Setelah menyuruh anak-anak asramanya mencari pasangan, Brina dan Nasha terus membujuk teman-temannya.
"Dansa ?" tanya Lisa. "Itu mungkin akan menjadi hal yang paling mengerikan yang pernah ada."
"Ayolah teman-teman," bujuk Brina "Tidak seburuk yang kau kira."
"Tapi sayangnya kami bukan bebek ," kata Andy.
"Angsa !" amuk Nasha yang baru bergabung.
"Terserah," kata Lisa datar.
"Ef… Afny !" panggil seseorang dari belakang. Mereka ber-lima menoleh.
"G-Goyle," tanya Andy. Afny membalikkan badannya.
"Mm… Ya ?" tanya Afny.
"E- Aku.. mmm.." kata Goyle gugup. Mulai terlihat keringat keluar dari batang hidung mancungnya.
"Sepertinya ini privasi teman-teman," kata Nasha yang lalu menarik Lisa dan diikuti oleh Brina serta Andy.
"Aku hanya mau mengatakan…" Goyle sekarang gugup setengah mati. Mukanya memerah seperti udang rebus yang baru di angkat.
"Ayo Goyle," protes Afny. "Aku ditunggu teman-temanku."
"Hhh…" Goyle menarik nafas. "Baiklah."
Sebelum Goylr membuka bibirnya, Afny sudah meninggalkannya.
"Afny !" dia berlari mengejar Afny. "Maukah kau menjadi pasanganku di Yulle Ball nanti ?"
Muka Goyle seperti kerbau yang tidak jadi di sembelih. Mukanya sangat lega.
Afny membalikkan badannya. Goyle memasang senyum bodoh yang membuat Afny merasa sangat kasihan.
"Apa ?" tanya Afny. "Kau bilang apa tadi ?"
"Maukah kau menjadi pasanganku di Yulle Ball nanti ?" ulang Goyle dengan nada yang lebih keras dan badan yang tegap.
"Aku ? Kenapa harus aku ?" tanya Afny yang matanya tidak bisa berhenti menatapa Goyle yang sepertinya kembali gelisah.
"Karena kupikir.. kupikir kau yang termanis disini," jawabnya. Goyle melangkah lebih dekat. Sementara Afny mundur menjauh.
"Terima kasih," kata Afny singkat. "Sejauh ini tak ada yang mengajakku kecuali kau.. dan.."
"Benarkah ?" teriak Goyle." Yeah !" Dia berlari berkeliaran dan berjoget-joget senang.
"Anak aneh, padahal aku belum bilang 'Iya'." Kata Afny yang tidak bisa di pungkiri lagi pipinya ikut memerah dan dia tersenyum malu.
