Mylast Memory Is you

chapter 1

genre : hurt/comfort, romance

rate : T

disclaimer : MK

warning : many typo, boring, fast alur dll

.

.

.

Sakura melihat nanar ke arah Naruto seakan melihat orang lain. Ya sejak pulang dari RS konoha sikapnya berubah. Tidak seperti Naruto biasanya yang dia kenal.

"Naruto, kau tidak kenal dengan Sakura?"

Minato menatap putranya yang sedang dirawat itu. Ada kekhawatiran kepada putranya setelah insiden kecelakaan yang telah terjadi.

"tidak ayah, tadi siapa namanya? Haruno-san yah?"

Sakura menunduk. Teman masa kecilnya itu apa benar-benar tidak mengingatnya?

"hei, dobe kau tidak mengingat Sakura sama sekali?"

Tanya Sasuke tak kalah bingungnya, mengapa orang-orang yang menengoknya terus menanyakan sesuatu kepadanya seperti orang linglung.

"ehem.. Sakura kita keluar sajah yuk? Sepertinya Naruto membutuhkan istirahat sekarang"

Ino mengajak Sakura keluar dari ruangan tempat Naruto dirawat. Kemudian ditaman RS Sakura menangis. Ino hanya menatap prihatin sahabatnya itu. Naruto mengalami kondisi amnesia setelah kecelakaan. Tapi kenapa Naruto sama sekali tidak mengingat dirinya?. Sakura merasakan sesak di dadanya. Air matanya meleleh

"aku mengkhawatirkan kondisi Naruto, Ino"

"Naruto mengalami kecelakaan, jadi wajar sajah dia seperti itu. Nanti juga Naruto akan mengingatmu lagi foehead. Kau tau? Naruto sangat menyukaimu"

Justru karena Naruto menyukai Sakuralah yang membuatnya sesak. Naruto yang selalu ada untunknya, Naruto yang selalu melindunginya, Naruto yang dengan bodohnya selalu menghibur Sakura.

Ino mengusap lembut pundak Sakura yang tengah menagis tersedu itu. Keesokan paginya Sakura telah mnyiapka buah-buahan segar yang akan di bawanya ke RS untuk menjenguk Naruto. Di lihatnya Naruto masih tertidur dengan perban dikepalanya. Sakura menyentuh lembut kening Naruto. Kemudian dia mengambil pisau dan mengupas buah-buahan yang ia bawa. Saat ia telah selesai mengupas, Naruto membuka matanya perlahan.

"ehm Naruto? Kau sudah bangun yah? Ini ada buah-buahan segar yang sudah aku kupas. Dimakan yah?"

Dengan garpu, Sakura hendak menyuapi Naruto. Alih-alih Naruto akan membuka mulutnya, justru Naruto memalingkan wajahnya

"eh.. apa kau tidak sudak mangga? Bagaimana kalau apel? Nih buka mul-.."

Belum sempat Sakura menyelesaikanbicaranya Naruto malah menyela

"berhentilah menggangguku bisa?"

"eh?"

"berhentilah menggangguku. Kau membuatku pusing. Entah kenapa melihat wajahmu hatiku terasa sakit. Jadi berhentilah menggangguku"

Deg. Sakura yakin hatinya tertikam saat itu juga. Sambil menahan air matanya, Sakura berlari pergi keluar ruangan tanpa mempedulikan Sai yang sudah ada diambang pintu. Hatinya begitu sakit

"hei, apa itu tidak keterlaluan Naruto? Kau membuat Sakura menangis"

"tapi kepalaku terasa pusing tiap kali menatapnya. Memangnya dulu kami berteman akrab yah?"

Sai hanya menggelengkan kepala. Sementara itu Sakura merasa sakit. Tapi apakah.. apakah seperti ini rasanya perasaan Naruto?

Dulu Sakuralah yang mencampakan Naruto dan meninggalkanya karena Sasuke yang sama sekali tak melirik Sakura. Oh apakah kesadaran itu datangnya terlambat? Sakura sadar bahwa sebenarnya Narutolah yang selalu ada disisinya. Sekarang laki-laki itu bahkan tak mengingatnya sama sekali.

'Apa seperti ini perasaanmu Naruto? Dicampakan olehku, diabaikan olehku... apa seperti ini rasanya?' Sakura membatin. Kini Naruto telah pulang dari RS konoha dan melanjutkan aktivitas seperti biasanya. Saat disekolah Naruto sedang berolah raga ia menyeka keringatnya dengan handuk, lelah setelah berlari

"ini"

Sakura menyodorkan air mineral kepada Naruto. Tapi Naruto mengacuhkanya dan mengambil minuman lain. Saat jam pelajaran berganti Sakura mendekat ke arah bangku Naruto

"Naruto-kun, ini buku catatan sejarah miliku, aku tau kau banyak ketinggalan pelajaran. Ah ya nanti aku mampir ke rumahmu kita belajar bersama dan.."

"tidak usah"

Sela Naruto

"hei Shikamaru, aku pinjam buku catatan sejarahmu sajah yah?"

Sakura hanya bisa tersenyum miris. Tidak, ia tidak boleh menyerah. Bel pelajaran sudah berakhir. Langit mendung dan akan turun hujan lebat. Sakura menerobos kerumunan siswa dan menghampiri Naruto yang telah duduk sebal menungguhujan reda. Kemudian dia bangkit hendak menerobos hujan, tapi saat itu seorang gadis menabraknya.

"ma..af"

Jawab Sakura cepat-cepat. Kemudian dia membukakan payungnya dan langsung menyerahkan payung miliknya itu kepada naruto dan langsung pergi menerobos hujan takut kalau Naruto menolak.

"gadis itu"

Naruto hanya menatap kepergian Sakura yang berlari menjauhinya setelah menyerahkan payungnya. Naruto pulang sambil memikirkan Sakura. Sebenarnya siapa dia? Kenapa saat melihat wajahnya hatinya begitu sakit? Naruto mengerang. Menggelengkan kepala karena terasa pusing bila mengingatnya.

.

.

Sakura pulang dengan tubuh basah kuyup. Ia segara berlari menuju kamar mandi. Lalu Sakura merebahkan tubuhnya dan terpejam. Insiden kecelakaan itu...

Flashback..

"Sakura-chan kenapa kau marah begitu?"

"tentu sajah aku marah bodoh! Gara-gara kau aku jadi gagal berkencan dengan Sasuke!"

Naruto mengacak kepalanya kesal

"yaampun Sakura.. Sasuke hanya memanfaatkanmu sajah. Dia menjadikanmu bahan taruhan dengan teman-temanya. Maaf Sakura aku tidak bermaksud menyakitimu"

"masa bodo!"

Sakura sudah terlanjur kesal dengan Naruto. Sakura marah kepada Naruto karena dia mencuri first-kissnya yang seharusnya untuk Sasuke. Naruto sudah tau sejak awal bahwa Sasuke hanya menjadikan Sakura sebagai bahan taruhanya bersama Hidan, Kakuzu, Kisame, Deidara dan Jugo. Sakura dengan emosinya melongos pergi tidak mengetahui ada mobil besar di depanya. Dan sesaat sebelum sakura tertabrak mobil, Naruto mendorong Sakura. Sakura terkesiap melihat Naruto sudah berlumuran darah

"NARUTO!"

Sakura berteriak histeris. Matanya membulat sempurna, sakura menutup mulutnya yang menganga tak percaya. Entah bagaimana ceritanya mereka sudah sampai di RS. Sakura menunggu dengan cemas, sekujur tubuhnya ketakutan. Oh, betapa kejamnya sakura pada naruto.

.

.

Ino, Minato, Kushina segera menyusul ke RS. Ino sudah menyuruh Sakura untuk pulang dan beristirahat. Tapi Sakura menolaknya mentah-mentah. Sakura terus menangis dan menyalahkan dirinya. Karena dialaha Naruto mengalami kecelakaan. Ino yang berada di Rs-pun jadi ikut khawatir dengan keadaan Sakura. Ia tidak makan, tidak minum dan tidak beristirahat. Kantung matanya sudah menghitam. Baru setelah dibujuk oleh Kushina Sakura mau beristirahat walaupun hanya beberapa jam. Setelah dirasa kondisi Sakura cukup baik Sasuke menjelaskan semuanya pada Sakura. Bahkan ia meminta maaf karena yang dikatan Naruto benar adanya. Sakura nyaris seperti mayat hidup. Dengan tatapan mata kosongnya sakura terus mengawasi Naruto yang belum sadar dari komanya. Sekarang semuanya telah jelas. Naruto mencium sakura karena ingin melindunginya. Sementara Sakura?, jangan ditanya perbuatan apa sajah yang telah ia lakukan kepada Naruto. Sakura menggenggam erat tangan Naruto yang tengah terbaring lemah diranjang ruang perawatan

"cepatlah sadar Naruto"

Ucapnya parau dan air matanya meleleh. Minggu kedua Naruto masih belum menunjukan tanda-tanda akan kesadaranya. Dan selama itu pula SakuRa setia menjaga Naruto, menemaninya saat Naruto sedang terbaring. Sakura bahkan berceloteh apa sajah pada Naruto, berharap Naruto akan sadar suatu saat nanti. Meskipun kebanyakan berupa permintaan maaf dan penyesalanya pada Naruto. Sakurapun tak henti-hentinya merutuki dirinya sendiri sebagai penyebab kecelakaan. Kushina melihat Sakura khawatir. Iapun mencoba menghibur Sakura.

Kushina sangat mengerti perasaan Sakura. Ia sama sekali tidak menyalahkan kecelakaan putranya karena Sakura. Karena kushina tau, putra tunggalnya sangat menyukai Sakura. Maka saat doa Sakura terkabul, untuk pertama kalinya zamrudnya melihat pemilik shafire biru itu membukakan matanya. Naruto telah sadar dari koma. Betapa bahagianya sakura dan dialah yang pertama kali melihat Naruto sadar. Tapi kebahagian itu tidak berlangsung lama. Karena Naruto mengalami amnesia. Beberapa ingatanya hilang karena kepalanya terbentur saat kecelakaan. Dan tidak cukup sampai disitu, bahkan Naruto tidak mengingat sedikitpun tentang Sakura.

"kau sama sekali tidak mengingat Sakura-chan dobe?"

Maka Sakura keluar ruangan menangis tersedu disana. Ino berusaha menguatkan sahabatnya itu

.

.

Sakura membuka matanya dengan berat. Astaga.. sudah jam barapa sekarang?! Sakura hampir telambat!. Dengan secepat kilat Sakura segera bangkit mandi kemudian berangkat sekolah. Dilihatnya Naruto bersama Sai,Shikamaru,dan Gaara disanah. Sakura hendak menyapa Naruto sebelum Naruto mendekati Hinata. Iapun mengurungkan niatnya. Sakura berjalan gontai dan lesu memasuki kelasnya

"Sakura-chan, kau terlihat kurang baik hari ini"

"mungkin karena kehujanan kemarin pig"

Ino menyentuh dahi lebar sakura

"astaga Sakura-chan! Kau demam"

Sakura tersenyum sayu. Naruto yang duduk tidak jauh dari bangku Sakura tanpa sengaja mendengarkanya. Pasti karena kehujanan kemarin.

'Dasar gadis keras kepala', fikirnya. Naruto kembali duduk dan tidak memperhatikan Sakura. Sepanjang pelajaran Sakura memaksakan dirinya untuk bertahan. Tidak peduli ocehan Ino yang terus mengajaknya untuk ke UKS. Hari ini Sakura kebagian jadwal piket, dengan sisa tenaga Sakura bangkit sebelum kesadaranya hilang. Dan benar sajah Sakura pingsan karena demam.

.

.

.

TO BE CONTINUE