Pieces of Us and All in Between

Genre: tooth-rotting fluff, fluffy, and fluff

Another Night

Suara benda terjatuh menyentak Siwon dari kegiatannya membaca buku, diliriknya jam digital berwarna hitam di atas meja rias, 00.47. Pandangannya beralih ke arah pintu kamar yang tertutup rapat kemudian mendesah lelah. Sudah biasa, Donghae, sepupunya yang ceroboh itu sedang dimabuk cinta dan sering pulang malam karena profesi sampingannya menjadi keranjang curhat orang yang diam-diam disukainya. Terlalu pengecut untuk menyatakan perasaan tetapi cemburunya luar biasa, ujung-ujungnya hanya bisa menelan pil pahit mendengarkan kisah percintaan Hyukjae.
Siwon menggelengkan kepalanya, menghiraukan kegaduhan di ruang tengah dan kembali membaca buku yang sempat ia tutup. "The Hobbit" karya J.R.R. Tolkien halaman 105, bukan tipe buku bacaannya sama sekali, tetapi hanya buku itu yang ada di meja nakas kamarnya dan ia terlalu malas untuk pergi ke perpustakaan pribadinya di lantai dua. Insomnianya kumat lagi dan hanya buku yang dapat membantunya untuk lari dari isi kepalanya yang kadang terlalu berisik.

Tiba-tiba suara benda terjatuh terdengar lagi, kali ini cukup keras hingga membuat Siwon hampir terlonjak dari posisinya yang sedang bersandar di kepala ranjang. Siwon mendesah pelan, diliriknya sisi ranjang sebelah kanan dan menemukan Kyuhyun sedang bergerak gelisah.

Oh tidak, tidak, jangan bangun, batinnya. Dan benar saja beberapa detik kemudian kelopak mata Kyuhyun terbuka, mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan diri dengan sinar temaram lampu kamar. Dengan mata setengah terpejam Kyuhyun membalik tubuhnya, memandangi Siwon yang balik memandangnya. Siwon tersenyum kecil saat melihat Kyuhyun menguap lebar hingga mengeluarkan air mata. Dalam hati melafalkan sumpah serapah untuk sepupunya yang senang sekali mengganggu orang tidur.

"Jam berapa, Siwon?"

"Satu lewat. Terganggu ya?" Siwon bertanya sambil memperhatikan Kyuhyun yang sedang berusaha menahan matanya agar tidak kembali terpejam.

"Donghae hyung?" Kyuhyun bertanya dengan suara serak, hah dia benar-benar lelah dan mengantuk. Siwon menganggukan kepalanya, kemudian menaruh buku yang sedang ia baca di atas meja nakas. "Tidur lagi, Kyu. Donghae aku yang urus". Kyuhyun hanya membalas dengan gumaman tidak jelas sambil mengangguk, dengan mata sayu ia memperhatikan Siwon yang turun dari ranjang, kemudian menundukan dirinya untuk mencium kening Kyuhyun dan berjalan dengan langkah besar ke arah pintu. Kyuhyun tersenyum simpul dan kembali memejamkan matanya bersiap untuk tidur lagi.

Di luar kamar Siwon dan Kyuhyun, Donghae sedang berjongkok untuk membersihkan satu cup kopi tumpah yang ia bawa dari café tempat dirinya dan Hyukjae mengobrol tadi sambil merutuki diri sendiri kenapa dia begitu ceroboh, setelah tadi tidak sengaja menendang kotak sampah di dekat pintu depan, yang untungnya kosong, sekarang dengan bodohnya menaruh gelas kopi diujung meja karena terburu-buru mengambil handphone di saku celananya setelah mendengar bunyi pesan masuk dengan ringtone khusus. Hyukjae. Sangat old-fashioned sekali. Alhasil jatuhlah gelas kopi beserta isinya mengotori karpet abu-abu Siwon.

Dengan gerakan lambat, diambilnya kembali lembaran tisu ke lima dari atas meja tempat ia menaruh gelas kopinya tadi sebelum terjatuh. Dalam hati Donghae bersyukur karena korban kecerobohannya bukan salah satu guci yang berada di atas meja tersebut. Koleksi pribadi milik Heechul, kakak laki-laki Kyuhyun yang terobsesi dengan guci antik, saking terobsesinya hingga ia kehabisan tempat di rumahnya sendiri dan beberapa guci berakhir di rumah Siwon dan Kyuhyun. Donghae pernah bertemu dengan Heechul beberapa kali, tetapi yang paling berkesan adalah saat pernikahan Siwon dan Kyuhyun dua tahun lalu. Sejak saat itu Donghae bersumpah tidak akan berurusan dengan kakak Kyuhyun yang aneh dan galaknya minta ampun.

Saat sedang mengambil tisunya yang ke enam, suara berdeham mengagetkan Donghae hingga ia terjerembab duduk. Donghae hanya bisa meringis kecil sambil memasang senyum bersalah. Di sana, satu meter dari posisi duduknya yang tidak elit berdiri Siwon dengan lengan bersedekap dan wajah datar sedang menatapnya. Kyuhyun pasti bangun, mati aku, batinnya. Siwon itu sangat protektif, apalagi jika menyangkut pendamping hidupnya alias Cho Kyuhyun yang sangat lembut tapi menakutkan, sama dengan Siwon, lembut tapi menakutkan. "Maaf Siwon, aku tidak sengaja" ucap Donghae sambil tertawa pasrah. Siwon menarik nafas panjang dan mengembuskannya perlahan, kemudian mendekati Donghae setelah sebelumnya mengambil tisu di atas meja dan membantu Donghae untuk mengelap sisa-sisa kopi yang masih ada.

"Kenapa baru pulang jam segini, huh?" tanyanya tanpa mengalihkan perhatian dari lantai.

"Bertemu dengan Eunh… ah Hyukjae, minum kopi dan makan di café biasa"

"Tidak lelah begini terus, Hae?" Siwon menatap Donghae dalam, sedangkan yang ditatap hanya membuang muka. "Mau bagaimana lagi, aku malu."

"Kau itu malu tapi mau, Kyuhyun bilang Heechul kesal sekali di kantor karena sekertarisnya uring-uringan. Kalian berdua sama saja" ah iya, Hyukjae adalah sekertaris Heechul, dan yang mempertemukan Kyuhyun dan Siwon adalah Hyukjae, the matchmaker. Donghae sendiri bertemu dengan Hyukjae dua tahun lalu di pernikahan Siwon. Saat itu Donghae sedang bercanda dengan orangtuanya dan orangtua Siwon hingga tanpa sengaja tangannya yang bergerak-gerak heboh memukul Hyukjae yang sedang lewat dan sejak saat itu mereka menjadi akrab.

"Jangan bicarakan hal ini, perutku selalu sakit" ucap Donghae memelas.

"Beri tahu aku dan Kyu kalau ada kemajuan, hah kau memalukan, Hae"

"Mau kubelikan kaca? Kau dan Kyuhyun juga dulu sama" Donghae merengut kesal, bisa-bisanya Siwon berkata begitu. Setidaknya ia dan Hyukjae sekarang masih bisa berkomunikasi layaknya manusia. Siwon hanya tersenyum membalasnya, senyum yang sangat lebar sambil berdiri untuk membuang tisu-tisu sisa mengelap kopi, namun kemudian menggeram tertahan saat lututnya protes karena terlalu lama berjongkok.

"Ah lelah sekali, kantor benar-benar sibuk dan insomnia ku kumat, Hae,"

"Salah sendiri, menunggui Kyuhyun seperti bayi, jadwal tidurmu kan sulit diperbaiki kalau sudah berantakan,"

"Setidaknya dia tidak merepotkan, tidak sepertimu," jawab Siwon sarkastik, sedangkan Donghae hanya merengut kesal.

"Oh ya, besok-besok jangan berisik. Kyuhyun terbangun tadi," Donghae mendengus makin sebal, dasar over protective, sindirnya dalam hati. Seperti bisa membaca pikiran Donghae, Siwon membalasnya dengan tatapan tajam "bukan begitu, Hae. Kyuhyun kelelahan dan baru tidur jam sebelas tadi"

"Dia baik-baik saja kan?"

"Hanya kelelahan, jadwalnya cukup padat padahal sudah ku bilang ambil cuti saja," jelas Siwon. Matanya memandang pintu kamarnya dan Kyuhyun sambil menghela nafas. Dilangkahkan kakinya ke counter dapur untuk mengambil segelas air putih dan meminumnya habis dalam empat kali teguk.

"Mungkin beberapa bulan lagi dia akan cuti, jangan terlalu khawatir Siwon-ah, Hyukjae bilang dia itu disayang sekali oleh orang-orang di perusahaan, dari atas sampai bawah, jadi banyak yang menjaga,"

"Pakai mantra apa sih aku juga mau," lanjut Donghae asal. Siwon tersenyum lembut mendengar hal tersebut. Kyuhyun memang disukai banyak orang, padahal jika dipikir-pikir Kyuhyun itu pribadi yang cukup tertutup dan sulit untuk dekat dengan orang lain, berbeda sekali dengan Siwon yang terkesan social butterfly, namun tetap saja semua orang seperti jatuh hati pada Kyuhyun, sama seperti Siwon yang justru jatuh paling dalam.

"Jangan senyum-senyum sendiri begitu, menyeramkan," Donghae memperhatikan Siwon dengan wajah ngeri seraya mengusap-usap kedua lengannya yang bergidik. Setelah mencuci tangan di wastafel dapur, Donghae mengucapkan selamat malam pada Siwon dan melangkah menuju kamarnya di lantai dua, begitu juga dengan Siwon yang berjalan kembali menuju kamarnya dan Kyuhyun di lantai satu.

"Kenapa lagi dengan Donghae hyung?" ucap Kyuhyun setelah Siwon menutup pintu kamar mereka.

"Menumpahkan kopi, sepertinya tinggal setengah karena yang tumpah tidak banyak, tapi karpet kita jadi kotor, Kyu," Siwon merengut masam, kemudian ia melangkah mendekati ranjang dan merebahkan diri sambil membenarkan posisi tidur, menghadap Kyuhyun yang sedang tersenyum lembut kepadanya. "Kenapa belum tidur?"

"Menunggumu, takut kau marah-marah pada Donghae hyung,"

"Aku tidak sekejam itu,"

"Dulu pernah kan?"

"Dulu kan dia membuatmu demam,"

"Berlebihan, itu hanya demam, Siwon,"

"Tidak berlebihan kalau kau yang demam, Kyu," Kyuhyun hanya bisa mendesah pasrah, sudah mengerti tabiat Siwon yang protektif terhadapnya, kemudian mendengus keras melihat senyum lebar merekah di wajah Siwon, senyum kemenangan, karena jarang sekali ada yang bisa menang jika berdebat dengan Kyuhyun, kecuali Heechul. Mungkin darah keras kepala dan cerdas memang mengalir kental dalam silsilah keluarga Cho.

Kyuhyun kembali tersenyum sebelum akhirnya menguap untuk kesekian kalinya. Tubuhnya bergerak-gerak mencoba untuk menyamankan posisi dengan punggung menempel pada dada Siwon yang sedang memeluknya erat. "Terima kasih, Siwon," bisik Kyuhyun pelan. Siwon memejamkan matanya, mengeratkan pelukannya seraya tersenyum kecil saat merasa Kyuhyun semakin bergelung dalam pelukannya, mencari kehangatan yang tadi sempat hilang saat Siwon keluar mengurusi Donghae.

"Terima kasih, Kyu."

End

HAHAHA this is me trying to soothe the tension between boredom and upcoming thesis defense lol, semacam pelarian. Anyway, seri ini akan berisi potongan-potongan cerita kehidupan (mostly) Siwon dan Kyuhyun, Donghae dan Hyukjae, dan juga Heechul. I'm so fond of both Donghae and Heechul, but it won't be a complete cookie without Eunhyuk and other members so here it goes. Di setiap cerita akan selalu ada Siwon dan Kyuhyun since Wonkyu is the reason behind this writing.

Lastly, feel free untuk kasih opini, ide, atau kritik membangun. See ya on the next chapter!