Chapter 1 : The Accident
Main Cast :
Huang Zitao (Tao)
Wu Yi Fan (Kris)
Kim Minseok (Xiumin)
(The Accident)
Di jalanan yang sepi ini,
Ia berjalan tanpa arah...
Gadis itu terus menangis, air matanya kali ini sudah tak dapat dibendung lagi.
Pedih ...
itulah yang ia rasakan ...
Kejadian tadi terus terngiang di benaknya...
Bagaimana bisa seseorang yang dicintainya selama ini pergi meninggalkannya.
Jiwanya terlalu lemah untuk menghadapi semua itu,
Cukup, ia merasakan beban yang berat dalam hidupnya...
Menangis , berlari, dan meninggalkan tempat kotor itu sejauh mungkin...
Hawa dingin musim gugur ditambah dengan tiupan angin yang sangat kencang terasa menusuk tulang rusuknya. Gadis itu hanya bisa memegang erat jaket yang dipakainya. Tubuhnya terasa kaku dan kepalanya kini sudah tidak bisa menahan beban yang ada pada dirinya. Kepalanya terasa begitu berat, matanya pun kini sudah berkunang-kunang. Kakinya seperti terikat sesuatu, sehingga ia tak mampu menuju ke tempat tujuannya. Gadis malang itu kini sudah tak dapat menahan tubuhnya hingga ia pingsan di jalanan yang mulai gelap dan sepi.
Tak lama datanglah sesosok wanita paruh baya yang bernama Kim Minseok, sepertinya wanita itu baru saja pulang dari supermarket dengan belanjaan yang begitu banyak.
"Ya Tuhan, sebetulnya apa yang tadi aku belanjakan! Kenapa seberat ini?" desis Minseok sambil menenteng tas belanjaannya.
"Hah... siapa itu? Apakah dia orang gila? Kenapa tidur jalanan yang sedingin ini? Tapi tunggu dulu, kalaupun dia orang gila lantas kenapa pakaiannya terlihat bagus seperti itu?"
Minseok pun terus menerawang gadis itu, dalam hati ia hanya ingin memastikan apakah itu adalah orang gila atau bukan. Naas memang nasib gadis itu...
"Aku salah memprediksikan seseorang! Ya Tuhan gadis ini, dia pingsan ... apa yang harus aku lakukan? Tidak orang disini! Apa yang harus aku lakukan Tuhan? Tolong ... Tolong... Tolong... ada gadis yang pingsan! Bisakah kalian membantuku!" teriak Minseok yang sama sekali tidak mendapat pertolongan dari orang lain.
"Tolong ... tolong ...siapapun kalian tolong bantu aku!" teriaknya sekali lagi memastikan apakah ada orang yang mendengarnya.
Namun hasilnya NIHIL...
Dia sama sekali tak mendapatkan pertolongan dari siapapun.
Kring ... Kring ...Kring...
Ponselnya kali ini tengah berdering! Ia sangat panik kali ini. Ia berharap bahwa putra semata wayangnya akan menelponnya untuk membantu membawa gadis malang ini. Dan benar, kali ini putranya yang menelfonnya.
"Eomma... dimanakah eomma sekarang? Apa eomma perlu ...?" tanya pria itu dari telponnya.
"Eomma sekarang ada di jalanan menuju taman ria ! Sayang tolong bantu eomma... belanjaan eomma sangat berat! Ditambah lagi ada gadis yang sedang pingsan di jalan!" jelas Minseok dengan kebingungan.
"Ne,... ne... eomma! Aku akan datang kesana ... eomma jangan khawatir ne?" jawabnya memastikan ibunya bahwa ia akan segera datang menjemputnya.
Minseok yang sendirian di tempat itu, terus menanti kedatangan putranya. Ia berusaha memapah gadis itu, namun hasilnya tetap nihil. Gadis itu lebih tinggi darinya, tentu saja ia tak kuat menahan beban tubuh anak itu.
"Eomma ... kau tak apa-apa kan? Siapa gadis ini?" tanya putranya yang kini terengah-engah.
"Tidak ada waktu untuk menjelaskan siapa gadis ini! Cepat gendong dia, dan bawa dia ke dalam mobilmu! Cepat..." tukas Minseok dengan nada yang meninggi.
Pria jangkung kini terus melajukan mobilnya dengan kencang. Sesekali ia memastikan apakah gadis malang yang ada di sampingnya kini sudah siuman atau belum. Dalam hati ia terus bertanya, ada masalah apa dengan gadis ini?
"Kris ... bawa gadis itu masuk ke kamar eomma! Biarkan eomma yang menelfon Dokter Jung untuk memeriksa gadis ini!" perintah Minseok pada putranya itu.
"Ne eomma ..." jawab Kris menurut.
Beberapa menit kemudian
"Bagaimana keadaannya Dokter Jung? Apa gadis ini baik-bak saja?" tanya Minseok yang kini tengah panik luar biasa.
"Dimana kalian menemukan gadis ini?" jawab Dr. Jung sambil terus memeriksa gadis itu.
"Aku menemukannya pingsan di jalanan! Aku tak tahu penyebabnya kenapa..."
Belum sempat Minseok meneruskan kalimatnya, sudah mendesak Minseok. "Gadis ini mengalami depresi yang berat, sehingga tubuhnya tak mampu menahan. Selain itu, mungkin gadis ini tidak makan beberapa hari. Sehingga ia kekurangan energi. Untuk itu setelah aku pulang nanti berikan obat ini sesuai dengan anjuran yang aku tuliskan!" tukas panjang lebar
"Baiklah Dok... terimakasih sudah datang di tempat kami!" kata Minseok dengan ramah sambil mengantarkan Dr. Jung ke gerbang rumahnya.
"Ne, sampaikan salamku untuk gadis itu! Semoga cepat sembuh..."
"Oke... akan kusampaikan salammu itu!"
Tak lama kemudian ketika Minseok mengantarkan Dr. Jung pulang. Gadis malang yang bernama Huang Zitao itu siuman. Kepalanya sedikit pening, matanya sangat berat. Dalam hati ia bertanya-tanya dimanakah ia sekarang.
"Dimanakah aku ini? Andwae ... andwae ... dimanakah aku sekarang! Aku tak mau pulang, aku tak mau pulang! Aku ingin pergi dari sini ..." teriaknya mengagetkan Kris yang kini tengah terlelap tidur.
Kaget... Kris pun mendekati gadis malang itu. Takut karena, sebelumnya ia tak pernah melihat kejadian seperti ini.
"Hey... tenanglah! Kau ada di kediaman Kim Minseok! Dia adalah ibuku... kau tadi pingsan dijalanan...!" terang Kris dengan sabar mencoba menenagkan gadis itu.
"Anni ... antarkan aku pergi! Aku ingin pergi dari sini ...!" jawab gadis yang bernama Tao itu dengan keras.
"Tidak ... ini sudah malam! Aku tidak bisa mengantarmu pulang!"
"Kau ... kurang ajar! Cepat antarkan kau pulang! Atau aku akan melemparmu dengan ini..." teriak Tao dengan menenteng sebuah pisau yang ada di meja Minseok.
"Apa yang kau lakukan? Pisau itu sangat berbahaya... awas jika nanti pisau itu mengenai wajahmu!" teriak Kris berusaha mengambil pisau itu.
Ia terus mendekati gadis itu, perlahan-lahan tapi pasti. Takut gadis yang baru ditemukannya itu menyerangnya secara tiba-tiba. Dan finally ia bisa mengambil pisau yang akan dilemparkan oleh gadis itu.
"Hap ... kau nakal sekali ! Kau tak boleh memegang benda seperti ini! Bagaimana jika pisau ini mengenai wajahmu yang cantik ini? Pasti aku akan sedih jika melihatnya!" ucap Kris mengambil pisau itu dan menenangkan Tao sembari memeluk gadis yang baru ditemukannya itu.
Pelukan ...
Itulah yang hanya biasa ia lakukan untuk menenangkan seseorang! Entah itu ibunya, kakaknya, atau orang yang kelak dicintainya. Ia belajar semua ini dari ayahnya. Ayahnya selalu melakukan hal sedimikian rupa untuk menenangkan Kris putra semata wayangnya ketika ia dilanda masalah yang besar. Dengan cara seperti ini, orang yang dipeluk akan merasakan kehangatan dan meredam amarahnya. Itulah kata-kata mendiang ayahnya yang hingga saat ini masih terukir indah dibenak Kris. Benar memang apa yang dikatakan ayahnya.
"Tapi aku ingin pulang ... tolong kabulkan lah pintaku! Aku ingin ..."
"Ssstttt ... kau tak boleh pulang! Diluar sedang ada badai salju yang dahsyat! Aku takut ..." jawabnya terus menenangkan gadis itu. Ia yakin bahwa Tao sangatlah butuh bantuannya agar hatinya tetap tenang.
"Benarkah ...? " tanya Tao memeluk erat Kris.
"Iya aku benar, kok! Kau tidur saja dirumah ini... besok pagi aku akan membangunkanmu dan mengajakmu jalan-jalan! Bagimana?"
"Anni ... aku tak mau jalan-jalan, sekarang sedang musim salju! Aku takut kedinginan!"
"ne, ne arrasseo ... sekarang tidurlah! Kau pasti lelah .."
Dari luar Minseok melihat kelakuan putranya yang tampan itu. Sungguh diluar dugaan bahwa putranya adalah sesosok anak yang perhatian. Selama ini ia selalu beranggapan bahwa putranya adalah sesosok pria yang kaku dan pendiam.
Ternyata ...
Tuhan memang selalu memberikan keajaiban bagi siapapun, kadang sesuatu yang tak terduga bisa saja terjadi! Dan sesuatu yang direncanakan bisa pula terjadi dalam sekejap.
'Kris ... kau adalah pria yang hebat. Kau seperti ayahmu! Ibu bangga padamu nak!' batin Minseok dalam hati.
