Zfuchsia, presents :

Damn! Seriously?!

Park Chanyeol, Do Kyungsoo, Byun Baekhyun, Wu Yifan dan lainnya.

Chanyeol yang masih remaja dengan gejolak hormonnya. Dan janjinya dengan seseorang, cinta pertamanya.

oOo

"Kamu sedang apa?". "Aku sedang mencari semanggi berdaun empat". "Untuk apa mencarinya?". "Ibuku sakit. Hiks, aku ingin membuat permohonan pada semanggi berdaun empat". "Tapi suster Kim bilang semanggi itu berdaun tiga". "Tidak! Semanggi berdaun empat ada, hiks. Pasti ada."

Ditengah kebingungannya, anak laki-laki itu mengambil selotip di kantong belakangnya dan memetik daun semanggi kecil berdaun tiga dan merobek sehelai daunnya lalu menempelkan sehelai tadi pada semanggi lainnya dengan selotipnya. Sehingga kini semanggi itu berdaun empat, meski dengan sehelai daunnya yang ditempel selotip.

"Ini". "A-apa?". "Semanggi berdaun empat, sekarang buat permohonan untuk ibumu ya". "Hiks, t-terimakasih". "Namaku Chanyeol. Park Chanyeol.". "Hiks. Namaku—"

oOo

"Mimpi itu lagi.."

oOo

"Selamat pagi tuan muda.", beberapa anak buah ayahnya yang kekar dan bertato serta mengenakan pakaian khas jepang menyapanya dengan ramah. Kelewat ramah sebenarnya, karena kini para yakuza itu tersenyum amat lebar begitu melihat calon ahli waris klan mereka. Astaga, Chanyeol mengeluh dalam hati namun tetap membalas senyuman anak buahnya.

Chanyeol mengurut keningnya. Laki-laki kelewat tinggi itu menangisi kehidupan SMA-nya yang kacau akibat takdirnya sebagai seorang pewaris klan Park satu-satunya setelah adiknya yang sialan itu kabur meninggalkan Korea dan kembali ke kampung halaman ibunya di Jepang. Kalau tahu adik sialannya itu kabur, Chanyeol juga pasti ikut. Namun setelahnya Chanyeol menyadari, disinilah tanggung jawabnya sebagai anak tertua. Mau tak mau harus ada yang meneruskan keluarga ini. Chanyeol menghela napas.

Dengan rasa tidak rela Chanyeol keluar dari mobilnya dan berjalan secepat mungkin meninggalkan pengawal-pengawalnya. Beralasan bahwa ia akan ada kelas pagi meski pada kenyataannya kelasnya hari ini tidak akan dimulai sebelum jam 9 berhubung ada rapat guru pagi itu.

"Selamat jalan tuan muda."

Gila, dia laki-laki dan masih dikawal saat akan ke sekolah. Mungkin dia satu-satunya di dunia ini. Mau ditaruh dimana lagi mukanya hari ini? Salahkan para mafia yang akhir-akhir ini sering menyerang wilayah kekuasaan klan Park sehingga pengikutnya yang memang terlalu protektif memaksanya melakukan ini hingga seminggu ke depan.

oOo

"Sial. Sial siaaaal! Huh! Kenapa juga mommy tidak membangunkankuuuu!".

Perempuan bertubuh mungil dengan sepotong bacon di tangannya itu kini sibuk mengunyah dan menyumpah sembari berlari kencang ke salah satu sisi pagar sekolahnya yang lebih pendek dari pagar di sisi lain. Setelah mengambil tumpuan, gadis itu pun meloncati pagar sebelum akhirnya ia menyadari bahwa ada orang lain di seberang tembok itu. Saking paniknya, gadis itu tanpa sadar mengarahkan sepatu pantofelnya pada laki-laki tinggi yang juga siswa di MID highschool itu dan..

KRAKK! –hidung seseorang sepertinya patah.

Disusul dengan bunyi benturan di tanah yang cukup keras.

"Tuhaaaaaannn!", Chanyeol berteriak. Dia tak pernah sesial ini sebelumnya di pagi hari. Laki-laki tinggi itu membuka matanya dan menemukan gadis pendek berdada lumayan besar dan memakai celana dalam bermotif polkadot kuning yang kini duduk di perutnya. Oh Tuhan, kepalanya berkunang-kunang dan hidungnya basah dengan sesuatu yang mengalir, darah. Tentu, semua akan mimisan setelah hidungnya ditendang dengan sepatu pantofel. Damn, disaat seperti ini masih sempat-sempatnya ia memperhatikan motif celana dalam seorang gadis. Hormon remajanya benar-benar gila!

"M-maafkan akuuu!", jerit gadis pendek tadi sambil bangun dengan gugup.

"Yah! Kau pikir ini gym?! Apa-apaan kau melompat begitu?! Lihat apa yang kau lakukan pada hidungku!", Chanyeol bangkit dan memaki gadis itu. Pandangannya berkunang-kunang sebentar sebelum akhirnya normal kembali.

"Cuma berdarah sedikit". "Apanya yangs sedikit! Hidungku berdarah dasar anak monyet! Kamu menendang wajahku!". "Apa kamu bilang?! Kamu saja yang terlalu lemah dasar anak kelebihan kalsium. Lagipula kan aku sudah minta maaf! Sudah ya, aku telat dadaaah!"

Dan dengan itu gadis itu menghilang. Chanyeol melongo sambil menyumpal darah di hidungnya. Dalam kepalanya, ia clueless. Kemana anak monyet itu? Apa dia juga anak sekolah MID? Persetan dengan itu, hidungnya yang mimisan lebih penting.

Dan Chanyeol menghuni ruang UKS pagi itu. Ia sudah menduganya, pagi yang buruk akan berlanjut buruk

oOo

Chanyeol menghela napas sambil sesekali menarik gulungan tissue di hidungnya yang masih terdapat bercak merah. Kepalanya sedikit pusing, agak menyesal juga pria tinggi itu setelah menolak bujukan suster di UKS untuk tinggal lebih lama di ruang UKS dan beristirahat lebih lama. Dia sih tidak masalah kalau harus berlama-lama berbaring, toh pelajaran pertama hari itu adalah bahasa inggris. Ia kurang menyukai gurunya yang sok ganteng dan cerewet itu. Meski pada akhirnya ia menyerah dan memperhatikan gurunya karena 4 bulan lagi ujian nasional.

Tetapi berlama-lama di UKS juga bukan ide baik. Hidungnya memang masih bermasalah, tetapi suster di UKS sekolahnya lebih bermasalah. Pakaiannya hari ini benar-benar membuatnya kepanasan setengah mati. Bagaimana bisa suster di sekolahnya itu memakai baju suster dengan belahan dada super rendah, -ukuran dadanya mungkin 38C- belum lagi dengan panjang roknya yang bahkan tidak melewati setengah pahanya –dan menunjukkan celana dalam hitam transparan- serta suaranya yang –super seksi- terkesan mendesah-desah begitu. Oh hormon sialan! Berhenti menambahkan kalimatku. Chanyeol menggerutu dalam hati dan berharap ia tidak terangsang dengan selangkangan tegak mengacung. Ayo bayangkan kepala sekolahnya dengan bikini! Jerit siswa ABG itu dalam hati berkali-kali sambil membenturkan kepalanya ke mejanya.

"..Yeol?"

Suara lembut menyadarkannya dari lamunannya. Chanyeol mengangkat wajahnya dan menemukan Kyungsoo, teman sekelasnya. Ralat, teman sekelasnya yang paling cantik –dengan dada ukuran 34B- dan kini memandanginya khawatir. Chanyeol sudah menyukai Kyungsoo sejak mereka masuk SMP hingga SMA sekarang ini.

"Y-ya?". "Kau tidak apa? Wajahmu lecet. Dan kenapa hidungmu disumpal tissue?". "O-oh tidak, aku tadi ditendang anak perempuan". "Heee?!".

Chanyeol menahan nafasnya saat melihat raut terkejut Kyungsoo. Matanya yang besar membulat dan alisnya tertaut. Tuhan, terima kasih karena telah mengirimkan malaikatmu ini untukku. Untung saja hidungnya masih tersumpal tissue. Akan memalukan kalau ia mimisan hanya karena melihat ekspresi terkejut Kyungsoo.

"Aku serius. Anak perempuan itu seperti monyet, dia melompati tembok di sisi barat dan menendang wajahku seperti gorila kesurupan."

Kyungsoo berkedip beberapa saat. "Kalian berkelahi?"

Chanyeol baru akan menyuarakan jawabannya sebelum ucapannya dipotong oleh guru bahasa inggris yang juga wali kelas mereka memasuki kelas sambil mengetukkan penggaris kayunya ke dinding berkali-kali. "Okay class, please sit down and silent. We have a new family here".

Dalam sekejap suasana riuh kelas tersebut berganti sunyi. Namun beberapa siswi masih berbisik-bisik sambil tertawa malu. Chanyeol memutar bola matanya malas.

"So, please introduce yourself sweetheart. Calm down, we won't bite you.". Suasana kelas pun kembali riuh dengan respon gadis-gadis akibat celetuk garing dari guru mereka. Guru bahasa inggris itu, Kris, juga mau tak mau tertawa dengan ucapannya sendiri.

Ini yang Chanyeol kurang suka dari guru bahasa inggrisnya. Cerewet dan sok ganteng. Dia pun memalingkan wajahnya ke arah Kyungsoo. Keduanya tanpa sengaja bertatapan dan ia melayangkan senyuman terbaiknya yang meski kadang dihina oleh temannya karna lebih pantas disebut cengiran daripada senyuman.

Kyungsoo tersenyum kecil lalu buru-buru mengalihkan tatapannya kembali pada wali kelas mereka. Sejenak Chanyeol merasa melihat semburat tipis kemerahan di pipi Kyungsoo, gadis imut idamannya. Apa Kyungsoo malu karna ia tersenyum padanya? Bunuh Chanyeol sekarang juga bunuh dia. Ia tidak butuh tissue lagi untuk menyumpal hidungnya. Biar darah mengucur dari hidungnya sampai mati ia rela Tuhan! Asalkan ia bisa terus melihat Kyungsoo tersenyum malu-malu hanya padanya, dengan rambut dan pakaian yang berantakan, di ranjangnya. Damn!

"Chanyeol Park!", Suara berat Kris memecah fantasi kotor Chanyeol. Dan ia sedikit bingung antara harus bersyukur dan menyumpah karenanya.

"Iya pak?"

"Please focus. If you're not interested about the idea being here with us, you could leave anytime". Chanyeol diam, tak menanggapi sindiran tersebut meskipun kepalanya sedikit panas karena malu.

Wali kelas mereka pun melanjutkan. "And Miss Kyungsoo? Do you mind to give our new family a little tour in our school?"

Chanyeol kembali menegakkan tubuhnya mendenar nama Kyungsoo disebut. Kemudian tatapan Chanyeol beralih ke siswi baru di kelasnya itu, gadis mungil berwajah imut dengan rambut dikuncir tinggi, dada besar yang mungkin hanya 32 dengan cup hampir B mengingat tubuh gadis itu yang lebih kurus dari Kyungsoo. Tunggu, Chanyeol melebarkan matanya dan sontak berteriak memaki siswi baru tersebut.

"Anak monyet! Apa yang kamu lakukan disini hah?!". Dengan sekejap laki-laki tersebut menarik tissue dari hidungnya dan membuangnya.

Chanyeol menyumpah dalam hati dan meralat kalimatnya lagi. Siswi baru ini tidak ada imut-imutnya! Yang ada ia ingin menenggelamkan kepala anak perempuan itu kedalam kloset sekarang juga, pelaku penganiayaan dirinya yang menyebabkan hingga tadi hidungnya tersumpal tissue.

"What? Heh! Kamu lagi ternyata si lembek!", siswi baru itu membalas makian Chanyeol tak kalah keras.

"Apa kau bilang?!". "Lembek! Kamu itu lembek, baru kusenggol sedikit sudah terkapar". "Kamu menginjakku dan kamu bilang menyenggol? What the f-"

Kris mendelik tajam dan menyela, "Stop!".

"Mr Chanyeol, jika kamu punya waktu luang untuk menyumpah. Kuharap kamu tidak keberatan untuk menggantikan miss Kyungsoo menemani Miss Baekhyun mengelilingi sekolah setelah ini.".

Chanyeol mendelik horor sekaligus jijik. Dengan tatapan seolah-olah baru saja menyaksikan squidward striptease di depannya. Chanyeol please, squidward tak pernah bercelana. Secara teknis gurita satu itu selalu telanjang.

"Okay that's all. Have a good time class. See you in 3 hours". Dengan itu wali kelas mereka meninggalkan kelas. Mau tak mau menyisakan dua muridnya yang masih bertatapan tajam, dengan bonus tatapan penasaran dari seluruh penghuni kelas C.

oOo

Anyeong. Author lama akun baru. Cerita ini kubuat setelah menonton 3 episode dari Nisekoi. Aku ingin membuat cerita versiku sendiri dengan plot tersebut. Dengan gaya tulisan yang well, inilah aku. Kumohon ambil yang baik dan abaikan yang buruk dari ff ini. Dan apakah ini harusnya kupindahkan ke rate M? Karena kupikir ff ini masih safe untuk remaja. Bukan anak kecil yang sok remaja loh ya.

Aku membuat draft ff ini untuk kesenanganku sih. Ff ini kulanjutkan apabila mendapat respon dari minimal 20 reader. Atau 25? Lmao. A lil review wont hurt, right? Anyway aku belum memutuskan pair manakah yang akan jadi OTP disini. ChanSoo? ChanBaek? What do you think about it?