Cium
By Rakshapurwa
Warning: AU! (19!Yuri P dan 28!Yuuri K), Drabble, Kemungkinan terdapat typo yang terlewat, dan OOC.
Disclaimer : Yuri ! on Ice milik MAPPA, Mitsurou Kubo dan Tadashi Hiramatsu
"Cerita ini dibuat hanya untuk hiburan semata."
Enjoy
.
Yuri Plisetsky geregetan sendiri. Tiga bulan mereka jadian. Pegangan tangan dan pelukan hangat memang sudah, tapi kapan mereka akan mulai berciuman. Menunggu sebulan lagi? Kelamaan. Yuri sudah tidak sabar.
Maksudnya—bukan berarti pikirannya kotor. Yuri hanya ingin hubungan mereka makin dekat, makin intim persis seperti sepasang kekasih di dalam drama televisi. Setiap bertemu kangen-kangenan, pelukan, mengobrol mesra lalu berciuman saat berpisah pulang.
Muluk memang permintaannya. Imposible juga. Yuri hampir lupa jikalau kata tsundere melekat pada dirinya. Bukannya mesra, yang ada malah mencibir.
Tapi heran saja Yuuri kekasihnya tak pernah marah. Malah terkekeh pelan lalu mengusap pucuk kepalanya lembut—
Cukup.
Kita kembali ke masalah ciuman.
Yuri ingin Yuuri mengambil inisiatif. Yang lebih dulu mencoba berciuman, baru ia akan ikut alur dengan perlahan. Malu kalau harus meminta, yang ada belum sempat tersebut malah ucapan kotor yang melimpah ruah.
Andai saja ia mirip Victor. Sok polos, cuek, dan main terjang saja tanpa malu. Kalau seperti itu pastilah Yuri tak akan galau macam sekarang—memikirkan bagaimana cara agar Yuuri menciumnya.
'Oi Katsudon cium aku.'
Begitu.
Sayang tak berani. Mau ditaruh di mana mukanya nanti.
Yuri? Minta cium? Astaga—minta dibuatkan Katsudon saja harus ngomel dahulu.
Tapi ya, kalau tidak bilang langsung, Yuuri pasti tidak akan peka. Si tampan berkacamata itu payah menerima kode. Yuri minta dimanja, malah dibuatkan Pirozhki. Yuri minta ditemani, malah dibuatkan Pirozhki. Yuri minta dicium, malah dibuatkan Pirozhki isi Katsudon.
Tuh. Di otak Katsudon kesayangannya hanya ada makanan saja.
Kata Victor sih semua karena Yuuri belum pernah berpacaran. Awalnya Yuri mencoba maklum, perlahan-lahan dalam menjalin hubungan—tapi ya 3 bulan loh! 3 BULAN!
Ia sudah 19 tahun sekarang. Mau pacaran saja sudah menunggu 4 tahun dulu, masa ciuman pun harus demikian?
Yuri menepuk jidat.
Apakah ada sesuatu yang dapat ia lakukan tanpa memaksanya untuk meminta? Misalnya ia yang melakukan lebih dulu begitu?
Malu sih. Tapi kalau menunggu Yuuri entah kapan terjadi. Lagipula hanya sebuah ciuman. Rasanya bukan hal sulit. Cukup tutup mulut, jangan sampai ada kalimat tak pantas, keluar begitu saja.
Ah.
Kalau bisa ciumannya tiba-tiba. Yuri penasaran bagaimana dengan wajah Katsudon-nya kelak. Meronakah? Membatukah? Kaget bukan main?
Oh-ho.
Jadi tidak sabar.
.
Tamat
.
Terima kasih sudah membaca cerita ini dan maaf kalau ceritanya mengecewakan *bows* Mana yang seme di antara keduanya saya pun tak tau #uhuk
Sekian dari saya, Rakshapurwa undur diri.
