The Call OF The Tattoos

-PART 1-

*Just Dream?*

"Rei! Awaaaaaas!"

"Whooooaaaa~"

#BRAAAKKKKK!#

Semua terjadi begitu cepat. Dimulai dari tragedy ini, sampai saat akhir nanti.

Gemericik air mulai berjatuhan di wajahku. Semakin lama semakin banyak. Hujan mulai turun dan semakin deras. Aku mencoba menyadarkan diriku…

"Aduh….." Kataku sambil meraba belakang kepalaku.

Aku melihat sekelilingku. Sebuah jalanan sepi dilereng pegunungan lengkap dengan hutan dan hujan deras. Ku terdiam. Hingga perhatianku terpusat pada mobilku yang sudah rusak dan terbalik di pinggir jalan.

Mataku terbelalak. Aku segera berdiri dan berusaha menghampirinya…

"Yuu? Uh….Yuu?" kataku sambil berjalan kearah mobil itu.

Aku terduduk dekat mobil itu. Aku melihat sesosok lelaki yang kukenal sejak lama sebagai rekan kerja sekaligus pacarku terbaring kaku di dalam rongsokan itu.

"YUUUUUUUU!"

Tak kusangka, orang yang baru setahun kukenal dan kusayang harus pergi secepat itu.

Dua tahun telah berlalu semenjak kecelakaan itu. Aku sudah kembali bekerja bersama rekan baruku.

Sebelumnya,Namaku Rei 23 tahun dan Seorang Jurnalis muda. Aku bekerja bersama Miku Hinasaki, seorang gadis berumur 20 tahun.

Kami selalu pergi ke tempat lokasi kejadian untuk mencari berita dan memuatnya dalam Koran. Memang…,Dulu aku selalu bekerja bersama Yuu. Dia selalu menuntunku agar tidak lalai dan tetap melakukan pekerjaanku dengan semestinya.

Yuu…..

"Rei?Reiiii?"

"Ah?Iyaa?" Suara Miku membuyarkan lamunanku….

"Sudah saatnya kita pergi. Aku akan memindahkan peralatan ke mobil"

"Oh Okey…5 menit lagi okay?"

"Okay Rei…" Kata Miku sambil membawa kotak berisikan file dan kameranya.

Kami sedang mencari sumber berita di sebuah rumah tua bekas kebakaran. Aku dengar rumah ini dihantui.

Aku mulai mengambil beberapa sudut rumah untuk di foto.

*Click* *Click*

Hembusan angin menerpa rambutku. Arahnya dari sebuah lorong di ujung kamar. Aku terdiam. Entah mengapa aku harus mengambil beberapa foto di lorong itu.

Perlahan-lahan kuarahkan kameraku. Setelah beberapa saat kufokuskan kameraku, tiba-tiba terdengar sebuah suara.

*Criiiiiiing~*

Aku mendengar suara lonceng kecil tepat setelah kusadari ada sesosok pria di ujung lorong itu. Pria itu mirip….Yuu…

Tanpa berfikir panjang aku segera berlari. Aku yakin itu adalah Yuu. Lorong itu tampak bersinar. Aku terus berlari sampai akhirnya aku sampai di ujung lorong. Lalu secercah sinar muncul sangat terang sampai menggelapkan pandanganku.

Aku mencoba membuka kedua mataku. Tiba-tiba ada sesuatu berjatuhan dari langit.

"Ini…Salju?"

Ya…Salju berjatuhan dari langit namun tidak kurasakan dinginnya sama sekali. Lalu, Aku melihat sekelilingku namun tampak gelap. Sampai akhirnya, Aku menemukan sebuah gerbang besar yang didalamnya terdapat sebuah rumah adat jepang yang terlihat sangat tua dan sudah tak terurus.

"Di…..dimana aku?" Kataku terbata-bata.

Aku penasaran dengan rumah adat jepang tua yang berada di hadapanku hingga kuputuskan untuk memasuki rumah itu. Seperti yang kuduga, Tidak ada orang sama sekali di dalam.

"Permisiiiiii…..Apakah ada orang didalaaam?"

Aku sengaja berteriak untuk mengetahui apakah ada orang atau tidak namun berulang kali aku berteriak ternyata sama sekali tidak ada jawaban.

Aku mencoba berjalan memasuki rumah itu. Hingga akhirnya aku melihat Yuu muncul di ujung ruangan sambil berjalan memasuki pintu geser (pintu adat jepang).

"Yuu?" Kataku sambil mengejarnya. Lalu aku memasuki pintu itu dan aku sampai di sebuah taman kecil. Aku melihat Yuu berjalan memutari taman itu dan memasuki pintu di ujung taman itu.

"Yuu?Tunggu!"

Aku berlari mengikutinya namun aku terhenti di pertengahan taman. Sesosok gadis kecil mengenakan Yukata putih-merah muncul di hadapanku.

"Selamat datang Priest" katanya sambil menundukkan badan tanda hormat.

Gadis kecil itu terlihat putih pucat namun gadis itu tersenyum manis. Belum sempat aku bertanya tempat apa ini, tiba-tiba gadis kecil itu lenyap.

Aku terdiam.

"Kemana gadis kecil itu pergi? Tidak mungkin lenyap begitu saja….."

*Criiing~*

Suara lonceng kecil itu kembali terdengar. Aku memutuskan untuk tidak memikirkan gadis tadi dan berjalan menuju pintu di ujung taman tersebut.

Lalu aku sampai di sebuah jalan setapak dengan sebuah kuil besar dan tua di ujungnya. Aku melihat Yuu tampak berdiri menungguku di atas kuil tersebut.

"Yuu! Tunggu aku!" kataku sambil berlari kearah Yuu.

Yuu melihatku dengan tatapan kosong. Belum sempat aku sampai ke dekat Yuu tiba-tiba sesosok wanita tua yang mengenakan topeng dan terbalut yukata putih-ungu berjalan menembus badanku.

Badanku terasa lemas dan aku melihat wanita tua itu berbalik dan menatapku.

"Kau sudah datang Priest…..Mari kita mulai" Kata wanita tua itu dengan nada menyeramkan.

Aku tersadar dan melihat tubuhku terbaring di tengah jalan setapak itu. Tubuhku terbalut sehelai kain besar yang sangat berat sehingga aku tidak bisa bergerak.

Tiba-tiba muncul sesosok gadis kecil yang kutemui tadi,namun kali ini ada 4 orang gadis yang serupa. Mereka membawa sebuah palu dan paku yang sangat besar.

Lalu gadis-gadis itu berjalan ke arahku dan menempati posisi di dekat kedua tangan dan kakiku.

"Hey! Apa yang akan kalian lakukan? Hey!"

Wajah mereka tampak pucat dan salah satu dari mereka menangis.

Aku tahu apa yang akan terjadi berikutnya dan aku mulai menjerit.

Para gadis itu mulai mengangkat palu mereka.

"Tidaaak! Jangan Lakukaaaaan! Tidaaak!" Jeritku

"Lakukan!" perintah wanita itu dengan tatapan dingin.

"Tidaaaaaak!" jeritku sambil memejamkan mata.

Palu itu mulai bergerak kearah paku-paku yang sudah diarahkan ke kedua tangan dan kakiku.

*TINGGG~!*

Aku membuka mataku. Pemandangan menyeramkan tadi telah hilang dan berganti dengan pemandangan kamarku.

"Hanya mimpi?Namun terasa begitu nyata…."

Aku duduk di samping ranjang sambil memegang kepalaku.

"Hufft…..kenapa harus ada Yuu? Apa hubungan Yuu dengan Gadis-gadis dan wanita tua itu? Apakah ini benar-benar hanya mimpi?" Pikirku sambil masih tidak percaya….

~TO BE CONTINUED TO PART 2~