Janji Kita
"Aku adalah orang yg sama dari masa lalu dan masa depan. Aku ingin mengubahnya semuanya dari masa kini karena aku tak ingin memulai dari masa lalu karena suatu alasan"
- Park Chanyeol
"mama ini kan kamar ku? Kenapa bayi itu selalu di taruh di kamar ku? aku lelah ma. Aku ingin segera beristirahat. Pindahkan bayi itu ke kamar mama. Kan di kamar mama juga ada ac kalau misalnya masalahnya ada di ac" ucap Baekhyun kesal lambil menganti bajunya. Ia baru saja pulang sekolah dan harus ngomel kepada mamanya yang pilih kasih itu.
"nanti tantemu segan membantu kakak mu mengurus si Samuel. Sudah lah perkara kecil saja pun" ucap mama Baekhyun membuat Baekhyun tambah kesal.
Baekhyun pun bersiap siap ingin pergi keluar rumah menenangkan otaknya yang panas.
"mau kemana kau?" tanya sang mama dingin.
"keluar. Mau mendinginkan otak" ucap Baekhyun tak acuh lalu ia mengendarai motornya menuju sebuah kafe tak jauh dari sekolah nya.
Saat ia sampai, ia segera duduk di bangku paling sudut kafe dekat jendela. Tempat favoritnya dan kebetulan hanya bangku itu yang kosong.
Kafe itu memang sangat laris manis karena makanannya yang cocok dengan kantong anak sekolah seperti Baekhyun dan di tambah wifi yang kencang.
Baekhyun pun asyik memainkan hp nya sambil mendengarkan lagu dari aerphon ia sedang menunggu sang pelayan agar ia bisa memesankan makanan untuk dirinya sendiri.
Saat 1 lagu EXO berjudul Stay sudah habis, barulah datang seorang pegawai wanita berjalan ke arah Baekhyun.
"mau pesan apa mbak?" tanya sang pegawai.
"hm... aku_"
"nasi goreng dua minum nya ice lemon tea" ucap seorang cowok yang tiba tiba langsung duduk di samping Baekhyun.
"hei! tidak itu bukan pesanan ku dan ngapain kau duduk di sini? aku deluan di sini" ucap Baekhyun jengkel.
"itu benar mas. Mbak ini yg deluan duduk di sini, mohon antri di luar" ucap sang pelayan.
"aku kekasihnya. Sudah pesankan saja aku yang bayar" ucap Chanyeol lalu menginjak kaki Baekhyun di bawah meja agar Baekhyun batal mengajukan protesnya.
Baekhyun pun menggeram kesal sambil menatap Chanyeol dengan sinis.
"kau itu siapa? semana - mena nya sama aku?!" ucap Baekhyun kesal dengan suara meninggi.
"hei sayang kecil kan volume mu. Biar aku jelaskan ya?" ucap Chanyeol lembut.
"aku bukan sayang mu!" ucap Baekhyun kesal sambil menatap Chanyeol seperti akan mengulitin pria bertelinga peri itu.
"itu benar. Tapi, kau calon istriku" ucap Chanyeol sambil tersenyum bangga.
Baekhyun yg muak pun bergeser memberi jarak pada mereka lalu memasangkan aerphonnya kembali.
"hei dengarkan aku" ucap Chanyeol sambil menarik aerphon Baekhyun.
"apa?" ucap Baekhyun ketus lalu ia melepas aerphon nya dengan terpaksa.
"ayo kita berkenalan" ucap Chanyeol semangat sambil tersenyum. Senyum yg sangat tampan dan di yakini bakal banyak wanita yg menjerit karena bertatapan langsung dengan sang pemilik senyum itu namun Baekhyun sekarang berada di mode kesal. Kesal karena ibunya dan sekarang kesal dengan pria bertelinga peri di hadapan nya jadi ia akan mengabaikan fakta Bahw pria di hadapan benar benar sangat lah tampan.
"ck. Aku tak sudi berkenalan dengan mu" ucap Baekhyun dingin lalu membuang muka nya ke samping ke arah jendela yg menampilkan pemandangan jalan raya yg cukup ramai agar tidak melihat wajah Chanyeol yg menurutanya sangat menyebalkan.
"ayo lah. Tak bisakah kita menjadi kawan? Kita bakal sangat serasi" ucap Chanyeol mengebu gebu lalu menarik dagu Baekhyun agar menatap nya membuat Baekhyun pun mendengus kesal agar ia tak kehilangan kontrol untuk menarik telia pria di hadapan nya agar berhenti mengusiknya.
"huh dasar. Namaku Baekhyun" ucap Baekhyun ketus lalu ia memilih asyik memainkan ponselnya
"namaku Chanyeol. Hei ayo kita bersalaman" ucap Chanyeol lalu menarik tangan kiri Baekhyun menyebabkan jatuh nya ponsel Baekhyun dari tangan nya.
"YAK!" ucap Baekhyun kesal kepada Chanyeol. Hp yg di dapatinya setelah menabung selama smp yg selalu di jaganya seperti anak kandung nya sendiri tapi pria di hadapan malah menjatuhkan nya.
Chanyeol yang panik pun tiba tiba tak sengaja malah menginjak ponsel Baekhyun sehingga timbu suara krek yg menandakan bahwa layar ponsel itu retak.
"ah maaf kan aku" ucap Chanyeol merasa bersalah. Ia pun menunduk untuk mengambil ponsel Baekhyun dari bawah meja. Tapi entah kenapa terlintas ide brilian sehingga rasa bersala itu pun hilang.
Chanyeol sempat tersenyum bangga saat ia melihat hp Baekhyun yg wallpernya foto Sehun, adik kelas nya jadi retak tak jelas.
"maaf kan aku" ucap Chanyeol menahan senyum dan berpura pura merasa bersalah. Namun jauh di dalam hatinya ia akan menggunakan kesempatan ini untuk memulai semuanya dari awal.
"brengsek" ucap Baekhyun kesal lalu ia merebut hp nya dari tangan Chanyeol. Ia menatap nanar ke arah hp nya sambil membersihkan hp nya dengan tisu.
"aku boleh tanya gak?" tanya Chanyeol sedikit takut karena ia tau baekhyun-nya sedang mode marah. Ia harus berhati hati jika Baekhyun sedang dalam mode ini.
"apa?" ucap Baekhyun ketus sambil menatap tajam ke arah Chanyeol. Kesabaran nya hampir saja habis dan ia berusaha menahan nya agar tidak menimbulkan kericuhan lebih dari ini.
"itu siapa?" tanya Chanyeol sedikit takut karena Baekhyun menatap tajam Chanyeol seperti ingin membunuh nya hidup - hidup.
"first love ku" ucap Baekhyun kesal dan ia kembali mencoba bersabar.
"oh hanya first love. Bukan pacar atau mantan kan? hahaha" ucap Chanyeol kesenangan membuat Baekhyun menatapnya dengan tatapan marah.
"ah maafkan aku cantik. Oh ya, aku akan mengantinya tapi kau harus membantu ku dulu" ucap Chanyeol sambil menatap Baekhyun dengan penuh harap. Di hati nya, ia harus bisa menggunakan kesempatan ini untuk mendapatkan kembali Baekhyun-Nya.
"yak! ini kan salah mu? untuk apa aku membantu mu hah?!" ucap Baekhyun kesal. Kesabaran nya benar benar habis.
"hah maaf kan aku okey? bantu aku ya pliss" ucap Chanyeol memelas. Dan ia sepertinya harus pandai mengolah kata kata agar Baekhyun tidak marah padanya.
"hah baik lah apa itu?" tanya Baekhyun mencoba menahan marah. Ia ingin pria di hadapan bertanggung jawab atas hp nya yg layar aslinya retak.
"kau tau di sekitar sini ada gak entah tanah atau rumah gitu yang besar dan strategi?" tanya Chanyeol.
"hm... aku tau. Letak nya tidak terlalu jauh dari sini" ucap Baekhyun sambil mengingat letak tempat tanah yg di jual tersebut.
"wah benar kah?" ucap Chanyeol senang dan hatinya bersorak gembira.
"Rencana ini harus berhasil" ucapnya dalam hati.
"iya benar. Tanah nya kalau tidak salah luasnya hm.. 45 x 85 meter" ucap Baekhyun semangat dan entah kenapa kemarahan malah sirna entah kemana melihat Chanyeol yg juga tampak senang.
"wah rumah itu bakal besar sekali jika di bangun. Berupa tanah kan?" ucap Chanyeol.
"iya benar berupa tanah. Dan tak jauh dari sini. Aku kenal pemiliknya. Tapi, dia menawarkan kepada orang tua ku dengan harga yang miring dari pada sama orang lain" ucap Baekhyun sambil mengingat ucapan ibunya berapa biaya yg harus di keluarkan untuk mendapatkan tanah tersebut.
"wah benarkah? berapa kalau sama mu?" tanya Chanyeol penasaran.
"kalau tidak salah bulan lalu saat ibuku bertanya harganya sekitar 500 jutaan lebih gitu lah aku juga lupa hehe" ucap Baekhyun sambil tertawa renyah. Tanpa ia sadari Chanyeol terpaku menatap dirinya yg sedang tertawa.
"tawa dan senyum yg kurindukan" ucap Chanyeol dalam hati. Ia pun menyusun kata katanya secepat mungkin agar rencana nya berhasil. Rencana mendapatkan kembali hati Baekhyun. Wanita yg ia cintai di masa lalu, kini dan masa depan.
"hm begini, aku sebenarnya tinggal di luar negeri, aku membeli rumah hanya untuk singgah gitu yah atau bisa di bilang sebagai vila. Sebenarnya juga aku masih anak sma sih tapi ya orang tua ku pengusaha makanya mereka menganjurkan ku untuk membeli rumah dari pada menyewa kamar kos. Sekalian orang tua ku sesekali bisa berkunjung ke sini. Tapi kau yg bakal menjadi pemilik rumah gitu deh" ucap Chanyeol semangat.
"tunggu tunggu maksudnya gimana?" tanya Baekhyun bingung.
"nah nanti rumah itu aku bangung pakai uang aku tapi hak milik atas nama mu. Aku hanya sementara tinggal di sini mungkin sampai tamat SMA jadi ya kamu yg bakal mengurusnya tapi dengan syarat kamu harus bayar dong. Mana ada yg gratis di dunia ini" ucap Chanyeol sambil tersenyum.
"tentu saja harus bayar. Kalau kau berikan cuma cuma aku pasti curiga ada yang tidak beres" ucap Baekhyun sambil menatap Chanyeol sedikit curiga.
"tidak beres seperti apa?" tanya Chanyeol bingung.
"hm ya kaya ... kaya .. yah gitu deh" ucap Baekhyun kebingungan lalu ia kembali tertawa renyah karena sepertinya ia harus menghilangkan pikiran buruknya.
"ah makanan nya sudah datang. Ayo sambilan kita tulis surat perjanjiannya. Besok aku datang ke sekolah mu lalu menjemputmu untuk membicarakan tentang rumah Kita" ucap Chanyeol sambil menekankan kata 'Kita'.
"memangnya kau tau aku sekolah di mana?" tanya Baekhyun bingung.
"ya kita harus bertukar identitas dulu lalu besok aku prin perjanjian dan kita berdua tandatangani" ucap Chanyeol sambil mengeluarkan laptopnya dari tas ransel nya.
Baekhyun pun menangguk lalu ia memakan pesanan yg di pesan Chanyeol.
Mereka pun makan sambil berbicara tentang banyak hal dan Chanyeol yang sambil sesekali mengetik pada laptop nya.
"yak perjanjian nya kenapa begitu?" tanya Baekhyun mengajukan protes.
"yg mana maksudnya?" tanya Chanyeol kebingungan.
"itu. Masa tertulis jika utang ku belum lunas aku harus menikah dengan mu saat tamat sma? itu terlalu cepat" ucap Baekhyun.
"jadi?" tanya Chanyeol kebingungan. Sepertinya ia harus menggunakan cara lain agar Baekhyun-Nya jatuh ketangannya.
"10 tahun ke depan" ucap Baekhyun.
"tidak tidak. Saat kau resmi menjadi sarjana" ucap Chanyeol memantapkan pilihan. Setidaknya sampai Baekhyun sarjana hanya berkisar 5 tahun lagi dan ia yakin dalam 1 tahun Baekhyun tak akan sanggup mengumpul kan uang sebanyak 100 juta untuk melunasi rumah tersebut.
"tidak setuju" ucap Baekhyun kesal.
"ya sudah perjanjian kita batal" ucap Chanyeol kehabisan ide.
"ih jangan. Hah baik lah baik lah" ucap Baekhyun pasrah.
Chanyeol pun tersenyum senang.
"sebentar lagi Baek. Sebentar lagi" ucap Chanyeol dalam hati kesenangan.
Setelah dari kafe, Chanyeol mengantarkan Baekhyun ke rumah nya dengan alasan agar ia bisa mencari Baekhyun saat Baekhyun tidak mencicil utang nya.
Keesokan nya, saat Baekhyun pulang sekolah, Chanyeol sudah siaga menunggu di depan gerbang. Setelah itu mereka berangkat menuju rumah yang mereka bicarakan semalam.
"jadi deal kan bu?" tanya Chanyeol dan pemilik rumah itu menyerahkan sertifikat tanah dan juga menerima selembar cek bertuliskan 565 juta rupia.
"baik lah. Besok kita akan membicarakan rumah kita dengan sang arsitektur terpercaya ku" ucap Chanyeol dan Baekhyun hanya mengangguk patuh.
"jika di liha - lihat, kita seperti pasangan yang baru menikah yang sedang membangun rumah bersama ya" ucap Chanyeol.
"ck memangnya siapa yang mau menikah dengan kuping gajah sepertimu hah?" ejek Baekhyun merasa kesal.
"cepat atau lambat, kau akan ku jinakan" ucap Chanyeol sambil menatap Baekhyun tajam.
"Yak! Kau kira aku ular apa perlu di jinakan hah?!" ucap Baekhyun tak terima.
"ia kau ular. Kau sudah menyemprotkan bisa mu di hati aku sehingga aku lumpuh tak bisa bergerak darimu" ucap Chanyeol lalu ia masuk ke mobil. Setelah itu ia pun menyalakan mobilnya.
"hahaha lucu sekali" ucap Baekhyun ketus lalu ikut masuk kedalam mobil Chanyeol.
"aku mencintaimu Baek" ucap Chanyeol dalam hati sambik menatap Baekhyun yg sedang memasang sabuk pengaman pada dirinya sendiri.
Chanyeol pun mengantar Baekhyun ke rumahnya setelah mereka kembali berargunen karena hp Baekhyun yg belum di perbaiki Chanyeol.
"hah baik lah. Berikan hp mu. Besok aku akan membelikan yg baru untuk mu. Jadi besok sepulang sekolah, kita akan ke mall untuk membeli ponsel mu" ucap Chanyeol mengalah. Sekaligus ia menggunakan cara ini untuk mencari tahu isi hp Baekhyun.
Baekhyun pun mengangguk setuju dan meletakan ponsel itu ke tangan Chanyeol.
Setelah Baekhyun turun dari mobil Chanyeol, Chanyeol langsung menangis pilu penuh penyesalan.
"hiks hiks maaf kan aku Baekhyun. Maaf karena aku, kita harus mengulanginya dari awal. Maafkan aku sayang ku" ucap Chanyeol menangis pilu.
Setelah ia merasa kesesakan di dadanya berkurang, ia pun melajukan mobilnya menuju rumah.
TBC
