst

Disclaimer: Para member EXO bukan milik om! Luhan, Kai, dan Sehun juga bukan! Duh kalau nyulik itu bukan dosa pasti om udah nyulik mereka dan maksa mereka buat nc-an di depan mata om. Pokoke semua nya bukan milik om lah om males nyebutin, tapi ini cerita milik om jadi tolong jangan plagiat.

A/N: Om tahu om itu php. Om udah janji bikin sequel buat A Date With My Foolish Fiancée, tapi malah bikin ff baru. Om minta maaf dan kalo ga dimaafin bentar lagi kan lebaran jadi ntar kalian pada dosa /lho. Om baca ulang ff yang om buat dan itu ANCUR parah. Kosa katanya amburadul -_- maaf ya om baru terjun ke dunia ff soalnya. Om janji bakal bikin ff yang lebih bagus (semoga aja ni ff diterima dikalangan para adik-adik sekalian). Hwaiting om! ^^

.

.

Rhinompedo

.

.

"Aku mencintaimu, hyung."

Pengakuan itu pertama kali dilontarkan oleh mulut Sehun kepada orang yang disukainya selama 2 tahun. Dan orang yang disukainya itu adalah sahabatnya sendiri. Bukanlah hal yang mudah untuk mengutarakan cintanya kepada sahabatnya sendiri, karena hal itu bisa membuat persahabatan mereka hancur jika ia ditolak.

Di depan Sehun, terdapat sahabatnya yang sedang berdiri mematung. Mata—yang berbentuk seperti rusa—milik pemuda itu seakan-akan bersinar, menandakan kalau ia tidak menduga dan juga senang dengan pengakuan Sehun. Surai cokelat tua miliknya berhembus dengan pelan, dan sinar matahari yang berwarna emas membuat kulit pucatnya terlihat bersinar. Sosok nan indah itu tidak lain adalah Luhan, pemuda berumur 22 tahun namun terlihat seperti 12 tahun karena sosoknya yang nampak begitu polos.

"Kau ... Sungguh mencintaiku, Sehun-ah?" Tanya Luhan dengan lembut. Sungguh, Luhan tidak pernah menyangka bahwa hari ini akan datang juga. Ia juga mencintai Sehun semenjak mereka bersahabat, namun Luhan tidak pernah menduga kalau Sehun membalas perasaannya.

"Tentu saja, hyung. Aku sungguh mencintaimu semenjak 2 tahun lalu."

"Kalau begitu, kemari dan peluk aku!" Ucap Luhan sambil mengulurkan tangannya. Tanpa basa-basi, Sehun langsung berlari ke arahnya dan memeluknya dengan erat.

"Oh, hyung, aku sudah menantikan momen ini selama 2 tahun! Kau berada dipelukanku.."

Hari itu, didalam sebuah hutan yang dekat dengan desa yang mereka tinggali, dua sosok pemuda saling berpelukan di bawah sinar mentari sore dengan diiringi suara gemercik air terjun di dekat mereka. Tidak lupa pepohonan yang berayun dengan pelan, dan juga berbagai macam hewan-burung, kelinci, kupu-kupu, rusa, dan berbagai hewan lainnya-yang menjadi saksi mata lahirnya sepasang kekasih baru.

Namun yang mereka tidak ketahui, terdapat sepasang mata yang memerhatikan mereka dengan tatapan kosong dari awal hingga akhir.

.

.

Rhinompedo

.

.

Piiiip Piiiip Piiip

"Hun-ah! Sehun! Bertahanlah!"

Sebuah Brancard Stretcher didorong menuju ruang operasi dengan terburu-buru. Brancard Stretcher itu ditiduri oleh Sehun yang sedang dalam kondisi tidak sadar. Wajahnya terlihat sangat pucat, dan daerah hidung dan mulutnya ditutupi oleh masker oksigen. Di sebelahnya, terdapat pacarnya—Luhan—yang sedari tadi memegang tangannya dengan erat sambil memanggil namanya terus-menerus, berharap kalau Sehun akan membalas panggilannya.

"Maafkan saya, tuan. Tapi anda tidak bisa menemani pasien lebih dari ini." Ucap salah satu dokter yang sedari tadi mendorong Brancard Stretcher.

Dengan terpaksa, Luhan melepaskan genggamannya pada Sehun.

Blam.

Pintu ruang operasi ditutup.

Tanpa Luhan sadari, air matanya menetes sedikit demi sedikit. Kakinya gemetaran sudah tidak bisa menopang tubuhnya sehingga ia jatuh terduduk. Dengan berlinangan air mata, Luhan hanya bisa menatap pintu ruang operasi yang tepat berada 3 ubin di depan tubuhnya.

Oh Tuhan, apa yang telah kami perbuat hingga terjadi hal seperti ini tepat sehari sebelum kami merayakan 365 hari kami berpacaran?. Begitulah yang Luhan pikirkan sedari tadi.

.

.

Rhinompedo

.

.

5 jam kemudian, seorang dokter keluar dari ruang operasi. Nampaknya operasi yang dilakukan sudah selesai.

Mata dokter itu tertuju pada sosok Luhan yang sedang duduk dideretan bangku yang terdapat dekat dengan ruang operasi. Dimata dokter itu, Luhan sedang duduk terdiam dengan tatapan kosong. Dengan mata sembab dan bengkak, Luhan menatap dinding di depan matanya dengan tatapan yang kosong.

"Anda.. Salah satu keluarga dari pasien yang bernama Sehun?" Tanya dokter tersebut. Luhan terkejut dan langsung berdiri dari tempat duduknya. Dengan tangan gemetaran, Luhan memegang kedua pundak dokter tersebut.

"B-Bukan. Aku pacarnya.. Dokter, apa yang terjadi pada.. Sehun?"

"Pasien Sehun mengalami stroke hemoragik. Penyakit ini termasuk kedalam penyakit yang cukup berbahaya." Jelas dokter tersebut. Wajah Luhan kembali memucat. Ia tahu kalau hanya ada sedikit kemungkinan bagi penderita penyakit stoke hemoragik untuk hidup.

"Sebenarnya penyakit ini bisa diatasi, hanya saja dengan keterlambatan pasien untuk mengunjungi rumah sakit, butuh keajaiban untuk bisa menyembuhkannya." Lanjut dokter tersebut. Luhan melepaskan pegangannya pada kedua pundak dokter tersebut, dan jatuh terduduk ke kursi yang tadi ia duduki.

"Kalau begitu.. Bagaimana keadaannya sekarang?" Tanya Luhan dengan bibir gemetaran. Walaupun Sehun menderita penyakit stroke hemoragik, mungkin saja masih ada harapan baginya untuk melihat Sehun membuka kedua matanya.

"Saat ini, ia dalam kondisi koma. Bisa saja ia menderita koma selama berbulan-bulan, bahkan sampai bertahun-tahun. Namun biasanya, pasien akan meninggal dalam jangka waktu kurang dari 1 tahun." Jelas dokter.

"Maafkan saya, tuan. Saya tidak bisa membawa kabar gembira untukmu. Namun, kami akan melakukan hal yang terbaik untuknya." Ucap dokter itu sambil mengusap punggung Luhan dengan pelan.

"K-Kau tidak usah meminta maaf, dok.." Ucap Luhan. Tubuhnya sedikit bergetar karena menahan tangisan.

"Dan saya berharap anda bisa menghubungi orangtua dari pasien. Hal ini pasti akan mengejutkan orangtuanya, namun lebih baik mereka bisa melihat keadaan anaknya sendiri."

"Baiklah.."

"Kalau begitu, saya undur diri terlebih dahulu."

"Terimakasih banyak, dokter...?"

"Yixing. Silahkan panggil saya Yixing."

"Saya Luhan, Dr. Yixing... Terimakasih atas usaha anda.."

"Sama-sama, Luhan-sshi. Oh, dan satu hal lagi. Tolong jangan berharap banyak saat Sehun-sshi sadar dari komanya." Ucap Yixing sambil tersenyum sedih. Tanpa menunggu balasan dari Luhan, ia sudah pergi meninggalkannya.

"Aku tahu itu.. Aku tahu."

Luhan menutup kedua matanya dengan punggung tangannya. Perlahan-lahan, air mata kembali keluar dari matanya dan turun membasahi kedua pipinya.

Hidup itu kejam. Tapi jadilah orang yang realis.

To Be Continue...

.

.

.

A/N: Ini ff perdana om yang pake angst, jadi.. Maaf kalau susah dimengerti atau ada typo atau ff om bikin kalian nge bash salah satu pairing di EXO. Pokoke om gamau nyari ribut lah. Makasih buat yang udah baca sampai akhir. Dan lagi buat yang mau nge review juga makasih banget ntar om hadiahin apdetan yang lebih cepet (kalo yang nge review nya bikin om semangat), dan yang cuman jadi silent readers... BAKAL OM CULIK.

Enggak, bercanda. Ya pokoke lah om minta review kalian biar om bisa ngubah mana yang gaenak di hati /ea/ atau yang kurang serunya.

Dah sampe jumpa di chappie selanjutnya?~~ *throwing kisses to readers*