Gojuu no Kotoba

Summary : Lima puluh kata tentang diri-'nya'. Infantrum Challange's fic. NaruSasu, SasuNaru. NO YAOI INSIDE!!

Disclaimer : Masashi Kishimoto as true owner of Naruto series. Peace!! (^o^)v

(o.O)

Naruto tentang Sasuke

1. Air

Entah sejak kapan aku mulai merasa kami bisa menjadi teman. Yang pasti, benda alam bening kasatmata namun tak dapat dipegang itulah saksi bisunya...

Ya. Hanya air.

Saat dia mengulurkan sebotol air mineral padaku dengan tatapan acuh, aku merasa dia sudah mulai bisa membuka hatinya.

2. Akhir

Ada awal, pasti ada akhir. Itulah prinsip keseimbangan alam. Sesuatu yang telah diawali pasti suatu saat juga harus diakhiri. Walaupun si pelaku tak menghendaki, alam dengan sukarela akan mengakhirinya tanpa ampun. Aku setuju dengan hal itu, tentu saja.

Tapi, kenapa harus secepat ini berakhir? Padahal aku baru saja mulai bisa mengerti dia...

Apa ini yang dinamakan awal dari sebuah akhir? Mengakhiri segala beban mentalnya, dan mulai mencarinya dari awal.

Kau bingung? Aku pun begitu...

3. Bintang

Kata orang, saat seseorang yang amat kita sayangi meninggalkan kita, mereka akan menjelma menjadi bintang yang senantiasa menerangi gelap malam kita dengan kasih sayang mereka.

Namun, saat malam tiba dan aku mendongak menatap gelapnya langit, aku sadar aku tak bisa menemukannya di antara jutaan bintang yang berpendar cerah. Karena dia bukanlah bintang. Dan dia tak boleh menjadi bintang.

Karena bintang hanya akan menyinari dari kejauhan. Tanpa bisa diraih lagi...

4. Biru

Saat di akademi, Iruka-sensei pernah mengajariku tentang warna.

"Ada tiga warna dasar yang bisa disusun menjadi sebuah segitiga yaitu, merah, kuning, dan biru," kata Iruka-sensei sambil menggambar segitiga yang ujungnya diberi inisial M, K, dan B.

"Jika merah dan biru dipadukan, terciptalah warna ungu," lanjutnya sambil menulis huruf U di atas garis antara M dan B. "Jika biru dan kuning disatukan, terciptalah warna hijau. Dan jika merah dan kuning disatukan, terciptalah warna orange," tambah Iruka-sensei sambil menulis huruf H dan O.

"Orange! Itu warnaku!" sahutku bersemangat. Iruka-sensei tertawa kecil.

"Namun, segitiga warna ini juga punya larangan!" ujar Iruka-sensei dibuat seram. Aku terdiam.

"Larangan?" tanyaku tak mengerti.

"Ya. Kita tidak boleh memadukan dua warna yang berhadapan," jawabnya. Aku masih ragu.

"Misalnya saja warna merah. Di segitiga ini, warna merah berhadapan dengan hijau. Itu artinya, jika dua warna ini dipadukan, akan terlihat pecah dan tidak seimbang. Dengan kata lain, tidak akan pernah cocok. Begitu juga dengan yang lainnya."

Aku merenung, "Warna yang berhadapan?". Tiba-tiba pandanganku terfokus pada huruf O yang berada persis di depan huruf B.

"Orange tidak pernah cocok dengan biru," desisku lemah. "Seperti aku dan dia."

5. Biskuit

Daftar barang penting yang harus dibawa :

5. Gulungan berisi shuriken raksasa.

4. Beberapa kantung kunai dan shuriken.

3. Pil tentara.

2. RAMEN!!!

1. Biskuit dari teme.

6. Cinta

Jika kau berniat mendekati Sasuke-teme, saranku adalah :

JANGAN PERNAH BICARAKAN CINTA! Karena satu-satulah cinta yang ia punya telah lenyap bersamaan dengan tumbuhnya dendam.

7. Curang

Dalam permainan, curang dilarang keras. Dalam percintaan, curang sangat dibenci. Dalam kehidupan bermasyarakat, curang dijauhi. Dalam persahabatan, curang dibuang jauh-jauh.

Tapi tidak dengan kisahku. Kalau aku tak curang, sampai sekarang aku pasti belum bisa membuatnya melihatku.

8. Dia

Dia itu...

Hmm.. tunggu sebentar.

Dia itu...

Aduh, bagaimana, ya?

Dia itu...

Errr—

Dia itu...

Argh! Sungguh! Aku bisa!

..........

..........

Ah! Aku menemukannya!

Dia itu...

..........

Sahabatku yang paling berharga *smirk*

9. Diam

".........."

".........."

".........."

".........."

".........."

"Hey, TEME!! Jangan diam terus!!!!!"

"Hn."

"Arrrgggggggghhhhhh!!!!!! Kau ini menyebalkan, teme!!"

".........."

"Arrrggghhh!!!" –melangkah pergi-

".........."

"Dasar dobe."

10. Dingin

Aku tahu angin musim gugur itu dingin. Aku tahu udara tengah malam itu dingin. Aku tahu permukaan danau di musim dingin itu SANGAT dingin. Aku tahu suhu di Antartika itu SANGAT-SANGAT-SANGAT dingin.

Tapi itu semua tak ada apa-apanya. Jika dibandingkan dengan hatinya yang 'DINGIN'.

11. Empat

Di lapangan sektor empat,

Setelah menyelesaikan misi keempat,

Dengan bertaruh empat buah tomat...

...dan empat mangkok ramen,

Kami bertanding adu kuat berdiri di empat tiang,

Hingga pukul empat pagi.

Kami pulang dengan empat benjolan besar di kepala—hadiah dari Kakashi-sensei—karena tindakan konyol kami itu.

12. Hampa

Adakah di antara kalian yang pernah merasakan hidup di ruang hampa?

Tanpa oksigen dan zat-zat penunjang kehidupan lainnya?

Aku pernah. Sesaat setelah dia pergi...

Hey, jangan protes! Dia adalah salah satu penunjang hidupku. Tanpa dia, tentu saja aku merasa hidupku hampa.

13. Hancur

Kadang-kadang, aku merasa kehancuran adalah salah satu pembawa keberuntungan.

Kalau saja aku dan dia tidak menghancurkan dinding salah satu penduduk Konoha, kami takkan menghabiskan sebulan penuh bersama untuk memperbaiki dinding yang sudah nyaris rata dengan tanah itu...

... setelah kami gunakan sebagai sasaran permainan kami yang kadang tak bisa ditolerir dengan akal sehat.

14. Hitam

Gelap itu hitam.

Tapi hitam belum tentu gelap.

Setidaknya itu yang bisa kupelajari dari dia. Terutama dari matanya.

15. Hujan

Hujan adalah salah satu peristiwa alam favoritku!

Karena hanya saat hujan sajalah aku bisa bebas menangisi kepergiannya tanpa ada seorangpun yang tahu.

16. Jiwa

Terkadang aku merasa menjadi anggota klan Yamanaka sangat menyenangkan. Kalau saja aku punya jutsu pengendalian jiwa, aku pasti bisa menghentikannya saat dia memutuskan untuk pergi bersama orang jelek bertampang pedofil itu *coughOrochicough*.

-Ino datang dengan tergesa-gesa-

"Woy, Baka-Naruto! Klan Yamanaka itu hanya bisa mengontrol pikiran! Ingat, PIKIRAN! Bukan jiwa!"

17. Kenapa

Kenapa aku menjadi jinchuuriki?

Kenapa dia adalah keturunan Uchiha yang hebat?

Kenapa aku selalu dijauhi?

Kenapa dia selalu dipuji?

Kenapa aku selalu menjadi pecundang?

Kenapa dia selalu menjadi pemenang?

Dan 'Kenapa aku dan dia bisa terikat sedemikian kuat?'

18. Kunci

Aku sedang mengobrak-abrik kelas dengan wajah yang tidak karuan—rambut kumal, mata sembab, ingus keluar, dan bibir mewek—saat seseorang menepuk punggungku dari belakang.

"Teme..." ujarku getir. "Aku sedang tidak ada nafsu melawanmu. Masih ada pekerjaan lain yang lebih penting dari mengalahkan seorang Uchiha yang sombong sepertimu."

"Cih! Kau pikir aku ke sini hanya untuk menantangmu? Buang-buang energi saja!" ejeknya merendahkan.

"Lalu kau mau apa???" tanyaku tanpa berhenti mengangkat meja dan mengeluarkan semuanya yang ada di dalam laci.

CRAANG!!

Kepalaku berputar ke arah suara itu.

"Aku hanya sedang kurang waras, makanya aku kembali untuk menyerahkan kunci itu."

"Teme... Dimana kau menemukannya?? Sudah hampir 3 jam aku mencarinya di sekitar akademi..." ujarku riang sambil mengambil benda kecil bergemeringcing itu.

"Cih! Kau ini benar-benar bodoh atau apa sih, dobe? Kunci itu terjatuh di depan Ichiraku Ramen. Meskipun kau mencarinya hingga bulan depan, mustahil ketemu!"

"Terima kasih, teme!" ucapku—yang tanpa sadar— terdengar tulus.

Dia berbalik dan pergi, "Hn."

19. Malam

Entah kenapa malam itu terasa lebih gelap dan lebih dingin dari biasanya. Hingga aku sadar bahwa paginya, dia akan pergi jauh dan tidak berniat untuk pulang.

Kalau aku tahu apa yang akan terjadi padanya, aku lebih memilih malam itu takkan pernah berakhir.

Meskipun aku akan tersiksa oleh gelap dan dingin yang abadi. Asalkan dia tetap tinggal, aku rela.

20. Matahari

"Aku ingin jadi hokage! Agar aku bisa menyinari semua penduduk dunia dengan kehebatanku yang seperti cahaya matahari!!!" selorohku sepanjangan jalan saat hari pertamaku masuk akademi.

"Cih! Jangan berharap kau bisa sekuat matahari jika cahayamu hanya berpendar seperti lilin yang tertiup angin!" tandas seseorang.

Aku menoleh dan tidak menemukan siapapun di belakangku.

"Aku ini MATAHARI!!!!" teriakku lantang.

21. Mimpi

Waktu yang ku lalui bersamanya, hari-hari yang ku lalui bersamanya, peristiwa-peristiwa yang ku lalui bersamanya,

Semuanya terasa seperti mimpi. Kalaupun ini benar-benar hanya mimpi, aku menolak untuk bangun sekarang.

22. Mungkin

Mungkin, kalau Kyuubi tak pernah datang, aku takkan pernah menjadi jinchuuriki.

Mungkin, kalau Uchiha Itachi tidak membantai klannya sendiri, dia takkan pernah hidup dengan dendam yang menggelayuti.

Mungkin, kalau aku bukan jinchuuriki, aku tak harus bertingkah aneh untuk mencari perhatian.

Mungkin, kalau dia hidup di tengah-tengah keluarga yang harmonis, dia tak harus bertingkah dingin dan angkuh.

Mungkin, kalau semua kemungkinan mustahil di atas terjadi, garis takdir takkan pernah mempertemukan kami.

23. Musik

Tak perlu satu peleton orang dengan terompet yang siap ditiup, drum yang siap dipukul, gitar yang siap dipetik, atau biola yang siap digesek untuk menciptakan deretan suara merdu bernama musik.

Karena sadar atau tidak, musik yang paling indah dan mengagumkan adalah suara daun yang dititup angin, batu yang tertimpa air terjun, derap langkah kuda yang bermigrasi di padang rumput, bahkan suara semak yang saling bergesekan.

Itulah pendapatnya saat pertama kali ia melihat kelompok orkestra jalanan yang sedang memainkan lagu yang luar biasa jeleknya ketika kami baru pulang dari misi.

24. Pencuri

Aku baru saja melihat sosoknya yang lain dari biasanya. Dia terlihat begitu mengerikan... sekaligus perhatian.

"Sudahlah teme, toh sepertinya yang mengambil cuma pencuri biasa yang amatir. Tak perlu dikejar," sahutku santai.

"Iya. Nyatanya pencuri itu mengambil sekantong shuriken. Bukannya dompet atau gulungan yang tentu saja lebih berharga daripada shuriken," dukung Sakura. Kakashi-sensei hanya diam.

Sasuke menggeram, "Tapi kita baru saja berangkat misi! Bagaimana kalau harus menghadapi musuh yang hebat?! Dan musuh itu baru bisa kita lumpuhkan kalau kita menggunakan semua shuriken kita!! Kita pasti kalah karena persediaan shuriken kita berkurang satu kantong!!"

Aku, Sakura, dan Kakashi-sensei bengong.

'Aku yang terlalu sensitif, atau memang teme bersikap overact karena shurikenku baru saja dicuri?' batinku ragu.

"Kalau hal itu terjadi, aku akan mengijinkanmu mengejar pencuri itu dan mengambil shuriken yang dia curi. Setuju?" tukas Kakashi-sensei.

25. Rahasia

Hh...

Dia adalah seorang Uchiha yang penuh teka-teki. Hidupnya terisi rahasia tak terungkap dan ribuan pertanyaan tak terjawab. Tapi, aku dengan senang hati akan membagikan satu rahasianya yang berhasil aku curi-paksa darinya.

Kalian mau kuberitahu?

Baiklah. Asal kalian kalian berjanji takkan mengatakannya pada orang lain (biar aku sendiri yang mengatakan pada mereka). Jadi....

Kalian janji?

Oke. Siapkan mata kalian. Rahasianya adalah...

Aku dan dia berteman...

(o.O)

A/N : Osh! Chapter satu : COMPLETE!!!

Hiyaaa~~~!! Padahal niatnya mau dibikin Oneshot, tapi ternyata baru nyampe setengah udah mampet duluan... Hiks pT_Tq

Untuk bagian 'Biru' saya menggunakan kaidah segitiga warna yang diajarkan guru kesenian saya. S***o-sensei, arigatou gozaimashita ^o^v.

Beberapa bagian ada yang saya tulis ngawur, soalnya agak susah menyatukan dengan karakter Naruto dan Sasuke. Haduhhh, pasti ancur, deh *scroll up, baca-baca lagi, mencermati, menjedukkan kepala ke tembok 5 kali* tuh kaaaaan~~

Ah, biarlah. Yang penting CF-nya dah rampung separuh. Sebodo amat! *dibacok*

Chapter berikutnya, alias last chapter : Sasuke tentang Naruto. Menyajikan 25 tema berikutnya!!! Haghaghaghaghag *ngakak gaje mak lampir version*

Mohon maaf, tidak menerima flame dalam bentuk apapun sebelum mendapat ijin dari Presiden setempat dan SekJen PBB. Jadi, hanya akan menerima review berupa saran, kritik yang membangun, pujian, dan caci maki (ini juga termasuk flame, kan??). Eh, caci maki tidak diterima juga!!

Thursday, July 16, 2009

20.17 P.M.

Ryuuta

(yang paling cute sedunia *disiram aer keras*)