Kirana : Duh, kebanyakan baca fic SpaMano jadi tergoda bikin...
Agi : Dan apa itu tadi pagi supir jemputan kita dibentak orang asing?
Kirana : Nyantai, Gi... Kan itu juga bisa dibuat 'masukkan' buat bikin fic ini!
Agi : Iya, iyaaa! Disclaimer-nya Hidekazu Himaruya. Eh, katanya Hidekazu Himaruya selamat looh! #malahcurcol #gampared
Kirana : Yaoi, Fantasy, Romance. Ada kata-kata kasar sedikit, dan sejarah yang ngarang sendiri.
Qiao : Konnichiwa, Qiao here.
Kirana : Yo! Qiao! Kamu habis darimana?
Qiao : Hn. Daritadi.
Agi + Kirana : *sweatdroped*
Hope You Like It, Guyysss~!
Fairy Tale ; Young Princess From South Italy
"Stop!"
Kendaraan itu berhenti. Sang supir laki-laki yang mengendarainya nampak ketakutan menghadapi orang asing yang baru saja menyuruhnya memberhentikan mobil.
"Kamu, ya! Kamu pikir ini jalan raya, apa? Kalau mengendarai mobil itu lihat-lihat! Kalau ngebut begitu, misalnya ada mobil yang mau keluar garasi kan bahaya! Bisa kecelakaan! Kamu itu, ya! Awas nanti!" bentak orang asing itu pada sang supir yang ketakutan.
"V-Ve... M-maafkan saya, Senor... Saya sedang terburu-buru mengantar Senorita ini menuju pelabuhan, katanya kapalnya akan berangkat sekitar 10 menit lagi..." kata sang supir yang—entah kenapa—ciri-cirinya bisa mirip dengan sang Senorita.
Sang Senorita berambut cokelat panjang, dengan satu helai rambutnya mencuat dari poninya, dan bermata hijau. Sementara sang supir berambut cokelat, dengan satu helai rambut mencuat dari sisi kiri, dan bermata amber hazel.
PLAK!
Sang Senorita yang daritadi acuh tak acuh melebarkan matanya, dan menoleh menatap sang supir yang menahan tangis karena baru ditampar. "Rasakan itu!" seru sang Senor.
Senorita itu merasa marah. Dia membanting pintu mobil dan segera balik menampar Senor itu. "Kau itu! Siapa kau, hingga bisa seenaknya menampar orang lain seperti itu?" hardik Senorita itu.
"Aku hanya memberikan pelajaran untuknya yang telah melanggar peraturan! Lagipula, Anda juga kenapa menampar saya? Apa hak Anda untuk menampar saya, dan Anda itu siapanya saya?" bentak Sang Senor pada Sang Senorita.
"Hmmpph... Merepotkan. Padahal aku sedang kabur, tapi baiklah. Aku akan memberitahumu sesuatu."
Sang Senorita melepas topinya untuk menampilkan rambutnya yang panjang berwarna cokelat, yang membingkai wajah anggun mirip seorang putri.
Dan memang dia putri, 'kan?
"Namaku Figlia Lucia VI. Dari Kerajaan Rome, Italy. Aku sedang kabur dari Kerajaan karena sebuah hal, dan kau tau apa akibat karena telah membentak seorang Figlia—atau Princessa dalam bahasa Spain, Senor?" tanya Senorita yang ternyata seorang putri bernama Figlia Lucia.
Sang Senor kaget dan segera meminta maaf. Namun pandangan tajam Figlia Lucia cukup untuk memberitahunya bahwa dia takkan dimaafkan. Figlia Lucia segera meraih sesuatu di kantung jaketnya.
Sebuah revolver.
Aneh sekali. Padahal penjagaan di sekitar sini sungguh ketat. Tak seorang pun diperbolehkan membawa senjata. Apalagi seorang Senorita seperti Figlia Lucia.
Sang Senor melebarkan matanya. "A-ampun! Mi Princessa! Ampun!" kata Senor itu. Princessa Lucia menyipitkan matanya sebelum merutuk dalam bahasa Italy.
"Karena tidak mungkin seorang Figlia sepertiku membunuh seseorang di depan orang lain, maka kubiarkan kau bebas. Asalkan kau cepat pergi." usir sang Princessa pada sang Senor.
Senor itu mengangguk dan segera pergi meninggalkan mobil itu.
"Nah. Lanjutkanlah perjalanan, supir." kata Princessa.
Supir itu mengangguk setelah berterima kasih dan segera melanjutkan perjalanan setelah sang Princessa naik.
"Figlia, maafkan saya atas kelancangan saya—" sang supir melirik Lucia, "—tetapi apakah tidak sopan jika mengumpat orang lain seperti itu, ve? Untung saja Senor itu tidak mengerti, vee..." sambung sang supir sambil tersenyum.
Lucia mengerling. "Kau orang Italy?" tanya Lucia menyembunyikan nada terkejut yang tersirat di perkataannya.
"Ya, Figlia. Salam kenal, nama saya Feliciano Vargas, vee..." kata sang supir. Lucia nampak berpikir sebentar sebelum tersenyum kecil.
"Feliciano Vargas. Maukah kau menjadi adikku dalam penyamaranku?"
"Eh?" Feliciano menoleh menatap sang Princessa.
"Ya. Aku sedang kabur dari kejaran Pengawal. Aku kabur karena aku telah ditunangkan dengan seorang Prince dari Spain." jelas Lucia.
Feliciano memiringkan kepalanya sebelum mengangguk riang. "Vee... Tentu! Mulai sekarang berarti nama Anda berubah menjadi Lucia Vargas, vee..." kata Feliciano.
Lucia mengangguk. Akhirnya dia mempunyai penyamaran.
"Ya, senang berkenalan denganmu, Fratellino."
Sekali lagi, mata amber-hazel Feliciano membesar. "E-eh? F-Fratellino? B-baiklah! Senang bertemu denganmu, Sorella!" kata Feliciano.
"Jadi, Sorella, kita ke mana?"
"London, England."
Dan mobil itu pun melaju menembus jalanan di kota Madrid, Spain.
Kirana : Terima kasih pada lagu Marukaite Chikyuu, kami bisa mengetahui bahasa Italy 'Sister' yaitu Sorella.
Agi : Terima kasih pada Mbah Gugel. Kami bisa menggunakan otaknya yang pintar men-translate, walaupun meski satu kata-satu kata.
Qiao : Dan terima kasih pada Readers sekalian yang membaca fic ga-je ini.
SALAM,
THE TRIO OF AUTHOR SABLENG BERSAUDARA.
