Disclaimer : Masashi Kishimoto
Pairing : NaruHina
Genre : Romance, Humor
Rate T dulu.
Summary :
Pemalas. Pemarah. Pengacau. Perusak. Dan Pembuat keributan!
Siapa yang akan tahan dengan orang sepertinya!?
...
'Aku tidak pernah merasa se—terganggu ini!!'
...
'Tidak ada yang lebih menarik perhatianku selain gadis itu.'
...
OOC, Au, Eyd, Typo. Dll.
Silakan nikmati. Saya tidak suka basa basi.
Aku tidak suka kebisingan.
Aku tidak suka menjadi pusat perhatian.
Dan aku tidak suka mencari masalah!
"Hai Baby!"
Tapi semua ketidak sukaan ku menjelma menjadi se-sosok mahluk yang paling tidak ingin kutemui di dunia ini!
Aku meliriknya sesaat melewati bahuku. Sejujurnya aku bahkan tidak berniat melakukan itu.
Tapi rambut kuningnya yang sangat mencolok itu berhasil membuat mataku bergulir.
Sungguh!
Oh. Jangan lupakan seluruh mata yang ada disini juga ternyata tertuju padanya.
Well.. Dia barusaja melanggar peraturan yang tertulis dengan jelas jika diruangan ini tidak diperbolehkan untuk menaikan oktap suara.
Dan dia mengabaikan hal itu.
"Hn." aku menjawabnya dengan malas.
Berniat acuh seperti biasanya.
"Oh ayolah sayang.. Simpan ceritamu untuk nanti!"
Tapi tentu saja itu tidak mungkin jika dia orangnya.
Aku meliriknya datar sesaat setelah dia mengambil buku yang tengah kubaca.
"Kembalikan buku ku." ucapku dingin.
Dan dia malah menyeringai senang.
"He, Aku lebih menarik daripada buku ampas ini sayang.." Sembari mengerling padaku.
Cih. Apa-apaan itu?
Lebih menarik dari mananya coba?!
Menjijikan sekali.
Justru dirinya sendiri yang pantas disebut 'ampas!'
Dia mengangkat tangannya keatas saat aku berdiri untuk mengambil kembali bukuku dari tangannya.
Dan aku sadar hal itu semakin medekatkan tubuhnya padaku.
Ugh..
"Kembalikan!"
"Ambil saja sendiri."
Okay. Sekarang dia mencoba memelukku.
"Aku baru sadar ternyata kau.. Pendek."
Nyut. Sakit sekali.
Penghinaan.
ITU PENGHINAAN!
Tentu tidak jika disana tidak terucap kata 'Pendek'
Dan itu membuatku marah.
"Kurang tinggi bukan pendek!"
Aku mendelik kesal padanya.
Dan dia malah tertawa keras sekali mendengar perkataanku barusan.
Shit. Apa itu lucu?!
"Astaga apa dia baru saja meralat ucapanku?!" katanya berlaga bego.
Oh ayolah! Malas sekali rasanya harus berurusan dengan mahluk ini.
Kemudian aku lebih memilih untuk tidak berusaha mengambil bukuku kembali.
Bisa kulihat sedikit kekecewaan dimatanya saat aku pergi begitu saja.
"H-Hei! Mau kemana? Apa kau tidak mau buku ini? Heey !! Ayolah jangan marah.."
Cih! Dia pikir aku ini bodoh apa?
Aku tidak tertarik berebut buku dengannya hanya untuk membangun chemistry.
Dan aku tahu dia tidak mungkin melepaskanku begitu saja.
Fhufufu~~
"Berhenti mengikutiku."
"Ayolah baby, kau tak perlu marah hanya karena kupanggil pendek.."
Dan aku semakin kesal saja saat tangannya merangkul bahuku.
"Lihat. Aku tidak salah bukan.? Lagipula aku tidak bermaksud apa-apa.."
Apanya yang tidak salah?
Perkataanya padaku?!
Sial. Aku tahu aku ini memang pendek!
Aku menghentikan langkahku dan membuatnya ikut berhenti juga.
Rasanya telingaku semakin panas saja berada disampingnya.
Dia menatapku dengan heran.
"Why?" Tanyanya bodoh.
Aku melepaskan tangannya dari bahuku dan mendorong nya agar menjauh.
"Maumu itu apa ha?! Berhenti menggangguku!!" Seruku marah.
"..." Dan kulihat dia hanya mengangkat kedua alisnya semakin heran.
Astaga betapa bodohnya aku. Kenapa aku harus bertanya!
Dia tentu tidak akan mengerti.
"Tsk.." Aku memijat keningku sesaat sebelum kembali menatap wajahnya.
"Mulai sekarang jangan mengikutiku!"
"Jangan mencariku!"
"Dan jangan bicara padaku!!"
Setelah itu aku kembali berjalan. Masa bodoh.
Satu detik.
Dua detik.
Tiga detik.
"Eh.. Eh.. Eeeehh?! Kenapaa?!"
Sudah kuduga.
"Kenapa Hinata?!"
Dia kembali mengekor padaku.
"Apa aku mengganggumu?"
Sangat.
"Apa salahku?"
Banyak.
"Apa salahku jika wajahku ini terlalu tampan?!"
APA?!
"Apa kau merasa terganggu hanya karena terlalu banyak gadis-gadis disini yang tergila-gila padaku?!"
Uhuk!
"Ayolah sayang.. Kau tahu aku ini sangat popular disini?"
Apa-apaan itu!
"Aku tahu kau cemburu pada mereka.."
HA?! Astaga. Ia tidak tahan lagi.
"Tapi seharusnya—"
"Hentikan omong kosongmu itu!!" jeritku kesal.
Okay baiklah!
Tahan Hinata tahan.. Dia itu bodoh.
"Baiklah. Kau boleh melakukan apapun semaumu. Tapi tolong!" Aku menatapnya serius.
"Dengan sangat!" Dan kutekan kan juga.
"Cukup tutup mulutmu dan diam saja. Mengerti?"
Ugh.. Gemas sekali rasanya ingin kucengkram rambutnya sekarang juga!
"Yosh!! Baiklah."
Aku menghela nafas lega.
Akhirnya dia bisa mengerti juga.
"Kau tidak ingin orang-orang tau hubungan kita.. Baiklah aku mengerti!"
Piiiiiip—*$#@#:"%
Kepalaku rasanya kosong seketika.
Ya sudah. Aku tidak peduli lagi.
Aku tahu, beberapa waktu sebelum aku mengenalnya dia tidak sebodoh ini.
Dan kuanggap dia terlalu gigih ingin bersamaku.
Aku berjalan pergi meninggalkannya dan tidak mau ambil pusing jika benar dia akan mengekor dibelakangku atau menempel disampingku lagi.
Cukup tutup mulut dan diam saja.
Hanya itu yang perlu kulakukan.
"Hinata sayang.."
"Kau tau semua orang menatapmu iri." bisikan nya terlalu dekat.
Oh yeah.
Dan aku menatap semua orang iri juga.
Kenapa dari sekian banyaknya populasi kaum Hawa disekolah ini..
Kenapa harus aku yang dipilih lelaki gila ini?!
Kenapa?!
KENAPA?!
Ugh.. Menyebalkan sekali.
Untuk pertama kalinya.
Setelah sekian lama..
Ada yang berjalan bersamaku.
Lagi..
Aku menatap jalanan dengan datar.
Sama seperti biasanya.
Tapi tidak dengan keberadaan lelaki bodoh ini disampingku.
Dia sama sekali tidak berhenti bicara. Segalanya ia bicarakan terus menerus padaku. Meskipun aku tidak pernah menanggapinya sedikitpun.
Tapi dia tidak jera.
Dan aku harus terbiasa merasa muak mendengar ocehannya.
Karena dia tidak akan berhenti.
"Aku paling benci harus menunggu tiga menit setelah ku..."
Okay.Ini aneh. Kenapa dia berhenti?
Apa dia lelah berbicara sendiri?
Baguslah kalau begitu.
Grep!
"Tunggu."
Aku agak terkejut saat tanganku tiba-tiba dicekalnya.
Tapi yang lebih membuatku terkejut lagi adalah nada suaranya barusan.
Itu terdengar.. Dingin .
Kulihat raut wajahnya yang tiba-tiba Err.. Datar.
Well ada apa ini?
"Owh.. Habis bercinta dengan kekasih barumu pecundang?"
Aku mengalihkan pandanganku pada mahluk yang berkicau barusan.
"..." Bisa kurasakan genggaman di tanganku yang mengerat.
"Cih! Ingin berlaga jadi pahlawan eh?"
Aku menatap ketiga lelaki didepanku itu dengan tenang.
Dan melepaskan tanganku dari cekalan tangan Naruto.
"Aku tidak ingin tau apa masalah kalian.. Jadi jangan libatkan aku." Kataku dan kembali berjalan tidak peduli.
"Oh sayang.. Kenapa terburu-buru sekali?"
Saat melewati mereka salah satu diantaranya ingin menyentuh ku, dan aku menyeringai meremehkan menantikan hal itu saat tiba-tiba saja lelaki itu didorong dengan kuat oleh Naruto.
"Menyingkir dari jalanku!"
Oh, entah kenapa aku kedinginan mendengar suara itu sekarang.
Begitu dingin dan menusuk.
Kenapa tiba-tiba dia terlihat begitu jantan?
Ah aku tidak peduli.
Tanpa basa-basi aku melanjutkan perjalananku untuk pulang.
Tidak peduli jika Naruto ditarik oleh ketiga lelaki berandalan itu.
Tidak perlu cemas.
Naruto juga berandalan.
Perkelahian antar sesama berandalan itu sudah biasa.
Dan yang lebih jelas..
Itu bukan urusanku!
Dia berkelahi bukan karena aku.
Tapi..
Biarlah aku berpikir sebaliknya.
.
.
.
.
Ah males banget bnran. Saya bikin ff ini di apk nya. makanya harus terus on data. Niatnya sih mao bikin OneShoot/twoShoot tapi kalo kek gini saya keknya g jd deh.
Tittlenya gaje apalagi isinya.
sukur kalo ada yg rivew. Males jg kalo capek2 bikin fenfik eh ternyata g ada yg baca samasekali. Maka dari itu tolong tinggalkan jejak.
Saya akan melanjutkan fenfik ini sedikit-sedikit tapi rutin. :V
