All character © Masashi Kishimoto.
Fiction © LaChoco Latte.
WARN: Probably OoC, Typo(s), fantasy yang kemungkinan maksa(?), abal, dan warning-warning lainnya. (?)
Ide murni dari otak Choco. Mohon maaf jika ada kesamaan ide. ^^
Don't Like? Don't Read! ^w^
Happy Reading!
TUK! TUK!
Terdengar suara jendela diketuk. Gadis yang sedang terlelap di kasurnya itu perlahan-lahan membuka matanya, merasa terganggu dengan suara ketukan yang lumayan keras itu. Ia perlahan turun dari kasurnya, lalu berjalan menuju jendela—bermaksud untuk melihat siapa pelaku pengetukan jendela.
"?" Gadis itu mengangkat sebelah alisnya saat melihat sang pelaku. Sesosok makhluk kecil bersayap, seperti peri yang pernah ia lihat di kartun yang selalu ia tonton saat masih kecil. Peri dengan sayap berwarna putih.
"Apa aku bermimpi?" gumamnya.
"Tidak! Kau sedang tidak bermimpi! Cepat bukakan jendelanya!" Gadis itu menuruti perkataan makhluk kecil itu. Saat jendela terbuka, tiba-tiba makhluk kecil itu masuk. Setelah makhluk kecil itu masuk, gadis itu kembali menutup jendela kamarnya.
"Kau siapa?" Gadis itu bertanya.
"Aku Sakura. Haruno Sakura. Kau?"
"Ino. Yamanaka Ino. Err… Sakura, apa kau ini peri?"
"Yap! Kau benar!" Sakura tersenyum ceria, "aku datang kemari untuk meminta bantuan padamu, Ino!"
Ino menatap Sakura bingung. "Eh? Bantuan apa?"
"Begini…"
.
.
.
"Culik semua Angel Fairy yang ada di sini! Jangan sampai ada peri yang tersisa!"
"Baik!" Seperti apa yang diperintahkan, para peri bersayap hitam— atau bisa disebut Devil Fairy menculik para Angel Fairy. Saat ini mereka sedang berada di desa Angel Fairy. Para Angel Fairy mencoba untuk menyelamatkan diri agar tidak tertangkap oleh pasukan Devil Fairy. Ada juga diantara mereka yang saling… bertarung?
"Plant Mage: Rutobainda!" Tiba-tiba muncul akar dari dalam tanah, akar itu lalu mengikat beberapa Devil Fairy yang sedang dilawannya. Para Devil Fairy itu meronta, mencoba melepaskan ikatan itu.
"Seberapa kalipun kau mencobanya, kau tidak akan bisa melepaskan ikatan itu. Kalian tahu? Akar itu sudah mengikat kalian sekuat mungkin." Yamato Tenzou menatap para Devil Fairy dengan tatapan meremehkan. Lalu setelah itu ia pergi meninggalkan mereka.
"Ck! Sialan!"
.
"Water Mage: Warupuru!" Pusaran air itu tiba-tiba menghantam para Devil Fairy yang ada didepannya. Devil Fairy itu terpental beberapa meter kebelakang, seluruh badan mereka basah, sehingga sayap mereka tidak bisa digunakan untuk sementara. Hinata yang melihat peluang untuk kabur pun tidak menyia-nyiakan kesempatannya. Hinata menarik Angel Fairy yang berada di dekatnya, lalu mereka pergi meninggalkan Devil Fairy yang sedang mengumpat kesal.
"Sasuke-kun, daijoubu? A-apa lukanya parah?" tanya Hinata pada Sasuke— Angel Fairy yang tadi ditariknya. Sekarang mereka sedang berada di tempat pengungsian tersembunyi, para Devil Fairy tidak tahu tempat ini, sehingga para Angel Fairy aman jika berada di tempat ini.
"Daijoubu, kau tidak usah khawatir, Hinata. Oh iya, terimakasih telah meyelamatkanku," jawab Sasuke.
"Douita ne."
"Hinata, Sasuke." Seseorang memanggil mereka berdua, keduanya pun menoleh ke arah sumber suara dan medapati sang pemimpin tengah menatap mereka.
"Hai' Tsunade-sama," ucap mereka bersamaan.
"Jika kalian melihat Naruto dan Sakura, bilang pada mereka bahwa aku mencarinya." Tsunade menatap Hinata, lalu beralih pada Sasuke, "Sasuke, kau terluka. Sebaiknya kau segera menemui Shizune agar lukamu diobati."
"Baik, Tsunade-sama!"
.
"Ahooooyyyy ~!"
DUAK!
"Jangan berisik, baka! Kau tidak lihat ada yang sedang beristirahat?!"
"Ittai Sakura-chan~!" Ia mengelus kepalanya yang baru saja mendapatkan jitakan 'lembut'.
"Naruto-kun, Sakura-chan, Tsunade-sama mencari kalian berdua."
"Terimakasih untuk informasinya, Hinata-chan." Naruto dan Sakura tersenyum lembut pada Hinata, lalu mereka pamit untuk menemui Tsunade. Hinata pun membalas senyum mereka berdua.
.
"Akhirnya kalian datang juga."
"Tsunade-sama memanggil kami? Ada keperluan apa?" tanya Sakura dengan sopan.
"Begini… kalian sudah tahu 'kan jika Devil Fairy telah bergerak?" Sakura dan Naruto mengangguk.
"Kalian sudah baca buku itu 'kan?" Sakura dan Naruto mengangguk lagi.
"Jadi, aku ingin meminta bantuan kalian, kalian pasti mengerti 'kan apa yang harus kalian lakukan?" Sakura dan Naruto lagi-lagi mengangguk.
"Apa hanya kami berdua yang akan melakukan tugas ini?" tanya Naruto.
Tsunade menggeleng. "Tidak."
"Lalu? Dengan siapa lagi?" Kali ini Sakura yang bertanya.
"Kalian harus mencarinya sendiri… di dunia manusia."
"HEEE?!" Mereka berdua kaget, "kenapa harus di dunia manusia? Kenapa tidak dengan Angel Fairy yang lain saja?"
"Sebagian Angel Fairy sudah tertangkap, dan yang lainnya banyak yang terluka," jelas Tsunade.
"Tapi tadi aku lihat Hinata baik-baik saja."
"Hinata diperlukan di sini untuk membantu mengobati." Tsunade menghela napas.
"Tapi—"
"Tidak ada tapi-tapian!" Tsunade memotong ucapan Sakura, "bawa ini." Tsunade memberikan Naruto dan Sakura satu botol berisi ramuan.
Naruto dan Sakura menatap botol yang diberikan Tsunade dengan tatapan bingung. "Apa ini?"
"Itu ramuan untuk mengubah seseorang menjadi peri untuk sementara, jika kalian sudah menemukan manusia itu, suruhlah mereka meminum ramuan yang kuberikan, tenang saja itu tidak ada efek sampingnya kok," jelas Tsunade.
"Yosh! Baiklah, kami mengerti!"
"Baiklah, semoga berhasil."
.
.
.
At Shikamaru Bedroom
"Begitu ceritanya. Jadi, kau mau membantuku 'kan Shika? Onegai." Naruto memandang Shikamaru dengan mata berbinar-binar cling cling penuh harap.
Shikamaru memutar matanya bosan. "Mendokusai na…"
"Ayolah Shika, kau mau ya? Ya? Ya?" Naruto mencoba membujuk Shikamaru agar mau membantunya.
"Baiklah baiklah. Aku akan membantumu."
"Terimakasih Shikaaa~! Aku sangat berterimakasih padamu!" ucap Naruto seraya tersenyum lebar, menampilkan deretan giginya yang putih bersinar sanlaight.
"Terlalu cepat untuk berterimakasih, Naruto." Shikamaru pergi menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya, meninggalkan Naruto yang bengong setelah mendengar perkataan Shikamaru tadi.
"He?"
.
.
.
At Ino Bedroom.
"Kenapa Devil Fairy menyerang Angel Fairy?" tanya Ino penasaran.
"Yah… Devil Fairy dan Angel Fairy dari beberapa tahun lalu memang bermusuhan," jelas Sakura.
"Kok bisa?"
"Karena Devil Fairy menentang adanya kesenangan, dan Angel Fairy menentang adanya kesengsaraan, jadinya yaa…" jelas Sakura ambigu?
"Jadinya kalian bermusuhan?" tebak Ino.
"Ya, seperti itulah."
"Aku masih belum mengerti."
"Aku juga sama."
"…" krik. Ino sweatdrop.
"Haah, lupakan soal itu. Jadi bagaimana Ino? Kau mau membantuku 'kan?" Sakura menatap Ino dengan pandangan memohon.
"Etto, bagaimana ya?" Ino terlihat berpikir.
"Onegai!"
Ino yang tidak tega pun menerima permintaan Sakura. "Baiklah, aku terima."
"Benarkah?! Terimakasih!"
.
.
.
"Mana temanmu itu? Kenapa mereka lama sekali?" Shikamaru menggerutu pelan. Ia menyandarkan tubuhnya pada pohon besar yang ada di dekatnya.
"Sabarlah sedikit, Shikamaru. Jika Sakura-chan sudah mendapatkan targetnya pasti dia akan kemari. Kami 'kan sudah sepakat jika kami telah menemukan target, maka kami akan bertemu di sini. Di taman belakang gedung sekolah," ucap Naruto panjang lebar. Shikamaru yang mendengar itu hanya memutar matanya bosan, sesekali menguap.
"Narutooo!" Seseorang memanggil Naruto, Naruto yang dipanggil pun menoleh.
"Oyy, Sakura-chan!" Naruto melambaikan tangannya. "Akhirnya datang juga."
"Ehehe, sudah menunggu lama?"
"Lumayan. Bagaimana? Kau sudah mendapatkannya?"
"Sudah! Kau?"
"Sudah!"
"Baguslah!" Sakura mengacungkan jempolnya.
"Jadi, kita berangkat sekarang?" tanya Naruto.
"Ayo!"
"Baiklah." Naruto terbang ke tempat Shikamaru. "Oy, Shika, ayo berangkat."
Shikamaru yang sedari tadi menyandarkan tubuhnya pada pohon seraya menutup mata pun membuka matanya, melihat sekitar. Matanya terpaku pada gadis berambut pirang yang tengah berdiri tak jauh dari tempatnya berada. Ia merasa familiar dengan gadis itu.
"Ino?" Panggilnya ragu.
Ino menoleh, "Shika?"
"Eh? Kalian saling kenal?" tanya Sakura dan Naruto bersamaan.
"Iya, dia… sahabatku," jawab Ino. 'Sahabat yang kucintai…' batin Ino.
"Baguslah kalau kalian saling kenal! Jadi kalian tidak harus mengakrabkan diri lagi. Oh iya, sebelum itu kalian harus meminum ramuan ini dulu." Naruto dan Sakura memberikan mereka masing-masing satu botol ramuan.
"Ini aman 'kan?" Ino menatap botol ramuan itu ragu.
"Tentu saja aman, Ino! Kau tidak percaya padaku?"
"Aku percaya kok, sungguh."
Shikamaru dan Ino meminum ramuan yang diberikan oleh Naruto dan Sakura. Setelah meminumnya, tiba-tiba cahaya terang menyelimuti tubuh Shikamaru dan Ino. Lama kelamaan cahaya itu memudar dan memperlihatkan tubuh Shikamaru dan Ino yang berubah menjadi peri dengan sayap berwarna putih.
"Nah, berhasil!" Sakura berseru riang.
"Kalau begitu, ayo kita berangkat!" ajak Naruto bersemangat.
"Ayo!"
.
.
~ TBC ~
Hay~ Bertemu lagi dengan saya. Yoohoo~! #didamprat.
Ini fict fantasy pertamaku. Bagaimana? Terkesan maksa kah? Huhu.
Ayo beritahu aku bagaimana pendapat kalian tentang fictini melalui review. xD
.
Keep or Delete? ^o^)v
.
