Tittle : Namja x Cingu

Cast : Oh Sehun , Xi Luhan, Kai, Do Kyungsoo (Hunhan & Kaisoo)

Rate : T (Bisa berubah tergantung mood Author)

Genre : Romance, Hurt Confort.

Warn : Boyslove-yaoi, many typos, alur berantakan

Summary : Sehun selalu menjaga Luhan. Hanya karena Luhan sangat manja? atau memang Sehun memiliki perasaan tertentu pada Luhan? -

Don't Like , Don't Read !

Enjoy !


Chapter : 1

"Lu.."

"Hmm.."

"Lu.."

"Hmm.."

"LUHAN" kali ini suara cadel memasuki telinganya.

"Hmm.." Namun nampaknya orang yang dipanggil lebih tertarik pada buku bacaan di hadapannya.

"Yaampun Lu lihat sebentar kearahku. Aku mohon aku sangat bosan mengerjakan semua tugas ini." SEHUN yang memanggilnya sejak tadi.

"Ya baiklah Sehun, ada apa?" jawab Luhan dengan nada malas meladeni namja satu ini.

"Aku bosan Lu. Aku ingin main game sebentar. Bolehkan?" tangannya mulai meraba psp yang disita Luhan.

"Andwe! Kau tau minggu depan kita akan mulai ujian kelulusan kan? Jadi apa kau mau nilaimu jelek lalu kau tidak lulus? " Sentak Luhan.

"Anio" Sehun menggeleng kepalanya dengan cepat.

"Baik kalau begitu kau harus belajar, agar kau bisa dapat nilai bagus. Kau mengerti?"

"Ya, tapi sekarang aku lapar. Aku akan kebawah sebentar mengambil makanan" ucapnya sambil berlari sebelum Luhan sempat memerintahkannya untuk segera kembali.

Sehun adalah teman sekelas Luhan. Mereka berteman semenjak Luhan pindah ke Korea karena orangtua Luhan yang harus terus bolak balik Korea-China karena alasan pekerjaan mereka. Akhirnya Luhan memutuskan untuk tinggal sendiri sementara di negri gingseng tersebut. Luhan yang kebetulan sangat pemalu merasa kesulitan mendapatkan teman dirumah maupun disekolah. Sehingga suatu saat Sehun datang menghampirinya dan mengajaknya berteman barulah Luhan dengan mudah mendapatkan banyak teman.

BRAK

Bantingan kasar dipintu membawa Luhan kembali ke masa sekarang. Dimana ia diminta oleh ibu Sehun agar mengajari anak semata wayangnya ini beberapa mata pelajaran yang sudah pasti Luhan kuasai. Mengingat Luhanlah siswa terbaik disekolahnya. Luhan sangat senang hati dapat membantu Sehun belajar, namun sepertinya hanya Luhan yang senang belajar tapi Sehun tidak. Selalu saja ada alasan baginya untuk keluar dari kamarnya. Mulai dari ke toilet, lapar, ingin membukakan pintu saat ada tamu yang datang dan berbagai alasan klasik lainnya.

"Ahh.. Maaf Luhan. Aku pikir tidak ada siapa siapa dikamar karena sekilas aku melihat Sehun di dapur. Apa aku mengagetkamu?" tanya namja tinggi berkulit tan tersebut. Itu KAI – Sahabat Sehun.

"Anio" Luhan menggeleng. "tapi kau hampir membuat copot jantungku tahu" balas Luhan seraya cemberut.

"Aigoo.. Maafkan aku Lu. Jangan cemberut lagi oke? Atau aku akan mentraktirmu ice cream sepulang dari sini." Bujuk kai dengan sejuta jurus.

"Emm.." Luhan memasang tampang pura pura berfikir. Dengan pipi menggembung dan jari telunjuk menekan bibirnya yang mengerucut lucu akan membuat siapapun yang melihatnya ingin menggigit santapan lezat ini dihadapannya.

"Eughh Lu jangan pernah pasang tampang seperti itu dihadapanku. Kau sangat menggemaskan tahu!" kata Kai sambil mencubit kedua pipi Luhan gemas.

Kai tidak dapat menyembunyikan dirinya yang begitu tertarik dengan Luhan saat pandangan pertamanya di depan kelas Sehun. Diiringi dengan prestasi dan bakat yang baik sudah pasti dapat membuat siapapun akan menyukai Luhan. Ditambah point plus wajah bulat menggemaskan serta mata rusa yang indah dan kepribadian yang ceria membuatnya menjadi namja populer disekolahnya.

BRAKK

Bantingan kedua kali ini justru membuat keduanya terkejut. Pasalnya sang pemilik kamar nampak tidak terlalu menyukai pemandangan dihadapannya. Bagaimana tidak. Kai sedang mencubiti pipi mulus Luhan dengan gemasnya sementara Luhan terlihat menikmati perlakuan Kai.

"Yak Luhan, eommaku menyuruhmu untuk mengajariku soal soal ini. Bukannya malah bermanja-manja dengan dia" Katanya sarkaktis pada Luhan sambil menunjuk Kai.

"Dan Kau hitam, siapa yang menyuruhmu masuk ke kamarku seenaknya?" tanya sehun tak kalah tajam.

"Yaampun Sehun aku keluar masuk kamarmu dengan leluasa selama 15 tahun kita berteman. Kenapa kau begitu mempermasalahkannya sekarang?" tanya Kai dengan tidak peduli kali ini.

"Tentu saja karena aku sedang belajar bersama Luhan. Kau tidak belajar apa? Minggu depan ujian kelulusan." jawab Sehun marah langsung.

"Jadi kau merasa aku mengganggu waktumu bersama Luhan? Dan sejak kapan kau menyukai belajar?" Tanya Kai yang sukses membuat Sehun terdiam. "Aku juga mau diajari Luhan." Kali ini Kai dengan nada memohon sambil mengerjaperjapkan matanya imut kepada Luhan.

"besok aku tidak ada jadwal dengan Sehun dan kebetulan tidak ada kelas esktra juga. Kalau kau mau aku bisa mengajarimu beberapa pelajaran." Luhan dengan polosnya menawarkan dirinya untuk mengajari Kai. Dan tentu saja kesempatan emas takkan pernah ia sia siakan.

"YESS" – Kai

"NOO" – Sehun

Sehun dan Kai adalah sahabat meskipun dalam kesehariannya mereka tidak pernah akur. Ada saja hal hal yang akan membuat mereka bertengkar, seperti berangkat kesekolah dengan bus atau jalan kaki, juga saat mereka kebetulan memakai baju dengan setelan yang sama dan merasa buruk setelahnya atau saat mereka memilih menu makan dan menghabiskannya bersama. Namun justru pertengkaran itulah yang membuat mereka menjadi lebih akrabsatu sama lain.


Kicauan burung dipagi hari membawa Kai kembali ke alam sadarnya setelah mengarungi lautan mimpi tadi malam. Namja berkulit tan itu langsung terbangun dengan segudang harapan pada hari ini bahwa ia bisa beranjak sedikit lebih dekat dengan Luhan. Pasalnya Luhan sudah berjanji akan mengajarinya beberapa pelajaran dan tentu hal itu hanya akan dijadikan alasan bagi Kai agar bisa berdekatan dengan Luhan. Karena Luhan mengiyakan saja begitu Kai minta tempat pertemuan mereka disalah satu café favorit Luhan. Namun sepertinya Luhan terlalu polos untuk mengetahui maksud lain dari sosok Kai.

Lain Kai lain Sehun lagi. Mengingat hari ini adalah hari janjian Luhan akan mengajari Kai dicafe membuat Sehun uring uringan. Bagaimana tidak Luhan yang biasanya hanya akan menghabiskan waktunya dengan Sehun hari ini malah akan menghabiskan waktunya dengan Kai. Sontak saja ia bergegas mandi dan membenarkan penampilannya dan berlari menuju apartment Luhan secepat mungkin untuk menghambat pertemuan Luhan dan Kai.

Ting Tong Ting Tong

Luhan dengan mata setengah memejam mendesah kesal pada seseorang diluar pintunya sendiri. Namun ia tetap berjalan membukakan pintu untuk orang tidak tahu diri yang sudah berani menganggu hari tenangnya. Sontak mata Luhan langsung membulat lucu melihat siapa makhluk kurang ajar dihadapannya tersebut.

"Sehun. Sedang apa kau disini?" tanya Luhan kaget.

"Mm aku hanya kebetulan sedang lewat di sekitar sini dan ingat kau tinggal disini dan aku ingin mampir. Apa aku menganggumu Lu?" tanya Sehun polos dengan nada yang dibuat sesedih mungkin.

Oh tentu saja tidak Sehun. Tapi tidak bisakah kau memberi tahu Luhan terlebih dahulu bila kau ingin datang? Agar ia bisa mempersiapkan penampilan semenarik mungkin dihadapanmu. Tapi lihatlah Luhan sekarang ini. Mata sayu khas baru bangun tidur dan bekas iler diujung sudut bibirnya, lalu rambut acak acakan tak terawat. Oh My God! Luhan baru sadar seberapa berantakannya dirinya saat ini. Dan Sehun melihatnya seperti itu. Hancur sudah image tampannya dihadapan namja yang ia puja diam diam ini. Luhan hanya bisa menunduk malu menyesali penampilannya setelah menggeleng sebagai jawaban pertanyaan Sehun sebelumnya dan mengizikan Sehun memasuki apartmen berantakannya.

"Ahh aku lupa" ucap Luhan tiba tiba sambil memukul keningnya sendiri "Aku punya janji dengan Kai siang ini. Sehun kau tunggulah sebentar disini, aku akan segera bersiap oke" kemudian Luhan meninggalkan Sehun sementara ia bersiap siap.

Sial dia ingat – Sehun membatin.

Setelah beberapa menit Sehun duduk santai sambil menonton tv, Luhan keluar dari kamarnya dengan penampilan yang sangat errr – imut menurut Sehun. Rambut caramelnya yang sengaja di tata berponi lalu ia mengenakan kaos berleher kerah motif bunga lily kecil yang justru terlihat cocok ditubuhnya. Ia juga mengenakan celana hitam polos selutut yang menambah kesan imut pada dirinya. Benar benar mengesankan. Dan Sehun hanya bisa melongo memperhatikan namja super imut didepannya ini.

"… hun. Kau mendengarkan aku?" Luhan bertanya kali ini dengan cemberut.

"Ahh.. Aa apa? .. Maaf aku tidak mendengarkanmu." Jawab Sehun disertai senyum khas cadelnya tersebut.

"Ck kau menyebalkan Sehun. Aku bertanya bagaimana penampilanku?" kali ini suaranya lebih ia kuatkan seperti merajuk.

"Yaampun Lu kau akan menjadi mentor Kai bukan berkencan dengannya. Mengapa kau harus berdandan seimut ini? Apa kau berusaha menggodanya?" tanya Sehun balik tak kalah tinggi. Ia benci saat Luhan begitu memperhatikan penampilannya hanya untuk bertemu Kai.

"tentu saja aku harus tampil tampan Sehun. Bagaimana jika ia tidak menyukai penampilanku" luhan berkata dengan raut wajah berubah sendu.

"yaampun Lu, semua orang akan terpesona hanya karena melihatmu. Bahkan selama kita berteman kau tetap mempesona bagiku." Ucap Sehun lembut sambil memegang kedua pipi Luhan. Dan sontak saja perlakuan Sehun tersebut membuat pipi namja yang lebih pendek itu memerah sempurna. Dan secara otomatis Luhan langsung menutupi wajah dengan kedua tangan mungilnya. Ia malu ,, sangat malu.

"Umm waeyo? Kenapa kau menutupi wajahmu seperti itu hmm?" Sehun bertanya.

"Anio Sehun aku sangat malu" sahut Luhan. "Aku harus bergegas pergi sekarang, jika tidak aku akan terlambat Kai pasti akan sangat marah"

"TIDAK" ujar Sehun.

"Apa maksudnya tidak?"

"Aku ingin makan siang dahulu, aku sangat lapar dan kau tahu rumahku sangat jauh dari sini. Aku ingin kau memasakkanku sesuatu untuk kumakan." Sehun akan melakukan segala cara mengulur waktu Luhan.

"Aku tidak mungkin masak sekarang karena Kai pasti sudah menungguku"

"Aku tidak mau tahu. Aku ingin makan sekarang." Sehun berkata dengan nada yang sangaaat manja.

"Baiklah.. Baiklah. Bagaimana jika kau ikut dengan kami ke café saja. Aku akan mentraktir makan siangmu disana?"

Yess inilah yang ditunggu Sehun sejak tadi, luhan mengajaknya ikut lalu ia akan lebih mudah dan leluasa untuk menghancurkan niat Kai yang ingin mendekati Luhan.

"Baiklah tentu saja" ucap Sehun akhirnya dengan senyum penuh arti terpampang jelas diwajahnya.


"Aish Luhan lama sekali sih" Gerutu Kai begitu namja berkulit tan tersebut. Ia bolak balik melihat arlojinya berharap Luhan akan segera datang. Sudah hampir satu jam dari jadwal pertemuan mereka namun Luhan belum terlihat juga.

Lalu seorang pelayan datang menghampirinya. Ya seorang pelayan, namun entah mengapa membuat Kai begitu tidak berdaya melihatnya, bahkan hanya untuk mengucapkan sepatah katapun ia tidak sanggup. Berwajah kecil kira-kira hanya seukuran telapak tangan Kai, memiliki mata bulat lebar dan hidung yang sangat kecil, dan jangan lupakan bibir tebal yang sedang bergerak gerak tersebut seperti meminta Kai untuk segera melumatnya saat itu juga. Oh damn,, selain tebal bibir itu juga begitu merah dan sepertinya sangat kenyal. Ingin rasanya Kai meraupnya dengan ganas melihat dengan jelas bibir itu mulai mendekatinya, perlahan lahan bergerak dihadapan matanya menggumamkan sesuatu yang tidak ia mengerti arti ucapannya. Tanpa berfikir lambat Kai langsung saja mendekati bibir ranum itu namun sebuah tepukan bahu menyadarkannya dari lamunan kotor tersebut.

"…pesananmu tuan?" Kai mengerkapkan matanya hingga ia sadar sedari tadi tidak mendengarkan perkataan si pelayan tersebut.

"Aap apa tadi barusan kau bilang? Maaf aku tidak dengar" ujar Kai sambil mengusap tengkuknya.

Pelayan itu hanya tersenyum memperlihatkan deretan gigi depannya yang sangat rapi dan senyum itu membuat pipinya terlihat sangat tembem. kemudian ia berkata "Apa aku sudah bisa mencatat pesananmu tuan? Kau sudah duduk disini selama satu jam dan aku lihat kau belum memesan satupun." Suaranya sangat lembut pikir Kai.

"y-ya ya aku mengerti, aku sedang menunggu seseorang untuk datang dan sepertinya memang aku akan menunggu lama, aku ingin pesan segelas vanilla latte saja." Jawab Kai tidak luput senyumnya ia torehkan juga.

"Baiklah, tunggu sebentar tuan pesanan anda akan segera siap" masih dengan senyumnya yang sangat menawan sang pelayan itu meninggalkannya. Meninggalkan Kai dengan sejuta lamunannya tentang namja pelayan yang baru saja membuatnya hilang kendali atas dirinya sendiri. Ia bahkan tidak pernah berfikir mungkin ada namja lain yang bisa mengalihkan perhatiannya selain Luhan.

"Kai-aah, mianhae apa kau sudah lama menunggu?" tanya seseorang yang sudah sangat dinanti-nantikan oleh kai kehadirannya. Luhan, namun ia tidak sendiri. Luhan datang bersama seseorang yang sudah dikenal baik oleh Kai sendiri yaitu Sehun, sahabat baiknya.

"Yahh kau lama sekali. Aku sudah mau mati kelaparan karena menunggu kehadiranmu. Kau tahu aku menunggumu hampir sejam dan kau malah datang dengan anak ini" ujar Kai dengan nada ngambek yang dilebih lebihkan.

"Maaf, aku tidak tahu kau menunggu selama itu Kai, jinjja mianhae" Luhan langsung menundukkan kepalanya dengan raut wajah sangat sedih hampir menangis.

"Yak KIM JONGIN Apa-apan kau berkata seperti itu pada Luhan hah? Lihat akibat perbuatanmu Luhan menjadi sedih, kau tidak lihat dia hampir menangis. Aish ini gara gara kau." Langsung saja Sehun mengambil posisi kudepan Luhan dan membelai pipi putih dan mulus Luhan. Sangat tidak rela rasanya melihat Luhan bersedih karena orang lain.

"Sudahlah Lu, abaikan saja si hitam itu oke? Kau datang kesini untuk mengajarinya bukan ? dan lihatlah perbuatannya kepadamu, dia membentakmu tadi Lu. Dan kau hampir menangis karenanya. Aku sudah bilangkan sebaiknya kau akhiri saja jadwal pembelajaranmu dengannya, dia itu hanya akan menyusahkanmu saja. Jika aku, aku takkan berbuat seperti itu padamu Lu. Aku akan selalu melindungimu. Jangan menangis lagi hmm" Ucap Sehun sangat lembut kepada Luhan. Sambil menghapus jejak jejak airmata yang mungkin akan membasahi pipi mulus itu jika ia tidak segera menghapusnya.

Perkataan Sehun langsung saja menenangkan Luhan. Sehunlah yang akan selalu seperti ini padanya, selalu saja Sehun yang membela dan melindungi perasaannya. Sehun selalu bersikap overprotected terhadap siapapun yang akan menyakiti Luhan, termasuk sahabatnya sendiri. Sehun tidak akan peduli apapun lagi selain Luhan.

"Yak aku tidak bermaksud membentaknya Sehun. Jangan menjelek-jelekkan aku dihadapan Luhan" Bela Kai sekarang.

"Lalu apa namanya yang tadi itu kalau tidak membentak, nada suaramu sangat tinggi tahu." Ucap Sehun tak mau kalah sambil membawa Luhan duduk disampingnya. Tidak ada satupun yang boleh menyakiti Luhan sekalipun itu Kai.

Pertengkaran kecil mereka berakhir dengan kedatangan kembali namja pelayan yang meluluhkan hati Kai.

"Ini pesananmu Tuan, apa ada tambahan?" tanyanya sambil memperhatikan Sehun dengan namja yang rasanya ia kenali. Memperhatikan mereka berdua sebentar kemudian menyuarakan suaranya "Luhan-ssi?" tanyanya tidak terlalu yakin.

Luhan mendongak memperhatikan wajah namja yang memanggilnya. "eohh. Kyungsoo-yaa" langsung saja Luhan menghamburkan diri memeluk namja yang lebih pendek darinya itu meninggalkan Sehun yang sedari tadi berusaha menenangkannya.

"Bagaimana kau bisa disini? Aku tidak pernah datang lagi ketika mereka bilang kau pindah kerja. Aku panik tapi tidak tahu harus mencarimu kemana" ujar Luhan sambil lagi lagi memeluk Kyungsoo erat.

Kyungsoo nampaknya tidak merasa keberatan atas perlakuan Luhan padanya. Sebaliknya ia justru sangat senang ada orang yang selalu peduli padanya. "aku hanya keluar kota Luhan, eommaku baru saja meninggal dunia dan aku tinggal sendirian sekarang. hari ini adalah hari pertamaku masuk kerja kembali setelah seminggu memutuskan berhenti kerja dan pindah sekolah. Aku harus menyambung kehidupanku sendiri Lu" ucapnya panjang lebar dan hal itu sangat menyentuh batin Luhan.

"Kalau begitu tinggallah bersamaku?" pinta Luhan dengan sangat lantang dan bersemangat.

"HAH? – Sehun

"HAH?- Kai

Luhan langsung berbalik badan lalu melihat keduanya. "Kalian Kompak" serunya. Keduanya hanya memandang satu sama lain dengan perasaan tak tergambarkan. Merasa jijik jika dikatakan kompak satu sama lain, Sekalipun mereka tersenyum setelahnya.

"Lu, aku tidak sama dengan si hitam ini" kata Sehun dengan malas.

"Lu, apa kau tidak lihat warna kulit putih pucat seperti itu aneh. Itu adalah penyakit. Aku tidak mungkin berpenyakitan seperti itu." Imbuh Kai tak mau kalah.

"ah benar Kyungsoo perkenalkan ini teman temanku. Kai dan juga Sehun" Luhan yang tidak memperdulikan ocehan keduanya langsung menautkan tangan temannya kepada Kyungsoo.

Tentu saja rasa berdesir langsung menghapiri hari Kai dengan sangat bersemangat ia menjabat serta mengelus pelan kedua tangan Kyungsoo yang tampaknya sangat terkejut dengan perlakuan dari Kai , namun ia hanya membelalakkan matanya yang justru membuat Kai tambah gemas. Luhan hanya tersenyum sendiri melihatnya.

"Aku harus kembali ke bekerja Kai" ucapnya malu malu. "Dan Luhan aku akan menelponmu nanti." Ucapnya sebelum akhirnya dia benar benar pergi dari meja pelanggan dan Luhan mengangguk setelahnya. Kemudian ia kembali duduk dan memperhatikan Sehun yang sedang asik senyum senyum sendiri dengan ponsel ditangannya.

"Hei Sehun, kembalilah kealam nyatamu" ujar Kai sambil menjentik jentikkan jari didepan wajah Sehun, berusaha mengganggunya.

"Berhenti menggangguku Kai, kau tidak lihat aku sedang membalas pesan cinta dari pacarku." Kata Sehun yang sontak membuat mata Luhan membelalak. Bagaimana bisa dia mengucapkan kata 'pacar' dengan mudahnya dihadapan Luhan, orang yang sudah menaruh perasaan special padanya semenjak pertama kali mereka berteman. Tapi itu bukan salah Sehun, Luhan sadari itu. Dia bahkan tidak berani mengatakannya kepada Sehun. Dan mana mungkin Sehun meliriknya, pasti Sehun akan merasa lebih tertarik dengan yeoja atau namja cantik diluar sana. Luhan bahkan tidak pantas baginya. Sudah menjadi temannya saja itu merupakan karunia bagi Luhan. Tiba-tiba saja suasana menjadi canggung bagi Luhan.

"Kai, apa kau membawa bukumu? Sebaiknya kita mulai saja belajarnya." Tanya Luhan berusaha mengalihkan perhatiannya.

Tentu Kai sebetulnya sangat tahu perasaan Luhan, namun ia pun sama, tidak berani mengatakannya. "Ahh betul, BUKU. Aku melupakannya Luhan. Bagaimana ini, kita tidak bisa belajar jika aku lupa membawa buku. Bagaimana kalau belajarnya kapan kapan saja Luhan, hari ini kita bersenang-senang oke?" jawab Kai yang langsung mendapat pukulan dikepala tanda kasih sayang dari sahabatnya.

PLAK

"Dia itu hanya modus Luhan, dia tidak akan bersusah payah belajar dicafe seperti ini. Dia ingin mengajakmu berkencan diam diam. Kau hanya terlalu polos Luhan." Ucap Sehun sambil menertawakan kegagalan sahabatnya.

"Yaishh sialan kau Sehun, ternyata kau sudah tau apa yang aku rencanakan. Pantas saja tiba-tiba kau muncul bersama Luhan. Kau menggaggu saja" Baru saja ia akan menyemprotkan minumannya ke wajah Sehun namun tangan Sehun menghentikannya.

"Jangan berani kau kotori bajuku, hari ini aku ada kencan dengan Tiffany" Ancam Sehun tiba tiba ia beringsut bangkit dari duduknya dan menarik tangan Luhan. Luhan tidak sempat bertanya namun tetap mengikuti kemana Sehun menariknya.

"Yak kau mau kemana?" tanya Kai sambil mengejar Sehun yang menarik Luhan bersamanya. "Kau bilang mau kencan tapi mengapa kau membawa Luhan?"

"Aku akan berkencan setelah mengantar Luhan pulang, Ayo Luhan aku akan mengantarmu pulang" kembali Sehun menarik lengan Luhan untuk mengikutinya.

Namun Luhan menyentakkan tangannya begitu saja hingga pegangan Sehun terputus. Bagaimana bisa Sehun seperti ini padanya, tidak perlu memikirkan Luhan jika ia akan berkencan dengan gadis lain. "Aku akan pulang sendiri, pergilah" kini Luhan yang berbalik lalu berjalan meninggalkan dua namja dengan pikiran mereka masing masing.

"Pergilah Sehun, biar aku yang akan mengantarkan Luhan pulang" kata Kai yang akhirnya dituruti oleh namja yang lebih putih tersebut. Kemudian Kai berlari menyusul Luhan.

.

.

.

To Be Continued


maafkan diriku yang mengakhiri ff ini dengan cara yang tidak etis.

tapi chapter depan bakalan lebih bagus deh.. hehe maklum masih pemula.

thanks for read my ff..

jangan lupa review ^^