Pemuda di awal 30 tahun itu terus memijat pelipisnya. Pusing. Tidak mengerti. Tidak habis pikir. Dan apapun itu namanya telah menyita perhatiaannya selama beberapa menit di awal pagi yang harusnya ia sambut dengan senyuman.
Ia menatap kembali kertas yang tadinya terbungkus rapi oleh amplop. Sebuah surat dari pihak sekolah adiknya yang dialamatkan khusus untuknya. Hal yang membuat dunianya serasa berputar, berbalik dan berantakan. Merasa menjadi seorang kakak yang gagal. Sebelum pikirannya dapat berkelana lebih jauh, sebuah bantingan pintu yang tertutup telah menghempaskan kembali dirinya dari semua perang dalam dirinya.
Adiknya pergi keluar dengan penuh amarah.
—dan pemuda bernama Jungsoo itu hanya bisa menghela nafas panjang.
Pandangannya beralih pada foto keluarga yang terpampang di ruang keluarga tempatnya terdiam. Dalam foto itu terdapat dirinya yang masih remaja dan adiknya yang masih balita. Tersenyum lebar dalam dekapan kedua orang tua mereka. Senyum getirnya seketika terkembang dalam wajah yang sudah mulai terkena guratan waktu itu.
"Appa, Umma, mianhe... aku tak bisa menjaga Hae dengan baik." Lirihnya dan bersamaan dengan itu, tetesan bening mulai mengalir membasahi pipi putihnya.
.
.
.
"Bagaimana Hyung?" Tanya seorang pria berkebangsaan cina pada Jungsoo yang sekarang tengah berada dihadapannya.
"Apakah tidak ada alternaif lain, Han?" Tanya Jungsoo pada Hangeng —pria berkebangsaan cina yang merupakan teman sekaligus rekan kerjanya.
Hangeng menggeleng pelan. "Dia tidak mungkin selamanya tinggal di kantor polisi, Hyung. Selain itu, kita masih hawatir jika harus menempatkannya di panti. Kau tahu kan, anak itu masih menjadi incaran 'mereka'."
Jungsoo terdiam untuk sesaat. "Aku hanya takut tidak bisa menjaganya. Kau tahu sendiri aku seorang dokter forensik bukan psikolog. Lagipula, aku tak yakin Hae akan suka dengan ini..."
Hangeng menghela nafas panjang ketika mendengar itu. Benar juga! Park Donghae. Adik semata wayang sunbaenya itu memang agak sedikit membuat Jungsoo uring-uringan akhir-akhir ini. Ah! Tentunya tidak hanya akhir-akhir ini tapi sudah semenjak lama. Tingkahnya yang sebenarnya polos dan sangat 'bocah' itu telah berubah ketika kejadian 'itu' menimpa keluarga mereka. Membuat Hyungnya harus sering-sering memijat pelipisnya karena tingkahnya. Bahkan guratan-guratan lelah semakin tampak dalam wajah malaikatnya.
"Hah... baiklah. Mungkin dia harus tinggal di panti." Ucap Hangeng menyerah.
"Sepertinya kau sangat sayang padanya? Kenapa dia tidak tinggal denganmu saja, Han?"
Hangeng menggelen pelan. "Akan lebih berbahaya jika dia tinggal denganku Hyung. Kau tahu aku jarang pulang. 'Mereka' akan lebih mudah menangkapnya kalau seperti itu. Lagipula, kurasa 'mereka' sudah menyadari kalau anak itu sudah berada di tangan kita." Hangeng berdiri dari duduknya. "Mungkin aku harus mencari panti yang jauh dari kota dan tetap menempatkan polisi di sana untuk berjaga. Selain akan sulit ditemukan, kukira kita juga akan lebih mudah membaca pergerakan 'mereka' jika seperti itu." Hangeng mengambil map coklat yang tadi ia letakkan di atas meja kerja Jungsoo. "Baiklah Hyung, aku pergi!" Hangeng membungkuk sekilas lalu berjalan ke arah pintu keluar.
"Han!" Panggil Jungsoo membuat langkah rekannya itu terhenti. Memandang sang sunbae dengan tatapan penuh tanya. Sebelum melanjutkan perkataannya, Jungsoo mengambil nafas dalam-dalam lalu mengangguk pelan. "Baiklah. Kurasa kau bisa meninggalkannya di tempatku."
Seketika wajah Hangeng langsung cerah. Senyuman senang terpahat dari wajahnya.
"Tapi ku harap tetap ada polisi yang berjaga di sekitar sana. Aku masih hawatir ini akan mempengaruhi Hae lagi..."
Hangeng mengangguk dengan antusias. "Itu bisa diatur Hyung."
.
.
.
Cho Kyuhyun. Satu-satunya yang selamat dari pembantaian yang dilakukan oleh 'mereka' sebulan lalu terhadap keluarga Cho. Seluruh anggota keluarganya tewas terbunuh dan ia di temukan di bawah tempat tidur tiga hari setelah kejadian itu dengan kondisi yang memprihatinkan, dehidrasi dan malnutrisi. Prof Cho —sapaan hangat untuk ayah Kyuhyun adalah seorang matematikawan hebat dan juga ilmuan. Banyak karyanya yang sudah diakui oleh Korea bahkan dirinya sudah dipercayai sebagai agen khusus di CIA Korea. Tapi sayangnya, hal itu berhasil di endus oleh 'mereka'. Dan hal inilah yang terjadi. Sungguh sebuah keajaiban bahwa Kyuhyun tidak ditemukan oleh 'mereka' padahal posisinya hanya bersembunyi di bawah tempat tidur di dalam sebuah kamar tamu —bukan kamarnya. Tempat yang luput dari incaran 'mereka' sepertinya. Bukan hal yang sulit ditebak bahwa incaran utama 'mereka' bukanlah profesor Cho, melainkan anaknya. Ya, itu adalah Cho Kyuhyun. Sang jenius matematika sekaligus pengidap autis.
.
Jungsoo menghela nafas panjang ketika mengingat hal-hal mengenai Cho Kyuhyun —adik barunya. Sepertinya, dirinya akan menambah beban baru dengan menghadirkan adik bagi Donghae. Meski mereka terpaut dua tahun, tapi ini akan sulit. Donghae yang memasuki usia 18 tahun dan Kyuhyun yang berusia 16 tahun harusnya bisa menjadi teman akrab. Ya, harusnya. Jika saja Kyuhyun bukan seorang autis dan Donghae-nya masih bocah polos yang kekanak-kanakan.
"Aish..." Tanpa sadar ia mengacak rambutnya frustasi. Kenapa tadi ia menyetujui permintaan Hangeng —salah satu agen penting di tempat kerjanya dengan begitu mudahnya.
"Tenang saja, Hyung. Kau akan menyukainya setelah melihatnya." Ucap Hangeng yang menyadari muka kusut sunbaenya.
Mereka mulai melewati lorong khusus dan akhirnya sampai disebuah tempat yang mereka tuju —ruangan Hangeng. Perlahan Hangeng membuka pintu ruang kerjanya dengan berseru riang seakan pulang ke rumah—bermaksud tidak mengejutkan kehadirannya yang tiba-tiba— meski sebenarnya sia-sia, karena kaget atau tidak, orang yang ada di dalam ruangannya akan tetap asik dengan dunianya.
"Aku datang, Kyu-ah..." Hangeng berseru dengan riang. Wajahnya begitu hangat dan ramah. Berbeda sekali dengan kesehariannya yang selalu menampilkan wajah penuh wibawa, serius dan tajam.
Melihat hal itu, Jungsoo mengernyit tak percaya. Bagaimana bisa hoobaenya berubah drastis seperti itu hanya karena seorang bocah autis? Sepertinya pengaruh orang yang bernama Kyuhyun ini sangat besar untuk seorang Tan Hangeng.
Jungsoo ikut masuk ke dalam ruang kerja Hangeng ketika sang pemilik ruangan sudah mendahuluinya. Ia menatap sekeliling ruang kerja tersebut dengan kernyitan. Ruang yang biasanya rapi itu kini berubah seperti kapal pecah meski hanya di bagian tertentu —hanya di tengah ruangan. Beberapa macam rubik berantakan di sana, beberapa puzzle juga. Tapi hebatnya, semuanya sudah tersusun rapi, hanya tinggal beberapa yang belum. Jungsoo mengalihkan perhatiannya padi seorang anak yang duduk ditengah rubik-rubik dan puzzle itu. Seorang anak yang ia duga bernama Kyuhyun.
"Kyu-ah, perkenalkan, Ini Park Jungsoo. Dia rekan kerja Hyung..." Ucap Hangeng yang entah sejak kapan telah duduk di hadapan bocah itu.
Namum percuma. Karena anak yang bernama Kyuhyun itu masih asik dengan rubik piramida di tangannya. Tak teralihkan sama sekali dengan ucapan Hangeng. Untuk sesaat, Jungsoo rasanya ingin tertawa ketika melihat Hangeng cemberut kesal ketika Kyuhyun sama sekali tidak memperdulikannya. Namun ia langsung terperangah ketika Hangeng langsung tersenyum hangat beberapa saat kemudian dan mengusap surai madu Kyuhyun dengan lembut. Ia menangkup wajah Kyuhyun dan menengarahkannya tepat ke hadapan wajah Hangeng.
"Kyu-ah, kau harus memberi salam padanya." Ucap Hangeng lembut.
Rasanya dunia disekitar Jungsoo benar-benar berputar melihat sikap Hangeng. Hoobaenya yang begitu tegas dan dingin dalam tugas kini begitu hangat dan lembut. Di tambah lagi, sepertinya Hangeng mulai bisa mengontrol Kyuhyun dengan baik bak psikolog.
Kyuhyun memutar kepalanya ke arah Jungsoo. Ia menunduk sekilas tanpa menatap Jungsoo yang ada dihadapannya lalu kembali dengan rubiknya.
"Lihat! Dia penurut kan Hyung?" Ucap Hangeng riang.
Jungsoo hanya mengangguk kaku.
"Kau tahu! Aku menghabiskan gajiku bulan ini untuk membelikannya rubik-rubik yang baru. Ia senang sekali bermain rubik seperti ini dan dengan cepat dapat menyusunnya kembali. Padahal aku kira aku sudah mengacaknya dengan hebat." Celoteh Hangeng dengan tatapan yang tak lepas dari Kyuhyun.
Jungsoo mulai tertarik dengan anak dihadapannya ini. Perlahan ia ikut duduk di hadapannya dan menatapnya dengan seksama. Melihat wajah pucatnya, mata beningnya yang bersinar tapi kosong dan pipi chubby-nya. Sungguh lucu. Ditambah dengan tangannya yang terampil memutar-mutar rubik tersebut dan mengambil bentuk lain yang belum terselesaikan.
Jungsoo mencari bentuk yang menurutnya cukup rumit yang telah disusun rapi oleh Kyuhyun. Mengacaknya lalu menunggu Kyuhyun menyelesaikan rubik yang sedang ia pegang. Bentuknya cukup sederhana, hingga tidak sampai satu menitpun pun, Kyuhyun mampu menyelesaikannya. Melihat kesempatan itu, Jungsoo langsung menyodorkan rubik yang ia acak tadi pada Kyuhyun. Membuat pemuda berusia 16 tahun itu terdiam sesaat. Ia menengadahkan kepalanya, tapi lagi, matanya tak menatap Jungsoo secara langsung dan mengarah ke tempat lain. Namun beberapa saat kemudian ia mengambil rubik itu dari tangan Jungsoo dan mulai menyusunnya. Hal itu sontak membuat Tan Hangeng berteriak.
"Wah! Hyung kau hebat! Kau tahu? Aku perlu waktu 3 hari agar ia menyadari kehadiranku. Dan kau? Kau melakukannya hanya dalam beberapa menit." Seru Hangeng tak percaya.
Jungsoo hanya tersenyum mendengar penuturan Hangeng. Entahlah, tapi ada sesuatu yang aneh yang menggetarkan hatinya. Senang rasanya ia mendengarnya. Kyuhyun bisa langsung menerimanya? Dan hal itu bisa membuatnya sebahagia ini. Sepertinya Hangeng benar, dia memang akan menyukai pemuda itu, dan nyatanya ia memang menyukai Kyuhyun. Dalam hati ia berharap, semoga Donghae pun dapat menyukai bocah dihadapannya ini.
.
.
.
==Hasu==
.
.
.
==by Terunobozu==
.
.
.
Special gift for our special childreen in the world. The precious thing in the world.
.
.
.
All cast is God's, Their Parents, Their Self
.
.
.
==Chapter 1 End==
Hallo ^^/
Saya buat fanfic lagi... padahal masih ada tunggakan fanfic u_u *ditendang*
Hehe, ini cerita tentang TeukHaeKyu Brothership. Kemarin sempet ada yang minta di FF Different, berhubung saya memang sudah menyiapkan tokoh tersendiri di setiap FF, jadi tokoh dalam FF itu gak bisa dirubah. Gomenasai *bow*
Sebagai gantinya, saya buat FF ini. Hehe... Sebenarnya memang udah ada rencana tentang FF ini sebelumnya ^^ *ditendang*
Terus Gimana dengan Run dan Different? Teman-teman yang baca, santai saja. Cerita itu akan tetap dilanjutkan meski anda harus sabar karena saya memang lambat dalam mengetik dan membuat cerita, hehehe...
Jadi total ada tiga cerita yang saya fokuskan disini, semoga saja tidak dapat ide lain di tengah-tengah supaya teman-teman tidak kesal... hehe...
Oke deh, makasih buat support-nya teman-teman... saya sangat berterima kasih sekali. *bow*
And It is for you all ^^.
Semoga teman-teman suka dan tidak bosan.
Sampai ketemu lagi ^^/
==Terunobozu==
