*Yoss! Pertama kali aku isa bikin cerita tentang kuroshitsuji(black butler)! Semoga bisa kalian nikmati! Selamat membaca! Maaf kalau ada kesalahan kata, penulisan nama tokoh, dll… dan maaf juga kalau cerita nya 'terlalu'* Nee~ kita mulai saja!

Friday, april 29th 1870

"Ciel Phantomhive! Jadilah kekasihku!"

"dokter~ trims tapi aku sudah ada yang punya.."

"kalau boleh tau siapakah dia!" tanya dokter Arthur

"oh, ah… Sebastian!" panggil Ciel

"yeah?"

"nah, ini dia orangnya.." Ciel tersenyum menyakinkan

"hah! Mustahil!" batin dokter Arthur

Dokter Arthur meninggalkan Ciel dengan perasaan yang sedih, dan patah hati…

"bocchan.. ada apa memanggil saya kemari?" tanya Sebastian membuyarkan lamunan Ciel.

"oh, tidak apa.. kembalilah bekerja.."

"yes my lord.."

Cicicuit.. cicicuit..

Sreekk. *tirai dibuka*

"bocchan.. pagi sudah tiba, saya menghidangkan teh hijau dari Indonesia dengan madu kesukaan bocchan.. silahkan dinikmati."

"trims…"

"oh ya, ada surat untuk bocchan dari Alois Trancy."

"oh, trims.."

Kepada,

Yth. Ciel Phantomhive.

Apa kabar Ciel kun~? Baik saja bukan?

Besok datanglah ke mansionku.. penting!

xxx

Alois Trancy

"Alois Trancy.." gumam Ciel, "Sebastian, besok antarkan aku ke mansion Trancy.." printah Ciel

"yes, my lord.."

Ketoplak ketoplakk… *derap kaki kuda*

"ah, cuaca cerah.. berpergian kemanapun senang, ya kan bocchan?" tanya Sebastian

"HiHi.. belum tentu.. aku merasakan 'sesuatu' yang tidak menyenangkan.." Ciel memandang keluar jendela

Sebastian memandang sinis bocchan nya itu..

"pertanda buruk… bisa jadi.." batin Sebastian

Kyaaaaa!

Sebastian dan Ciel keluar dari kereta kuda ke arah sumber suara.

"diluar dugaan!" batin Ciel

"hello~ Sebas chan~ berjumpa lagi!" seru pria berambut merah itu

"sudah kuduga.." batin Ciel, "Grell! Apa yang kamu lakukan?" tanya Ciel

"oh, aku sedang menyingkirkan mayat ini.. dia meninggal karna keracunan. Nah, sudah selesai! Aku ikut dengan mu ya… Sebas chan~"

"tidak! Ini urusan pribadi!"

"ayolah Sebas chan~ please.." rayu Grell

"Grell senpai! Semuanya sudah beres! Lo? Sebastian? Ciel?" seru pria tinggi itu

"Ronald Knox? apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Ciel

"aku cuma bantu Grell senpai, karna uda selesai aku mau balik.. duluan yah! Bye-bye!" seru Ronald

"hey! Tunggu dulu! Pasti kau mau pergi ke pesta itu! Tidak boleh, kita langsung kembali ke markas saja!" triak Grell mengait lengan Ronald yang pengen kabur itu

"hiee~ ketauan de…" Ronald menghela napas

Grell dan Ronald akhirnya kembali ke markas, sebelum mereka pergi Ciel merasa ada yang 'ngrasani' dia, tapi Ciel tetap cuek aja..

Sesampainya di mansion Trancy, mereka disambut oleh Claude, butler trancy.

"silahkan masuk, tuan sudah menunggu di dalam.."

Cringgg… lirikan iri menembus bulu kuduk Ciel, ia merasakan nya lagi!

"Se-Sebastian!"

"yes?"

"hiii.." Ciel meremas tangan butlernya itu

"bocchan~ ternyata bocchan penuh nafsu, aku bias merasakannya" Sebastian terkikik

"Sebastian…!" muka Ciel memerah

"HiHiHi….. maaf, ada apa bocchan? Saya akan melayani dengan senang hati"

KREEKKK… *pintu ruang tengah terbuka*

"Ciel chan!" Trancy memeluk erat tubuh Ciel

"ugh.. Alois Trancy, ada apa?"

"oh.. itu.. kau menginaplah dulu di mansionku!" Trancy tersenyum

" 'sesuatu' yang bocchan maksud ternyata terjadi malam ini.. HiHiHi.." bisik Sebastian, sambil tersenyum geli

"apa katamu?" Ciel menoleh ke butlernya itu

"ndak apa, kadung ketelen…"Sebastian menjulurkan lidahnya

"geez"

Malam pun tiba…

"untuk makan malam kali ini.. salmon lasagna, minumnya ocean mix.. silahkan dinikmati…" Claude menjelaskan

"btw, Trancy, apa perlumu?"

CRIIINGGG..

"perasaan itu lagi!" batin Ciel

"HoHoHo…. Claude, siapkan kamar itu"

"yes, your highness"

Kurang dari sejam kemudian..

"kira kira Trancy dan bocchan lagi ngapa ya?" tanya Sebastian

"ntar juga tau sendiri.." Claude kesal, kayak e ga sabaran. Sebastian tertawa tertahan

"wuaaa! Trancy hebat! Bagus banget punyamu!" terdengar triakan Ciel yang penuh nafsu di dalam kamar itu, Sebastian dan Claude menguping

"sial! Aku akan menang!" Ciel sepertinya tidak mau kalah

"coba saja!" tawar Trancy

"aku lebih kuat dari mu tau!"

"kalo gitu lanjutkan!" setelah itu suara mreka tak terdengar lagi, mungkin mereka berbisik

Claude tidak tahan kalo berdiri di situ terus, dia mendobrak pintu kamar itu

BRAAKKK!

Disana pun tampak Ciel dan trancy….

GUBRRAAAAKKK…..

"hoh~ ternyata cuma maen catur…" Claude mengeluh

"makanya kusuruh tunggu diluar aja.." kata Trancy

Lalu, Ciel setelah selesai maen catur Ciel dan Sebastian pulang…

"loh? Apa ga kemalemen?" Trancy cemas

"ga papa, ada Sebastian.." Ciel tersenyum

'aku suka padamu Ciel chan!' Kata Claude itu masih terngiang di kepala Ciel

"toh, sudah kutolak.." batin Ciel masih gelisah

"HiHiHi.. sepertinya bocchan sudah cukup umur untuk melakukan itu.." Sebastian geli melihat raut wajah Ciel yang cemberut

"melakukan apaan! Sudah ayo pulang"

"oke."

Ditengah perjalanan Ciel diculik oleh seseorang.. Sebastian segera mengejarnya, tapi kehilangan jejaknya.. sesampainya Sebastian di pertigaan jalan terdengar..

" Ciel Phantomhive! Jadilah kekasihku!" seru shinigami itu

"Ronald Knox.. sayang sekali aku sudah suka sama yang laen.." hela Ciel

"siapa itu? kalo jadian denganku kau akan ku ajak ke pesta yang mewah!" tawar Ronald

"tidak..trims.. aku tidak suka pesta.." tolak Ciel halus

"cih, sial" kata Ronald sambil melirik Sebastian

"HiHiHi… ternyata bocchan laku juga ya…"

"Se-Sebastian!' muka Ciel memerah

"sebenarnya siapa sih yang bocchan suka?" tanya Sebastian menggoda

Dag Dig Dug…..

"ng.. anu…ka…kamu! Ya… aku suka kamu Sebastian! Jadilah kekasihku!"

Wuss… Wuss… Wuss…*Angin kencang*

'jadilah kekasihku!' pengakuan bocchan terhadap butlernya! *tepuk tangan! prok prok prok!*

Sebastian memandang heran bocchan nya itu.

Dag Dig Dug ~

"HiHiHi… bocchan…trims, gomen aku uda suka sama yang 'laen'.."

Deg!

Ugh… dada Ciel memanas, ia merasa tidak trima dengan penolakkan itu..

"Sebastian jahat! Pergilah dari sisiku! SELAMANYA!" bentak Ciel, sambil menitikkan air mata.

JLEBB!

Kata kata itu menusuk hati Sebastian dalam dalam, sakit rasanya dibenci bocchan nya itu..

"bocchan…." kata Sebastian lirih

Ciel pergi meninggalkan Sebastian yang sedang setengah sedih itu, dan pergi ke mansion Trancy, kawannya..

Sesampainya di sana Ciel menceritakan semuanya yang terjadi tadi panjang lebar

"oh… Sebastian jahat ya…kasihan" Trancy mengganguk mengerti

"hiks..hiks.." Ciel masih terisak, sampai menghabiskan puluhan tisu

Ciel merasa lega, ada juga orang yang mengerti

"hiks..Alois Trancy, apa yang harus kulakukan sekarang?" tanya Ciel yang masih terisak

"hem..tinggallah di mansionku sementara.." saran Trancy

"boleh..trims ya, Trancy baik de.." puji Ciel

"HOHOHO~ sudah lama.." kata Trancy sombong

Saatnya makan malam…

"makan malam kali ini adalah special 4 pasta dan teh hijau dengan madu dari Indonesia.. silahkan dinikmati" kata Claude

"pasti Claude sengaja…" "Sebastian sering kasih aku minuman ini.." "aneh rasanya kalau Claude yang menyajikan…", batin Ciel

Hiks…. Hiks…

"Ciel! Kenapa menangis?" tanya Trancy

"ah, ngga apa.. Cuma teringat Sebastian aku jadi sedih.." Ciel mengusap air matanya yang membasahi pipinya

Cringg…. Ciel merasakan aurat cemburu itu lagi.. tapi keadaan Ciel seperti itu dia menyuekkan nya

"bagaimana kalau kita maen catur? Bukankkah Ciel jago catur?" tawarTrancy

"hiks.. aku pasti menang!" kata Ciel serak

"nah gitu dong! Semangat dikit kenapa sih!" Trancy menepuk punggung Ciel dengan smangat, Ciel hanya tersenyum kecut

Mereka berdua menuju ke ruang maen..

"Trancy!"

"hem?"

"rasanya ga isa aku hari ini maen catur.. aku nda isa konsen kalo keinget Sebastian yang slalu mendampingiku waktu maen catur.. aku mau tidur dulu permisi.."Ciel menggeleng keras

"ah, oke kalo gitu… Claude dan aku akan mengantar ke kamarmu.."

"trims.."

Cielpun tertidur…

Kreekk.. *pintu terbuka*

"CIEL PHANTOMHIVE….. BERANINYA KAU MENOLAK KU.. HAI, ORANG BERNYAWA LEZAT!" seru sosok itu

"hum?" Ciel terbangun dari tidurnya, "lo? Prasaan tadi ada orang de? Tau ah!" Ciel pun tidur lagi

"HEHEHE~" suara itu makin besar membuat Ciel terbangun lagi, dan…

"WTH? Claude?"

"HEHEHE~ Ciel-san… aku tau kenapa Sebastian begitu menginginkan mu?" kata Claude menyesatkan

"he? Kenapa?" tanya Ciel

"karena NYAWA mu sangat LEZAT!"

"hah!"

"tau kan?"

"nda tau i? kapan ya Sebastian ngomong gitu?"

GUBRRAAKK..

"bukan!" Claude kesal, ia langsung merayap ke kasur Ciel

"gyaaaaa! Apa yang kamu lakukan Claude!"Claude tiba tiba merayap ke tubuh Ciel, seperti laba laba, *bentuk awal Claude*

"aku kesal kamu begitu benci sama aku!"

"ah, bukan gitu.." Claude tidak peduli apa yang dikatakan Ciel, ia hampir melahap nyawa Ciel dan menyabut cincin perjanjiannya dengan Sebastian, tiba tiba….

"gyaaaaa! Sebastian! Tolong aku!" triak Ciel

PRAANNGG…*jendela kamar Ciel pecah*

"yes my lord." segera Sebastian menggendong Ciel keluar dari mansion Trancy

"geez padahal tinggal dikit lagi! Sial!" keluh Claude

"Se..Sebastian…" muka ketakutan Ciel mulai tampak

"maaf ya bocchan aku berkata seperti itu.." "hari ini kan april mop? Masa bocchan ga tau?" kata Sebastian menjelaskan

"waktu aku 'ditembak' dokter itu tanggal 29, 30, 1… ni bulan april!" batin Ciel

Hening sesaat….

. . . . . . . . .

"dasar! Sebastian bodoh!" kata Ciel nangis sambil ketawa

"tapi aku suka sama yang 'laen'nya itu emang bener.." Ciel mendengus kesal

"tenang bocchan aku mau kok jadi kekasihmu.." kata kata yang ingin didengar Ciel dari Sebastian sendiri itu akhirnya terucap juga

"Sebastian.."

"lo? Bocchan demam ya? Mukanya merah semua tu.." Sebastian terkikik,

"sialan kau Sebastian!" kata Ciel tersenyum lebar

Sesampainya di mansion Ciel…

"nah! Sebastian Michaelis, maukah kau jadi kekasihku? SELAMANYA?"

"yes my lord, dengan senang hati saya melayanimu, disaat suka maupun sedih, dan saat hari kebohongan menjadi kenyataan.." Sebastian berlutut, senyum Ciel terlukis di wajahnya

Ciel mengangkat dagu Sebastian, dan diciumnya bibir butlernya itu..

"bocchan.." Sebastian merasa bersyukur Ciel yang menjadi bocchan nya

"aku cowo paling bahagia se-Inggris sekarang!" Ciel tersenyum, merasakan sensasi kepuasaan di dadanya

"tapi jangan takut kalo aku 'memakanmu'!" goda Sebastian, sambil mengedipkan matanya

"ah! Brisik, itu urusan nanti.. kembalilah bekerja" ekspresi malu Ciel membuat Sebastian tertawa geli

"yes, my lord"

Di kamar Ciel…

"bocchan pasti lelah..tidurlah.. saya akan nyanyikan lagu untuk mu.."

"ah, bole bole.."

*Sebastian nyanyi* (versi inggris, jepang e error - -")

"Too late, too deceive,

And too foolish to wishper

I will imprint those thoughts on the moon,

And cross through the night

All people are bird,

Living in the cage of despair

Unable to fly away unless someone breaks the locks

The lips which tear off as soon as they're touched

This is a hallucination, the usual hallucination

Like a wave I embrace you

I hear the sound of fate breaking a part

Fingers interwine and go astray

Is that a sin, or is that a trap

The once frozen flame in my chest melts

Stars burning and I close my eyes

For a many times, I have seen this hallucination

But, tonight i…" "konbawa, bocchan…" kata Sebastian mengecup kening Ciel yang sudah terkulai lemas di kasurnya, kontrak kita telah terpenuhi sekarang.. arigatou Ciel Phantomhive..

_OWARI_ ^^

"nah, apakah kalian menikmati cerita ini?" "Arigatou gozaimasu!" Sebastian, Ciel, Trancy, Claude, Grell, Ronald, dan dokter Arthur mengucapkan trimakasih pada kalian!*membungkukkan badan*