Hori!
Aku berkhayal, berilusi, melamun dan berharap kenyataan. Dirinya yang aku rindukan sedang tidak ada disini. Aku khawatir kepadanya juga ingin tahu keberadaannya, apa yang sedang ia lakukan, dan apa yang sedang ia pikirkan. Aku memikirkannya, tapi apakah saat ini ia sedang memikirkanku. Aku hanya bisa menduga-duga.
Di sudut cafe ini, aku menyendiri seperti saat sebelum dirinya ada di dalam duniaku. Tidak ada yang dapat aku rasakan. Hawa panas di luar cafe ini, suara yang meramaikan cafe ini, bahkan capucchino latte yang biasa aku pesan ini tidaklah berasa. Aku seperti yang dulu, tidak ada yang peduli denganku, semua orang menghidariku, semua orang mengejekku. Sampai pandangan mataku saat ini sama seperti saat aku kecil. Pandangan hampa.
Hari demi hari telah aku jalani. Sejak kepergiannya, aku tidak tahu harus apa. Aku juga tidak tahu ia pergi kemana. Sampai saat ini, aku belum mendapatkan kabar darinya. Apakah aku melakukan kesalahan? Apakah dia membenciku? Apakah dia melupakanku? Ataukah dia tidak peduli denganku. Aku tidak tahu monster manakah yang benar dalam benakku ini.
Jika saat ini aku berkesempatan bertemu dengannya, aku ingin sekali lagi bermain dengan rambutnya. Aku ingin membuat rambutnya yang sehat itu menjadi kuncir dua, bergelombang, lurus, cepol, kepang, atau memasang pita dirambutnya. Aku tidak tahu apakah ikatanku itu bagus atau tidak. Tapi, saat aku memainkan rambutnya, raut wajahnya terlihat begitu senang. Aku rasa dia menyukainya.
Tidak, aku tidak boleh seperti ini. Ini hanya membuat datangnya Hori kepadaku menjadi sia-sia. Aku akan mencoba lagi. Aku akan menghubunginya. Aku akan memastikannya. Jika dia memang peduli padaku, bagaimana bisa dia biarkan hari tak berujung ini menemaniku. Jika dia memang peduli padaku, bagaimana bisa dia biarkan tanganku gemetar kaku di setiap tengah malam.
*Kriingg
Nomor yang tiba-tiba ada di layar smartphoneku ini, aku tidak mengenalnya. Apa mungkin ayah menyuruhku untuk membantu toko? Tidak mungkin, ini adalah nomor asing. Aku akan mencoba jawab dan menyelesaikannya dengan cepat.
"Miyamura?"
Akhirnya, aku mengerti mengapa ia tidak memberi tahuku. Alasan aku tidak mendengar suaranya. Serta alasan aku mendengar suaranya saat ini, Hori.
