A/N : Setelah penantian sekian lama, akhirnya berhasil juga gue ngebuat spin-ff HPA yang chapter 5. Asiikkk!! Ayo, dibaca!! Buat yang udah request ataupun gak request juga silakan baca dan review, ya?!
Diambil dari Remus's POV. Kenapa Remus? Karena gue cinta Remus!! Remus, sama gue aja, deh, daripada sama Sirius atau Tonks atau Riddle atau siapapun!!
WARNING : Apalagi kalo bukan slash SBRL? Sama sedikit menjurus ke… ehm…
DISCLAIMER: Tokoh-tokohnya punya JK. Rowling
Enjoy the story!!
"Dan yang berhasil meraih penghargaan untuk 'Best Kiss' adalah... Satu... dua... tiga... SIRIUS BLACK DAN... REMUS LUPIN LAGI!!"
Aku sudah tidak bisa membayangkan mukaku seperti apa. Yang jelas, aku lebih shock daripada waktu aku tau aku dan Sirius menang 'Best Couple'. Aku juga jauh lebih shock daripada waktu aku melihat fotoku dan Padfoot lagi... yah, pada tau, lah, lagi apa. Aku cuma bisa diam, termangu, gak percaya. Si Sirius gimana, ya, reaksinya?
" FOTO PAS KAPAN, TUH??" Tiba-tiba terdengar suara seorang Sirius Black, teriak histeris saking shock. Well, at least aku tau dia juga shock dan gak rela...
Aku melihat James yang melirik ke arah Peter, agak kaget, tapi aku bisa melihat senyuman senangnya. Prongs sialan.
" Eh. Foto yang itu, Pete."
Sebelum aku sempat menahan Sirius, dia sudah meraih kerah baju James dengan tatapan marah, muka merah saking malunya. Hm... Mungkin mukaku juga semerah itu. Mungkin malah lebih parah dari Sirius. Soalnya aku lebih putih dari dia... Eh, gak maksud nyombong!! Aduh... Pikiranku jadi agak kacau gara-gara foto itu. Sebenernya, aku mengingat kejadian itu hanya samar-samar.
FLASHBACK
" MOONY!!"
Begitu mendengar suara Sirius, aku langsung menutup bukuku. Karena aku tahu, Sirius tidak akan rela melihatku lebih memilih membaca buku ketimbang mendengarkan dia ngoceh yang nggak-nggak. Walaupun ocehannya gak mutu sama sekali.
"Napa, Pads?" Aku melihat Padfoot dan Prongs sibuk membawa tong-tong yang aku yakin isinya pasti Firewhiskey. Dapet aja mereka...
"Kita mau party, nih!!" seru Sirius seneng sambil nuangin Firewhiskey ke dua buah gelas. Salah satu dari gelas itu disodorkan ke arahku. "'Kan, Gryffindor menang Quidditch Cup dari Slytherin!!"
Aku menerima gelas yang ditawarkan oleh Sirius dan menatap ke dalam cairan berwarna kecoklatan didalamnya, sedikit ragu untuk meminumnya. Bukan berarti aku tidak pernah meminum minuman ini sebelumnya, malah hampir setiap weekends aku habiskan bersama tiga orang temanku itu minum-minum sampai kita pingsan. Hanya saja, aku sedang tidak ingin minum-minum. Banyak tugas yang harus kuselesaikan. Aku mengerling ke arah James dan tersenyum. Dia terlalu senang sampai lupa untuk mencopot seragam Quidditchnya. Aku sedikit iri begitu melihat Lily melepaskan seragamnya dan membawakan segelas Firewhiskey untuknya.
"Kenapa, Moons? Lagi nggak enak badan?" tanya Sirius dengan ekspresi khawatir terlihat jelas di wajah tampannya.
Aku menggeleng sambil tersenyum dan meminum Firewhiskey itu dalam sekali teguk. "Bukan." Aku mengedikkan kepalaku ke arah James dan Lily yang memulai 'sesi courting' mereka. Maklum, mereka berdua baru jadian sekitar dua minggu yang lalu. "Coba liat mereka berdua."
Sirius mengikuti pandanganku dan mendapati James dan Lily sedang berciuman.
"Ih!! Jijik!! Heran. Kenapa mereka berdua mesti ngelakuin itu disini, sekarang?! Ugh!!" keluh Sirius. Dia juga meminum Firewhiskeynya dalam sekali teguk. "Mau lagi, Moony? Gue punya persediaan khusus, nih." kata Sirius menawarkan sambil menggoyang-goyang botol Firewhiskey.
"Boleh."
Aku tidak tahu sudah berapa lama kami habiskan untuk minum berdua saja di dekat meja belajarku. Aku bisa melihat penghuni Gryffindor lainnya berpesta pora di balik punggung Sirius. Sirius... Dia punya punggung yang lebar dan kelihatan sangat kokoh. Aku bingung, kenapa dia tidak mau ikut bermain Quidditch seperti James? Padahal, dia bisa terbang sebaik James. Ditambah lagi, dia juga memiliki postur atletis untuk bermain Quidditch. Pundak yang lebar, kedua tangan yang kuat dan berotot, kulit yang sedikit hitam karena terbakar matahari, wajahnya yang tampan, bola matanya yang berwarna abu-abu selalu menyimpan misteri dibaliknya, rambutnya yang hitam legam...
"Moony."
Suara Sirius membuatku tersadar dari lamunanku. Sebelum aku sempat menjawab panggilannya, napasku tertahan. Sirius Black, laki-laki paling tampan di seluruh Hogwarts, sedang mendekatkan tubuhnya ke arahku. Belum lagi wajahnya sangat dekat dengan wajahku, membuatku bisa merasakan setiap tarikan dan hembusan napasnya.
"Rem..." Sirius mengelus pipiku, membuatku merinding. "Tau, gak, kalo kamu itu manis banget?"
"Eh?"
Sirius sekarang menggerakkan jari-jarinya yang halus ke tengkukku, memilin-milin rambut emasku. Dia mendekatkan wajahnya lebih dekat padaku. Aku bisa melihat setitik rona merah pada kedua pipinya. Tanda bahwa Sirius sudah mulai mabuk. "Manis... Cantik..." Dia mengangkat tangannya yang lain dan membelai bibirku yang setengah terbuka karena kaget. Sebelum aku sempat memprotes tindakannya, Sirius memasukkan jari telunjuknya ke dalam mulutku. Dia memainkan jarinya di dalam mulutku, sementara aku berusaha mendorong jarinya keluar dari mulutku dengan lidahku. Rupanya, gerakan-gerakan lidahku dia anggap sebagai ajakan main dariku. Jarinya membalik-balik lidahku dengan seenaknya. Seharusnya aku marah diperlakukan seperti ini oleh Padfoot, tapi kenapa justru aku malah mengerang seperti ini??
Sirius perlahan-lahan menarik mundur jarinya dari mulutku. Tanpa aku sadari, aku mengikuti arah perginya jari itu dan merasa sangat kehilangan. Aku belum puas bermain. Melihat ini, Sirius tersenyum nakal dan malah memasukkan jari yang sama ke dalam mulutnya, menghisap dan menjilatinya sepeti sedang menjilat lolipop. Matanya terpejam dan dia terlihat sangat menikmatinya.
Yang terjadi berikutnya benar-benar diluar dugaan. Begitu Sirius menurunkan jarinya, dia langsung menciumku tepat diatas bibirku. Memang, awalnya aku sangat terkejut dengan tindakan Sirius yang tiba-tiba ini, tapi aku mulai menikmatinya. Terlalu menikmatinya...
ENDS OF FLASHBACK
" Jadi, kamu sama Sirius hubungannya udah sampe situ...?"
Aku langsung memalingkan wajahku ke arah Tonks yang melihatku dengan tatapan tak percaya dan siap untuk menangis. " Nggak!! Bukan begitu!!" Dengan panik, aku meraih tangannya dan menggenggamnya dengan sangat erat. Aku berlutut di depannya. " Waktu itu aku sama Sirius lagi khilaf. Kita berdua waktu itu lagi mabok berat, sampe kita gak nyadar apa yang kita berdua lakuin. Di hati aku bener-bener cuma ada kamu seorang. Aku gak akan ngelakuin kesalahan yang sama kayak dulu pernah aku lakuin ke kamu. Aku gak bakalan lagi ninggalin kamu. Selamanya aku bakal ada buat kamu. Aku bakal setia terus sama kamu." Aku mencium tangannya seromantis mungkin.
Aku bisa melihat Tonks mulai ceria kembali, tapi kemudian kudengar seseorang berbicara dari arah kursi Death Eaters. Orang yang ingin kuhajar karena sudah merusak momen indahku bersama Tonks.
" Aahh... Lagu lama. Lo juga ngomong kayak gitu pas mo balik ke kelompok gue. Pake sujud-sujud segala. Lo juga bilang setelah ke'ilangan' temen lo, lo udah gak bisa hidup di dunia sihir kayak dulu lagi. Terus lo juga bilang kalo gak bakal ninggalin kelompok dan ngulangin kesalahan yang sama kayak waktu itu, eh, taunya malah lebih parah. Sakit, tau, ditinggalin kayak gitu!" ujar seorang Fenrir Greyback.
Sialan... Aku langsung berbalik menghadap ke arah Greyback. "Grey!! Gak usah ngomong yang nggak-nggak, deh!!"
" Lho? Orang itu kenyataan, kok."
James dan yang lainnya, bahkan Sirius menatapku dengan tatapan tidak percaya.
" Hee... Lo sama Greyback…?" kata James.
"Beneran, Rem?" Sekarang malah Lily yang curiga.
"Nggak!!" Aku berusaha meyakinkan mereka kalau aku dan Greyback tidak ada hubungan apa-apa selain status penggigit dan yang digigit.
" Ternyata…" Sirius melihatku dengan curiga. Dari arah panggung, aku bisa mendengar dua orang yang namanya mirip denganku dan Sirius itu sibuk mencatat 'pairing baru', aku dan Greyback. Belum lagi para penonton dan fans semakin menggila gara-gara ini.
" Jadi, cowok kamu, tuh, ada brapa, sih?!" jerit Tonks setengah stress.
Hampir aku mau lepas kendali atas diriku sendiri. Ingin rasanya aku merobek mulut James yang sudah menyebar gosip aneh-aneh tentang aku dan Sirius. Ingin juga rasanya menghajar Greyback dan dua orang pembaca nominasi itu yang sudah membuatku menderita, menjadi bahan gosip seperti ini. Duh, susah ya, jadi orang terkenal...
Aku menarik tangan Sirius dan menyeretnya ke arah panggung. Dengan sangar, aku mengambil piala terkutuk itu dari tangan Remus Black dan menuju ke arah mike untuk marah-marah. "Jujur, ya. Kita berdua gak seneng banget dapet award aneh-aneh kayak gini lagi! Bisa, nggak, sih, juri-jurinya bikin keputusan yang bener sekali aja?! Jangan bi..." Kenapa aku merasa seperti diperhatikan seseorang? Dari ujung ekor mataku, aku melihat Sirius sedang menatapku dengan tatapan aneh. " Lo ngapain ngeliatin gue dari belakang kayak gitu?"
Sirius terlihat terkejut begitu aku memutar badanku. "Hah? Gue? Nggak kok. Gue lagi ngeliatin lantainya."
"Oh..." Aku kembali ke mike untuk mengungkapkan kekecewaanku, tapi lagi-lagi aku melihat Sirius memperhatikanku. Koreksi. Memperhatikan pantatku!! "SIRIUS!! Gak usah bo'ong lagi, deh, lo! Barusan gue liat lo lagi ngeliatin gue!! Gak usah bo'ong, deh!!"
"Ih. Siapa? Gue? GR banget sih, lo..." Seperti biasa, Sirius berusaha berkelit.
Aku dan Sirius saling adu mulut. Aku sangat yakin kalau Sirius barusan memperhatikanku, bukan berarti aku haus akan perhatian darinya atau karena aku menyukainya. Tapi, dia benar-benar memperhatikanku dengan tatapan mata yang aneh itu!! Bukan hanya menatap punggungku atau yang lainnya, kenapa dia harus memperhatikan bagian belakangku itu?! Kenapa dia tidak sekalian me...
Katakan padaku kalau ini hanya mimpi dan aku akan terbangun kapan saja aku mau.
Kumohon...
Karena ini sangat tidak mungkin.
Aku sudah punya istri dan seorang anak.
Ini sama sekali tidak mungkin.
I KISS SIRIUS BLACK!!
...
...
... Mencium Sirius Black mungkin tidak terlalu buruk walaupun aku tidak mabuk. Bibirnya terasa lembut sekali. Ditambah lagi, Sirius benar-benar mengerti bagaimana caranya mencium seseorang. Mungkin dia sudah sering berlatih dengan pacar-pacarnya.
"Remus..." gumamnya diantara ciuman kami. Getaran suaranya membuatku merinding. "Moony..." Dia terus menggumankan namaku sementara tangannya bergerak dengan perlahan ke seluruh bagian tubuhku. Mengikuti semua lekuknya. Sirius menciumi leherku sambil terus menggumamkan namaku. "Remus... Moony..."
Aku tahu seharusnya aku tidak memiliki perasaan seperti ini terhadap sahabatku. Aku sudah mempunyai Dora. Seharus aku... AH!! Merlin!!
Sirius baru saja menggigit leherku dengan lembut. Ya, ampun... Gigitannya lebih enak daripada gigitan Dora...
"Sirius..." Aku hanya bisa mengucapkan namanya sementara dia melepaskan jubahku dan mencopot dua buah kancing kemejaku dan menciumi bagian yang terekspos. Aku melakukan gerakan yang sama dengannya dengan tanganku gemetar hebat. Aku hanya sanggup melepaskan jubahnya. Aku tidak sanggup meneruskannya.
"Ayo." Dengan terengah, Sirius menarikku ke arah backstage, melewati para kru-kru HPA dan pembaca nominasi yang berteriak histeris seperti maniak begitu melihatku dan Sirius. Aku juga sempat melihat Conan memutar bola matanya. Mukanya sedikit merah.
Sirius membuka pintu yang menghubungkan backstage dengan koridor Hogwarts yang jarang dilewati orang. Tanpa basa-basi, Sirius mendorongku hingga punggungku berbenturan dengan tembok sekolah. Dia terus membuka kemejaku dan melemparkannya entah kemana. Yang jelas, dia melemparkannya ke sebelah kanan. Atau kiri? Aku tidak peduli. Selagi dia sibuk dengan celanaku, aku sibuk melepaskan kancing kemejanya. Sial. Kenapa kancing-kancing ini susah dibuka saat aku ingin membuka mereka cepat-cepat? Dengan tidak sabaran, aku menarik lepas kancing-kancing itu dan melepaskan kemeja putih milik Padfoot itu dari tubuh indahnya. Ya, ampun... Sudah lama sekali aku tidak melihatnya seperti ini.
"Remus..." Sirius sibuk menciumi perut bagian bawahku sementara tangan kirinya sibuk menarik turun celana panjangku. Aku bisa melihatnya berkutat dengan celananya sendiri, berusaha melepasnya dengan bantuan tangan kanannya. "Berapa lama?"
"Huh?"
"Berapa lama?" Sirius mengulangi pertanyaannya diantara napasnya yang tersengal-sengal. Dia berhasil melepas celanaku dan celananya di saat yang bersamaan. "Commercial breaknya berapa lama?"
"Nggak tau. Dan aku gak mau tau."
Aku mencium Sirius sekali lagi.
THE END
A/N : Hahahai!! Gimana spin-offnya?? Parah? Sangat mengganggu?? Atau malah keren banget?? Hehe. Maap, dicut sampe situ aja, ya. Soalnya kalo dilanjutin lagi, ntar jadi terlalu vulgar buat orang Indonesia (segini aja juga udah parah...). Tetep baca HPA, ya!! Dan buat yang belom pernah baca HPA, silakan baca HPA!!
