Disclimer Bleach : TITE KUBO
Warning : Norak, Gaje, OOC abis, De El El...
-Present Of Love-
Chapter 1
.
.
.
Di SMA Karakura.
"Lagi-lagi aku melihat itu" gumam pelan seorang laki-laki berbadan kurus pada dirinya sendiri. Diarahkannya lagi pandangannya kearah sosok perempuan memakai baju putih dengan rok hitam batas lutut.
Melihat penampilan perempuan dihadapannya, laki-laki itu bisa menyimpulkan wanita itu sepertinya seorang pegawai kantor disalah satu perusahaan di kotanya berada.
Perempuan itu terus menatap laki-laki itu dengan dingin tanpa berkedip sedikitpun. Rambut wanita itu tampak acak-acakan, matanya berwarna hitam pekat tampak mengalirkan darah, sedangkan mata yang satunya lagi seperti ingin melompat dari tempatnya berada. Tangan kirinya terus mengeluarkan darah segar, sepertinya darah itu terus keluar karna 3 dari 5 jarinya hilang entah kemana.
"Apa yang sedang kau cari ?" tanya laki-laki itu.
"Aku mohon kau mau membantuku" rintih wanita itu dengan suara, hemm cukup membuat bulu hidu-.., etss maksudnya kuduk berdiri.
"Apa ?" tanya pria itu singkat.
"Aku tewas dalam sebuah kecelakaan maut 2 minggu yang lalu. Tubuhku belum ditemukan sampai sekarang. Besok orang tuaku akan melakukan pemahkaman tanpa jasadku. Aku tidak bisa pergi dengan tenang bila jasadku tidak dimahkamkan secara layak. Karna itu bisakah kau membantu memberitahukan kepada orangtuaku, dimana jasadku berada sekarang ?" jelas wanita itu.
"Dimana jasadmu sekarang ?" tanya pria itu lagi.
Seketika sekolah yang tadinya menjadi tempat perbincangan mereka terganti menjadi sebuah hutan yang cukup lebat. Wanita itu berjalan diantara semak belukar yang menghadang jalannya. Laki-laki itu hanya mengikutinya dari belakang.
"Disini" kata wanita itu setelah beberapa menit berjalan. Telunjuk tangan kanannya mengarah pada sosok wanita yang sudah membusuk.
"Hutan Aoikigahara ya. Pantas saja sepertinya mobil yang kau kendarai melompat dari sana" kata pria itu manatap kearah jalur kendaraan di atas bukit yang tingginya mencapai 500 kaki dari tempat mereka berada. Wanita itu tidak menjawab dan juga tidak mengiyakan.
"Bisakah anda membantu saya, tuan..."
"Ichimaru..Gin Ichimaru" kata pria itu melanjutkan kata-kata wanita itu.
"Tuan Ichimaru" lanjut wanita itu lagi.
"Iya, aku bisa" jawab laki-laki itu pasti.
.
.
.
.
Seorang gadis berambut hitam sebahu turun dari mobil BMW Hitam tepat didepan sebuah rumah yang sangat mewah.
"Terima kasih ya untuk hari ini" kata gadis itu pada si pengendara mobil saat kaca mobil yang dinaikinya tadi terbuka.
"Iya. Seharusnya akulah yang bilang seperti itu. Sudahlah kau istirahat saja. Pasti hari ini kau sangat lelah karena menemani ku jalan-jalan tadi" kata pria berambut orange itu.
"Hehehe, jangan meremehkan ku. Kau ajak aku jalan-jalan selama 7 hari 7 malam di Karakura Square, aku tidak akan lelah" tandas gadis itu tertawa renyah.
"Ya kau tidak akan lelah kalau Karakura Square dipenuhi pernak-pernak mahkluk bernama Chappy itu. Sebulan pun aku yakin kau akan betah berlama-lama berada disitu" kata pria itu dengan seringai lebarnya.
"Maksudmu" ucap gadis itu pura-pura kesal. Pria itu hanya tertawa lepas melihat gadis itu mengembungkan pipinya yang mungil.
"Maaf, maaf aku hanya bercanda saja. Tidak perlu semarah itu kan. Maaf tidak bisa mampir, banyak perkerjaan yang harus ku selesaikan" kata pria itu menggerakkan gigi mobilnya kedepan.
"Iya. Hati-hati dijalan" ucap gadis itu tersenyum lembut.
"Oyasu minasai, kelinciku" gumam pria itu mesra.
"Oyasu minasai, jeruk. Hehehe" jawabnya melambaikan tangan melihat mobil itu melaju keluar gang rumahnya.
Gadis itu menghela nafas pendek, kemudian berjalan masuk kerumahnya dengan senyum mengembang.
"Rukia-chan" panggil seorang wanita saat gadis itu memasuki rumahnya.
"Iya Okaa-san. Ada apa ?" jawabnya singkat.
"Kemarilah ada hal yang ingin Otou-san dan Okaa-san bicarakan padamu" kata wanita berparas lembut itu menunjuk sebuah ruangan. Gadis itu menyerit heran, dan mengerakkan tubuhnya kearah ruangan tersebut. Saat memasuki ruangan itu, tampak ada seorang laki-laki berambut putih panjang dengan seorang laki-laki muda dan tampan sedang duduk dengan tegangnya.
"Ada apa ini" gumam gadis bernama Rukia itu pada diri sendiri.
"Konbanwa Byakuya Nii-san" kata Rukia sambil duduk disofa, diikuti ibunya yang duduk disebelah.
"Konbanwa Rukia" jawab laki-laki itu dengan wajah coolnya.
"Lama ya tidak bertemu, apa ada sesuatu yang penting. Tumben malam-malam datang kesini" kata Rukia lagi dengan senyum ramahnya.
"Itu..." gumam Byakuya dengan nada menggantung.
"Biar saya saja Byakuya-san yang menjelaskannya pada Rukia" kata pria berambut putih itu.
Byakuya hanya mengangguk pelan.
"Rukia-chan maaf sebelumnya. Mungkin ini akan membuatmu binggung tapi..."
.
.
.
"Bagaimana ini, kita bisa terlambat kalau macet seperti ini" ucap seorang gadis berambut orange dengan wajah khawatir.
"Akhh, apa yang harus ku lakukan dalam situasi seperti ini. Pertunangannya akan dimulai 30 menit lagi Inoue, Tatsuki. Bagaimana ini ?" rengek gadis bergaun putih panjang dengan rambut di sanggul tinggi dan rambut bawahnya tergerai beberapa helai.
"Tenang Rukia-chan, tarik nafas, terus keluarkan lewat hidung. Yuup seperti ini" kata Tatsuki memberi aba-aba pada Rukia. Gadis bermata violet itu pun menuruti perintah sahabatnya itu.
"Iya begitu, Rukia. Bagus, pokoknya sekarang yang terpenting kau harus tenang, ya. Jangan tegang begitu ya" saran Tatsuki lagi merapikan poni Rukia yang terjepit bunga aster berwarna ungu.
"Teman-teman, aku menemukan ide lain agar kita bisa keluar dari kemacetan ini" kata Inoue pada dua temannya sambil membuka pintu mobil yang dinaiki mereka bertiga.
"Ehh ?" gumam Rukia dan Tatsuki heran.
.
...
"Bagaimana ideku baguskan ?" kata Inoue tersenyum riang sambil berlari beriringan dengan 2 teman-temannya. Tampak orang-orang disekeliling mereka menatap aneh + heran melihat mereka yang berlari-lari kayak orang gila di jalan (Author di iket Rukia Cs).
"Emang sich ini ide yang bagus agar kita bisa keluar dari kemacetan. Tapi, ga gini juga dong" seru Tatsuki sambil memegang ekor gaun Rukia yang panjang.
"Hahahaha, tapi ini menyenangkan sekali loh, aku jadi ingat masa-masa kita saat SMA dulu" teriak Rukia girang.
"Kalau dipikir-pikir benar juga ya. Sudah lama juga kita tidak melakukan hal seperti ini. Jadi nostalgia ya, hahahaha" gelak tawa Tatsuki membahana.
"Ada untung nya juga kan kita macet disaat seperti ini. Oh ya, lupa. Kita harus cepat. Bisa-bisa kita akan benar-benar terlambat" Inoue melirik jam tangannya.
"Akhh ! Sepatu ku" teriak Rukia sambil menarik-narik kakinya.
"Kenapa ?" tanya Tatsuki panik dan menghentikan laju kakinya saat mendengar teriakan Rukia.
"Sepatuku terjepit" seru Rukia panik karna tak bisa juga melepaskan hak sepatunya yang terjepit diantara lubang kecil di jalan.
"Tenang ya Rukia, kami akan coba mengeluarkannya" kata Tatsuki menarik kaki Rukia disertai juga dengan Inoue.
"Tidak bisa. Bagaimana ini" kata Rukia cemas.
"Bagaimana kalau dilepas saja ?" usul Inoue.
"Kau gila Inoue, mana mungkin Rukia melepas sepatunya diacara sepenting ini. Kalau Rukia melepas sepatu ini, trus dia pakai apa ?"
"Pakai saja punya ku" seru Inoue melepas sepatu yang dikenakannya.
"Inoue, nanti kau pakai apa kalau sepatumu ku pakai ?" tanya Rukia gugup melihat Inoue yang sudah bertelanjang kaki.
"Untuk temanku dihari spesialnya. Aku akan melakukan apapun agar dia tidak bersedih dan khawatir walau sekecil apapun masalah itu. Nah ayo pakailah Rukia, nanti kita bisa terlambat" saran Inoue.
"Inoue..." kata Rukia dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
"Ayo Rukia, nanti kita bisa terlambat" kata Tatsuki memegang erat ekor gaun Rukia. "Kita harus berlari dengan kecepatan penuh nih" lanjutnya lagi.
"Tatsuki... Ayo kita pergi" kata Rukia tegas sambil mengusap butir air matanya yang jatuh.
...
Di hotel Diamond Luxury, Tokyo (Jepang)
"Dimana Rukia-chan, Joushiro dia sudah terlambat 15 menit" ucap wanita berambut hitam dengan nada cemas.
"Tenanglah, mungkin mereka terjebak macet di jalan. Kau tahukan Tokyo tidak sama dengan Karakura, disini sangat ramai, jadi bersabaralah ya sedikit lagi" kata Joushiro menenangkan istrinya itu.
"Rukia belum datang, Renji ?" tanya seorang pria berambut orange pada laki-laki berambut merah sedang menyendiri diantara para tamu undangan.
"Ichigo !" serunya tak percaya.
"Hei, aku bertanya pada mu. Rukia sudah datang apa belum, kenapa berteriak seperti melihat hantu saja" dengus Ichigo kesal.
"K-Kau b-benar-benar datang kesini ?" tanya nya lagi dengan mata sedikit membulat.
Pria itu tak menjawab, ia hanya menghela nafas panjangnya dengan berat. Melihat raut wajah yang di timbulkan oleh pria dihadapannya itu, Renji hanya terdiam. Mengerti apa yang tengah dirasakan oleh pria itu.
Brak ! pintu yang Convention Center di hotel itu terbuka dengan ganasnya. Tampak dari sebrang pintu masuk tiga orang gadis dengan nafas terengah-engah.
"Maaf terlambat" seru salah satu gadis itu memperbaiki posisi badannya menjadi tegak, dan anggun. Perlahan gadis itu berjalan diantara kerumunan orang-orang yang sudah menunggunya sendari tadi. Dari ujung ruangan seorang laki-laki tinggi, berambut hitam berjalan kearahnya.
"Tidak apa-apa" ucapnya menyambut tangan mungil gadis itu.
Mereka pun berjalan menuju mimbar yang telah disiapkan oleh event organiser dari hotel paling terkemuka di Tokyo. Saat sampai di depan mimbar, mereka pun menghadap para tamu undangan yang telah menunggu mereka. Dengan hati gelisah, dan jantung yang berdetak tidak karuan, membuat Rukia menjentikan ibu jarinya dengan jari telunjuknya untuk menghilangkan kegusaran hatinya. Tak sengaja ekor mata pria bermata abu-abu itu menangkap kegelisahan hati gadis disampingnya. Dengan perlahan di genggamnya erat tangan gadis itu.
"Tenanglah Rukia-chan" gumam pria itu lembut.
"Byakuya-san" lirih Rukia melihat pria yang sedang menggenggamnya erat.
"Kau tidak perlu gugup seperti itu. Ini hanya sementara, setelah semua ini selesai, semua akan kembali seperti sebelumnya" kata pria bernama Byakuya itu.
"Iya" jawabnya pelan.
Dari sisi ruangan itu tampak seorang pria sedang menatap sendu gadis di hadapannya nya itu bersama dengan pria lain, pria yang mendampinginya selain dirinya.
"Rukia..." lirih pria itu saat melihat tangan Rukia yang sedang menjentikan jarinya digengam erat Byakuya.
"Maaf membuat kalian telah menunggu" seru Byakuya dengan latang dari arah mimbar.
Tamu undangan yang semula berkicau ria terdiam mendengar suara sang tuan rumah.
"Seperti yang kalian tahu, aku mengundang kalian pada hari ini karna akan mengumumkan sesuatu hal yang penting. Aku, Byakuya Kuchiki dengan ini secara resmi menjadikan Rukia Ukitake sebagai tunanganku juga calon istriku" kata Byakuya tegas. Riuh penghuni Conventionpun membanaha menyambut calon Keluaraga Kuchiki baru,tak terkecuali para Tetua Kuchiki.
Tak lama berselang, Byakuya pun menyematkan cincin dijari manis Rukia, sedangkan Rukia melakukan hal yang sama dijari manis Byakuya. Dentingan bunyi gelas pun berkumandang saat Byakuya mengangkat sebuah gelas tinggi berisi Champange, tanda merayakan pertunangan yang baru saja terjadi berberapa detik yang lalu.
"Ichigo-kun" panggil Joushiro pelan.
"Ahh iya. Ada apa Ukitake-san" jawab Ichigo linglung.
"Kau datang kesini ya ? Pasti berat untukmu menyaksikan semua ini" kata Joushiro tertunduk dalam.
"Tidak apa-apa Ukitake-san" kata Ichigo tersenyum tipis.
"Maaf. Apakah Rukia bilang pada mu sebelumnya tentang hal ini" tanya Joushiro hati-hati.
"Iya... Dia menceritakan padaku hal ini sebelumnya" lirih Ichigo pelan mengingat kembali kejadian 2 minggu yang lalu.
+Flashback+
"Apa !" pekik seorang laki-laki dengan amarah yang meluap-luap.
"Ichigo tenangkan dirimu dulu" kata seorang gadis bermata ungu melebarkan pandanganya kesekeliling ruangan ditempatnya berada sekarang.
"Mana bisa aku tenang Rukia setelah mendengar hal seperti itu !" jawab laki-laki itu keki.
"Maka dari itu tenangkan dirimu dulu, biarkan aku bicara sebentar. Kau belum mendengar sepenuhnya apa yang mau kuceritakan tadi" gerutu Rukia. Pria dihadapannya nya itu hanya mendengus kesal.
Rukia menghela nafasnya berat.
"Sebenarnya semalam..." lanjutnya lagi setelah beberapa detik bungkam.
Rukia Flashback
"Rukia-chan maaf sebelumnya. Mungkin ini akan membuat mu binggung tapi ini harus kami sampaikan kepadamu karna nasip perusahan kita Arruruerie Crop ada ditanganmu" kata pria itu singkat.
"Memangnya ada apa Otou-san. Kenapa perusahaan kita ? Otou-san mau aku ikut menangani perusahan kita ya ?" tanya Rukia.
"Bukan sayang" sangah wanita disebelahnya lembut.
"Retsu..." panggil laki-laki itu pelan.
"Tidak apa Joushiro, pasti berat untukmu mengatakannya sendiri. Biarkan aku ikut membantumu mengatakannya pada Rukia-chan" kata wanita itu lagi.
"Lalu ? Apa yang sebenarnya kalian ingin katakan ?" kata Rukia gerah.
"Perusahan kita sedang mengalami pailit Rukia-chan" kata Retsu singkat.
"P-Pailit ?" kata Rukia tak percaya sambil membekap mulutnya.
"Iya, akhir-akhir ini perusahan kita sedang mangalami gangguan soal materil. Perusahan kita tidak sanggup menutupi hutang kita di bank, jadi Otou-san rasa sebaiknya kita meminjamkan sedikit dana pada Kuchiki-crop" jelas Joushiro menghela nafas panjang.
"Lalu bagaimana ? Bukankah kita sudah menemukan titik terang, Byakuya-san pasti mau membantu kita. Iya kan Byakuya Nii-san ?" tanya Rukia pada Byakuya.
"Byakuya-san memang mau membantu sayang, sangat mau membantu kita. Tapi..."
"Tapi apa Otou-san ?" tanya Rukia binggung.
"Tapi sayangnya para Tetua Kuchiki yang juga berperan penting di Kuchiki-Crop tidak menyetujinya" jawab Joushiro tertunduk lesu.
"Ehh, kenapa ?" tanya Rukia lagi.
"Mereka, tidak menyetujinya karna tidak ada hubungannya dengan Keluarga Kuchiki. Jika saja seandainya kita menjadi satu keluarga dengan Kuchiki, mungkin mereka mau mempertimbangkan untuk membantu perusahaan kita. Maka dari itu Rukia-chan, kami jadi memutuskan untuk...(Menelan ludah susah payah) untuk menikahkan kau dengan Byakuya-san" kata Joushiro serak pada kata-kata terakhir yang diucapkanya.
"Apa !" teriak Rukia melengking.
"Maaf Rukia-chan" lrirh Retsu.
"A-apa-apan ini. Kenapa kalian bisa berkata seperti itu. K-kenapa harus aku ? Okaa-san, Otou-san aku ini sudah punya pacar, Ichigo Kurosaki. Kalian juga tahukan" kata Rukia berang.
"Kami juga tahu sayang, tapi hanya inilah satu-satunya cara untuk menyelamatkan perusahan kita. Kau tahu kan Rukia-chan arti perusahaan ini ?, Okaa-san juga keberatan dengan hal ini. Tapi tidak ada yang bisa kami lakukan sayang" kata Retsu berusaha meredam amarah putrinya.
"Tapi kenapa harus aku ?, Kenapa tidak yang lainnnya saja. Kalaupun aku tidak ada pacar, aku tidak bisa menerima hal ini Okaa-san. Okaa-san tahu sendiri kan, tidak mungkin aku menyakiti hati 'nya' Okaa-san" kata Rukia setengah merengek.
"Maaf kan Otou-san Rukia. Otuo-san benar-benar tidak berguna dalam keadaan seperti ini" lirih Joushiro setelah terdiam beberapa saat mendengar perdebatan antara ibu dan anak itu.
"Otuo-san..." gumam Rukia pelan.
"Begini saja Rukia-chan, Oba-san, Oji-san. Bagaimana kalau aku hanya bertunangan dengan Rukia-chan saja. Mungkin dengan bertunangan, para Tetua Kuchiki mau memberikan dana untuk perusahan kalian. Setelah keadaan perusahaan kalian membaik, kita bisa membatalkan pertunangan itu. Dan kurasa dengan ide pertunangan ini, Kurosaki-san bisa sedikit memaklumi keadaan ini, dari pada harus menikah. Benarkan Rukia ?" saran Byakuya.
"Byakuya !" teriak Retsu dan Joushiro bersamaan.
"Byakuya jika kau melakukan hal itu pasti kau akan mendapat masalah dari para Tetua Kuchiki. Mereka pasti akan sangat marah besar pada kami karna telah berani mempermainkan anda" jelas Joushiro menggebu.
"Iya, jangan bahayakan dirimu Byakuya-san hanya karna memikirkan perusahaan kami yang sama sekali tidak ada hubungannya denganmu" kata Retsu.
"Tidak apa-apa Oba-san, Oji-san. Saya juga tulus mau membantu keadaan kalian. Bagi saya, anda berdua sudah saya anggap seperti keluarga sendiri" kata Byakuya.
"Nii-san.." lirih Rukia dalam hati.
"Maaf ya harus melibatkan anda dalam situasi seperti ini Byakuya-san" kata Retsu lemah.
"Tidak apa-apa Oba-san. Untuk masalah para Tetua Kuchiki nantinya biar aku yang tangani. Yang harus kita pikirkan sekarang adalah keselamatan Arruruerie Crop. Bagaimana Rukia, apa kau mau pura-pura bertunangan denganku. Aku rasa Kurosaki-kun pasti mau menerima semua ini kalau masih dalam batas wajar. Dan menurutku, pertunangan lah yang masuk dalam katagori wajar. Setelah keadaan Arruruerie Crop membaik, kita bisa memutuskan pertunangan itu" kata Byakuya.
"Baiklah, aku mau menerimanya"
End Rukia Flashback
"Begitulah, Ichigo. Kau tidak keberatankan menungguku sebentar setelah keadaan Arruruerie Crop membaik seperti sedia kala" kata Rukia pelan sambil meremas tangan Ichigo erat.
"Tapi kenapa harus kau..." lirihnya serak.
"Kau tahukan ayahku dan ayah Byakuya-Nii berteman, kami dari kecil sudah saling mengenal satu-sama lain. Mungkin para Tetua Kuchiki lebih mempercayakan aku untuk menjadi salah satu bagian keluarga Kuchiki dari pada orang lain. Tapi kau tidak perlu khawatir Ichigo, ini hanya pura-pura saja kok, setelah semua keadaan membaik, kami bisa membatalkan pertunangan ini, dan kita bisa bersama-sama lagi" kata Rukia menyemangati kekasihnya itu.
"Hanya pura-pura kan ?" kata Ichigo berusaha mempercayai kata-kata Rukia.
"Iya, hanya pura-pura saja. Setelah itu, semua berakhir, dan aku juga tidak mungkin bisa bertunangan sungguhan dengannya Ichigo. Kau tahu sendirikan Byakuya Nii-san itu milik 'dia'. Aku tidak mungkin menyakiti 'nya' Ichigo" kata Rukia yakin.
"Haaahh, baiklah. Aku akan menunggumu. Ingat hanya pura-pura saja, kalau Byakuya berbuat lebih dari itu. Aku akan memenggal kepalanya karna berani-berani merebut wanitaku" katanya kesal.
"Hehehe, dasar kau ini. Tenang saja, itu tidak akan terjadi" kata Rukia tertawa kecil.
"Awas ya" Ichigo mencubit hidung Rukia.
+End Flashback+
"Ichigo..." panggil seorang gadis pelan sehingga membuat Ichigo terlonjak kaget dari lamunan panjangnya.
Ichigo pun melirik pemilik suara itu.
"Rukia..." jawab Ichigo lemah, saat melihat dua orang berdiri dihadapannya. Seorang gadis cantik dan juga seorang lelaki tampan.
"Rukia-chan !" teriak seorang wanita dari ujung ruangan itu.
"Akhh, Soifon Nee-san" pekik Rukia gembira melihat wanita itu menghampirinya dan memeluknya erat.
"Maaf ya aku terlambat di hari penting seperti ini. Wahh, kau cantik sekali" kagumnya sambil mencubit pipi Rukia.
"Aww, sakit Nee-san ! Hehehe, tidak apa-apa kok. Aku bisa memaklumi kalau kau itu orang yang sangat sibuk" kata Rukia menggenggam tangan wanita itu yang sedang mencubit pipinya dengan brutal.
"Iya maaf-maaf. Habis kau itu mengemaskan. Haahh. Tidak ku sangka, adik kecil ku sekarang sudah bertunangan ya" kata nya riang.
"Kau lupa ya, kan bukan Cuma aku yang paling kecil dirumah. Dasar !" gerutu Rukia mengembungkan pipinya.
"Oh iya ya. Ohh, hei Byakuya. Lama tidak ketemu. Apa kabarmu ?" tanya Soifon ramah.
"Baik. Kau sediri ?" tanya Byakuya lagi.
"He'em, sebaiknya kita bicara di tempat lain saja. Biarkan Rukia berbicara sebentar dengan Ichigo-kun" kata Joushiro membuyarkan suasana nostalgia-ria itu.
"Ahh, baik lah Otou-san" kata Soifon berjalan mendahului ayahnya.
"Ayo Byakuya-kun kita sambut tamu yang lainnya" ucap Joushiro singkat. Byakuya hanya mengangguk pelan, kemudian melepaskan gandengan tangannya dari Rukia dan berjalan menyusul Joushiro dan Soifon.
"Kau cantik" gumam Ichigo pelan.
"Terima kasih" jawab Rukia malu-malu.
"Sayang sekali ya, kau tampil secantik ini, tapi bukan aku yang mendampingimu" katanya tersenyum kecut.
"Nanti juga kita akan kita akan seperti ini Ichigo. Tunggu sebentar ya, ini pasti akan berakhir" sangah Rukia menggeleng kepalanya pelan.
"Tapi aku bukan jadi orang pertama yang menyematkan cincin di jarimu Rukia"
"Walaupun kau bukan yang pertama, tapi bagiku kau lah orang pertama dan terakhir Ichigo. Dihatiku hanya ada kau seorang. Beribu-ribu orang memasang cincin dijariku, tapi kau lah yang pertama ku anggap sebagai kekasih sejatiku. Kekasih pertama yang menyematkan cincin dijariku, bukan itu Byakuya-Nii, bukan juga orang lain" lanjut Rukia lagi.
"Rukia.." lirih Ichigo pelan hendak mengusap pipi mungil Rukia, namun diurungkannya karna Tetua Kuchiki sudah menghampiri mereka berdua.
"Rukia, bisakah kau ikut bersama kami memperkenalkan diri pada mitra perusahaan Kuchiki Crop ?" tanya seorang pria paruh baya.
"Iya. Aku permisi sebentar Ichigo" kata Rukia pelan meninggalkan Ichigo seorang diri.
.
.
.
"Maaf aku membuatmu menunggu, sudah lama ya kau berada disini" kata seorang laki-laki berambut nyentrik pada seorang gadis di ruang kantornya.
Tak mendapat jawaban dari gadis itu, laki-laki itupun mengarahkan tangan kanannya ke arah wajah gadis itu, dan melambai pelan. "Rukia, hei sudah lama belum kau berada disini" katanya lagi menguncang tubuh gadis mungil itu.
"Ehh, ahh Ichigo. Kau s-sudah datang" tanya nya gugup.
"Kau sedang melamun ya. Apa yang sedang kau pikirkan hah ?" tanya Ichigo sambil duduk di kursi.
"Ahh, t-tidak siapa juga yang melamun" sanggahnya tegas.
"Heii, aku ini sudah mengenalmu hampir dua tahun Rukia. Mana mungkin aku tidak tahu kau itu sedang melamun atau tidak" katanya lagi.
"Mana mungkin aku bisa memberitahukan hal ini seperti ini pada mu Ichigo" lirih Rukia dalam hati.
"Rukia, Hoii Rukia" teriak Ichigo melengking.
"Apa sich !" teriak Rukia tak kalah sengit.
"Kau bawa tidak semua perlengkapan yang kuberitahukan padamu tadi" tanya Ichigo lagi.
"Ahh, iya aku bawa. Semuanya lengkap, stempel, fotocopy KTP, surat-surat penting lainnya semua sudah kubawa" katanya ceria menyodorkan sebuah amplop coklat pada Ichigo.
Ichigo mengambil amplop itu dan memeriksa isi didalamnya. "Tumben kau teliti kali ini" kata Ichigo tertawa kecil.
"Maksudmu ? Aku kan memang selalu teliti tahu !" ucap Rukia tak terima.
"Hehehe, tidak perlu semarah itu kan. Aku hanya bercanda" kata Ichigo meredam tawanya yang semakin menjadi.
"Ichigo bisakah kita bertemu nantinya jika kau ada waktu luang ? Aku ingin membicarakan sesuatu hal yang penting denganmu" kata Rukia pelan.
"Apa ? Katakan saja sekarang. Kenapa harus menunggu nanti"
"Nanti saja, aku tahu kau sangat sibuk. Kalau kau ada waktu luang, kita bisa membicarakannya nanti. Ini juga bukan hal yang terlalu penting kok" tolak Rukia menggeleng kepala nya pelan.
"Baiklah, sebaiknya aku pergi saja. Sepertinya kau sedang sibuk saat ini" kata Rukia lagi sambil beranjak dari tempat duduknya.
"Maaf ya tidak bisa mengantarmu pulang, ada urusan yang harus ku selesaikan" kata Ichigo mengatar Rukia keluar dari ruang kerjanya.
"Wahh, ada Rukia-chan ya" gumam seorang laki-laki berjalan mendekati Rukia dan Ichigo.
"Otou-san" panggil Rukia tersenyum lembut.
"Ah, Konichiwa Presdir" kata Ichigo membungkuk hormat.
"Hemm, kalian mau pergi keluar ya ?" tanya Joushiro.
"Tidak. Tadi aku hanya mengantarkan beberapa dokumen pada Ichigo untuk pembelian tanah di Osaka, Otou-san. Memangnya ada apa ?"
"Boleh Tou-san pinjam Ichigo sebentar, Tou-san ingin Ichigo-kun menggantikan Tou-san dalam rapat sore nanti dengan beberapa klien dari mitra kita. Tou-san tidak bisa datang karna ada beberapa hal yang tidak bisa tinggalkan begitu saja. Jadi Ichigo-kun bisakah kau mengantikan ku sore nanti ?" tanya Joushiro pada Ichigo.
"Tentu saja Presdir" jawabnya pasti.
"Baiklah kalau begitu aku pergi dulu, aku tidak ingin menganggu waktu kerjamu. Kerjalah yang benar jeruk, ingat ! Jangan terlalu memaksakan diri ya. Nanti kau bisa sakit" ucapnya pada Ichigo.
"Kau mau kemana setelah ini ?" tanya Ichigo.
"A-Aku m-mau pergi ke b-butik sebentar" jawab Rukia gagap.
Ichigo hanya ber'ooh' saja kemudian mengangguk pelan. "Nanti malam aku akan menemuimu, aku mau mengajakmu makan malam. Kau ada waktu kan ? Sambil membicarakan hal yang ingin kau katakan tadi" kata Ichigo tersenyum lembut.
"Iya. Aku pergi dulu, sampai jumpa nanti malam Ichigo, Otou-san" katanya berjalan menjauh dari Ichigo dan Joushiro.
.
.
.
"Bagaimana nona ? Apakah anda menyukai gaun pengantin anda ?" tanya seorang wanita pada seorang gadis bermata violet. Tak juga mendapat jawaban, pelayan toko itu kembali bertanya pada wanita itu.
"Nona, bagaimana apakah anda menyukai gaun ini ?"
"Akh, maaf. Iya saya sangat menyukai gaun ini, simple dan elegant. Bagaimana dengan gaun pengiring mempelai wanitanya ?" tanya gadis itu lagi.
"Sudah selesai Nona Ukitake. Ini" tunjuk wanita itu pada sebuah gaun merah muda dengan tali melilit di lehernya.
"Bagus. Mengesankan sekali" kata Rukia saat melihat gaun itu.
"Saya senang kalau nona menyukai nya" senyum puas mengembang diwajah wanita itu.
"Hehehe, oke untuk hari ini fitting bajunya cukup sampai disini. Untuk selanjutnya, nanti saya akan bawa teman-teman saya. Akan saya kabari pada anda kapan saya akan datang" kata Rukia berjalan menuju ruang ganti.
"Baik nona" kata wanita itu berjalan meninggalkan Rukia.
"Ichigo...Maaf" gumam pada diri sendiri saat melihat gaun pengantin yang dikenakannya dicermin.
Rukia flashback
"Bagaimana kalau pernikahan kalian dipercepat menjadi bulan depan ?" kata seorang lelaki paruh baya pada Rukia dan Byakuya yang sedang duduk bersebelahan.
"Apa !" teriak Rukia dan Byakuya bersamaan.
"Ahh, kalian keberatan ya. Baiklah akan ku percepat menjadi 2 minggu dari sekarang, bagaimana ?" usul pria itu lagi.
"Maaf Tetua, tidakkan ini terlalu cepat untuk segera melakukan pernikahan. Kami baru saja bertunangan. Tidak perlu terburu-buru seperti itu kan ?" tolak Byakuya.
"Justru hal ini sudah ditunda terlalu lama. Kita harus segera menemukan pengganti Kuchiki selanjutnya Byakuya" kata Tetua lantang.
"Tapi, Tetua.."
"Cukup Byakuya aku tidak ingin mendengar penolakan apapun darimu. Mengerti !" teriak Tetua setengah melengking.
"Tapi.." Byakuya hendak beranjak dari kursi yang didudukinya.
"Nii-san" panggil Rukia cepat dengan mengenggam erat lengan Byakuya.
"Saya setuju Tetua" kata Rukia tersenyum kepada Tetua Kuchiki dan memalingkan wajahnya pada Byakuya yang menatapnya binggung.
"Hahaha, sudahku duga. Nahh Byakuya, kau dengar sendiri kan yang Rukia katakan. Dia menyetujinya, seorang gadis seperti Rukia tidak mungkin akan betah berlama-lama hanya dengan status sebagai tunangan saja. Kau tidak perlu khawatir Rukia, persiapannya aku sendiri yang menanganinya, tak perlu kalian yang turun tangan mengurusi semuanya. Dalam 2 minggu kedepan kalian akan segera menikah, untuk tanggal, silahkan kalian tentukan. Kabari aku nanti jika sudah kalian putuskan" kata Tetua Kuchiki beranjak dari tempat duduknya dan keluar meninggalkan Rukia dan Byakuya.
"Rukia, kenapa kau harus menyetujinya ?" tanya Byakuya setelah dilandana keheningan selama beberapa menit.
"Aku menyetujinya bukan karna masalah dana itu Byakuya Nii-san" kata Rukia sendu.
"Lalu kenapa Rukia ?" tanya Byakuya menatap Rukia dalam.
"Aku hanya tidak ingin Byakuya Nii-san mendapat masalah dari para Tetua hanya karna ingin menolong kami. Nii-san sudah terlalu banyak menolong kami, tidak etis rasanya membiarkan orang sebaik Byakuya Nii-san menderita seorang diri, sementara kami malah bersenang-senang. Bukan kah itu sangat keterlaluan" jelas Rukia.
"Tapi bagaimana dengan Ichigo ? Dia pacarmu kan, pasti dia tidak akan setuju dengan hal ini. Melakukan pertunangan itu saja pasti membuatnya terluka. Apa lagi bila kita sampai menikah"
"Byakuya Nii tidak perlu khawatir. Ichigo pasti mau mengerti, akan ku jelaskan nanti padanya. Dia pasti mau menungguku sedikit lebih lama" ucap Rukia menyakinkan Byakuya.
"Tapi Rukia it-.."
"Ini sudah keputusanku Byakuya-Nii" tutup Rukia tegas.
Byakuya hanya terdiam, tak bisa lagi membantah. Byakuya tahu Rukia orang yang sangat keras kepala, akan sulit baginya menentang apa yang telah diyakini Rukia. Sekali Rukia bilang tidak ya tidak, begitu pun sebaliknya.
End Rukia Flashback
"Nona, mau saya bantu melepaskan gaunnya ?" tanya wanita itu pada Rukia yang diam mematung.
"Ahh, tidak usah biar saya sendiri" tolak Rukia halus.
"Baik nona" wanita itu segera meninggalkan Rukia yang masih berada diruang ganti. Tak selang beberapa menit, Rukia pun keluar dari ruang ganti dan bersiap-siap untuk pergi.
"Sampai jumpa nona, hati-hati dijalan" ucap wanita itu saat Rukia berjalan kearah mobilnya.
"Iya, terima kasih untuk gaunnya. Nanti aku akan kesini lagi" kata Rukia tersenyum dan masuk kedalam mobilnya.
Mobil yang dikendarai Rukia pun segera melaju meninggalkan butik yang baru dikunjunginya tadi. Mobil Sport putih itu melaju dengan kecepatan sedang melintasi jalanan menuju keramaian kota. Sesekali Rukia memutar musik di mobilnya beusaha menghilangkan kejenuhan melanda hatinya.
Sementara itu di jalanan dengan jarak kurang lebih 30 km dari tempat Rukia sendang berhenti didepan lampu merah, tampak seorang wanita muda dengan rambut acak-acakan terduduk termenung di pinggir jalan. Tatapan matanya kosong menatap aspal tempat berlalu lalang berbagai kendaraan yang melintas. Seketika air matanya jatuh tiada hentinya, ia pun segera berdiri dengan tiba-tiba. Dengan kasar, dihapusnya air matanya yang sudah membasahai pipinya yang mulus. Kemudian ia berlari dengan cepat kearah jalanan sambil mengengenggam erat sebuah bunga mawar yang telah kering.
Tinnn...Tinnn ! Bunyi klakson sebuah mobil truk yang akan melintas di jalan itu. Wanita itu bukannya segera berlari ke arah sisi jalan yang satu nya malah tetap diam tak bergerak di tengah jalan itu dengan mata yang telah terpejam erat.
"Rangku-san !" teriak seorang laki-laki melihat wanita itu ditengah jalan.
.
.
.
Lampu hijau telah menampakan warna nya, segera mobil-mobil yang sendari tadi telah menunggunya dengan sabar segera menjalankan lajunya. Tak terkecuali Rukia. Dengan kecepatan penuh Rukia segera melaju kan mobilnya itu menembus keramaian mobil lainnya. Tangan Rukia tampak bergetar hebat saat menghindari mobil yang ada dihadapannya dengan gesit. Keringat dinginnya mengucur hebat di pelipisnya. Dengan tangan gemetar, ia mencoba meraih handphone di sisi kirinya.
"Akhh, sial !" umpatnya marah saat handphone yang diraihnya jatuh ke bawah kakinya. Reflek Rukia pun segera melonggarkan sabuk pengamannya, dan merangkak kebawah kakinya mencoba menggapai handphonenya dengan tangan kanan yang tetap pada stir mobil yang dikemudikannya. Setelah berhasil mengambil handphone nya yang terjatuh, ia kembali memegang alih kendali mobil sepenuhnya. Saat matanya memandang lurus kearah depan, betapa kagetnya Rukia melihat sebuah sepeda motor dengan kecepatan tinggi melintas didepannya.
"Akhh !" teriak Rukia melengking saat melihat si pengendara motor terjatuh dari motor yang dinaikinya karna tidak berhasil menyeimbangakan motornya yang berhenti mendadak. Si pengedara motor terjatuh dengan keras di atas aspal, sedangkan motornya berputar-putar dengan brutal dan masuk ke bawah deretan mobil yang menabrak satu sama lain dihadapannya.
Tidak ingin mobil yang dikendarainya menghatam deretan mobil itu, dengan tergesa-gesa Rukia menginjak rem dengan sekuat tenaga. "Kenapa tidak mau berhenti !" teriaknya panik.
Dengan panik Rukia pun segera membanting stir kearah kiri saat jarak mobilnya dengan truk itu semakin dekat.
Bruk ! Mobil yang dikendarai Rukia menambrak sisi kiri mobil. Seketika Rukia terlempar keluar menabrak kaca mobilnya. "Kyaa !" teriaknya saat tubuhnya terhempas dengan kuat kearah aspal. Pandangan Rukia mengabur, telinganya terasa berdengung, kepalanya terasa berat, Rukia terasa tak sanggup lagi untuk bisa berdiri dari temapatnya terbaring.
"O-Oka san...Otou-san...Nee-san...I-Ichigo..." lirihnya dengan suara terputus-putus. Setelah beberapa kali mengerjapkan matanya, dan mengumpulkan sisa tenaganya yang masih tersisa, Rukia pun segara bangkit, mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya dengan pandanganya yang masih tampak mengabur. Heran sekali Rukia dengan orang-orang disekitarnya, ia dapat mendengar suara mereka yang sepertinya sedang panik meminta bantuan, tapi kenapa tidak ada seorang pun yang mau membantunya terkapar dijalanan seperti ini. Tak selang beberapa detik, pandangan Rukia yang semula mengabur, mulai menampakan sekumpulan orang-orang yang sedang menggedor-ngedor pintu mobil yang sangat familiar di matanya. Deg ! Jantung Rukia terasa terhenti saat melihat apa yang ada didepannya. Dengan suara parau, dan jalan tertatih-tatih, Rukia mendekat kearah sekeumpulan orang-orang itu.
"Cepat ! Hubungi 911. Ayo, nona ini tidak bergerak dari tadi !" teriak salah satu pria yang ada ditempat itu.
"Nona ! Nona ! Sadarlah nona cepat buka pintunya !" teriak orang yang lainnya.
"Bagiamana ini sepertinya dia tidak sadarkan diri! " seru seorang wanita paruh baya panik melihat wanita yang ada didalam mobil itu tak kunjung menggerakankan tubuhnya dengan kepala yang berdarah karna terbentur stir mobil.
"T-Tidak mungkin...Itu pasti tidak mungkin..." kata Rukia tak percaya. "Bagaimana mungkin ini bisa terjadi !" teriak Rukia melengking saat didekat mobil itu.
"I-Itu... Itu tidak mungkin AKU KAN !"
...
to-be-continue
NB : Maaf yang sebesar-besarnya nya kalau masih ada typo..Maklum manusia juga tidak luput dari kesalahan kan...Oke selamat Menikmati Readers...Mohon Reviewnya ya ^^
