-Don't Leave Me Alone-
Disclaimer : Bleach © Tite Kubo
Rated : T
Genre : Romance/Drama
Pairing(s) : ByaRuki, IchiRuki
WARNING : AU, OOC, rada gaje, multi chapter

Summary : Byakuya adalah cowok cool yang selalu dingin pada semua cewek. Namun, ia tetap menjadi idola karena tampan, pintar, dan bintang basket. Sampai akhirnya, seorang murid baru bernama Rukia merubah dunianya.


Chapter 1
My Life, My Style ...

Aku ingin kamu tahu tentang aku
Mengenal aku adalah hal sulit
Dan tak semua orang dapat melakukannya
Karena aku yang akan memilih sendiri jalan hidupku ...


Pagi hari, 10 menit sebelum bel masuk sekolah, di SMU Karakura, sebuah SMA ternama yang hanya menerima murid-murid terbaik. Angin pagi masih berhembus sepoi-sepoi di halaman SMA itu, menerbangkan daun-daun kering di halamannya. Terlihat sebuah mobil sedan berwarna putih, dengan plat nomor B 574 R, masuk ke area parkir sekolah, seolah menghipnotis kaum hawa yang ada di sana, semua terdiam dan terhenti.

Saat mobil sudah terparkir, seorang cowok tinggi tegap dan tampan, berambut hitam panjang, Byakuya turun dari mobil dan membuat semua siswi yang ada di sana berbisik dengan semangat dan amat senang. Rambut hitam panjangnya tertiup angin, membuat kesan kerennya semakin tinggi. Byakuya menjinjing tas ransel di tangan kanannya, lalu mengunci pintu mobil. Hari ini hari Senin, semua siswa memakai seragam putih - putih dengan sepatu hitam. Byakuya berjalan perlahan memasuki gedung sekolah, gerakannya yang perlahan namun pasti, seolah membuat semua mata kaum hawa yang melihatnya ingin menjerit.

Byakuya melangkah melalui tangga depan sekolah, wajahnya terlihat tak menunjukan ekspresi apapun, tapi itu membuat kharisma coolnya semakin kuat. Tentu saja hal ini membuat beberapa siswi berdecak kagum melihatnya. Byakuya adalah seorang bintang sekolah, semua tahu hal itu.

Saat ia sudah sampai di kelas, XI IPA 1, ia segera duduk di tempatnya, baris kedua dari kanan, bangku ketiga dari depan. Tak ada teman sebangku, karena ia lebih suka sendiri. Cowok itu hanya meletakkan tasnya, lalu mulai membaca sebuah buku.

"Bya-kun!" panggil Renji, teman Byakuya yang biasa main basket bareng.

"...," Byakuya tak menjawab, hanya menoleh.

"Nanti, pulang sekolah jangan ke mana - mana."

"Kenapa?"

"Ada latihan! Besok kita tanding sama SMA sebelah"

"Oh..., oke."

"Jangan lupa loh! Jangan cabut juga!"

"Ya. Di lapangan indoor kan?"

"Yo'i! Cabut dulu ye!" Renji ngeloyor pergi.

Selain untuk urusan basket, lomba, atau pelajaran, Byakuya memang jarang sekali mengobrol dengan temannya. Ia lebih suka menyendiri di perpustakaan daripada berkumpul dengan temannya, menurutnya itu membosankan. Tak lama setelah Renji keluar, bel tanda masuk sekolah berbunyi.


Pulang sekolah, sesuai janjinya pada Renji, Byakuya datang ke lapangan indoor di belakang sekolah. Semua anak basket sudah berkumpul. Saat pembagian tim, seperti biasa, Byakuya satu tim dengan Renji, Hisagi, Kira, dan Ichimaru. Setelah mengganti baju seragamnya dengan baju basket, Byakuya langsung mendengar strategi permainan dari pelatih. Lagi-lagi ia menjadi playmaker. Saat permainan akan dimulai, kursi penonton lapangan indoor sudah cukup ramai, dan tiga perempatnya tentu saja adalah siswi perempuan yang ingin menonton latihan anak basket hari ini.

"Tadi lo ngomong di kelas gue kenceng-kenceng, sih," kata Byakuya pada Renji, sambil melakukan pemanasan.

"Biarin aja lah, lumayan, gara-gara ada lo, cewek yang nonton banyak. Sayang ga ada anak cheers," celetuk Renji.

"Dasar mesum!" Ichimaru menoyor Renji, membuat yang lain tertawa.

"Ayo, masuk ke lapangan! Bentar lagi mulai!" kata pelatih.

Semua anak basket memasuki lapangan, tentu saja yang paling bersemangat adalah Renji. Kali ini mereka terbagi atas dua tim, Byakuya ada di Tim A. Mereka memulai latihan hari ini dengan dua angka dari Byakuya tak lama setelah peluit dibunyikan. Renji langsung memuji kehebatan Byakuya yang kecepatannya bagai kilat. Semua penonton langsung menjerit histeris (terutama yang perempuan).

"BYAKUYYAAAAA-SAMAAAAA !!"

Byakuya tak memberikan respon apapun, ia hanya menaruh konsentrasinya di lapangan basket. Tatapan matanya terlihat tajam saat ia melihat bola basket yang melesat cepat.

Dua kuarter, dan permainan dihentikan, latihan untuk hari itu cukup dengan skor 72 - 54 untuk Tim A. Byakuya tersenyum puas sambil mengelap keringat di wajah dan lehernya dengan handuk kecil, tubuhnya terlihat atletis dengan balutan seragam basket.

"Fans lo tuh, Bya-kun!" Hisagi memberikan air mineralnya.

"...," Byakuya tak menjawab, ia hanya meminum air mineral yang diberikan Hisagi padanya.

"Coba lo lebih hangat sama cewek, mungkin yang nonton kita latihan tiap hari cewek-cewek satu sekolah kali, ya?" kata Kira.

"Jheeeh ..., Byakuya lagi! Langit runtuh loh!" celetuk Ichimaru.

"Ngga, paling tsunami," Renji tak mau kalah.

"Cabut, ya!" Byakuya tak menghiraukan teman-temannya, ia langsung beranjak dari tempat itu.

"Kenapa tuh anak?" tanya Hisagi.

"Tau! Emang udah cetakannya begitu. Udah biarin aja," sahut Ichimaru.

Byakuya baru saja keluar dari lapangan indoor saat seorang cewek berambut panjang, Nemu mendekatinya. Byakuya tetap tak menunjukkan ekspresi apapun.

"Byakuya," sapa Nemu.

"...," Byakuya tak menjawab.

"Anoo, gue anak kelas XI IPS 2."

"So?"

"Gue..., Nemu."

"Hn...," Byakuya terlihat bosan.

"Lo tadi keren banget! Gue suka liat lo main!"

"Oh...," Byakuya berlalu meninggalkan Nemu.

Byakuya berjalan ke area parkir, seperti biasa, melangkah dengan tenang, tanpa ekspresi. Hari sudah menjelang sore, matahari sepertinya sudah akan kembali ke singgasananya saat Byakuya tiba di area parkir, semua mata langsung tertuju padanya. Byakuya terkadang bosan dengan sikap siswi yang selalu menganggapnya sebagai pusat perhatian. Tak lama, cowok itu memasuki sedan putihnya, lalu ia pun bergegas pulang dengan mobilnya. Di dalam mobil, Byakuya hanya mendengarkan lagu-lagu J-Pop terbaru, sambil konsentrasi menyetir.

Hari ini jalanan terlihat lenggang, baik di jalan raya maupun saat Byakuya mulai memasuki kompleks perumahan elit tempatnya tinggal. Jadi, cukup 15 menit dari sekolah untuk Byakuya sampai di depan rumahnya yang amat besar dan mewah. Seorang satpam membukakan pintu gerbang untuk tuannya, seolah memperlihatkan kemewahan rumah itu dengan sentuhan Jepang klasik. Setelah memasukkan mobil ke dalam garasi, Byakuya turun dari mobil dan memasuki rumahnya.

Tepat saat ia melewati ruang keluarga, ibunya sedang duduk di sofa sambil membaca majalah.

"Byakuya, baru pulang?"

"Hn...," Byakuya hanya menjawab singkat, lalu melangkah ke kamarnya, di lantai atas.

"Makan dulu, nak."

Byakuya tak menjawab apapun, ia hanya melanjutkan langkahnya ke kamar. Entah karena ia tak mendengar, atau pun karena memang dia terlalu lelah untuk menjawab.


Saat makan malam keluarga, seperti biasa, Byakuya selalu saja diam, tidak banyak cerita pada kedua orang tuanya. Perlahan, ia melahap makan malamnya, suasana hening.

"Gimana sekolah kamu, nak?" tanya ibu Byakuya, membuka pembicaraan.

"Biasa," jawab Byakuya singkat.

"Selalu jadi juara dan idola," sambung ayah.

"...," Byakuya tak menjawab apapun, tapi wajahnya bersemu merah.

"Kayak otto-san waktu muda dulu," kata ayah sambil menepuk dadanya.

"Masa? Dulu otto-san kan kutu buku," goda ibu.

"Hahaha..., okaa-san jangan buka kartu, dong."

Byakuya tak menghiraukan, ia tetap melanjutkan untuk menghabiskan makan malamnya, kali ini dengan cepat. Cowok cool itu menyeruput minumannya, lalu bangkit dari kursi.

"Aku selesai."

Byakuya kembali ke kamarnya di lantai atas. Selalu, dengan gerakan perlahan, ia menaiki tangga, tanpa sedikit pun ekspresi di wajahnya. Sampai di atas, ia membuka pintu kamarnya dnegan malas, dan terlihatlah kamarnya yang mewah dan megah. Kamar dengan warna cat putih dan emas yang mendominasi, di tengah ruangan kamar terlihat tempat tidur King Size tempatnya biasa beristirahat. Tak jauh dari situ terletak seperangkat komputer yang biasa dipakai untuk mengerjakan tugas, dan di sampingnya ada sebuah meja belajar. Juga tak lupa, sebuah pintu yang menghubungkan dengan kamar mandi pribadi yang tak kalah mewah.

Ia melangkah dengan malas menuju ke meja belajarnya, merapikan buku untuk esok hari. Dilihatnya jadwal yang terpajang di white board kecil di dinding kamarnya, tepat di samping meja belajarnya.

KIMIA - ULANGAN BAB 2

Byakuya menghela nafas, mengambil sebuah buku bertuliskan "Chemistry" di covernya, lalu melangkah gontai menuju ke tempat tidurnya. Setelah pewe dengan posisi telungkupnya, ia mulai membaca buku dengan pengantar berbahasa inggris itu.

Inilah kehidupan yang dijalani Byakuya seperti biasanya. Bangun pagi, kadang ayahnya ikut sarapan, kadang tidak, tergantung pekerjaannya sebagai direktur perusahaan. Ayahnya terlalu sibuk, bahkan kadang-kadang jadi harus menyelesaikan pekerjaannya di rumah.

Setelah itu berangkat ke sekolah, karena sudah menggunakan SIM tembak, Byakuya dapat mengendarai sendiri mobil putih kesayangannya sejak ia naik ke kelas sebelas. Selalu disambut dengan decak kagum para fansnya, rata-rata kaum hawa di sekolah. Ke mana pun ia berjalan, apapun yang ia lakukan, pasti selalu menghadirkan decak kagum.

Terkadang, Byakuya bosan dengan semuanya. Selalu jadi peringkat satu di sekolah, selalu mendapat nilai tertinggi ketika ulangan, dan selalu menjadi idola tanpa saingan berat. Ia ingin sesuatu yg baru dalam hidupnya. Tapi apa?


Next :
Chapter 2
New Student
(Hi Rukia! I'm Byakuya)


Fhuah ! Akhirnya bisa juga bikin yang multi chapter. Ini mungkin masih pembukaan, jadi belum ada konfliknya. Ahaha ..

Byakuya : Kok gue rada OOC sih? Kan gue ga gampang blushing!

Cha : Suka-suka gue dong! Gue yang bikin! Weeeq..

Byakuya : *pasrah*

Cha : Tenang, Bya-kun, ga terlalu, kok! Tetep cool!

Byakuya : *smile*

Cha : *tepar*

Gimana? Jadi, mendingan di keep atau delete aja yah?

Akhir kata, RnR, please.