Ini adalah fic pertama saya. Awalnya sih, sama sekali nggak minat untuk buat cerita. Cuma minat untuk jadi reviewer aja. Tapi teman saya, M4dG4rl, memberikan saya keberanian untuk mem posting cerita ini. Ide cerita ini sih sebenarnya punya dia. Tapi greatest diijinkan untuk menulisnya.

Kung Fu Panda bukan milik saya


"Po! Apa yang kau lakukan disini?!" teriak Tigress saat ia melihat temannya sedang berada dkamarnya, sedang berjongkok disamping kasur.

"A..aku tidak melakukan apapaun." Jawab Po dengan gugup.

Tigress masuk ke kamarnya dengan marah. Ia menghentakkan kakinya sambil melotot. "KELUAR!" ia menunjuk kearah pintu.

"Tapi aku hanya..."

"KELUAR!"

Po menurunkan bahunya dengan lemas. "Baiklah."

Ia berjalan keluar dan menutup pintu.

Tigress melipat kedua lengannya kedepan dengan kesal. Ia mendengus. "Apa yang ia lakukan?!"

Sebuah benda, kotak berwarna merah, terletak tepat di bawah kolong kasurnya.

Tigress mengerutkan keningnya. Seingatnya, ia tak pernah memiliki kotak itu di kamarnya.

"Punya siapa ini?" ia berjongkok dan mengambil kotak itu. Dengan rasa penasaran, ia membuka tutupnya.

Beberapa lembar kertas tersusun rapi.

Macan itu mengambil lembaran-lembaran kertas itu. Itu bukan hanya sebuah kertas biasa, melainkan kertas dengan tulisan. Ya. Surat-surat.

"Dari siapa ini?" pikirnya. Ia mulai membaca lembar pertama.

Tigress, kau adalah macan tercantik yang pernah aku lihat selama hidupku. Aku begitu mengagumi mu sejak pertama kali aku melihatmu. Namun, aku tak pernah punya kesempatan untuk menyatakan perasaanku padamu.

Ia beralih ke surat kedua

Aku tahu aku mungkin tak pantas untuk menjadi pendamping hidupmu. Kau adalah seorang master Kung Fu yang hebat. Sementara aku?... aku hanyalah pria biasa yang tak akan pernah bisa menyaingi kehebatan mu. Tapi, seandainya saja Sang Dewa memberiku kesempatan untuk memilih, aku akan memilih untuk dilahirkan sebagai seekor macan yang tampan, agar aku bisa membuatmu jatuh cinta padaku.

Surat ketiga

Hari ini, aku tak bisa menahan perasaanku lagi. Aku sudah tak sanggup lagi. Perasaanku selalu berbunga-bunga setiap kali aku berada dekat denganmu. Dan hatiku selalu kalut setiap kali kau mengacuhkan ku. Tigress, aku ingin kau tahu bahwa aku mencintaimu. Maukah kau menjadi kekasihku?

Tigress tidak melanjutkan membaca surat-surat berikutnya.

"Ini...ini surat cinta." Bisiknya. "Tapi dari siapa?"

Tiba-tiba, ia teringat bahwa tadu, Po berada di kamarnya. Tidak salah lagi. Pand aitulah yang menulis surat-surat cinta ini. Panda itu mencintainya.

Air mata mengalir dari mata macan itu. Itu bukan tangis kesedihan melainkan tangis kebahagiaan. Selama hidupnya, baru kali ini ia mendapatkan surat cinta. Dan selama ini pula, baru kali ini ada seorang pria yang berani menyatakan cinta padanya.

"Ya, Po." Tigress berbisik lagi disela isak tangisnya. "Aku mau menjadi kekasihmu."


Yah... beginilah cerita pertama saya. Jelek ya? Wajar sih. Greatest kan masih pemula. Oh, ya. Jangan lupa untuk menge-cek cerita-cerita punya M4dG4rl, yach.

N.B : Tolong di review. Jika kalian orang Indonesia, reviewnya pake' bahasa Indonesia aja.