I got something to say
Let's meet up
Now we sit silent
Facing each other
Pintu cafe itu terbuka, sepasang mata mengalihkan pandangan keseseorang yang baru saja masuk. Orang yang ia tunggu sejak tadi. Melihatnya saja membuat jantungnya berdebar. Seorang namja itu masuk dan menghampirinya. Akan tetapi setelah namja itu duduk dihadapannya ia hanya bisa memandangnya tanpa berucap apa – apa.
"Sudah lama Seungcheol-ah?" tanya seorang namja berambut panjang sebahu ke orang yang duduk dihadapannya
"Belum"jawabnya singkat tanpa melihat orang yang ada didepannya
Hening, tidak ada yang berniat untuk mengucapkan suatu kata pun. Sampai seorang pelayan menghampiri mereka. "Apa anda ingin memesan sesuatu?" tanyanya ramah
"Bagaimana dengan dua espesso Seungcheol-ah?" jawab Jeonghan seraya menatap namja didepannya
"Tidak aku americano saja" jawab namja yang bernama Seungcheol
"Baiklah satu espesso dan satu americano" jawab Jeonghan seraya tersenyum, senyum yang selalu bersamanya selama 1 tahun ini.
Mereka sudah menjalin hubungan sejak 1 tahun yang lalu. Bukankah lama? Memang, banyak halangan yang sudah berhasil mereka lalui. Akan tetapi tetap saja, ada pertemuan maka ada perpisahan
I keep thinking in my head
Should i say this or not
Althoungh i don't want to
'kau harus memulainya Seungcheol, kau harus menghadapinya. Semakin cepat semakin baik'
"Jeonghan..."kata Seungcheol membuka percakapan. Yang hanya dibalas tatapan oleh namja cantik didepannya. Jeonghan yang melihat wajah Seungcheol yang tampak ia berbeda dari biasanya, hanya bisa menghilangkan pikiran – pikiran negatifnya
"Aku pikir kita lebih baik sampai disini saja" ucap Seungcheol tegas, ia tak mau melihat Jeonghan yang berada didepannya, ia takut pertahanannya runtuh seketika ketika ia melihatnya
Namja cantik yang mempunyai senyum bagaikan malaikat kini tak mampu menyembunyikan raut kekecewaannya, matanya berkaca – kaca butiran air kini sudah ada ditepi matanya hanya menunggu untuk terjatuh. Hanya hitungan detik butiran itu benar – benar sudah terjatuh.
"Kau.." Jeonghan tak bisa meneruskan kata – katanya hanya air mata yang semakin deras yang dapat mengungkapkan seluruh isi hatinya
"Maafkan aku" hanya sebuah kata yang bisa keluar dari mulut Seungcheol dan langsung meninggalkan Jeonghan yang ia buat menangis sendirian didalam kafe.
"kau akan bahagia bersamanya" ucap Seungcheol lirih seraya menoleh kebelakang
"Seungcheol-ah bukankah itu Jeonghan dan siapa itu? Bukankah itu Jisoo?" Ucap Mingyu, yang membuat Seungcheol mengikuti arah pandang Mingyu. Benar saja itu kekasihnya Jeonghan dan Hong Jisoo seorang teman di sekolahnya
Seungcheol yang melihat itu hanya bisa berfikir positif siapa tau mereka hanya sekedar berteman dan keluar bersama. Tapi pikiran postifnya hilang begitu saja ketika ia melihat Jisoo mencium pipi kekasihnya itu. Mingyu yang menyadari kejadian tak mengenakkan matanya itu langsung melihat reaksi Seungcheol yang ingin menghampiri mereka dan langsung dicegah olehnya. Ia tidak ingin memperburuk situasi, ia menyadari bahwa ini masih ditempat umum
I remember our good times
The days of laughter and fun
Memories ever so precious
Fill up inside me
Although i don't want to
Seungcheol tidak percaya apa yang telah ia lakukan terhadap kekasihnya, tidak sekarang sudah menjadi mantan kekasihnya. Matanya sudah merah akan tetapi ia tetap menahan agar butiran – butiran itu tidak mengalir membasahi pipinya
"Bukankah yang kau lakukan itu benar Choi Seungcheol, tidak ada yang salah dengan itu. Ia memang pantas mendapatkannya, kau bukan namja yang lemah" ucap Seungcheol meyakinkan dirinya sendiri seraya memukul dadanya sendiri
Brrukk
Tubuhnya menabrak seseorang yang sedang berjalan didiepannya. Ia ingin melihatnya namun ia tak mau orang lain tau jika ia telah menahan tangisan
"Seungcheol?"
Seungcheol mendongakan kepalanya melihat orang yang ada didepannya. 'Mingyu' batinnya. Seorang teman dari kecil yang selalu ada saat ia membutuhkannya. Seungcheol tak menolak saat ia diajak untuk masuk kemobil oleh Mingyu
"Minumlah" ucap Mingyu seraya memberi sebuah botol air mineral.
"Aku tau kau pasti melakukannya cepat atau lambat. Aku tak menyangka kau akan melakukan secepat ini Seungcheol-ah, ini baru sekitar 3 hari sejak kejadian itu"
Seungcheol hanya mendengarnya samar – samar, pikirannya melayang membayangkan kenangan bersama Jeonghan sewaktu mereka masih bersama
"Jeonghan kau mau menjadi kekasihku? Aku mencintaimu" ucap Seungcheol teman sekelasnya, ia melihat wajah Seungcheol yang gugup setelah mengucapkan itu. Seungcheol memang baik, sangat sayang jika ia tidak menerimanya. Walaupun ia sebenarnya tak mempunyai rasa apa - apa
"Yaa.. Aku juga mencintaimu. Aku sangat mencintaimu" ucap Jeonghan sembari tertawa, ia tidak ingin Seungcheol tau ia telah mengucpakan kebohongan yang menurut Seungcheol mungkin 'indah'
"Benarkah? Aku tak menyangkanya" setelah itu Seungcheol memeluk namja didiepannya dengan erat dan yang dipeluk membalasnya
"Sebuah kejutan kalau begitu Seungcheol-ah"
"Begitulah.. jangan pernah tinggalkan aku Jeonghan"
"Tidak akan Seungcheol, aku mencintaimu selamanya"
'maafkan aku Seungcheol-ah' ucap Jeonghan didalam hati
"Aku salah sejak awal. Setelah semuanya hanya kebodohanku membuat aku menjadi seorang yang bodoh" ucap Seungcheol bermonolog, tak menghiraukan wajah Mingyu yang menatapnya khawatir
"Apa tidak apa – apa jika aku mampir ke apartemen?"
"Tidak apa – apa bukannya kita hanya akan menonton film saja tidak lebihkan?" wajah Jeonghan yang semula tersenyum penuh kini berubah menjadi merah. Melihat wajah kekasihya yang berubah warna Seungcheol semakin menggodanya
"Apa yang kau pikirkan Jeonghan? Apa kau ingin melakukan lebih?" tanya Seungcheol mengoda kakasihnya yang mukanya sudah merah karena malu
"Yasudah tidak jadi, aku mau pulang saja"
"Jangan pulang Jeonghan.. atau aku akan"
"Akan apa?" tanya Jeonghan ketus. Merasa orang yang Jeonghan ajak bicara tidak menjawab ia menoleh dan sontak saja sewaktu Jeonghan menoleh bibirnya langsung menyentuh bibir orang yang disampingnya. Hanya menyentuh tidak lebih akan tetapi tetap saja membuatnya memerah
"First kiss Jeonghan?" yang diajak bicara hanya diam dan menganggukan kepala. Membuat orang yang bertanya tadi tertawa mendengarnya
"Jangan tertawa"
"Apa kau ingin melakukan lebih? Seperti..."
"YAK! CHOI SEUNGCHEOL BERHENTI"
"Aku harusnya menyadari kau tak mencintaiku sejak awal... Kenapa kau tak mengatakannya sejak awal saja Jeonghan... Kenapa harus bermain dibelakangku?" mendengar Seungcheol berbicara sendiri lagi, Mingyu hanya menepuk – nepuk pundah sahabatnya itu
"Seungcheol tunggu.. kau salah faham"
"Apa yang harus kau jelaskan?Aku punya mata yang bisa melihat kau dengan Jisoo"
"Bukan seperti itu Seungcheol aku bisa menjelasknnya.. Aku dan Jisoo hanya berteman tak lebih dari itu percayalah"
"Benarkah?"
"Benar Seungcheol. Aku akan meyakinkanmu" ucap Jeonghan seraya menangis didepan kekasihnya
"Bukankah itu hanya air mata palsumu. Apa kau akan menyangka bahwa senjatamu itu bisa membuatku percaya kepadamu Jeonghan?" ucap Seungcheol seraya memiringkan bibirnya,tersenyum tapi bukan senyum yang indah, akan tetapi hanya senyum kekecewaan
"Sekarang kau sudah bisa tersenyum, senyum tulusmu bukan senyum yang kau paksakan saat bersamaku" ucap Seungcheol menambahkan
I'd been holding on to you for so long
But now i must let go
There's nothing i can do for you
It's the only way to make you happy
So i let go
So you can smile someday
"Jisoo bagaimana kalau kita beli boneka itu?" ucap seorang namja yang sedang mengandeng tangan namja disebelahnya sambil menunjuk sebuah boneka beruang yang besar
"Tidak... itu terlalu mahal" jawab Jisoo sambil melihat orang yang berada disebelahnya, Jisoo terlalu gemas untuk melihat kekasihnya kini telah mempoutkan bibirnya
"Baiklah Jeonghan, Hong Jisoo yang baik akan membelikan spesial untuk kekasihnya yang saat ini sedang berulangtahun" ucap Jisoo seraya tertawa dan hanya dibalas oleh pukulan kasih sayang oleh Jeonghan kekasihnya
Tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang telah memperhatikan mereka sedari tadi. Seseorang itu tersenyum melihat namja yang diseberang sana tersenyum indah, walaupun si namja itu bukan tersenyum bersamanya atau tersenyum karenanya. Tapi melihatnya tersenyum sudah membuatnya bahagia, sederhana bukan?
"Setidaknya engkau telah bahagia Jeonghan... senyummu yang indah itu sudah menandakan bahwa kau sudah melupakan semua... Dan itu berarti engkau telah bahagia yang sesungguhnya.. tak sia – sia aku melepasmu, karena aku tau itu satu – satunya cara untuk membuatmu bahagia bukan dengan cara mempertahankanmu"
"Seungcheol-ah kau melihat apa? tidak kau mimisan lagi.. Sebaiknya kau cepat ke bandara, penerbangan ke Jepang akan berangkat 1 jam lagi. Aku yakin eomma mu sudah menyiapkan dokter yang profesional untuk menyembuhkanmu"
-TBC-
