Title : Love Me If You Dare

Genre : Romance, Drama, Hurt/Comfort

Cast : Park Chanyeol x Byun Baekhyun slight

Park Chanyeol x Do Kyungsoo

and others

Rating : T / General / Mpreg

(rating bisa berubah sewaktu-waktu)

Length : Chaptered

A/N : Ini adalah ff reupload dari ff ku sebelumnya dengan judul yang sama, kalau kalian merasa pernah membaca ff dengan jalan cerita yang sama dan hanya berbeda dari sudut pandangnya itu adalah ff aku yg aku reupload ini :)


Chapter 1

Ingin mabuk.

Adalah perasaan yang langsung Baekhyun dapatkan saat kakinya telah melangkah masuk ke dalam bar anggur dengan ringan-nya.

Kyungsoo, sahabatnya sejak kecil menunggu dibalik meja bar yang sudah lumayan ramai. Baekhyun memang ingin mabuk hari ini tapi ia tidak ingin terlihat seperti seseorang yang sedang kesepian maka dari itu Baekhyun menghubungi Kyungsoo untuk menemaninya.

"Minumlah perlahan-lahan Baekhyun, tidak akan ada orang yang berusaha merebut wine itu dari tanganmu." tegur Kyungsoo mencoba menenangkan sahabatnya yang terlihat terlalu lahap menenggak wine kesekian yang telah ia telan malam itu.

Kyungsoo menuangkan kembali wine kedalam gelas kosong berkaki panjang yang Baekhyun pegang diantara jari-jarinya. Saat ini sahabatnya itu telah minum hampir delapan gelas wine sedangkan Kyungsoo masih belum juga menghabisi gelas pertamanya.

Kyungsoo bersikap layaknya sahabat sejati malam ini, Baekhyun tahu sahabatnya itu memang sengaja tidak terlalu menikmati wine-nya, karna kalau ia sama mabuknya dengan Baekhyun, ia yakin mungkin keduanya akan terdampar diatas meja bar ini semalaman sampai pelayan di bar akan menelepon salah satu kerabat diantara mereka untuk mengangkut mereka berdua. Seperti yang sudah-sudah.

Toleransi alkohol Baekhyun dan Kyungsoo tidak jauh berbeda, sangatlah buruk. Dunia akan hancur apabila mereka berdua dalam keadaan mabuk.

Maka dari itu saat Baekhyun melihat bayangan Kyungsoo yang samar-samar menjadi tiga, saat itulah Baekhyun yakin kalau ia sudah benar-benar mabuk dan ia bisa melakukan apapun yang diinginkannya.

"Kyung-ah, kau tahu pria tua bangka yang saat ini menjadi atasanku distasiun radio tempatku bekerja? Pria brengsek yang sudah memiliki empat orang anak itu benar-benar sialan!" maki Baekhyun sambil memukul meja bar dengan menghentak sehingga menimbulkan tatapan terganggu dari orang-orang disekitarnya.

Namun sejujurnya Baekhyun sendiri tidak sadar dengan apa yang baru saja ia ucapkan dan lakukan. Kalau dikehidupan nyata Baekhyun adalah sosok yang keras dan mandiri, maka di 'kehidupan mabuk'-nya Baekhyun akan menjadi liar dan tak terkendali. Jadi Kyungsoo tidak berniat untuk menghentikannya.

"Ya, aku tau pria tua bangka itu. Jadi apa masalahnya?" tanya Kyungsoo sambil menopang dagunya diatas meja, bersiap untuk mendengarkan.

"Bajingan itu melecehkanku Kyung-hiks-Kau tahu, ia bahkan tanpa malu menyentuh bokongku didepan para staff lain-hiks-Dan bodohnya aku tidak bisa melawannya-hiks-."

Baekhyun menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan, entah kenapa ia jadi tiba-tiba merasa amat sedih dan ingin menangis karna ucapannya sendiri, kalau saja bukan karena dirinya yang tengah mabuk, Baekhyun rasa ia tidak mungkin akan se-cengeng ini apalagi menceritakan hal memalukan yang dialaminya sekalipun itu kepada Kyungsoo.

"Itu tidak bisa dibiarkan, kau harus melawannya, Baek."

"Aku tidak bisa Kyung-ah, kau tahu untuk bisa sampai diposisi ini saja butuh waktu bertahun-tahun bagiku. Kalau aku menentangnya lalu ia memecatku bagaimana? Aku tidak bisa membayar sewa apartemen ku dan tidak akan ada tempat lain yang akan menerimaku bekerja."

Baekhyun berusaha menghapus jejak airmata yang masih tersisa disudut matanya, mulai sadar bahwa menangis ditempat umum seperti ini akan menjadi kenangan memalukan bagi dirinya saat akal sehatnya sudah kembali nanti.

"Bagaimana kalau kau berhenti dari pekerjaanmu sekarang lalu melamar diperusahaan tempatku bekerja? Aku dengar perusahaan kami sedang membutuhkan asisten produser yang baru. Aku akan bilang pada Chanyeol, ia pasti akan membantumu." Kyungsoo menyerahkan selembar tisu yang ia ambil dari atas meja bar yang mereka duduki.

Chanyeol? Ah, Park Chanyeol.

Baekhyun pernah bertemu dengannya beberapa kali, ia adalah kekasih tampan Kyungsoo. Seingat Baekhyun pekerjaannya adalah seorang kepala departemen produksi disebuah stasiun televisi swasta.

"Apa yang kau maksud stasiun televisi tempatmu dan kekasihmu bekerja itu? Ah, tidak tidak. Kau tahu aku tidak berkompeten dalam bidang pertelevisian Kyung."

Yang benar saja. Walaupun status Baekhyun saat ini adalah pegawai senior disalah satu stasiun radio lokal, kenyataannya pekerjaan Baekhyun tidak jauh berbeda dengan asisten rumah tangga pada umumnya.

Sesekali memegang urusan administrasi, tiba-tiba membuat teh atau kopi untuk tamu, atau terkadang juga ia mengantarkan para tamu yang rata-rata anggota band lokal atau grup idol rookie yang tengah mempromosikan album terbaru mereka ke ruang siaran dan membantu keperluan selama siaran berlangsung.

"Itu semua tidak ada bedanya Baekhyun, keduanya sama-sama berada dalam bidang broadcasting, pengalamanmu selama dua tahun bekerja distasiun radio sudah sangat cukup untuk mulai menjajal dunia pertelevisian." Kyungsoo berusaha meyakinkan.

"Hei, lagipula apa kau tau.." lanjutnya sambil terus mendekat kearah Baekhyun. "Para pria yang ada distasiun televisi rata-rata masih sangat muda dan sexy, kalau saja aku tidak memiliki Chanyeol mungkin aku sudah mengencani beberapa pria disana. Dan sekalipun kau dilecehkan oleh mereka kau tidak akan merasa keberatan bukan?"

Baekhyun dapat merasakan kedua pipinya yang memanas karena ucapan Kyungsoo. Lalu melayangkan tinju main-main sambil tertawa malu.

"Baiklah aku akan mencobanya, besok akan aku kirimkan resume ku padamu." ucapnya tanpa malu.

Baiklah ia benar-benar mabuk saat ini.

Bagaimana bisa Baekhyun menerima ajakan Kyungsoo begitu saja hanya karena di iming-imingi dengan pria muda dan sexy, setelah beberapa menit yang lalu ia bahkan menangis karena perlakuan tidak senonoh yang dilakukan atasannya, benar-benar bodoh.

"Aku tahu kau akan mengatakan iya," ledek Kyungsoo masih sambil tertawa-tawa mengabaikan kembali pandangan tidak suka orang-orang kearah kedua sahabat itu karena terlalu berisik.

Dan Baekhyun akan benar-benar menyesali keputusannya pada malam itu.

Karena seharusnya ia tidak pernah menerima tawaran Kyungsoo dan terjebak pada keputusannya sendiri.

Harusnya Baekhyun membiarkan saja dirinya dilecehkan oleh pria tua bangka itu daripada harus menjalani kehidupan yang lebih hina daripada sampah seperti ini.

Dan harusnya ada keharusan-keharusan lain yang akan menjadi alasan Baekhyun untuk menolak ajakan itu tapi ia sudah tidak bisa lagi melangkah mundur.

Ia sudah terlanjur terjebak.


.

.

.

Seoul Broadcasting Station.

Tentu saja Baekhyun tahu nama stasiun televisi ternama tersebut. Tapi Park Chanyeol, selain ia adalah kekasih Kyungsoo yang bekerja disana Baekhyun tidak mengetahui hal lain tentang dirinya.

Dan kemarin pagi saat ia masih sibuk dengan beberapa kopi sachet yang akan ia hidangkan untuk si tua bangka itu dan para tamunya, Chanyeol secara pribadi menelepon keponselnya.

"Kau Byun Baekhyun?" tanyanya dengan suara beratnya yang sangat sexy. "Aku sudah menerima resume-mu dari Kyungsoo pagi ini. Jadi apa kau bisa datang untuk interview lusa nanti?"

"Lusa?" ulang Baekhyun tidak percaya.

"Ya, kalau bisa semakin cepat semakin baik."

Baekhyun sejujurnya tidak menyangka akan dipanggil interview kerja secepat itu, mengingat untuk bisa mendapatkan pekerjaannya saat ini saja Baekhyun harus melewati sepuluh kali kegagalan. Mungkin pengaruh dari Kyungsoo yang menyerahkan resume-nya kemarin sangatlah besar sehingga membuat segalanya menjadi terlihat lebih mudah.

Dan pagi ini Baekhyun telah memandangi setelah jas formal yang ia miliki didalam lemari, namun beberapa menit kemudian ia memutuskan untuk memakai pakaian yang lebih santai, mengingat interview yang diminta Chanyeol hari ini bukanlah interview formal seperti pada umumnya saat perusahaan akan menerima pegawai baru.

Jadi Baekhyun memilih memakai celana bahan panjang berwarna hitam, atasan kemeja putih gading yang kedua kancing atasnya ia biarkan terbuka dan sneakers berwarna senada celananya.

Kyungsoo menyambutnya didepan lobby utama, ia membawa sahabatnya itu kelantai lima dimana ruangan milik Chanyeol berada.

Baekhyun hanya memperhatikan dalam diam saat Kyungsoo mencoba mengetuk pintu kaca sebuah ruangan itu dengan perlahan.

"Masuk," seru suara seseorang yang berada dibalik ruangan.

Kyungsoo mendorong tubuh Baekhyun sampai masuk kedalam lalu kembali menutup pintunya setelah berbisik 'fighting' sambil mengepalkan jemarinya memberi semangat.

Apa yang terjadi? Kenapa Kyungsoo meninggalkannya padahal Baekhyun kira Kyungsoo akan menemaninya selama interview.

"Byun Baekhyun?" tegur Chanyeol yang saat ini berada dibalik meja kerjanya ditengah ruangan.

Baekhyun tersenyum canggung, entah mengapa Chanyeol yang ada dihadapannya saat ini sangat berbeda dari Chanyeol yang pernah ia temui beberapa kali dulu.

Ia yang seolah tengah menunjukkan sisi maskulin seorang Park Chanyeol yang mengenakan kemeja berwarna biru navy dengan lengannya panjangnya yang ia gulung sampai ke siku dan rambut hitamnya yang ia tata kebelakang kepalanya, membuat Baekhyun benar-benar terpesona untuk beberapa saat.

Ia tidak pernah melihat Chanyeol dalam mode yang sedang bekerja seperti ini. Beberapa kali bertemu, Baekhyun selalu melihat Chanyeol menggenakan setelan jas mahal dan dasi panjangnya. Formal dan berwibawa.

Berbeda sekali dengan penampilannya saat ini yang lebih ke santai dan... sexy?

"Duduklah disofa itu," Chanyeol menunjuk pada sofa dihadapannya, menyadarkan Baekhyun dan dengan segera mengembalikan akal sehatnya.

Baekhyun tidak menyadari saat Chanyeol telah bangkit dari kursinya dan duduk disofa kulit yang berada didalam ruangan itu.

Baekhyun dengan segera mengikuti Chanyeol duduk diatas sofa. Jujur saja saat ini ia tengah malu pada dirinya sendiri karena sempat terpesona pada kekasih sahabatnya itu.

Dalam hitungan menit suasana berubah nyaman, akhirnya Baekhyun mengetahui mengapa saat ditelepon kemarin Chanyeol mengatakan bahwa interview hari ini tidaklah terlalu formal, karna Chanyeol sangat mengerti bagaimana cara mencairkan suasana.

Keduanya telah larut dalam pembicaraan soal pekerjaan, ia menjelaskan situasi mengapa Baekhyun dipanggil secepat ini adalah karena seseorang yang bekerja pada posisi ini sebelumnya telah mengundurkan diri karena sedang hamil, sehingga saat ini perusahaan itu sangat membutuhkan seorang pengganti untuk posisi tersebut secepatnya.

Dan katanya Baekhyun datang disaat yang tepat, pengalamannya yang bekerja pada stasiun radio lokal sangat berpengaruh dalam perekrutan ini.

Tanpa sadar Baekhyun merasa lega untuk alasan bahwa ia di interview hari ini adalah karena pengalaman kerjanya yang memenuhi syarat tidak sepenuhnya karna pengaruh dari Kyungsoo yang menawarinya pekerjaan ini.

"Asisten produser sebelumnya sudah bekerja bertahun-tahun bersamaku, dan bakatnya itu memang luar biasa. Aku sejujurnya sangat menyayangkan bahwa ia harus keluar dari pekerjaan ini, tapi karena ia adalah seorang wanita dan aku tidak bisa mencegahnya untuk tidak pergi karena kehamilannya itu. Bisa-bisa aku dipenjarakan oleh suaminya karena menahan istri orang disini." ungkapnya sambil tertawa karna gurauannya barusan.

"Jadi kau mempekerjakan ku karena aku adalah seorang pria lajang yang tidak akan hamil dalam waktu dekat, begitu?"

Mulut sialan ini.

Baekhyun nyaris menampar dirinya sendiri karena baru saja mengucapkan kata-kata yang tidak seharusnya ia katakan, bagaimana bisa ia berucap seperti itu pada calon atasannya dalam proses interview untuk pekerjaanya.

Baekhyun terlalu terbawa suasana santai saat berbicara dengan Chanyeol. Salahkan pria itu yang duluan memulai semua perbincangan ini menjadi seperti obrolan antar teman yang sudah lama saling mengenal.

Baekhyun dapat melihat saat Chanyeol menatap matanya dengan lekat cukup lama, bahkan terlalu lama. Baekhyun-lah yang membuang pandangannya terlebih dahulu untuk menghindar. Sepertinya ia sudah salah bicara.

Apa ia baru saja menyinggung perasaanya? Bagaimana kalau karena ucapannya barusan membuat ia gagal dalam mendapatkan pekerjaan ini? Apa ia harus kembali melayani pria tua bangka mesum ditempatnya bekerja dulu?

Chanyeol kembali tertawa, sepertinya ia dapat melihat kegugupan Baekhyun yang tiba-tiba, entahlah atau dia tengah menertawai Baekhyun karena ucapan bodohnya barusan.

"Hari ini aku akan memberikan kontrak padamu untuk enam bulan masa percobaan, kalau ternyata kami cocok denganmu dan kau juga ingin tetap bekerja disini setelah masa itu habis, kita bisa melanjutkan kontraknya menjadi tiga tahun dan itu artinya kau akan resmi menjadi pegawai tetap kami. Kesempatan selalu terbuka luas untuk orang-orang yang bekerja keras disini, Baekhyun-ssi" ucap Chanyeol seraya tersenyum puas, ia sepertinya tampak menikmati obrolan singkatnya dengan Baekhyun.

"Jadi aku diterima?" seru Baekhyun dengan tampangnya yang pasti terlihat sangat bodoh dimata Chanyeol.

Chanyeol tersenyum. "Ya, kau diterima Byun Baekhyun, kau bisa mulai bekerja besok. Datanglah pukul delapan ke studio lima, aku akan berada disana untuk menemuimu." ucapnya sambil mengulurkan tangan mengajak Baekhyun berjabat tangan.

Baekhyun membalas senyumannya, tidak lagi merasakan kecanggungan diantara keduanya saat tangan besar Chanyeol telah bertaut dengan tangan kecilnya.

Telepon kabel yang berada diatas meja kerja Chanyeol berbunyi menandakan bahwa keduanya harus segera menyudahi saling berjabat tangan yang sudah terasa agak terlalu lama itu agar Chanyeol dapat segera mengangkat teleponnya.

Pertemuan hari itu berakhir setelah Baekhyun pamit pergi dan berjanji untuk tidak akan terlambat besok yang langsung dibalas Chanyeol dengan senyumnya yang tampan.

Baekhyun berjalan sambil masih terus tersenyum aneh saat melewati lorong ruangan Chanyeol menuju pintu lift.

Tanpa ia sadari pintu lift telah terbuka, dan sosok bertubuh kecil dengan mata besar yang sudah ada terlebih dulu didalam lift itu langsung menarik tangannya.

"Baekhyun, kau sudah selesai interview? Bagaimana apakah Chanyeol menyusahkanmu? Kau diterima kan?"

Beakhyun segera menghentikan senyum anehnya sebelum Kyungsoo, sosok yang sudah terlebih dulu didalam lift itu menyadarinya, termasuk juga dengan pikiran-pikiran konyol yang sedari tadi berada didalam kepalanya.

Untuk beberapa saat Baekhyun telah melupakan sebuah kenyataan penting hari itu.

Kenyataan bahwa ia baru saja memikirkan betapa tampan dan baiknya kekasih Kyungsoo, sahabatnya sendiri.


.

.

.

Seminggu berlalu dan Baekhyun sangat menyukai pekerjaan barunya ini. Berpindah dari stasiun radio ke stasiun televisi tidaklah sesulit yang ia bayangkan diawal.

Memang Baekhyun harus mulai belajar semuanya dari bawah karena walau bagaimanapun cara kerja stasiun radio dan televisi pasti sangatlah berbeda, tapi karena Baekhyun sudah mengetahui basic dari bidang penyiaran dan bekerja sama dengan rekan-rekan di tim nya yang sudah berpengalaman selama bertahun-tahun serta eksekutif produser yang sangat baik dan ramah, Baekhyun bisa menyesuaikan diri dengan cepat di lingkungan tempat kerjanya yang baru.

Baekhyun sudah tidak lagi melihat Chanyeol diperusahaan, ia hanya bertemu dengan Chanyeol pada hari pertamanya bekerja. Itupun hanya sebentar karena setelah Chanyeol 'menyerahkan' dirinya pada Junmyeon yang menjabat sebagai eksekutif produser sekaligus sebagai atasannya secara langsung, Chanyeol sudah tidak lagi menampakkan dirinya dihadapan Baekhyun.

Pekerjaan Baekhyun disini tidak begitu sulit, hanya rapat diskusi kegiatan dengan anggota tim setiap pagi, memeriksa jadwa penyiaran, mengarahkan para staff produksi, sesekali ikut makan siang bersama dengan para investor menemani Junmyeon, dan yang pasti tidak ada lagi membuat kopi atau teh untuk para tamu, sudah ada room office yang bertugas untuk melakukannya.

"Baekhyun-ah, kau sudah seminggu bekerja disini kan? Bagaimana kalau malam ini kau yg mentraktir kami minum-minum untuk merayakannya?" kata Luhan, kepala penulis di tim-nya yang sangat menyukai pesta dari balik meja kerja yang berada didepan Baekhyun.

Walaupun jabatannya terbilang lumayan tinggi di tim ini, Baekhyun tidak ingin merasa hebat akan hal itu.

Lagipula tidak ada yg mempertanyakan mengapa Baekhyun 'si-anak-baru' bisa langsung menduduki kursi asisten produser dengan hanya mengandalkan pengalamannya bekerja di stasiun radio selama dua tahun.

Anggota tim dimana Baekhyun ditempatkan terdiri dari orang-orang dewasa yang berfikiran terbuka, bagi mereka tidak ada yang salah sekalipun 'anak-baru' itu menduduki kursi direktur, asalkan seseorang itu memang benar-benar berkompeten dalam pekerjaannya.

Baekhyun sudah berusaha menunjukkan tanggung jawabnya pada jabatan yang ia terima dari Chanyeol tersebut, ia bekerja keras dengan segala kemampuannya dan tentu saja dengan sedikit bantuan dari Junmyeon untuk menunjukkan kalau ia pantas.

Setelah seminggu bekerja, Baekhyun dikenal sebagai sosok yang tegas dan perhatian pada anggota tim-nya. Tapi meski seramah apapun Baekhyun, ia juga menekankan batasan-batasan tertentu pada mereka.

Akhir-akhir ini Baekhyun sering bergaul dengan anggota tim-nya dengan tujuan untuk mengakrabkan diri, berteman baik diluar urusan pekerjaan tetapi profesional saat berada didalam lingkungan kerja.

Dan Luhan adalah salah satu dari anggota di tim-nya yang mempunyai kepribadian yang sangat menarik. Jiwa muda-nya yang sedang menggebu-gebu membawa Baekhyun pada pergaulan modern khas pria lajang yang ada di kota Seoul.

Setiap malam sepanjang minggu ini Baekhyun selalu ke bar bersama dengannya, mengobrol selama berjam-jam lamanya untuk kemudian makan malam direstoran terdekat. Sesekali Luhan mengenalkan Baekhyun pada teman-teman yang dikenalnya saat tanpa sengaja berpapasan atau bertemu.

Meski melelahkan banyak manfaat yang Baekhyun dapatkan dari berteman baik dengan Luhan. Baekhyun mulai merasa nyaman dengan lingkungan barunya hanya dalam hitungan hari. Ditambah jauh lebih menyenangkan pergi keluar bersama Luhan daripada pulang ke apartemen yang kosong dan minum bir sendirian menurut Baekhyun.

Ajakan Luhan untuk merayakan genap seminggu ia bekerja dengan tim barunya pada malam ini pun, dengan senang hati Baekhyun terima.

Hiitung-hitung sebagai ungkapan terima kasih pada anggoga tim-nya karena telah menyambut kehadiran Baekhyun dengan baik dan juga telah membuat minggu pertamanya bekerja disini terasa begitu menyenangkan.

Hari ini Jumat malam, Baekhyun bersama dengan Luhan dan keempat anggota tim lainnya mutuskan untuk pergi ke bar anggur yang dekat dengan kantor.

Mereka memulai dengan duduk-duduk di depan meja bar yang sama, beberapa dari anggota tim-nya sudah terlihat tengah menghisap rokok dan berbincang santai entah apa yang sedang mereka bicarakan. Red wine sudah terhidang didepan mereka.

Sedangkan Baekhyun memesan satu botol white wine pada salah seorang bartender untuk ia nikmati bersama dengan Luhan sambil berbincang.

"Aku tidak ingin mabuk duluan, kenapa harus aku yang kalah terus sih?" gerutu Sehun, penulis junior yang juga merangkap sebagai tangan-kanan Luhan dikantor.

"Tapi kau harus melakukannya Oh Sehun, karena itulah perjanjiannya." seru Minseok, asisten penulis di tim-nya sambil menyerahkan segelas wine yang ada ditangannya.

Sehun cemberut beberapa saat sebelum akhirnya menenggak habis wine tersebut dengan dahinya yang mengkerut kesal, diikuti oleh tawa dari yang lainnya.

"Apa yang mereka lakukan?" Tanya Baekhyun penasaran pada Luhan setelah meneguk kembali wine digelasnya.

"Permainan bodoh itu lagi." jawab Luhan malas. "Mereka selalu memainkan permainan kekanakan itu setiap kali minum-minum. Truth or Dare. Aku sampai bosan saat berkumpul dengan mereka, karena mereka selalu memainkannya."

Baekhyun tidak mengerti permainan itu jadi ia mengangkat bahunya acuh, lalu menuangkan kembali wine ke gelasnya yang kosong. Tidak apa-apa mabuk malam ini, toh besok ia libur dari pekerjaannya jadi ia bisa tidur seharian diapartemennya.

"Oh, bukankah itu Tuan Park? Kepala departemen?" Jongdae yang bekerja sebagai manager produksi di tim Baekhyun bertanya sambil menatap anggota tim-nya yang lain secara bergantian mencoba memastikan.

Baekhyun sendiri tidak terlalu mendengarkan karena biasanya orang yang sedang mereka bicarakan adalah orang kantor yang tidak ia kenal. Jadi Baekhyun masih terus melanjutkan acara minummya dengan Luhan.

"Untuk apa seorang Park Chanyeol sendirian kesini? Apa ia bersama dengan Manager Do?" bisik Yixing anggota tim-nya yang lain.

Park Chanyeol?

Oh, bukankah yang mereka maksud itu adalah Park Chanyeol? Kekasih Do Kyungsoo sahabatnya?

Baekhyun langsung mengalihkan pandangannya ke arah pintu masuk. Disana sudah ada seorang pria tinggi bertubuh tegap yang memakai setelan jas-nya yang rapi lengkap dengan dasi berwarna merah serta sepatu pantofel mengkilat yang menambah kesan manly pada sosoknya. Memang setelan yang dipakainya agak terlalu formal untuk ukuran seorang pria dewasa yang datang ke bar anggur seorang diri. Tapi tetap saja mempesona.

"Park Chanyeol? Kenapa? Kau tertarik pada pria yang sudah memiliki kekasih itu Byun Baekhyun?" perkataan Luhan barusan berhasil membuat wajah Baekhyun memerah malu.

Bodoh, apa yang terjadi? Kenapa Baekhyun bisa memerah hanya karena ucapan Luhan yang tidak ada maksud lain selain untuk meledek dirinya dengan obyek kekasih sahabatnya itu.

Tapi memang sebenarnya dikantor tidak ada yang mengetahui kalau Baekhyun bersahabat dari kecil dengan Kyungsoo, lagipula walaupun meraka berada dalam satu perusahaan yang sama, Baekhyun dan Kyungsoo tidak pernah bertemu dengan sengaja atau tanpa sengaja karena memang ruangan mereka yang berbeda.

Luhan tertawa tergelak menyadari wajah Baekhyun yang memerah lalu menyalakan sebatang rokok yang telah ia siapkan disela jarinya.

"Ia luar biasa mengairahkan, kan?" Luhan kembali menggoda.

"Kau bisa mendapatkannya, aku dengar dari gosip yang beredar kalau hubungannya dengan kekasihnya itu saat ini sedang tidak berjalan dengan baik. Kau memiliki peluang Baekhyun." lanjutnya sambil tertawa senang.

Tidak baik?

Tidak mungkin, kalau memang hubungan Kyungsoo dan Chanyeol tidak baik, Kyungsoo pasti sudah akan menceritakannya terlebih dulu pada Baekhyun.

"Hei, Baekhyun pasti kupingmu panas kan saat ini?" bisik Luhan sambil mengangkat alisnya dan terus menatap kearah belakang tubuh Baekhyun.

Baekhyun menoleh mengikuti kemana arah mata Luhan dan pandangan matanya langsung bertemu dengan Park Chanyeol yang telah duduk disalah satu meja bar dibelakangnya.

Hingga beberapa detik saat mata keduanya bertemu, dan Chanyeol dengan lancangnya justru malah tersenyum kepada Baekhyun.

Baekhyun nyaris meleleh saat ini dikursi yang ia duduki karena tatapan tajam dan juga senyum mempesona yang diberikan Chanyeol.

Tidak. Jangan. Kenapa Chanyeol saat ini seolah tengah berusaha memancarkan daya tarik seksual-nya pada Baekhyun, sahabat dari kekasihnya sendiri.

Tidak. Itu hanya imajinasi Baekhyun sendiri saja, kan?

Persetan dengan benar atau tidaknya gosip yang beredar di kantor, itu sepenuhnya bukan urusan Baekhyun tapi yang jelas Chanyeol tidak boleh melakukan hal itu pada dirinya atau juga pada siapapun.

Itu tidak boleh, jelas-jelas tidak boleh.

"Boleh aku bergabung dengan tim kalian? Rasanya agak canggung kalau harus minum wine sendirian di hari seperti ini." Chanyeol menarik kursi kosong yang berada disebelah Baekhyun lalu memberikan senyum bersahabatnya kepada anggota tim Baekhyun yang lain.

"Oh tentu, Tuan Park. Kami akan dengan senang hati menerimamu untuk ikut bergabung. Kebetulan hari ini kami sedang merayakan kehadiran anggota tim kami yg baru, Byun Baekhyun." ucap Luhan dengan senyumnya yang mengembang, ia telah menyerahkan gelas kosong kehadapan Chanyeol dengan senang hati.

'Tidak boleh, tentu saja tidak boleh Park Chanyeol. Kau tidak boleh bergabung karna saat ini aku sudah setengah mabuk dan dikuasai alkohol. Aku tidak memiliki pertahanan untuk menghalau perasaan aneh yang aku rasakan tiap kali berhadapan denganmu.' harusnya itu yang Baekhyun teriakkan padanya.

Tapi semuanya telah terlambat karena Luhan telah menuangkan wine pada gelas Chanyeol dan mereka langsung saling bersulang bersama dengan yang lainnya, termasuk juga dengan Baekhyun.

- To Be Countinued –


Maaf bukannya update yang masih gantung malah reupload ff ini hehe

Ini aku reupload karna buntu pas mau nulis kelanjutannya karna sudut pandangnya dari satu sisi dan ternyata aku belum bisa nulis dari sudut pandang orang pertama aja hehe maaf

Ini aku ubah sudut pandangnya aja dan ada beberapa kata yang aku coba benerin supaya bisa lebih dimengerti, selebihnya untuk jalan cerita dan tujuan awalnya tetep sama

I Did It For Love masih diedit sana sini, supaya bisa lebih ringkas dan cepet kelar jadi yang nungguin ff itu sabar dulu aja yaa pasti bakal diselesaiin kok ^^

See you soon ^^