What's Wrong? by suyominie
Cast:
Jung Hoseok x Park Jimin, Jeon Jungkook.
Warning:
Hobi PoV's, special b-day, gender tak jelas, miss typo, OOC, etc.
.
.
.
Jung Hoseok. Pemuda itu seringkali bertanya pada dirinya sendiri, pasal, "Di mana yang salah?" dan "Apa yang salah?", sehingga membuat dirinya dikungkung, dijerat, serta diasingkan di ruangan petak berdinding putih.
.
.
.
Happy reading~!
Mereka bilang, senyum Jung Hoseok secerah sang Surya. Namun, mengapa kecerahanku dikungkung di sini?
Mereka bilang, hati Jung Hoseok layaknya sang malaikat. Namun, mengapa kebaikkanku terhalang oleh dinding-dinding ini?
Mereka bilang, jiwa Jung Hoseok serupa burung garuda yang terbang mengudara ke seluruh penjuru. Namun, mengapa kebebasanku hanya sebatas di ranjang ini?
Sebenarnya,
Di mana yang salah?
Apa yang salah?
Sehingga sejauh mata memandang, yang kutemukan hanyalah dinding dingin berwarna putih dalam ruangan segi empat ini.
Begitu monoton.
Rasanya, aku ingin menjerit pada setiap mata yang berlalu-lalang di satu-satunya celah penghubung antar aku dan mereka di sini. Bertanya pada mereka. Sayangnya, belum sempat mengeluarkan untaian, aku telah disuguhi tatapan seolah memang akulah yang paling bersalah sekaligus paling patut dikasihani.
Rasanya, aku ingin berlari, melompat pada setiap pemilik tatapan yang berlalu-lalang di satu-satunya celah penghubung antara aku dan mereka di sini. Malangnya, belum sempat aku bergerak, kakiku membatu. Dia terlilit belenggu. Dia mati.
Oleh karena hal itulah, aku mempatenkan peranku menjadi yang menunggu.
Menunggu kalau-kalau ada yang sukarela datang berasama jawaban, yang melegakan rasaku. Bahkan hingga tak tahu lagi lamanya masa yang kuhabiskan. Mungkin akan terus berlanjut, jika saja sayup-sayup suara di luar sana bersenandung, mencicitkan bahwa musim telah berganti.
Musim semi?
Ah, musim yang disukai olehnya. Oleh dia yang eksistensinya sedikit tersingkir, tetapi tak pernah mau merabun sebab semua pertanyaan-pertanyaanku.
Dia yang selalu sukses membuat mataku haus akan senyum penuhnya. Membuat telingaku terbuai akan indah alunan suaranya. Membuat kulitku candu akan segala interaksinya. Dan membuat hatiku selalu melantunkan nama dirinya di tiap detakan.
Park Jimin, aku merindukanmu. Sangat.
Terlanjur sering mengenang semua hal akan Jimin, terlebih kilasan memori di mana kudapati dia tengah terisak dalam kesendirian, aku menjadi sedikit tak sabar. Juga telah bersiap meruntuhkan peranku selama ini. Aku ingin bersua dengannya. Namun, sebelum itu, aku harus terlepas dari jerat ini.
Aku harus tahu, apa jawaban atas pertanyaanku. Pertanyaan yang tidak pernah bosan menggentayangiku. Terus mengejar, tanpa membiarkan aku beristiharahat, bahkan hanya untuk sekadar meraup napas.
Di mana yang salah?
Apa yang salah?
Dan sampai suatu ketika, adikku Jungkook menapakkan kakinya di tempat ini. Untuk kedua kalinya. Dengan tangan berhias kue khas.
"Selamat ulang tahun, Hyung."
Jujur, aku bahkan lupa hari itu hari apa.
"Terima kasih, Kook."
"Bagaimana kabarmu, Hyung?"
"Ya, begitulah."
Dia masih seperti Jungkook yang biasanya, walaupun kurasakan ada sedikit geseran yang-entah-apa-itu pada dirinya. Di tengah kekehannya yang manis, aku pikir inilah saatnya. Maka dari itu, aku melancarkan semua pertanyaanku.
Dia menegang, sekonyong-konyong.
Dan kuakhiri dengan berbagai ucapan penuh kerinduan teruntuk Park Jimin.
Dia mengeras. Uratnya menonjol. Dia menatapiku dengan pandangan yang tak pernah kulihat sebelumnya.
Dia merah, marah, dan murka.
Di mana yang salah?
Kemudian adik kebangganku, Jungkook itu, menjawab dengan intonasi selaras.
Dia bilang, aku sampah.
Dia bilang, aku iblis.
Dia bilang, aku gila.
Dia bilang, kerinduanku itu hal yang paling mengerikan. Bencana. Sebuah neraka. Patutnya, Jimin tak pernah mengenalku.
Tapi mengapa?
Padahal aku sangat menyayanginya. Mencintainya. Mungkin rasa yang kuberikan padanya terlalu berlebihan. Tapi kutahu, Jimin senang. Jimin senang menerima ruahan perasaanku yang membuatnyatidur dengan damai serta bahagia ke tempat yang tak dapat dijangkau akal.
Lalu, katakan, apa yang salah?
END
Sekilas cuap:
Wah, apa ini?! Ini bahkan ga pantes buat hari bahagianya!
Ngeliat Jimin kesepian, butuh Hobi, saya jadi gemesh sendiri. Btw ada yang ngeship mereka kah?
Akhir kata,
HAPPY B'DAY, URI SUNSHINEEEE -yang akhir-akhir ini menggoda buat nikung ha ha ha.
