Hayy,, salam kenal! Saya Michoo,, korang boleh panggil saya 'Michoo-aniki', ato yg lainnya deh, terserah,,

Saya author baru di fandom nih .. Selama ini, saya hanya berperan sebagai reader biasa saja di fandom nih.

Tapi,, keseringan saya baca fic.2 kalian di fandom nih akhir-akhir ini, khususnya fic.2 Boboiboy,, membuat imajin saya muncul dengan meluap-luapnya dan menginspirasi saya untuk menuangkannya dalam sebuah alkisah ^^

Oh, anyway,,

ini adalah first Boboiboy fanfic saya,, setelah sebelumnya saya juga pernah menulis hanya satu cerita one-shot di fandom nih dengan category yang berbeda..

And besides,, saya newbie taw ... Jadi, sebelumnya saya mohon maaf yang sebesar-besarnya,, jika terdapat kesamaan nama, karakter, kata2, julukan, dll. dengan fic.2 para mastah sekalian ... Sebab fanfic. ini juga terinspirasi dari semua fic.2 Boboiboy yang pernah aku baca selama ini.

Jadi mungkin, bisa dibilang ini ada sedikit gabungan2 yang nyempil dari fic.2 kalian ...

Tapi,, jika memang kalian merasa ada yang keberatan dengan kesamaan yang tidak di sengaja,, saya bersedia untuk langsung menghapus saja fic. saya ini dari fandom nih ... Sebab, sebenarnya saya juga merasa ragu & minder, untuk mem-publish simple fic. saya ini,,

#etdah,jadicurcoL ;p

.

Oke,, tak payah berbasa-basi lebih jauh lagi, ini dia,,, a simple Boboiboy fic. story by Michoo-aniki

Happy reading ^^

.

"The Fierce Battle, and The Tale of Ochobot"

Disclaimer : Boboiboy by Animonsta Studios,, some OC's by me

Genre : Adventure, Battle, Friendship, Hurt/Comfort, and some 'Little Romances'

Rated : K+ (or maybe, T)

Setting : Future! Boboiboy & Friends (17 years old),, High School

Chara : Boboiboy, Yaya, Ying, Fang, Gopal, Ochobot,, some OC's, etc.

WARNING! .. GaJel, OOC, Typo(s), some OC's, alur berbelit, KOSA KATA CAMPURAN, unperfect EYD, kalimat berulang-ulang, penguraian imajin yang membingungkan, conversation gak nyambung, kiasan fail, sFx fail ,, etc.

Don't Like Don't Read,, and press 'Back' or 'Close', please.

.

.

.


Chapter 1 : Pengenalan Suasana Awal (At The School)

Suatu hari, di 'SMA No.1' Pulau Rintis ...

.

Di kelas 2-A ..

Saat ini, pelajaran yang tengah berlangsung di kelas itu ialah Fisika. Siswa-siswi yang berjumlah 20 orang di kelas itu terlihat mengikuti pelajaran tersebut dengan beragam ekspresi dan perasaan. Beberapa di antaranya mengikuti pelajaran dengan semangat dan penuh rasa ingin tahu. Dan selebihnya ialah beberapa orang yang hanya mengikutinya dengan acuh tak acuh dan merasa bosan. Dan itu sudah pasti, mereka yang bersemangat mengikutinya kalah jumlah dengan mereka yang hanya merasa bosan dengan pelajaran tersebut. Yah,, itu sudah menjadi hal yang lumrah.

Fisika .. Pelajaran dengan basis hukum-hukum, rumus, dan perhitungan yang rumit,, pelajaran yang mungkin tak kalah membosankannya dengan pelajaran berhitung yang lain, yaitu Matematika. Dan sudah sewajarnya, banyak di antaranya merasa sangat jenuh dengan pelajaran yang benar-benar menguras daya pikir tersebut.

Salah satunya ialah,, seorang pemuda berseragam putih dengan kedua lengan baju yang disingsingkan sampai batas siku, memakai celana berwarna biru keabuan dan dasi yang sewarna dengan celananya, serta tak lupa dengan benda yang telah menjadi ciri khasnya sejak kecil, yaitu topi jingga yang menyerupai dinosaurus yang dipakai terbalik di kepalanya. Siapa lagi jika bukan,, Boboiboy.

Yah, sejak pertengahan berlangsungnya pelajaran tersebut, pria itu hanya menguap tak jelas,, tangan kirinya menyanggah pipi dan dan tangan kanannya hanya mencoret-coret lembaran paling belakang buku tulisnya,, lalu kemudian, tak lupa dengan mimik wajahnya yang terlihat lesu. Entah sudah berapa banyak, garis demi garis dari pulpen biru yang dicorengkan ke bukunya itu tertera. Ada coretan garis-garis tak beraturan,, gambar-gambar aneh,, dan yang tak kalah banyaknya ialah,,, tulisan-tulisan sejenis yang terdiri dari empat huruf dengan dua huruf sama namun dengan pengucapan yang berulang ..

Y-A-Y-A,, Yaya! .. Yah, itulah beberapa kata yang banyak tertulis di antara coretan-coretan tak jelas pada halaman belakang buku tulisnya.

'Yaya Comel' ..

'Yaya Elok' ..

'Yaya Cute' ..

'Yaya Beautiful' ...

'Yaya Georgeous' ...

'Yayaaa! ..'

... Itu adalah sebagian kata-kata yang ada pada halaman belakangnya.

Entah sejak kapan dan entah apa pula yang telah merasuki dirinya, pikirannya selalu saja terngiang pada sosok gadis berhijab pink yang ada di depannya itu. Boboiboy terkadang tidak mengerti pada dirinya sendiri, mengapa ia begitu mengagumi sosok wanita di depannya ini. Perasaan ini .. Apakah mungkin, dia mulai merasakan ...

"Ah! Tidak, tidak! .. " gumamnya, sambil menggeleng pelan. Begitulah yang selalu ia rasakan.

Ia selalu saja berusaha untuk menolak perasaan itu. Lagipula, bukankah Yaya dan dirinya telah bersahabat sejak lama. Dan sekarang, entah kenapa Boboiboy mulai merasakan kecanggungan jika berada di dekatnya. Apakah mungkin, pria ini mulai menyukai, atau bahkan mencintai wanita di depannya itu? ..

"Hmm .. Hanya Tuhan sajalah yang tahu ... " gumamnya, sambil kembali mencoret-coret bukunya.

.

Iooooo~oooooI

Sementara itu, di kelas 2-B ..

Saat ini, pelajaran yang tengah berlangsung di kelas itu ialah pelajaran Bahasa Inggris. Berbeda pula dengan suasana kelas 2-A yang senyap dan tenang, di kelas ini suasananya malah sedikit riuh. Terdengar suara-suara dengan lontaran bahasa asing yang keluar dari mulut mereka. Yah, wajar saja,, sebab materi Bahasa Inggris yang tengah dilaksanakan saat ini ialah speaking. Para siswa yang berjumlah 20 orang di kelas itu ditugaskan oleh guru mereka yang dikenal sebagai 'Sir. Johnny' itu untuk melatih kemampuan Bahasa Inggris mereka dengan melakukan beberapa percakapan sederhana secara berpasangan. Gopal, yang berkebetulan sekelas dengan Ying memilih dirinya untuk menjadi lawan bicaranya.

"Haissh, kau nih,, tak pandai-pandai pun! Berbicara Bahasa Inggris dengan kalimat yang sederhana pun, susah betul wo! Sudahlah, penat aku! .. " ucap Ying, yang kesal terhadap Gopal.

Bagaimana mungkin, Ying tidak kesal pada pria gempal di depannya ini. Sudah hampir satu jam belajar bercakap-cakap Bahasa Inggris dengan grammar yang benar, tetapi Gopal tetap saja tidak bisa. Kata-kata yang diucapkannya selalu saja melenceng dari grammar dan malah terdengar aneh. Jujur saja, sebenarnya Ying tidak ingin mendapat lawan bicara seperti dia untuk berlatih speaking .. Sebenarnya dia ingin bersama dengan teman wanita sebelahnya yang bernama Christine untuk menjadi lawan bicaranya. Tetapi, sebab Gopal yang mengajaknya dengan sangat memohon, dengan terpaksalah Ying pun harus menerimanya,, sebab ucapan pria itu yang mengatakan bahwa ia benar-benar ingin belajar dengan sungguh-sungguh.

Tetapi, Ying mulai merasa bahwa ucapannya tadi itu hanya iming-iming saja. Toh selama belajar dengannya, ia malah lebih banyak mengucapkan kata-kata Inggris dengan grammar yang tidak tepat dan tak jarang pula ia malah mempelesetkan kata-kata Inggris yang diucapkannya tersebut. Intinya, Gopal malah lebih banyak bermainnya daripada belajar dengan serius. Hal itulah yang membuat Ying merasa kesal dan ingin saja rasanya ia melempar meja di hadapannya pada pria gempal berketurunan India tersebut.

"Iih, tolonglah Ying, sekali ini saja, okey?! Aku tak mau lah nilai Bahasa Inggris aku kali ini di bawah 10% lagi .. Tolonglah Ying, ajar aku sekali lagi, ya! Kita ini kan kawan .." balas Gopal, memohon.

"Hmph! Kawan konon! ... Tapi, aku tak suka loh kalau ada orang yang mau belajar dengan aku, tapi malah bermain-main. Serasa dipermainkan dan tidak dihargai saja .. Buang-buang masa, wo!" seru Ying, sambil melipat tangannya di bawah dadanya.

"Dey, tak baiklah berbicara seperti itu! Bagilah aku satu kesempatan lagi. Aku janji deh, kali ini aku akan belajar betul-betul!"

"Hmph .."

Gopal tampak berpikir sejenak, hingga kemudian ..

"Errrh, Oh, oh! ... Aku tahu! Selepas pulang sekolah nanti, aku janji dah! Aku akan traktir kau Ice Blended Chocolate Tok Aba, berapa pun yang kau mau! Aku jamin dah, kali ini aku takkan berhutang!"

Ying hanya memutar bola matanya jengah.

"Hmm .. Lu janji yee!" balas Ying, sambil mengulurkan tangan kanannya pada Gopal.

"Janji!" balas Gopal, sambil bersalaman dengannya.

"Okelah! Ayo kita mulai lagi percakapannya!"

"Ayooo!"

.

Iooooo~oooooI

Lalu, di kelas 2-C ..

Saat ini, pelajaran yang tengah berlangsung di kelas itu ialah pelajaran Sejarah. Guru yang mengajar di kelas itu baru saja selesai memberikan materi pembelajaran pada murid-murid yang berjumlah 20 di hadapannya itu.

"Baiklah, murid-murid .. Materi pembelajaran hari ini telah selesai. Bagi yang ingin bertanya, silahkan angkat tangan!" ucap seorang guru wanita, yang dikenal di sekolah tersebut sebagai 'Cikgu Azizah'.

"Saya!"

"Saya! .. "

Suasana yang semula tenang, perlahan mulai riuh, sebab beberapa siswa di kelas itu yang mulai mengajukan pertanyaan seputar materi yang baru saja diajarkan. Beberapa murid yang berada di kelas tersebut begitu antusias dengan materi yang diajarkan pada hari ini, sehingga beberapa murid banyak yang ingin tahu lebih lanjut.

Tetapi tidak untuk seorang pria tampan bersurai ungu kehitaman yang memakai kacamata bergagang nila, dan duduk di posisi pojok kiri paling belakang. Siapa lagi jika bukan .. Fang. Selama pelajaran berlangsung, ia hanya menatap lesu ke depan, dengan tangan kanan yang menopang pipinya. Ia merasa bosan.

Sebenarnya bukan hanya saat pelajaran itu saja dia bersikap seperti itu. Hampir di setiap pelajaran yang tengah berlangsung, ia selalu bersikap seperti itu .. Yah, selalu begitu. Entah mengapa, Fang merasa seperti tidak ada semangat untuk bersekolah, apalagi jika harus berada di kelas itu. Padahal sudah dua tahun ia bersekolah disana. Dan padahal, ia berada di kelas yang rata-rata muridnya adalah laki-laki,, wanita yang berada di kelas itu hanya dua orang. Seharusnya ia bersyukur, bahwa di kelas itu tidak ada lagi wanita-wanita centil yang akan mengganggunya, dan juga bersyukur bahwa dia akan mendapatkan lebih banyak teman di kelas itu, mengingat bahwa kebanyakan murid-murid di kelasnya adalah laki-laki.

Tetapi, rasanya itu semua tidak memuaskannya. Walaupun suasana di kelas ini sesuai dengan kriteria dirinya, tetapi tetap saja rasanya ia tidak menginginkan ini. Suasana disini tidak sama seperti waktu ia SD dan SMP dulu, ketika ia sekelas bersama dengan teman-temannya yang sesama pemilik kuasa dari jam tangan kuasa. Yah, teman-teman dekatnya,, yaitu Boboiboy, Gopal, Ying, dan Yaya. Sebenarnya suasana kelas seperti dulu itulah yang dia inginkan, sekelas bersama teman-teman karibnya. Tetapi harapan itu pupus, ketika mengetahui bahwa mereka yang masuk ke sini sama-sama dan berharap akan kembali sekelas di SMA kali ini,, ternyata malah takdir berkata lain. Salahkanlah pihak sekolah, yang telah memecah mereka dalam kelas yang berbeda-beda. Dan Fang sangat mengeluhkan itu. Rasanya tidak seseru dulu lagi jika menghabiskan waktu ini selama masa-masa SMA kali ini, apalagi di kelas ini.

"Hmm .. Kapan ini akan berakhir?! .. " gumamnya, merutuk pada jam pelajaran yang tidak ada habisnya tersebut.

.

Iooooo~oooooI

Sepuluh menit kemudian ...

KRIIIINGG!

Suara nyaring bel telah berbunyi. Setelah beberapa menit, akhirnya masa istirahat pun tiba. Jam-jam seperti inilah yang selalu ditunggu-tunggu setiap siswa,, setelah penat hanya duduk di kursi sambil mengikuti pelajaran dan mencatat ini itu, yang terkadang membosankan.

.

Di kelas 2-A ..

"Eh, Yaya,, tak ke kantin kah?" tanya Boboiboy, baru saja membereskan peralatan belajarnya di atas meja.

"Hmm .. Tak lah, hari ini aku hanya ingin di kelas saja. Lagipun, hari ini aku ada bawa bekal dari rumah" balas Yaya, sambil mengeluarkan kotak bekal berwarna biru muda dari dalam tas-nya.

"Wah, terbaik lah kau nih .. Apa yang kau bawa tuh?"

"Hanya Karipah ... Kau mau satu? Nah, ambil lah. Aku yang buat taw, sedaaap .. " ucap Yaya, sambil menyodorkan kotak bekal berisi kue pastel pada Boboiboy.

"Eheheh, baiklah .." balas Boboiboy, sambil mengambil satu buah kue pastel.

" *shy* Ehmm,, terima kasih ya .." balas Boboiboy.

"Eyh, kenapa cuma ambil satu? Ambil lah lagi,, banyak pun tak apa" tawar Yaya.

"E-eh,, tak lah. Satu pun sudah cukup untuk aku. Lagipun, kau kan belum memakannya. Seharusnya pemiliknya lah yang makan dulu .."

" *smile* Hmm .. Ya sudahlah kalau begitu. Selamat makan .." balas Yaya, sambil berbalik kembali, menghadap ke depan.

"Ya, selamat makan .. "

Boboiboy mulai melahap satu buah kue pastel yang ada di tangannya. Ia mengunyah makanan itu sedikit lama, sambil sesekali merasakan cita rasa yang terdapat dalam makanan itu. Kemudian ...

" *smile* Hmm .. Sedap betul. Pandai nya kau buat .." ucap Boboiboy.

Ia kembali melahap kue pastel tersebut, sedikit demi sedikit hingga akhirnya kue itu habis.

"Itulah. Kan aku sudah bilang sedap .. Nah, ambil lah lagi. Tak payah lah malu-malu. Kita ini kan tetangga, dan kita pun sudah sering berbagi makanan. Jadi tak payah lah pakai malu lagi .. Anggap saja seperti makan bersama adik sendiri" balas Yaya.

Yaya membalikkan kursinya dan duduk berhadapan dengan Boboiboy. Ia pun kembali menyodorkan bekalnya pada pria tampan di depannya itu. Menyadari hal itu, Boboiboy mulai gugup.

"Eh, adik .. ?!" ucap Boboiboy.

"Hmm, kenapa?" tanya Yaya.

"E-ehmm ... Tak lah, tak ada apa-apa, heheh ,, " balas Boboiboy, sambil mengambil lagi satu kue pastel di hadapannya.

" *smile* Selamat makan ... Jangan lupa baca basmalah taw .." ucap Yaya.

"Baik, Yaya .."

Akhirnya, masa istirahat mereka berdua pun dihabiskan dengan makan bersama di dalam kelas mereka.

.

Di kelas 2-C ..

Bel istirahat telah berbunyi. Sebagian murid yang ada di kelas itu pun berkeluaran. Namun tidak untuk Fang. Entah mengapa, hari ini dia benar-benar merasa sangat bosan dan tidak ingin keluar kelas untuk hari ini. Ia hanya duduk di tempatnya dengan pose andalannya,, menatap jauh ke jendela dengan tangan kanan yang menopang rahangnya.

Hingga tak lama kemudian, seorang teman pria sekelasnya menghampiri Fang dan menyadarkannya dari lamunannya.

BRAAKK!

" .. ?!"

"Oi, Fang! Kenapa dengan kau ni,, melamun aja. Kau lupa yaa bahwa hari ini kita ada pertemuan antar anggota klub bola basket di ruang aula?!" seru seorang pria berdarah Kristiani bersurai hitam rapi dan memakai beberapa gelang hitam di pergelangan tangan kirinya,, namanya ialah Joseph.

Sontak, Fang pun tersadar dari lamunannya.

"Eh, Joseph ... Hah?! Ih, iyalah. Aku dah lupa. Pertemuan itu dilakukan sekarang kan?!" tanya Fang, panik dan langsung berdiri dai tempatnya.

"Hmph! Besok! ... Yaa sekarang lah! .. Ish, kau nih. Ketua klub pun bisa lupa. Padahal kau sendiri lah yang telah merencanakannya ... Haehh, kau ini,, lagi memikirkan anak dan istri di rumah yaa?!" balas Joseph, sambil mengejeknya.

"Apa kau cakap?!" seru Fang, dengan perempatan merah yang mulai muncul di kepalanya.

"Heheh,, sorry lah kawanku! ... Dah lah, daripada buang masa, lebih baik kita segera ke sana. Pasti anak-anak anggota klub yang lain sudah menunggu disana .. Jom!"

"Hmm!" balas Fang, mengangguk.

Akhirnya kedua pria tampan itu pun jalan bersama menuju ruang aula.

Sementara itu, Ying yang baru saja keluar dari kelasnya melihat Fang tengah berjalan dengan salah satu teman sekelasnya.

"Hoy,, Fang, Joseph ... " sapa Ying.

Mendengar seruan itu, Fang dan Joseph menghentikan langkahnya dan menoleh pada gadis China berkacamata bulat yang berada jauh di belakangnya.

"Kalian mau pergi ke mana tuh?! Jika kalian ingin ke kantin, aku ingin ikut dengan kalian, maa .. !" seru Ying.

"Kami bukan mau ke kantin. Kami mau pergi ke ruang aula untuk hadiri pertemuan klub bola basket .. Dah lah, kami pergi dulu! .. " balas Fang singkat.

"Ooh, okelah kalau begitu! Maaf sudah mengganggu .. !" seru Ying.

...

"Eyh,, aku tengok gadis itu sering sangatlah sapa kau setiap kali kau keluar kelas. Nampaknya dia dekat betul dengan kau ... Dia pacar kau yaa?!" tanya Joseph, sedikit menggoda teman di sampingnya itu.

"Ish,, mana ada! Dia tuh cuma kawan aku aja, tak kurang tak lebih .. Kami ini bukan macam kalian, pacaran saja yang tahu! .. Hmph, aktivitas yang membosankan!"

"Hellehh .. Kau nih, belum merasakannya. Jadi kau seenaknya saja berkata pacaran itu membosankan! .. Baik kau cobalah sesekali berpacaran dengan gadis itu. Barulah kau tahu, bagaimana rasanya pacaran itu .."

GREPP!

"Tch! Nampaknya sedari tadi kau hanya meledek aku saja! .. Kau nih, mau cari gado dengan aku yaa?!" seru Fang, kesal.

Ia mencengkram kerah baju Joseph.

" *panic* E-eeh, kau nih! Tak payah lah pakai emosi. Aku kan hanya bergurau ... E-e-errh,, eyh! Tengoklah jam kau nih. Sudah sepuluh menit berlalu .. Jom lah! Kita harus cepat ke ruang aula sekarang!" seru Joseph, panik.

Ia melepaskan diri dari cengkraman Fang, lalu berlari meninggalkannya.

" *geram* Ggrrhh! Awas kau! .. Akan aku balas kau nanti!" seru Fang, sambil mulai berlari menyusulnya.

.

Disisi lain ...

"Hai, Boboiboy! Hai, Yaya .. !" sapa Ying dari depan pintu kelas 2-A, tempat dimana kedua temannya itu berada. Ia pergi menemui kedua temannya itu bersama dengan Gopal.

"Hai, Ying .. Hai, Gopal .. !" balas Boboiboy dan Yaya secara bersamaan.

Ying dan Gopal pun menghampiri Boboiboy dan Yaya, yang tengah makan bersama.

"Hwaah! ... Boboiboy, kau nih bawa bekal dari rumah tak bagi-bagi dengan aku yee!?" ucap Gopal, sambil mengambil kotak bekal yang berisi tiga buah kue pastel di hadapan Boboiboy.

"Hoy, kembalikan lah!" seru Boboiboy, sambil mencoba merebut kembali kotak bekal dari pria gempal yang merupakan kawan baiknya itu.

"Hey, bekal makanan itu bukan punya Boboiboy. Itu punya aku lah!" seru Yaya.

"Ya loh! ... Hayy, Gopal ni .. Macam tak makan selama berhari-hari saja, wo! Tengok kotak bekal di depannya pun, langsung disadap!" timpal Ying.

"Eh?! Punya kau yee?! .. Eheheh, sorry lah Yaya, aku tak tahu .. " balas Gopal, sambil meletakkan kembali kotak bekal Yaya di meja Boboiboy.

Yaya hanya mendengus sedikit kesal padanya.

"Hey .. Akhir-akhir ini, kami lihat kalian berdua selalu saja berdua di kelas nih. Dan sekarang, makan bareng pulak! .. Hihih, udah macam budak yang pacaran ajah wo!" ucap Ying, meledek.

Boboiboy dan Yaya tersentak secara bersamaan. Mereka saling bertatapan. Mendadak, semburat merah tipis mulai muncul di kedua pipi Yaya. Dia mulai merasakan gugup dan malu, ketika mendengar ucapan teman dekatnya itu.

"Ish! Mana ada .. Memangnya kenapa jika kami berduaan?! Bukannya kami memang sudah sering seperti ini kah dari dulu?! .. Memangnya, salahkah berbagi dengan kawan?!" seru Yaya, berusaha untuk menutupi kegugupannya.

"Heheh,, tak salah pun. Tapi, kalian tahu lah,, ini kan SMA ... Pastinya kesannya lebih berbeda lagi dong dengan saat SMP dulu. Kedekatan seperti ini di masa SMA, pastinya lebih Wow lah,, hehehehh!" balas Gopal, dengan ledekan yang tak kalah menariknya dengan Ying.

Boboiboy yang sedari tadi merasa gugup, kini rasa gugupnya malah semakin bertambah. Tanpa ia sadari, semburat merah tipis mulai muncul di kedua pipinya.

"Hah, hah,, tengok tuh! Pipi kau memerah lah .." ucap Gopal, menyadari perubahan sikap pada Boboiboy.

Mendengar hal itu, Boboiboy memukul meja dengan keras seraya bangkit dari kursinya.

BRAAKK!

"Iiish,, tak daa lah! Betul yang dikatakan Yaya tuh. Kami berdua tidak ada hubungan apa-apa. Cuma sebatas kawan ajah! ... Kau nih, mau cari gado dengan aku yaa?! .. " ketus Boboiboy, mulai gusar.

Sontak, tindakan Boboiboy yang mulai terluap emosinya itu pun mengejutkan ketiga temannya yang berada di hadapannya. Gopal pun panik,, takut jika tiba-tiba ia akan menyerangnya dengan Keris Petir tanpa rasa segan.

"Hiihh .. S-Sorry lah, Boboiboy. Aku cuma bergurau .. T-Tolonglah, Boboiboy! Jangan serang aku! .." ucap Gopal panik, sambil menutupi kepalanya dengan tangannya.

"Ya loh! Buat kami takut saja .." timpal Ying.

Yaya hanya menghela nafas, melihat kejadian itu.

"Huhh .. Sudahlah, Boboiboy. Tak payah lah pakai emosi macam tuh! .. Kita ini kan kawan baik. Tak baik lah bila saling menyakiti sesama kawan!" ucap Yaya, berusaha menenangkannya.

Perlahan, emosi Boboiboy pun mereda, berkat nasihat dari Yaya. Dia mencoba menenangkan diri dan mulai duduk kembali.

"Hmm .. Lain kali, kalau mau bercanda tuh liat-liat keadaan. Ditambah lagi, liat-liat juga, dengan siapa kau bercanda .. " ucap Yaya, sambil mendengus.

"Ya loh! Lu nih macam tak tahu Boboiboy saja! .. Lu tahu kan, sejak menginjak masa SMA ini, sifat Boboiboy mulai sedikit temperamental!" timpal Ying.

"Heheheh ... Iyalah, aku tahu. Err,, sorry yaa, Boboiboy. Aku tak bermaksud lah .." ucap Gopal, sambil tersenyum malu.

Sementara yang diajak bicara hanya mendengus sambil mengangkat bahunya cepat, dengan tatapan jengah.

" *smile* Hmm .. Tak apa lah. Hanya hal yang biasa saja. Tak payah lah dibesar-besarkan .." balas Boboiboy.

"Hmmph .. Biasaa, biasa ... Tapi, kau udah nampak macam ingin menyerang dia dengan Keris Petir tadi .." balas Yaya, dengan tatapan jengah.

Mendengar hal itu, Boboiboy hanya cengengesan tak jelas sambil menggaruk pipinya.

"Hehehehh .. M-Mana ada. Tadi aku cuma ingin menggertak dia saja .."

"Hmmph, alasan!"

Melihat suasana itu, Ying mulai tertawa kecil. Disusul dengan Yaya, dan yang lainnya. Akhirnya, mereka semua tertawa bersama-sama dan saling berbagi candaan ringan.


.

Disuatu tempat, diluar angkasa ...

"Bagaimana kesemuanya? Apakah semuanya sudah dipersiapkan dengan baik?!" tanya sesosok makhluk hijau bertubuh tegap dengan pakaian berwarna hitam merah yang terbuat dari baja.

"Semua armada dan pasukan tempur telah siap, Tuan!" balas sosok makhluk pendek berwarna hijau tua.

"Bagus! Rencana selanjutnya ialah meluncur ke tempat tujuan ..."

" ... Bersiap-siaplah ... Makhluk Bumi! Huahahahahahaahh!"

Gelak tawa jahat itu mengiringi ucapannya. Nalurinya benar-benar meluap, untuk mulai melaksanakan apa yang tengah ia rencana tersebut,, rencana tindakan yang akan menjadi momen yang paling bersejarah dalam hidupnya, dan juga para makhluk luar angkasa lainnya.

.

.

.

To Be Continued!

(or maybe 'not'?)

.

.

How do you think?

If you don't mind,,

Some review?