Disclaimer : Masashi Kishimoto-sensei...
Warning : OOC, TYPO, GAJE... n banyak kekurangan lainnya...
tapi Miyu harap Minna suka fic-nya...
Happy Reading...
Jangan Lupa di read n di review yaaa...
Muaach :*
.
.
Strange...
.
.
"Hallo semuanya...!" teriak seorang laki-laki berambut kuning cerah serta memiliki iris sejernih lautan.
"Yo, Halo Naruto!" tegur seorang laki-laki yang memiliki tato 'Ai' di dahinya, Gaara.
Naruto tersenyum manis sambil melangkahkan kaki jenjangnya menuju kursinya yang berada di samping jendela.
Setelah meletakkan tas dan mengambil buku dari dalamnya, ia membangunkan laki-laki bersurai mahkota nanas yang tertidur di bangkunya.
"Shikamaru, Boleh pinjam PR Kimia mu?" tanya si Blonde berharap-harap cemas.
Laki-laki bersurai nanas itu mengerjapkan matanya, kemudian berdecih kesal.
"Cih, mendokusei." Katanya. Ia pun melempar buku bersampul hijau ke arah Naruto.
"Horeee... Shikamaru baik sekali!..." teriak Naruto sambil berusaha memeluk si surai nanas. Tapi sebelum ia menyentuh tubuh Shikamaru, sebuah tangan sukses menarik si blonde dari hadapan si nanas.
"Oi, apa-apaan, kau! Kiba!" kata Naruto kesal sambil berusaha menepis tangan yang mencengkram lengannya dengan erat. Laki-laki yang bertato segitiga di pipinya itu mendengus kesal.
"Mau apa kau, Naruto? Memeluk Shikamaru? Jangan harap!" kata Kiba dengan kesal.
Naruto mengerucutkan bibirnya, kesal.
"Tenang saja, Kiba. Aku tak akan mengambil Shikamaru, lagi pula aku kan sudah menyukai orang lain." Kata Naruto sambil tersenyum lima jari.
"Iya, kau yang tak tertarik dengan Shikamaru, tapi bagaimana kalau sebaliknya, Hah!" seru Kiba sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada.
Mendengar itu Naruto hanya menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"...Mendokusei." kata Shikamaru.
BUAK!
Kiba memukul tengkuk Shikamaru.
"Kau juga, dari tadi tidur terus. Bangunlah, pemalas." Teriak Kiba sambil memberikan deathglare-nya untuk Shikamaru yang masih menyamankan posisi tidurnya sesaat setelah tengkuknya dipukul Kiba.
Tiba-tiba...
"KYAAA... Sasuke-kuuun.." teriak para gadis setelah melihat seorang laki-laki bersurai raven dengan tangan yang ia jejalkan di saku celananya.
Ia tampak tak menggubrik teriakan para gadis yang seperti kesetanan mendengarnya.
PLAK!
"Tuh, arjunamu datang, Naruto." Kata Kiba setelah memukul bahu Naruto.
Naruto mendengus kesal dengan wajah yang merah padam karena malu.
"Berhentilah, Kiba. Nanti dia dengar." Kata Naruto sambil memalingkan mukanya yang merah.
"Narutooo... bekalmu tertinggal." Seru seorang laki-laki bersurai yang sama dengan Naruto a.k.a Kyuubi, Kakak Naruto yang sekarang duduk di bangku kelas 3.
"Wah, terima kasih, aniki!" kata Naruto sambil tersenyum ramah. Ia pun mengambil kotak bekal itu dari tangan kakaknya.
.
.
Naruto Namikaze, kelas 2 SMA, seorang laki-laki berambut kuning jabrik dengan mata biru safir yang indah tampak melihat keluar jendela kelasnya. Sesekali ia tersenyum senang melihat apa yang ia saksikan.
Seorang laki-laki berambut raven yang berwarna biru dongker serta memiliki mata yang hitamnya mengalahkan malam tampak serius men-dribble bola basket menuju ring lawan. Sesekali terdengar sorakan para gadis ketika si raven meloncat untuk memasukkan bola tersebut ke dalam ring.
"KYAAA... Sasuke-kuun... keren sekali... hebaaat... hebaat..."
Kira-kira kata-kata seperti itulah yang sering diteriaki para gadis untuk si Raven, si jenius dengan nilai yang tak pernah kurang dari 100 atau 99,9. Pemilik mata hitam Onyx dan salah satu keturunan keluarga Uchiha yang terpandang. Dialah Sasuke Uchiha yang menjadi tontonan si kuning yang membuat ia tersenyum senang tiap kali memandangnya.
Irisnya yang sebiru laut itu tak pernah melepaskan pandangannya untuk si raven, orang yang langsung ia cintai dalam sekali pandang.
FLASHBACK
Saat MOS kelas 1
"Tunggu! Jangan tinggalkan aku, Kiba!" teriak Naruto sambil berlari secepat cheetah mengejar Kiba yang tampak tertawa puas melihat penderitaan temannya.
"Ayo, Kuning! Kau harus mendapatkan slayer ini untuk bisa maju ke level selanjutnya." Kata Kiba sambil mengibarkan slayer berwarna orange yang terdapat gambar rubah di tengahnya.
"Kau Jahat Ki...Umpph..."
Naruto langsung berhenti ketika ia sadar bahwa ia telah menabrak dada seseorang. Iris safirnya menengadah untuk melihat siapakah gerangan orang yang ia tabrak dengan tidak elitnya.
Safir bertemu Onyx
Mata biru Naruto membulat menyaksikan wajah stoic tampan terpampang di hadapannya.
'apakah ini malaikat...?'Batin Naruto.
1 detik..
2 det...
"Minggir, Dobe!" kata si pemiliki iris Onyx itu a.k.a Sasuke Uchiha dengan nada yang membuat bulu kuduk merinding. Jangan lupakan juga deathglareTM andalan keluarga Uchiha miliknya yang serasa menembus tubuh Naruto.
"A..Apa?! Do..Dobe?" ulang Naruto dengan alis sebelah kanannya terangkat.
Pemuda di depannya ini tampak mendengus kesal kemudian berjalan melaluinya.
"Kurang ajar kau, Teme! Seenaknya mengataiku Dobe! Dasar, Teme...!" teriak Naruto dengan kesalnya. Tapi wajahnya bersemu merah ketika suara bariton tadi terus terngiang di telinganya.
END FLASHBACK
Mulai saat itu, Naruto mengagumi sosok Sasuke dari kejauhan. Ia tidak pernah bertegur sapa sekali pun dengan Sasuke karena ia berada di kelas XI B dan Sasuke kelas XI A1, kelas paling elit dengan muridnya yang ber-IQ di atas 130. Maka dari itu Naruto hanya dapat melihat Sasuke dari kelasnya yang bersebrangan, apalagi tempat duduk Sasuke berada di samping jendela. Persis seperti tempat duduk Naruto.
Tiba-tiba...
"Naruto, kau dipanggil oleh Sasuke di bawah pohon yang ada di depan gerbang." Kata Kiba. Sukses membuat Naruto membelalakkan matanya.
'Apa?! Sasuke memanggilku?'kata Naruto tak percaya. Wajahnya langsung merah sempurna.
"Ke...Ke..Kenapa dia memanggilku?" tanya Naruto heran, tapi ia sudah bangkit dari tempat duduknya.
"Sudah, temui saja dia." Kata Kiba sambil tersenyum miring.
Naruto pun berlalu menuju gerbang sekolah dimana orang yang tak pernah ia ajak bicara itu menunggunya.
Jantungnya berdebar tak karuan. Wajah tannya yang berwarna karamel, tampak ada rona merah menandakan bahwa di jantungnya ada parade marching band.
Setelah ia sampai di depan gerbang, ia melihat sosok yang hanya dapat ia lihat dari kejauhan. Mata onyx-nya tampak tajam memandang ke arahnya, membuat Naruto semakin dag dig dug.
"Kau lama sekali, Dobe." Kata Sasuke sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Matanya masih menatap tajam ke arah Naruto.
"Dobe lagi, Dobe lagi! Kau mau apa memanggilku, Teme!" teriak Naruto kesal.
"Mau jadi pacarku, dobe?"
"Hah, jadi pacarmu? Tentu saja aku mau, Teme..." kata Naruto sambil menyilangkan kedua tangannya. (tidak sadar)
1 detik..
2 detik...
"Na..NANI?!" Naruto baru tersadar dengan ucapannya ia segera menutup mulutnya.
Sedangkan laki-laki raven di depannya tampak menyeringai.
"Bagus!" kata Sasuke ia pun menepuk kepala Naruto dengan lembut.
.
.
Naruto berjalan ke kelasnya dengan gontai, ia masih tak percaya dengan kejadian yang kemarin.
Ia membawa dua bekal di tangannya. Satu untuknya dan satu lagi untuk Sasuke, pacar barunya. Ia sengaja membuat bekal atas anjuran Kiba, karena setelah ia kembali ke kelas ia menceritakan semuanya pada Kiba, sahabat karibnya.
Apalagi Kiba memberikan beberapa tips untuk Naruto yang tidak pernah sama sekali... berpacaran.
"Cieee... bawa dua bekal ya..?" kata Kiba. Sukses menbuat wajah Naruto terasa terbakar.
"Untuk siapa, yaaa...?" tanya Kiba lagi.
"Diamlah, KIBAAAA!" teriak Naruto dengan geram. Ia pun meletakkan bekal tadi di kolong mejanya dan meletakkan tasnya di kursi.
Kiba melirik ke arah tangan Naruto yang tampak banyak luka goresan.
"Wah, wah... tanganmu sampai luka-luka, ya.. Naruto." Kata Kiba di tambah dengan cengiran jahilnya.
Naruto makin memerah dengan cepat ia memalingkan wajahnya ke arah jendela.
.
.
Saat Istirahat...
" Teme..." kata Naruto dengan riang. Ia pun memeluk Sasuke dari belakang. Naruto menahan malu ketika melakukan itu, karena kata Kiba, laki-laki suka jika di peluk dari belakang oleh orang yang ia cintai.
"Hn." Hanya itu yang keluar dari mulut Sasuke.
Naruto tidak menyerah, ia pun mencium pipi Sasuke. Masih karena anjuran Kiba.
Sasuke mulau gelisah. Ia pun menggerakkan bahunya, pertanda bahwa ia ingin Naruto menyingkir darinya.
"aku buatkan bekal untukmu, Teme." Kata Naruto sambil tersenyum senang. Ia segera membuka bekal miliknya dan Sasuke.
Sasuke masih diam dengan wajah stoic-nya.
"Aku tidak mau, aku yakin masakanmu tidak enak." Kata Sasuke ketus. Ia kembali menekuni bukunya.
"Tenang saja, Teme. Enak, kok... Aniki Kyuubi yang membantuku memasak." Kata Naruto sambil menyiapkan sumpit untuk mereka berdua.
"Oh, Kyuubi. Dia pintar memasak, ya?" tanya Sasuke antusias.
Naruto mengangguk.
"Iya, Aniki itu, sangat senang memasak. Setiap hari pun ia selalu membuatkan bekal untuk ku." Kata Naruto.
"Hn, begitu. Apakah ia sering melihat acara di TV?" tanya Sasuke lagi.
Naruto mengangguk lagi.
"Iya, sampai-sampai ia mengoleksi banyak sekali kaset tentang memasak."kata Naruto. Mulutnya tampak penuh dengan makanan.
'Kenapa Sasuke antusias sekali ingin tahu tentang Aniki? Hum, mungkin karena dia ingin mengenal lebih jauh tentang keluargaku.'kata Naruto dalam hati. Ia pun tersenyum riang.
.
.
Naruto mulai merasa aneh dengan Sasuke yang benar-benar tertarik ingin tahu tentang aniki-nya. Selama 2 minggu mereka berpacaran pun Sasuke sering menatap ke kejauhan yang Naruto tahu bahwa itu adalah kelas aniki Kyuubi. Tak jarang pula Sasuke mengorek tentang kepribadian Kyuubi, membuat Naruto merasa cemburu. Ya, bagaimana pun Kyuubi kakaknya sudah punya pacar dan pacarnya adalah kakak Sasuke sendiri, Itachi Uchiha. Naruto tetap berbaik sangka bahwa Sasuke di suruh aniki-nya untuk mengorek tentang kepribadian Kyuubi. Tapi yang membuat Naruto semakin aneh saat mereka kencan berdua. Topik yang diinginkan Sasuke tetaplah Kyuubi, kakaknya. Tak pernah Sasuke bertanya tentang dirinya. Padahal sekarang, status dirinya adalah pacar Sasuke. Meskipun begitu Naruto tetap yakin bahwa Sasuke suka padanya bukan dengan Anikinya, Kyuubi.
Hingga suatu hari...
"Temee ku sayaang... kita makan sama-sama yuukk.." Kata Naruto dengan riang sambil melambaikan tangannya.
"Sasuke keluar tadi, mungkin dia ke toilet." Kata seorang laki-laki dengan banyak taring di giginya, Suigetsu.
"Oh, begitu... baiklah, aku akan menunggunya." Kata Naruto. Ia pun duduk di kursi Sasuke.
'Senangnya... akhirnya aku bisa duduk di kursi ini.' Batin Naruto senang.
Setelah meletakkan bekalnya di atas meja Sasuke ia tampak tertarik dengan sebuah buku yang bersampul biru tua di kolong meja Sasuke.
"Hm... ini apa ya..?" tanya Naruto sambil membuka-buka buku itu.
Matanya langsung terbelalak saat membaca sekilas sebuah tulisan.
Kenapa kau lebih memilih dia dibanding aku?
Apa kau tak mengerti bahwa aku menyukaimu,
Dari dulu...
Sudah lama sekali...
Lihatlah aku, sekali... saja...
Sebagai seorang laki-laki yang kau cintai...
Kyuubi Namikaze,
Aku Cinta Padamu...
...Sasuke Uchiha...
Naruto terdiam. Wajahnya tiba-tiba memerah, kemudian ia tersenyum miris dengan bulir air mata yang jatuh dari pelupuk mata safirnya.
"Oh, ternyata begitu, dia menjadikan aku pacarnya, supaya bisa mengetahui sisi lain aniki." Gumam Naruto pelan. Ia segera mengusap air matanya yang terus menetes.
"Ternyata begitu..." kata Naruto lagi.
"Ternyata begitu..."
"Ternyata begitu... aku mengerti kalau... IA SAMA SEKALI TIDAK MENYUKAI AKU..."lirih Naruto.
Naruto kembali tersenyum miris dengan air mata yang terus keluar dari pelupuk matanya.
TBC
To
Be
Continued...
Read n Review ya... Minna~Chaaan
tunggu Chapter selanjutnya, ya... ^_^
