.

.

Cho kyuhyun, dua puluh empat tahun seorang editor lepas di sebuah kantor penerbitan yang cukup ternama di Seol, secara kebetulan selalu berhadapan dengan peristiwa yang menyangkut kematian ,bermula sejak ia berusia tujuh tahun saat itu ia menyaksikan ibunya tewas dicekik oleh ayahnya sendiri, Cho Kyuhyun sepuluh tahun mendapati kakak perempuannya bunuh diri- loncat dari lantai dua rumahnya karena depresi akut, Cho Kyuhyun tiga belas tahun dihantui rasa takut akibat kecelakaan mobil yang hampir saja menewaskannya saat karya wisata,Cho Kyuhyun tujuh belas tahun harus rela melepas kepergian pacar pertamanya karena peristiwa tabrak lari, Cho kyuhyun dua puluh satu tahun kembali hampir merenggang nyawa akibat ulah snipper tidak dikenal karena peluru nyasar, Cho kyuhyun dua puluh lima tahun kembali harus menelan pil pahit karena kematian ayahnya di penjara akibat bunuh diri, membuat sikapnya menjadi seorang yang tertutup. Ketidak sengajaannya bertemu dengan Sungmin, gadis tujuh belas tahun yang tidak bisa kembali ke surga membuat Kyuhyun pusing setengah mati karena harus menemukan cara agar gadis itu naik ke surga sebelum seratus hari atau rohnya menghilang.

"Semua terjadi tanpa sengaja aku bahkan tidak tahu apa yang terjadi padaku tujuh jam yang lalu yang ku ingat hanya raut sedih dan isak tangis di pemakaman itu, aku tersadar ini bahkan sudah lewat dari tujuh jam , kenapa tidak ada yang menjemputku?"

.

.

KYUMIN Fanfiction

_DEADLiNE_

Written by Hye jin park

Disclaimers : The prologe wrote by YOUNG and the stories and characthers are originally from my mind but the casts in the fanfiction belong to God, their family, and themselves.

Warning : GS |OOC|BAD DICTION | TYPO ALWAYS ON|ANGST-supernatural_ROMANCE |GAJE | DONT LIKE DON'T READ|

Cast : KYUMIN & OTHER CAST.

Rate : T+

Happy reading

Joyer Apartement,03:17 KST.

'Bruk!'

Sesuatu atau lebih tepatnya seonggok tubuh melayang dan menghantam sebuah batu duduk di taman Apartemen.
Masih terlalu pagi untuk drama teror yang mulai membahana di negeri ini.

"Astaga! Security, siapapun tolong! Ada mayat!" teriak seorang pria muda yang sedang berolahraga tak jauh dari TKP.

Seketika itu kerumunan orang berjajar dan melihat apa yang terjadi. Seorang gadis muda lengkap dengan piyama berwarna biru tergeletak bersimbah darah.

"Awas, semuanya jangan mendekat. Sebentar lagi polisi akan datang." Seorang Security datang dan langsung menutupi mayat itu dengan koran.

"Bukankah itu gadis yang tinggal di nomor 13 lantai 7?" Tanya seorang pria.

"Dia itu penyanyi cafe kan?" Tebak seorang lagi.

Polisi yang cukup lama datang membuat mayat itu semakin mengering dan orang-orang semakin berkerumun. Beberapa wartawan dadakan pun tak ayal mengabadikan kejadian itu.

"Apalagi ini..." desis Kyuhyun yang baru saja keluar dari pintu apartement itu. Entah kebetulan atau karena insting iblisnya membuat dia selalu tak jauh dari kematian.

Ia melihat sebentar kemudian kembali masuk ke apartementnya seolah tak terjadi apa-apa.

"Kenapa dia begitu bodoh hingga bunuh diri? Bukankah agama juga melarangnya? Aigo ini bahkan masih terlalu subuh untuk mati!" ucapnya seraya menutup pintu.

.

.

.

Rokugo Hill, 15:13 KST.

Aku terdiam membisu,sama seperti mereka semua yang hadir disini. Suara isak tangis terdengar diantara kerumunan orang-orang yang berpakaian serba hitam. Kulihat ibuku menagis di hadapan nisan itu. Ayahku hanya merangkul pundak ibu,mencoba memberi semangat. Berbeda dengan ibu, ayah terlihat tegar. Ia tak menangis seperti ibu,tapi aku dapat melihat jelas raut mukanya tampak murung. Aku berjalan mundur,mendekati Taemin,saudara kembarku. Taemin diam,tak ada raut sedih sedikit pun. Yah,aku tau Taemin tidak akan menangis,bahkan ketika kucing kesayangannya mati sekali pun. Hanya satu yang membuat Taemin menangis,yaitu jika ia disuruh ibu memakai rok. Aku jadi ingat ketika Taemin menangis merengek pada ibu agar ia tak mengenakan rok. Saat itu ekspresi wajahnya lucu sekali.

Beberapa pihak sekolah tampak hadir disini. Semuanya ikut bersedih,larut dalam suasana khas pemakaman. Bahkan guru Jung yang terkenal jutek dan galak pun ikut menangis. Ryeowook,sahabat baikku,ia ikut hadir disini. Mata caramelnya sayu menatap nisan yang tertancap kokoh gundukan tanah. Tidak ada tawa renyah khas Ryeowook disini,yang ada hanya Ryeowook yang diam sambil menahan tangis. Padahal dia adalah siswi yang paling ceria,tak kusangka insiden ini dapat membuatnya menangis.

Aku kembali melihat Taemin,menatapnya sebal. Dia benar gadis dingin dan tidak peka. Hanya dia satu-satunya orang yang ada di pemakaman yang tidak sedih. Hah,dia benar-benar gadis dingin.

Hari semakin sore,lembayung senja tampak mulai menghiasi langit,pertanda bahwa malam akan segera tiba. Beberapa burung gereja tampak berterbangangan,kembali kerumahnya masing-masing. Kini pemakaman tampak sudah sepi. Hanya tinggal keluargaku yang masih disini. Ibu melangkah pelan menuju mobil dan ayah masih setia merangkul pundak ibu agar beliau tidak jatuh. Taemin berjalan dengan santai,seolah-olah tidak ada yang terjadi. Aku mengekor dibelakang meraka.

Tidak seperti biasanya,perjalanan pulang kali ini nampak lebih khidmat dibanding hari-hari lain. Biasanya ayah akan menyetel lagu rock kesukaannya. Dan saat itu terjadi ayah dan Taemin akan berteriak tak jelas yang pasti akan disertai omelan ibu yang tak suka musik rock. Mengingat itu membuatku rindu akan moment seperti itu. Aku menatap Taemin,kali ini aku benar-benar memperhatikannya. Kami benar berbeda,Taemin lebih pendek dariku,matanya sedikit sipit. Rambutnya ikal dan bewarna cokelat terang, Kulitnya putih langsat. Sedangkan aku memiliki rambut hitam lurus,dengan mata yang bundar dan kulit yang seputih susu. Jika Taemin tidak suka memakai rok maka aku paling suka memakai rok. Satu-satunya yang sama dalam diri kami adalah kami menyukai dunia tulis menulis, kami bahkan sering mempublish cerita kami di internet.

Tidak jarang kami menunggu berjam-jam di depan komputer untuk melihat respon dari cerita kami. Haaa... aku merindukan saat itu juga Taemin, jika saja kami sekarang kami tidak sibuk dengan ekskul masing masing ...

Suara mesin mobil berhenti,menandakan jika kami sudah sampai tempat tujuan. Aku mengikuti Taemin ke kamarnya. Poster-poster grup rock tampak berjejer rapih di dinding kamar,bersanding dengan poster super junior,boyband idolaku. Kami ditempatkan di satu kamar. Ibu melarang kami untuk tidur terpisah,karena itu akan membuat kami jauh. Taemin duduk di kasurku,menatap keseliling kamar kami. Ia lalu mengambil bantal Ms. Bunny ku, memeluknya,mendekapnya erat. Kepalanya tertunduk. Aku duduk disampingnya mengamati kembaranku dengan seksama.

" Ada apa dengan Taemin?"

"BABO!"kata-kata itu keluar dari mulut Taemin. Kulihat ia masih betah dengan kepala tertunduk. Tunggu,apa ia sedih saat ini? Taemin mengangkat kepalanya,menatap foto kami berdua yang terbingkai apik di meja belajar. Ia menatapnya lekat,tetesan liquid bening keluar dari celah-celah matanya. Taemin menangis,untuk pertama kalinya kulihat Taemin menangis. Apa dia menangis karenaku?

"Sekarang sepi. Rasanya terlalu mendadak"ucapnya lagi dengan suara serak.

Aku terdiam,jadi ingat tentang kejadian tujuh jam yang lalu. Saat motor yang kukendarai melaju terlalu cepat hingga tak bisa kukendalikan. Alhasil aku berhasil menabrak mobil truk besar dan tak sadarkan diri. Hal yang terakhir kuingat adalah ketika bau anyir darah mulai tercium dan orang-orang mulai mengerumuniku. Setelah itu semua menjadi gelap dan ketika aku tersadar aku telah berada di pemakaman. Kini aku tau jika pemakaman tadi adalah pemakaman untukku. Yang ditangisi mereka adalah aku. Yang membuat taemin bersedih adalah aku. Aku Lee Sungmin telah meninggal dunia!

Difikir-fikir lucu juga melihat pusaraku sendiri dan tak sadar jika yang ada dalam pusara itu adalah aku. Aku ingin tau bagaimana Taemin,ayah dan ibu nanti. Aku harap mereka akan terus bahagia walau tanpa diriku. Ibu pernah bilang jika manusia akan menemukan batasnya,pada akhirnya kita akan menemui batas kita dan saat itu terjadi kita harus siap menerimanya. Dan mungkin inilah batasku, batasku di dunia yang fana ini. Aku jadi penasaran bagaimana kehidupanku yang selanjutnya...

"eh, tapi kenapa tidak ada yang menjemputku ke surga?lalu mengapa aku bisa menghadiri pemakamanku sendiri?aku ini apa?... hantu!".

.

.

Sudah tidak terhitung berapa kali gadis itu mengitari rumahnya, sejak kepulangannya dari pemakaman tadi ia hanya menyaksikan tangis ibu dan saudara kembarnya sedangkan ayahnya hanya dapat melamun memandangi photo sang anak. Sungmin mengintip dari jendela tidak berani masuk karena terlalu takut. Kim Young Woon-ayah Sungmin tiba-tiba terlonjak kaget akan teriakan istrinya, Sungmin yang mendengar itu langsung berlari menembus pintu yang tertutup, terlihat Taemin yang masuk lebih dulu menenangkan ibunya yang menjerit histeris.

"eomma uljimarayo!" lirih Taemin yang hanya bisa memeluk ibunya itu Young Woon dengan sigap menelpon dokter Shin kemudian ikut memeluknya,

"Yeobo Sungmin ,uri Sungmin yeobo eodiga? kenapa dia belum pulang ini sudah hampir gelap tadi pagi ia bilang padaku hanya akan pergi sebentar,Taemin kau sudah telpon Ryeowook siapa tahu ia main kesana hingga lupa waktu, yeobo kenapa diam saja cepat cari uri Sungmin," ucap Leeteuk tidak karuan wajah sabar dan tabahnya tadi kini berubah menjadi pucat pasi, terlihat dari manik matanya yangg syarat akan kepedihan yang pasangan ayah dan anak itu hanya diam terpaku lebih memilih mengeratkan pelukannya pada sang ibu.

Sungmin menangis keras menyaksikan pemandangan itu,keluarganya menangis karenannya. ada banyak pertanyaan di kepala gadis itu ia masih tidak mengerti dan habis fikir tentang kejadian yang menimpanya-kematiannya. Seingatnya baru subuh tadi ibunya membangunkannya,memakan sarapan omelet buatan sang ibu, sedikit beradu mulut dengan Taemin,dan dijahili oleh ayahnya,kegiatannya pagi tadi ...

"hiks, Yeobo Sungmin bilang ia hanya pergi sebentar" isak leeteuk lagi membuat Sungmin tersadar dari lamunannya,perlahan ia mendekati mereka duduk tepat di samping sang ayah ingin rasanya memeluk tapi apa dayanya seberapa besar usahanya tetap tidak akan bisa,tubuhnya seperti angin menembus.

"Hiks,hiks, kenapa aku ini kenapa?" Lirih Sungmin terisak.

.

.

.

"Hyung!sudah kubilang kan jangan menghubungiku disaat jam tidurku,aishhh!"Sungut Kyuhyun menjawab panggilan telpon dari kepala editornya-Kim Kibum,"Aishh ne arasseo aku akan menemuinya segera gadis itu namanya, lee Jungmin,ani,Lee Seungmin,ah Sungmin ,Lee Sungmin benarkan?gadis yang menang kompetisi menulis itukan,akan segera kuperiksa naskah yang ia kirimkan",

"Kyuhyun, batalkan saja lagi pula gadis itu sudah tidak bisa lagi kemarin pagi gadis itu meninggal"

"Ne?"

.

.

.

Leeteuk tertidur pulas karena efek obat yang diberikan dokter tadi pandangan Sungmin tidak pernah lepas dari mimik tidur sang ibu meskipun tertidur pulas ia tahu jika batin ibunya dan ayahnya memilih tidak tidur menonton video yang direkam setahun yang lalu saat perayaan tahun baru-Ulang tahun Sungmin.

"appa!" Ucap Sungmin meminta pelukan ayahnya namun bukan pelukan yang ia raih tapi tubuhnya yang menebus sofa menghasilkan angin dan sedikit menggerakkan rambut Taemin.

"Eonni!" Taemin menengok merasakan arah angin yang barusan datang, wajah keduanya bertemu manik mereka tanpa sadar menatap satu sama lain,bukan sebenarnya hanya Sungmin yang melihat itu.

"Appa! aku seperti merasakan Sungmin disini,dia sedang bersama kita appa" isak Taemin berlalu kepelukan ayahnya,"Ne uri Sungmin selalu ada disini-menunjuk dadanya,dia akan selalu ada di hati dan ingatan kita Taemin-ah..."

Ini belum genap tiga belas jam sejak kematiannya dan Sungmin masih berada dirumahnya melihat kondisi ibunya semakin parah dan terpaksa dokter menginfusnya, Young Woon yang sudah tidak tahan akan kondisi kesedihan yang berlarut larut kemudian berinisiatif untuk meninggalkan Seol sementara.

.

.

.

Sungmin berusaha mengejar mobil orang tuanya langkah kaki jenjangnya berpacu melawan kecepatan,sedikit ia mengeluh karena biarpun ia menjadi hantu kenapa ia sama sekali tidak dapat melakukan sihir yang biasanya dilakukan para hantu,terbang contohnya hal sesederhana itupun ia tidak bisa sejauh ini ia hanya bisa menembus tembok bahkan ia juga merasakan lelah mobil menjauh menghilang di perempatan terisak menangis tertahan sesekali meraung-raung di tengah jalan toh ya tidak ada yang melihatnya-fikirnya, sendirian Sungmin kini sendirian dalam dunia yang menurutnya kejam. ia bingun apa yang harus ia lakukan matanya menatap kosong jalanan yang lurus ia hanya ingin pergi kesatu tempat,Gereja mungkin tempatnya untuk berkeluh kesah dengan Tuhannya atau pemakaman siapa tahu ia dapat bertemu dengan hantu seperti dirinya,atau ke kuil untuk menemui pendeta, ia tidak tentu arah hingga,

'bruk'

Sungmin jatuh terduduk saat ada seseorang yang menabraknya, kagetnya bukan main lagi saat pria yang menabraknya itu berguman tidak jelas, meratapi kameranya yang jatuh,

"Yak!Nona kau ini kalo berjalan lihat-lihat dong aigoo kameraku padahal ini baru aishhh,bagaimana ini?"

Sungmin tersadar pria tampak berbicara menghadapnya,berulang kali ia menengok kekiri,kanan,depan dan belakang,hanya ada dirinya-tidak ada orang lain berarti,Sungmin memekik senang jika dugaannya benar,

"Yak! apa yan kau lakukan ?" pekiknya saat tangan dingin Sungmin mencubit pipi pria itu semakin bingung.

"dasar gadis gila,kau harus ganti ikut aku sekarang!"ucap pria tadi menarik pergelangan tangan Sungmin yang terasa dingin dikulitnya, agak heran namun ia tetap menyeret gadis itu untuk memperbaiki kameranya.

"Nona tolong perbaiki ini biar gadis ini yang bayar!" ucapnya pada seorang yang tengah berjaga di tempat itu,

"gadis?yang mana?"

"yang ini gadis yang disampingku ini yak kau cepat bilang kau yang bayar biaya kerusakannya!"ucapnya lagi dan membuat pegawai itu menatap bingung,percakapan panjangpun terjadi antara ketiganya,Sungmin dan pria itu,lalu pria itu dengan si pegawai hingga,

"dasar gila,cepat keluar sekarang sebelum ada keributan!" ucapnya jengah,

"ajhusi " cicit Sungmin saat melihat tubuh pria itu jatuh tersungkur karena didorong dengan sapu oleh si pegawai, ia geram dan jengkel kenapa hari banyak kejadian aneh menimpannya,"apa lagi, kau mau bilang lagi aku gila atau kau dengan nona itu saling kenal ya sehingga bersandiwara begitu,aishh yang benar saja tidak melihatmu memangnya kau ini apa hantu,disiang bolong begini?"

"ajhusi" cicitnya lagi,

"yak!siapa yang kau panggil ajhusi kau pikir berapa usiaku aku ini masih cukup muda!"pekiknya tidak terima dan membuat Sungmin mengerinyit ketakutan menerima semburan nafas marah sengaja kakinya terselip oleh kakinya sendiri,tubuh semampai Sungmin terjungkal ke belakang pria tadi yang melihatnya reflek menjulurkan tangannya meraih Sungmin namun sayang gadis itu terlalu jauh hingga tiba-tiba sebuah sepeda melaju dari arah belakang dan menembus Sungmin.

Pria itu terpekik kaget,matanya hampir saja keluar dengan mulut yangsedikit menganga,

"ttembus..." ucapnya terbata-bata,

"yak!ajhusi kalo jalan liat-liat dong tidak tahu apa ini kawasan bersepeda mau tertabrak ya!"

Sungmin yang bangkit membersihkan sikutnya yang sempat terkena aspal,terkejut melihat pria itu menganga,"ajhusi kenapa?" tanya Sungmin polos,

'glek'

Pria itu menelan salivanya kasar saat merasakan tangan dingin Sungmin, "ssiapa kau?"

"nega?Lee Sungmin imnida" jawab Sungmin tanpa beban,

'glek'

"...Aishh ne arasseo aku akan menemuinya segera gadis itu namanya, lee Jungmin,ani,Lee Seungmin,ah Sungmin ,Lee Sungmin benarkan?gadis yang menang kompetisi menulis itukan, batalkan saja lagi pula gadis itu sudah tidak bisa lagi kemarin pagi gadis itu meninggal..."

"lee Sungmin"cicitnya,

"Ne?"jawab sungmin seraya mendekatkan wajahnya,ia terlonjak kaget jatuh tersungkur kebelakang, "kkau sudah apakah kau hantu?" cicitnya lagi,

"ajhusi!"

.

.

.

tbc

.

.

terimakasih sudah membaca^^, Could you give me a Review ^^,thanks

sign

hye jin park

.