MY ONLY ONE
.
.
.
true pairing uwu
Prakata penulis: Fanfiksi ini adalah sekumpulan drabble BokuAka dan DaiSugaSho yang pendek bahkan absurd dan tidak berkaitan satu sama lain (dan tidak ada keinginan dari saya untuk melanjutkannya jadi cerita panjang orz). Drabble-drabble ini semula dipublikasikan di facebook sejak beberapa tahun lalu, tapi rasanya kalau disimpan di facebook jadi tidak terorginisir. Jadi saya pindahkan seluruh drabble itu kemari dan saya jadikan satu judul di satu file yang berjudul My Only One (true pairing /uhuk). Semoga saya di masa depan ada keinginan untuk mengembangkan cerita yang ada di sini semua karena jujur saja, sampai detik ini saya kehilangan kemampuan dan kemauan untuk menulis fanfiksi maupun orifiksi.
Disclaimer: Hak cipta Haikyuu semuanya dipegang oleh Harucchi Furudate sensei. Adapun saya yang meminjam tokoh untuk fanfiksi ini sama sekali tidak mengambil keuntungan materiil selama proses pembuatan dan publikasi fanfiksi ini. Adapun pembaca semua dimohon untuk mendukung Harucchi sensei dengan seminimalnya membeli komik Haikyuu yang secara legal telah diterjemahkan dan diterbitkan ke dalam bahasa Indonesia jika telah ada di toko buku terdekatmu. Sekalipun ingin membaca manga Haikyuu dengan cepat dan online, bisa mengunjungi situs viz atau mengunduh aplikasi Manga PLUS yang dimiliki dan disediakan oleh Shueisha—penerbit asli majalah Jump tempat Haikyuu terbit. Itu selalu update setiap minggu kok. Mari legalkan cinta kita kepada Haikyuu dengan menikmati konten Haikyuu secara legal jua. Plis hindari membaca di situs illegal, ya. Ayo dukung mangaka kesayangan kita semua.
.
.
Drabble 1: BokuAka
Bokuto tersedak pelan. Matanya lurus ke arah jam dua, tepat pada sosok pemuda berambut hitam pendek yang sedang menulis sesuatu di buku sakunya. Sekali dua, tangan kanan pemuda itu meraih cangkir di atas meja, menyesap minumannya pelan, dan meletakkannya lagi. Gerakan itu sungguh indah. Lembut meski tak terkesan gemulai. Jika dilihat Bokuto pemuda itu tengah gelisah, posisi duduknya berubah. Kadang mencondongkan diri ke meja dengan kaki terbuka. Terkadang bersandaran ke punggung kursi dengan kaki bertindihan. Kadang pena yang dipegangnya bersandar indah di tepi bibirnya. Kadang menggaruk keningnya.
Dan kadang mata hijau indah itu membalas tatap emas Bokuto karena merasa diperhatikan oleh si perak. Dan jika sudah begitu, Bokuto buru-buru menutupi tubuhnya di balik jurnal yang tengah Kuroo tulis. Membuat kawannya itu sering jengkel dan menepuk kepala jabriknya.
"Kau kenapa sih?"
"Aku lihat orang yang membantuku tiga bulan lalu."
"Yang di kereta?"
"Iya."
"Yang mengelap muntahanmu di kursi kereta karena kau mabuk setelah ditantang lomba minum sake oleh Daichi meski kau tahu kau tak bisa minum banyak sehingga kau tidak saja muntah di kereta, tapi juga muntah ke penjaga stasiun saat akan dimasukkan ke taksi?"
Wajah Bokuto memerah. Mata emasnya melotot kesal, "Jangan didetailkan begitu!"
Kuroo penasaran dan membalikkan badannya. Mencari sosok yang menarik perhatian kawannya sejak tiga bulan lalu. Yang tak Kuroo mengerti, seberapa hebatnya orang itu sehingga bahkan Bokuto yang sedang mabuk alkohol saja pun merasa yakin bahwa pertemuan mereka di kereta bukanlah mimpi dan terus diingatnya?
"Yang mana?"
"Yang baju biru."
"Yang sedang berpegangan tangan dengan wanita?"
"Yang sendirian!"
"Itu warna tosca, bodoh. Kau buta warna?"
"Itu biru!"
