A/N: Gempa: 12 tahun (6 SD), Halilintar: 9 tahun (4 SD), Taufan: 7 tahun (2 SD), Api&Air: 1 tahun.
Enjoy
Malam tahun baru. Malam yang terjadi setahun sekali. Semua keluarga merayakan tahun baru. Bercanda tawa, makan bersama dan menghabiskan waktu bersama. Begitu juga Boboiboy bersaudara. Mereka semua masih kecil tapi tetap bersikeras untuk tetap bangun untuk melakukan hitungan mundur malam tahun baru.
Gempa, sang kakak tertua tampak membaca buku sambil berdiri. "Kalau aku baca buku yang gak kumengerti sambil berdiri begini, aku pasti gak akan tertidur," Begitu katanya saat ditanya, membuat orangtuanya hanya bisa geleng-geleng kepala.
Sedangkan Halilintar, sang putra kedua, sedang memainkan bola karet bergambar bola sepak. Menendang-nendangnya ke dinding dan sesekali melemparnya ke dinding. "Kalau aku terus bergerak, ntar gak bakalan ketiduran," jawabnya pendek ketika disuruh berhenti. Orangtuanya tidak bisa membujuknya untuk berhenti dan akhirnya hanya berpesan supaya dia gak memecahkan barang-barang.
Taufan? "Taufan mau nyanyi aja, biar gak ngantuk. Kan jadinya Kak Gempa dan Kak Hali jadi gak ngantuk juga," jawabnya dengan senyum lebar.
"Bukannya bangun, kami semua malah pusing!" jerit Halilintar sebelum Taufan bernyanyi. "Lagipula nanti Api dan Air bangun!" Dengan kata-kata Halilintar tadi, Taufan malah diajarin bahasa inggris oleh orangtuanya. Kenapa? Karena Cuma Taufan yang gak fasih berbahasa inggris.
BRUKK! BRUKK! Bruk!
Gempa jatuh dengan kepala mendarat di atas buku bacaannya. Kepala Halilintar terkena hantaman bola karet yang dilemparnya sendiri, tergeletak di atas lantai. Taufan menjatuhkan kepalanya saat membaca kata pertama dari buku berbahasa inggris yang diajari ibunya.
Dengkuran mereka terdengar detik kemudian dan orangtua mereka Cuma bisa geleng-geleng kepala sebelum memindahkan ketiga saudara itu ke atas sofa. Mereka memutuskan untuk membangunkan anak-anak mereka saat dekat tengah malam. Lagipula suasana malam tahun baru tidak akan seru tanpa tingkah lucu anak-anak mereka.
.
Tak terasa waktu tahun baru pun semakin dekat. Orangtua mereka mulai membangunkan 3 anak sulungnya itu.
"Gempa, Halilintar, Taufan. Ayo bangun, sudah mau dekat hitungan mundur loh,"
Mendengar suara lembut Ibunya, Gempa yang pertama kali bangun, membuka matanya dengan sigap dan tanpa banyak mengeluh. Halilintar berikutnya (meskipun dia langsung cemberut dan terlihat kesal), lalu diikuti oleh Taufan yang masih sempat mewek karena dibangunkan.
"Ayo mulai hitungan mundur!" ajak sang Ayah.
"10, 9, 8...!"
Gempa, Halilintar dan Taufan segera berdiri dan menghitung mundur mengikuti acar TV yang mereka tonton.
"7, 6, 5, 4...!"
Gempa tampak sangat bersemangat menghitung. Halilintar yang awalnya cemberut jadi tersenyum dan menghitung lebih keras. Taufan tampak tidak mengantuk lagi, dengan erat menggenggam tangan kedua kakaknya dengan senyum lebar.
"3, 2, 1!"
"SELAMAT TAHUN BARU!" seru Gempa, Halilintar dan Taufan lalu saling berpelukan satu sama lain sambil melompat-lompat dengan riang. Kemudian terduduk tanpa melepaskan pelukan satu sama lain, mereka kembali tertidur pulas.
Author's fact: Kalo ada libur nasional author juga libur ngetik. Jadi interview lanjutan bakalan update tanggal 04/01/2016
btw, HAPPY NEW YEAR! XD
