"Jadi intern yang akan masuk nanti bernama Kim Jongin?" tanya Kyungsoo meyakinkan Chanyeol yang sedang membaca beberapa lembar curriculum vitae milik calon pegawai magang di kantornya.
"Kenapa? Ada masalah dengannya?"
"Kau masih ingat pria mabuk yang aku ceritakan tiga minggu lalu?"
"Yang bertemu di club itu?" tanya Chanyeol dengan wajah yang super jahil.
"Iya, kau masih ingat rupanya. Coba aku lihat fotonya sekali lagi," ucapnya sambil meraih kertas yang dipegang oleh Chanyeol, "Benar dia! Yeol-ah, apa yang harus kulakukan?"
"Hei, dia kan mabuk. Belum tentu dia ingat wajahmu kau tahu." Jawabnya.
"Tapi… hari itu…"
"Jangan bilang kau malah melakukan sesuatu yang tidak-tidak!"
"Hmm… bukankah hal seperti itu lumrah dilakukan untuk orang seusia kita?"
"Kau… tidur dengannya?" tanya Chanyeol dengan mata yang terbelalak.
Kyungsoo hanya mengangguk pelan mendengar pertanyaan dari Chanyeol. Dia tidak berani mendongakkan wajahnya karena merasa malu. Melihat sahabatnya mengangguk, Chanyeol hanya bisa menatap sahabatnya itu tak percaya. Bagaimana tidak, sahabatnya yang terkenal polos dan innocent itu bisa tidur dengan seseorang yang sama sekali tidak dikenalnya.
"Oh my God, bahkan dia 5 tahun lebih muda darimu!"
"Aku juga mabuk hari itu… Kau tahu sendiri aku banyak tekanan dari kantor…" elak Kyungsoo lemah.
"Kalau kau benar-benar mabuk malam itu, kau pasti tidak mengenali wajahnya, Soo-ya."
"Tapi pagi itu, ketika aku bangun, aku sempat melihat wajahnya. Dan aku mendapati wajah itu lagi ketika mengamati foto tersebut. Dia benar-benar pria malam itu, Yeol-ah."
"Kau meninggalkan dia begitu saja?" tanya Chanyeol yang dibarengi dengan anggukan lemah Kyungsoo.
"Tunggu, aku baru ingat sesuatu. Berarti hari itu… ketika melakukan itu… kau… tidak menggunakan itu?" ucap Chanyeol yang dipenuhi kata 'itu'.
"Menggunakan apa?"
"Hmm… pengaman." bisik Chanyeol.
Wajah Kyungsoo tiba-tiba menegang seperti melihat sesuatu yang menyeramkan. "Yeol-ah…" jawabnya lirih.
"Matilah kau, Kyungsoo-ya." Ucap Chanyeol seraya menenggak iced Americano -nya.
Hari itu hari pertama untuk Kim Jongin, pria berusia 23 tahun tersebut bekerja. Dia bekerja sebagai seorang pegawai magang pada sebuah tim kreatif di salah satu manajemen artis ternama. Awalnya, dia di-casting untuk menjadi seorang model. Tapi dia menolaknya dengan alasan usia yang terlalu tua untuk menjadi trainee dan tidak memiliki bakat di bidang itu.
Semua mata tertuju pada Jongin yang baru saja memasuki gedung kantornya. Bahkan pegawai perempuan yang berjaga di lobi malah berbisik-bisik dengan mata yang ikut kemanapun Jongin melangkah. Maklum saja, badan dan wajah Jongin mirip sekali dengan salah satu personil boygroup ternama di Korea. Apalagi jika dilihat caranya berpakaian, kemeja putih, tas selempang, dan kacamata hitam yang ia kenakan semakin memukau di mata para wanita.
"Permisi, untuk departemen kreatif ada di lantai berapa ya?" tanya Jongin kepada salah seorang receptionist seraya melepas kacamata dan menyibakkan poninya.
Dengan ekspresi starstrucknya receptionist itu menjawab, "Departemen kreatif ada di lantai 4."
"Ah, terima kasih," Dengan mengedipkan sebelah matanya, "cantik."
Jongin bergegas meninggalkan meja receptionist dengan gaya angkuhnya. Aih, pantas saja semua wanita terbius. Bagaimana tidak, Jongin bertingkah layaknya seorang selebritis dan menebar pesonanya kesana kemari. Kemudian ia memasuki lift yang akan membawanya ke lantai 4 tempat dia akan bekerja.
Ketika sampai di lantai 2, pintu lift itu terbuka dan menampakkan dua orang pegawai yang akan masuk ke dalam lift. Salah satu pegawai itu – lebih tepatnya seorang pegawai wanita – tiba-tiba membelalakkan matanya seakan melihat hantu. Sedetik kemudian wanita tersebut menarik teman lelakinya pergi dan membatalkan diri mereka untuk masuk ke dalam lift. Sempat si pria menganggukkan kepala kepada Jongin sebagai tanda minta maaf.
Di dalam lift, Jongin bergumam, "Aneh, apa aku begitu tampannya sampai dia terkaget seperti itu?" sambil keluar dari lift dia menyadari sesuatu, "tunggu! Sepertinya aku pernah bertemu dengan wanita itu. Tapi… dimana ya?"
"AAACK! Kyungsoo-ya! Sakit!" teriak Chanyeol sambil berusaha melepas genggaman Kyungsoo yang kuat.
"Ah, mian, Yeol-ah. Aku benar-benar malu untuk menunjukkan mukaku ke hadapannya." tanya Kyungsoo sambil menaiki tangga darurat.
"Coba saja kita tidak bertemu anak kecil tadi, pasti kita sudah sampai di lantai 4." Keluh Chanyeol.
"I'm really sorry, Yeol. Aku tidak siap untuk bertemu dengannya. Kalau dia sudah berada di kantor ini, berarti dia sudah mulai bekerja? Ah, aku harus bagaimana?"
"Harus bagaimana lagi, mau tak mau kau harus menemuinya setiap hari. Apalagi, dia mendaftarkan dirinya di tim kreatif dan tim manajemen. Tergantung bagian HRD saja menempatkan dia di tim mana."
"WHAT? Tim kreatif? No! Semoga dia masuk ke tim manajemen saja! Biar dia bertemu dengan Baekhyun tiap hari. Biar di caci maki terus-terusan."
"Secara tidak langsung kau berkata kalau Baekhyun itu galak, huh?"
"Semua orang disini tahu bagaimana sikap kekasihmu itu, Yeol. Anak-anak divisi manajemen sering mengeluh dengan bentakan yang mereka terima setiap hari." Ujar Kyungsoo yang diakhiri dengan tertawa.
Sesampainya di lantai 4 tempat tim kreatif berada, Chanyeol segera masuk ke dalam ruangannya, dan Kyungsoo menuju cubicle miliknya. Tidak lama setelah itu, pintu ruangan Chanyeol diketuk seseorang yang ternyata sekretarisnya, Luna.
"Masuk." Kata Chanyeol yang sedang membaca kertas-kertas proyeknya.
"Selamat pagi ketua tim, ini pegawai magang yang akan bekerja di divisi kita."
"Selamat pagi, ketua Tim. Nama saya Kim Jongin." Ucap Jongin sambil membungkukkan badannya.
"Selamat pagi, Jongin-ssi." Jawab Chanyeol yang masih membaca kertasnya. Tiba-tiba dia mendongakkan kepalanya seraya berseru, "KIM JONGIN?"
Setelah menyadari apa yang dia lakukan, Chanyeol berkata, "Ah, sorry. Mungkin reaksiku berlebihan. Santai saja Jongin-ssi."
'Well, you will get your jackpot, Do Kyungsoo. Anak laki-laki ini masuk divisi kita.' Batin Chanyeol.
"Ah, Luna-ya, antarkan dia berkeliling kantor divisi kita. Ajak dia berkenalan dengan semua pegawai disini."
"Siap, komandan!" seru Luna sambil beranjak meninggalkan ruangan Chanyeol.
Ketua tim kreatif ini memang bekerja dengan santai. Bahkan tak jarang dari mereka menggunakan panggilan informal. Tentu ini berkebalikan dengan kekasihnya, Byun Baekhyun, yang merupakan ketua tim divisi manajemen yang super strict.
"Soo-ya, masuk ke ruanganku sekarang." Ujar Chanyeol yang menghubungi Kyungsoo lewat telepon.
Tak lama setelah itu, masuklah wanita dengan rambut yang diikat ponytail yaitu, Kyungsoo, "Apa, Yeol? Aku sedang streaming video 'Song Triplets' kau tahu." Ucapnya seraya duduk di kursi yang menghadap ke sahabatnya itu.
"Soo-ya, kau tidak bertemu dengannya diluar?"
"Eh? Bertemu siapa?" tanyanya tidak mengerti. Beberapa detik kemudian, dia tersadar, "Yeol-ah! Jangan bilang dia juga bekerja di tim kreatif? Kau tidak bercanda kan? Park Chanyeol, apa yang harus aku lakukan?"
"Tenang, Kyungsoo-ya. Aku yakin dia tidak mengenalimu."
"Tapi kau tahu aku, Yeol-ah. Bertemu dengan pria yang aku sukai saja aku bisa sulit untuk berbicara, apalagi bertemu dengan orang yang sudah pernah… Argh!" ucapnya sambil menutupi wajah dengan kedua tangannya.
"Kau benar-benar berlebihan, Soo-ya. Menurutku dia tidak mengenalimu. Aku yakin. Kalian mabuk malam itu, bukan hal yang tidak mungkin melakukan hal seperti itu. Ya… bisa dibilang one night stand?"
"Yeol-ah! Kau ini!" hardik Kyungsoo sambil menghentak-hentakkan kakinya di lantai.
Disaat mereka sedang seru-serunya berdebat, pintu ruangan Chanyeol kembali diketuk untuk yang kesekian kalinya, "masuk." Kata Chanyeol menjawab ketukan pintu tersebut.
Kedua orang tersebut menoleh ke arah pintu yang terbuka. Ketika subyek yang mereka nantikan sudah masuk ke dalam ruangan, Kyungsoo hanya bisa menelan ludahnya sendiri.
"Oh, maaf saya menganggu. Saya hanya disuruh mengantar dokumen ini kepada Ketua Tim." Orang tersebut tak lain dan tak bukan adalah, Kim Jongin.
"Taruh saja, Jongin-ah. Kau santai saja padaku, panggil saja aku Chanyeol hyung. See?" ujar Chanyeol.
"Baiklah, Chanyeol… hyung?" ucapnya sambil menggaruk kepalanya canggung.
"Oh iya Jongin-ah, kau tentu belum bertemu dengan wanita cantik ini, bukan?"
Mendengar pernyataan Chanyeol, Kyungsoo langsung menoleh ke arah sahabatnya itu sambil mendelikkan matanya.
"Ah, Kim Jongin imnida." Kata Jongin sambil membungkukkan badannya pada Kyungsoo.
"A-aa, Do Kyu… kyungsoo. Iya, Do Kyungsoo." Jawab Kyungsoo terbata-bata, "Yeol-ah, aku… kembali ke meja kerjaku dulu." Ujar Kyungsoo yang kemudian langsung melarikan diri.
"Senang bertemu denganmu, Sun,-" belum selesai kalimat yang diucapkan Jongin, Kyungsoo sudah keluar dari ruangan Chanyeol.
Melihat sikap aneh yang ditunjukkan wanita tersebut, Jongin hanya bisa menatap Chanyeol dengan tatapan penuh tanya yang disusul dengan terangkatnya kedua bahu ketua tim itu.
Disisi lain, Kyungsoo yang melarikan diri langsung menuju ke cubicle miliknya. Dia benar-benar ingin menenggelamkan dirinya sendiri sekarang. Bagaimana tidak, seseorang yang notabene pasangan one night stand-nya tiba-tiba harus menjadi rekan kerjanya. Walaupun malam itu mereka sama-sama mabuk, tetap saja itu menjadi masalah bagi Kyungsoo. Apalagi dia benar-benar ingat bagaimana keadaan pagi itu ketika dia terbangun.
'Baekhyunnie, aku butuh bantuanmu! Kumohon!' batin Kyungsoo sembari meraih ponselnya dan kemudian menghubungi flatmate-nya, Byun Baekhyun.
''Ya, unnie! Untuk apa kau menghubungi aku di jam kerja begini?!"
"Baek, haruskah kau tidak berteriak seperti itu? Baru saja kau mengangkat telepon dariku, kau langsung meledak layaknya bom atom!" ujar Kyungsoo bersungut-sungut.
"Baiklah, what do you want, sweetie?" balas Baekhyun dengan nada manis yang dibuat-buat.
"Hmm, kau sudah mendengar dari Chanyeol belum?"
"Mendengar apa? To the point saja, unnie-ya. Aku ingin cepat-cepat menghajar anak buahku yang kerjanya tidak becus ini!"
"Oh My God, sabarlah sedikit, Baekki sayang. Hmm, kau masih ingat dengan pria yang mabuk itu?"
"Yang tidur denganmu? Ingat! Kenapa? Kau bertemu dengannya?"
"Dia masuk ke departemen kreatif, Baek! Dia intern baru yang dimaksud Chanyeol tempo hari."
"WHAT? Benarkah? Matilah kau, unnie. Kau berbicara dengan Donghae oppa - orang yang Kyungsoo suka - saja tidak bisa, apalagi dengannya?"
"Itu masalahnya, Baek. Aku butuh saranmu sekarang."
"Okay, temui aku di COEX Café jam makan siang nanti. Ajak Giant bodoh itu. Dia tidak akan makan siang kalau hanya diingatkan lewat telepon."
"Terimakasih, Baek. Saranghae!"
"I hate you, Do Kyungsoo."
Kyungsoo kemudian meletakkan ponselnya di samping layar komputer yang menampilkan Song Daehan sedang memeriksakan mata. Sambil melihat video tersebut, Kyungsoo bergumam, "Kenapa si kembar tiga ini begitu lucu?"
"Siapa yang lucu, sunbae?" terdengar suara dari belakang Kyungsoo.
"AH!" seru Kyungsoo terkaget. Menolehlah wanita itu menuju sumber suara dan mendapati Jongin sedang mengamati layar komputernya.
"Maafkan aku membuatmu terkejut, sunbae. Kau suka Song Triplets?" tanya Jongin penuh basa-basi.
Mendengar pertanyaan Jongin, Kyungsoo hanya mengangguk dengan kikuknya. Dia merasa bingung harus bersikap seperti apa.
"Heol, kenapa semua wanita menyukai anak kecil itu ya? Apa mereka benar-benar lucu?" ujar Jongin sambil meneliti layar komputer dan menyejajarkan kepalanya dengan kepala Kyungsoo.
Kyungsoo hanya bisa membeku dengan sikap Jongin yang begitu tiba-tiba. Dilihatnya pria itu mengamati video Song Triplets – yang sekarang berlarian karena bertemu dengan dinosaurus besar – dengan seriusnya.
Melihat video tersebut, Jongin tiba-tiba tertawa, "How adorable they are! Aku berharap bisa punya anak seperti mereka," dia kemudian menelaah wajah imut Kyungsoo, "oh, maafkan aku jika lancang, sunbae. Tetapi… apa kita pernah bertemu sebelumnya? Wajahmu begitu familiar."
'Matilah kau, Kyungsoo!'
"I-iyakah? Mu-mungkin wajahku terlalu umum. Aku belum pernah bertemu denganmu." Bohong Kyungsoo.
"Benarkah? Ah, mungkin aku salah orang juga." Jawabnya sambil menggaruk tengkuknya.
"Baiklah, sunbae. Maaf jika mengganggumu menikmati tontonan itu. Tapi percayalah, aku juga menyukai Song Triplets sekarang. Apalagi yang bulat itu. Dia seperti bola daging dengan bumbu kecap." Ujar Jongin sambil tertawa sendiri, "apa aku membosankan, sunbae? Baiklah aku akan pergi. By the way, selamat bekerja! Fighting!"
Ketika Jongin sudah pergi, "Hah! Tuhan! Let me breath!" seru Kyungsoo sambil memegang dadanya.
'Jongin-ah! Kenapa kau datang ke kehidupanku? Kau benar-benar menggangguku layaknya jamur kulit kau tahu!' batin Kyungsoo sambil memukul-mukul keningnya.
Disisi lain, Jongin yang meninggalkan Kyungsoo, bergumam dengan semangatnya, "Ah, how cute she is! Sepertinya dia masih sangat polos. Tapi apa benar dia lebih tua dariku? Mukanya saja masih sangat imut. Aku harus bisa mendekatinya! Lagipula aku sedang tidak ada mainan kali ini!"
Oh well, how dare you, Kim Jongin.
TBC.
