WARNING : Alternate Universe (AU)


PROLOG

.

Dari ujung liukan ombak laut biru yang dingin serupa arus hidupmu, ia menghempas arus setiap milliliter darah yang mengalir dalam nadi. Tanganmu terasa dingin, Pipimu pun membeku akibat serbuan gelombang dalam gua bawah laut. Sampai akhirnya dia datang. Dia menggenggam tanganmu, membawamu keluar menuju garis pantai berpasir putih cerah dan berlari mengitari hutan hijau cemerlang di tanah mimpi. Menawarkan kehidupan yang berwarna yang selama ini hanya bisa kau bayangkan dalam dunia hitam putihmu.

Jika ia adalah sebuah kompas, maka kau adalah sang utara. Terlalu klise. Memang. Tapi itu faktanya. Karena ia akan melangkah dimanapun kau berada. Mengalunkan melody megahnya untuk mencari sang utara.

Mencari dirimu, lalu dengan setia mengikutimu, meski berkali-kali kau toreh luka dalam relung hatinya.

Tapi tak selamanya sebuah kompas dapat berputar dalam arahmu. Kau tahu itu. Karena dirinya hanyalah bagian kecil dari mimpi yang pasti akan berakhir.

.

Senyumannya adalah penanda kehidupan yang sebenarnya masih dan akan terus berlangsung. Dalam rekahan senyuman itu terkadang terselip satu dua kalimat ajaib membuat urat pipimu berdenyut, memaksa bibir yang biasa terlihat datar itu untuk membentuk lekukan yang sering mereka sebut dengan senyuman. Dia, gadis itu, membuatmu perlahan terhanyut dalam pesonanya. Namun…

…semua mimpi pasti akan berakhir.

Lalu apa yang akan kau lakukan saat senyum itu, kehidupanmu itu, menghilang, Sasuke?

.

Ia berbalik menatapmu dengan mata bulat utuh yang bersinar di bawah cahaya bulan kemudian melangkah pergi melewati sungai berbintang, berjalan melalui langit, jatuh dalam kegelapan danau yang tak dapat di jangkau oleh sinar bulan.

Kau berlari dan berlari menapaki kerikil yang tanpa sadar meninggalkan gores kemerahan di kulit. Merengtangkan tanganmu melawan hembusan angin yang sedikit demi sedikit terasa mengoyak kulit bagai menyentuh pecahan kaca yang tajam. Begitu perih, begitu pilu.

Apalagi saat bayangannya menyeruak dalam anganmu.

Membuat kau bertanya pada mentari, pada awan, pada bulan, pada bintang, mengapa gadis itu memudar? Mengapa gadis itu pergi?

Kali ini kau kuatkan kakimu. Tapi perasaan itu tidak bisa selamanya kau simpan sendirian.

Demi matahari yang tenggelam di ujung lautan, kau tutup matamu, berteriak dalam gemuruh ombak. Mengulang-ulang kata 'mengapa' dalam teriakanmu. Menggemetar dalam udara yang terasa hampa.

Dia tidak disini lagi…

Gumammu.

.

.

.


55 days
Michi-chuu

For LuthRhythm

Naruto © Masashi Kisimoto
Genre : Romance/Angst


Prolognya ketebak banget. Saya yakin semua sudah tahu cerita ini mau di bawa kemana hanya dari prolog dan genrenya. Yah, saya lagi males merangkai kalimat-kalimat ambigu sih. Bete banget karena draft yang saya buat untuk fic ini menghilang, kemakan virus komputer gaje. Semoga kalian suka ;A; terutama kak LuthRhythm yang entah dari jaman kapan request. Akan saya usahakan update cepat kok. Tapi ya ga janji. Hanya usaha. *dilempar asbak*

Yosh, lanzut atau delete?