Naruto © Masashi Kishomoto

All Day I Think of You

A Narto FanFiction by UchiHaruno Misaki

.

Warn : AU, Rush, OOC, Gejeness, Typo, Bad feel, etc.

Friendship!

[Sasuke—Naruto—Neji—Sai]

.

.

Jika Anda tidak menyukai jenis cerita ini atau alur yang saya buat atau bahkan pairing yang saya pilih, silakan tinggalkan halaman ini. Saya tidak pernah memaksa Anda untuk membacanya lalu meninggalkan review yang tidak menyenangkan di akhir. Saya pikir Anda cukup pintar untuk memahami arti dari DLDR.


.

Chapter 1

[Sasuke]

Kubuka kedua bola mataku ketika kurasakan sebuah angin segar yang menerpa tubuhku. Bangkit dari posisi berbaring, kusandarkan tubuhku pada kepala tempat tidur dan kutolehkan kepalaku pada jendela kamarku yang terbuka lebar dengan tirai putih yang terbang melambai akibat terpaan angin pagi.

Haah ...

Kuhela napasku dan kutetapkan tatapan kosongku pada luar jendela yang menampilkan awan pagi yang cerah dengan angin yang menjadi pelengkapnya. Hn, bulan ini angin terus berhembus kencang.

'Sasuke ...,'

Kututup kedua mataku ketika suara lembut mengalun kembali memenuhi otakku. "Brengsek!" sudah seminggu ini aku tak dapat menjalani hidup flat-ku seperti biasanya, wanita itu tidak pernah hilang dari indra pengecapku.

Sentuhannya ...

Kecupannya ...

Kedua pancaran cahaya matanya ...

Semua tentang dirinya ...

"Ahh ..." aku mendongak, menatap langit-langit kamar dengan tatapan hampa. Wanita asing itu telah menghancurkan pikiranku, semua tentang dirinya membuatku gila dan semakin gila.

Apa sebenarnya yang wanita itu lakukan padaku? Dan apa sebenarnya yang wanita itu inginkan dariku? Mengapa dia menghilang dan menyisakan perasaan asing yang hinggap di dadaku.

Aku Uchiha Sasuke, seorang terhormat yang tidak pernah tunduk pada siapa pun termasuk kedua orangtuaku sendiri kini sedang resah hanya karena seorang wanita yang bahkan tidak kukenal. Di mana harga diriku sebagai seorang Uchiha? Sialan. Sungguh wanita itu benar-benar telah membuatku terpisah dengan segala kegilaan cara bekerjaku.

Ini hidupku!

Aku adalah pembisnis gila kerja. Selama dua puluh delapan tahun aku hidup, tidak sedetik pun aku memikirkan hal lain kecuali pekerjaan. Bekerja, bekerja dan bekerja itu 'lah yang menjadi prioritas utamaku. Tidak pernah ada satu pun wanita yang membuatku gila seperti ini, kecuali dia ... wanita asing yang aku gagahi minggu lalu di negeri gingseng.

'Sasuke ...,'

Alunan suara selembut beludru itu kembali terngiang di kedua telingaku. Segala sesuatu yang kuhabiskan pada malam itu dengannya kembali membuatku berdelusi liar dengan suara erotisnya yang mengiringi gerakan tubuhku yang bergerak liar di atas tubuhnya.

"Ahh ..." untuk kesekian kalinya dalam seminggu ini aku kembali merasakan sesuatu di bawah sana tegang dan mengeras hanya dengan mengingat suara erotis wanita itu. Kubuka kedua bola mataku yang -entah sejak kapan- tertutup dan melirik ke arah celana training hitam panjang yang kukenakan terlihat menyumbul di bagian selangkanganku.

"Ck, kuso!" sepertinya untuk yang kesekian kalinya aku akan bermain solo untuk menenangkannya.

Kulangkahkan kakiku menuju kamar mandi untuk mengurus kebiasaanku selama seminggu ini dan aku baru ingat, siang ini si baka-dobe mengundangku untuk bertemu di caffe tempat biasa aku dan sahabatku berkumpul semasa kuliah dulu.

Haah!

Sepertinya berkumpul dengan para sahabatku bukanlah ide buruk. Hn, untuk hari ini saja biarkan aku me-refresh otakku dari wanita misterius pembiusku itu.

Karenamu, aku tidak bisa melakukan apa-apa sepanjang hari. Seolah kau telah mengambil hatiku pergi, seolah kau berada di sini di sisiku.

Kenangan malam lalu yang meliuk liar di kepalaku, membuatku tak bisa membebaskan diri, semua karenamu.

Aku akan gila, tidak! Aku sudah gila dan semakin gila karenamu. Aku mau kau! Aku ingin memilikimu, aku ingin menyentuhmu dalam setiap detik napasku.

Karenamu aku tenggelam dalam dan semakin dalam. Tubuhku dan pikiranku tak berhenti menginginkanmu.

.

.

.

.

.

ADTOY

[Naruto]

"Argggggh! SIAL! Wanita brengsek!" aku terus berteriak frustasi di kamarku yang berantakan oleh koleksi majalah playboy dan dinding kamarku yang dipenuhi oleh berbagai poster wanita seksi dengan dada dan bokong besar berpose erotis.

Mengingat dada dan bokong besar, aku jadi teringat dengan wanita misterius yang membuatku tidak bisa tidur nyenyak dan bercinta dengan para wanitaku. Para wanitaku? Heh, jangan menatapku seperti itu, oke? Aku hanya lelaki biasa yang tidak munafik. Jujur saja aku memang tipe lelaki yang sangat haus akan tubuh wanita yang mampu memenuhi kebutuhanku untuk menghangatkan diri.

Wanita yang kubutuhkan bukan hanya satu, tapi lebih dari satu. Pekerjaanku sebagai fotografer membuatku mau tidak mau selalu tergoda oleh para model bertubuh seksi yang menjadi klienku. Tidak jarang setiap selesai pemotretan, aku dan klienku selalu akan berakhir di atas ranjang. Mm, bisa dibilang aku adalah salah satu dari ratusan ribu pria yang memiliki predikat sebagai pria playboy. Aku tidak akan menampik kenyataan itu karena aku memang pria yang tidak cukup hanya dengan satu orang wanita saja.

Tapi ... sejak wanita asing itu datang, semua kehidupan playboy-ku hancur berantakan. Aku Uzumaki Naruto, putra dari pasangan keluarga terhormat Uzumaki Minato dan Uzumaki Kushina … telah ditakhlukan oleh wanita yang bahkan tidak aku kenal.

Kejadian itu terjadi sudah seminggu yang lalu dan sampai saat ini bayangan tubuh polos wanita itu yang terbaring di bawah kuasaku selalu membuatku tidak bisa tidur nyenyak. Aku adalah pria ahli penakhluk wanita di atas ranjang, tapi aku benar-benar tidak menyangka aku akan terkena karmanya. Hanya dengan satu ronde permainan saja wanita asing itu telah memporak porandakan pikiranku.

Brugh! Prak!

Kulempar kamera SLR kesayanganku ke dinding tanpa ragu. Sial! Wanita itu benar-benar membuatku hilang akal. Bisa kalian bayangkan? Setiap mengingat malam panas itu, alat vitalku langsung mengeras. Pernah sekali kulampiaskan gairahku pada salah satu wanita koleksiku, tapi apa kalian tahu apa yang terjadi? Belum selesai pada tahap inti, alat vitalku kembali tidur sehingga aku tixak dapat bercinta dengan para wanitaku.

Kalian tahu apa artinya? AKU TIDAK BISA BERCINTA SELAIN DENGAN WANITA MISTERIUS ITU-TTEBAYO! Ya, gairahku langsung surut seketika aku menyadari bahwa wanita koleksiku adalah bukan wanita yang kutemui minggu lalu. Bukan wanita yang kuinginkan!

"SIAL! DI MANA KAU?"

Hari-hariku bagai bumi tanpa air. Kering! Bagaimana tidak kering? Aku si pria penuh gairah harus menderita tidak dapat memuaskan gairahku jika bukan dengan wanita itu! Sebenarnya apa yang telah dia lakukan padaku dattebayo? Kenapa aku jadi loyo pada wanita lain? SIAL.

Aku tidak bisa bercinta dengan para wanitaku ketika sebagian pikiranku ada pada wanita asing itu. Dari pada terus terpuruk mengingat segala hal tentang wanita itu setiap hari, lebih baik aku harus segera bergegas untuk menemui sahabatku di tempat perjanjian.

Hm, untuk hari ini saja bebaskan aku tentang bayangan dirimu. Dattebayo!

Seolah aku anak kecil dan kau menggambil permenku pergi, aku berusaha keluar dari pikiranku tentangmu, aku bahkan tak bisa berkonsentrasi akan semua hal yang harus kujalani.

Bagaimana aku bisa melakukan semuanya, ketika sebagian pikiranku ada di tempat lain? Apa yang sudah kaulakukan padaku? Aku seharusnya tidak bertindak seperti ini!

.

.

.

.

.

ADTOY

[Neji]

Sreeek!

Kubuka lembar demi lembar tumpukan dokumen yang entah mengapa semakin hari semakin banyak ini dengan gusar. Hahh ... kinerja dan fokus kerjaku belakangan ini sedikit terganggu.

Kulirik jendela kamarku yang terbuka lebar. Mm, hari mulai menjelang pagi dan aku tidak bisa tidur. Bukan karena pekerjaanku, tapi lebih tepatnya semua ini akibat dari perbuatan hina yang kulakukan pada seorang wanita misterius yang sangat menggangguku. Aku takut tidur, takut memimpikan wanita itu—lagi.

Aku Hyuuga Neji, seorang dokter ahli bedah yang telah lulus kuliah kedoteran dalam waktu 5 tahun. Aku terlahir dari keluarga terpandang di Tokyo setelah Uchiha dan Uzumaki tentunya. Dari kecil keluargaku sudah mengajarkanku hidup dengan cara menjunjung tinggi apa itu sopan, santun, kehormatan dan peraturan keluarga yang sudah mendarah daging.

Dunia semakin lama semakin modern, Jepang tidak lagi menganut sistem hukum kehormatan seperti jaman dulu, karena saat ini pengaruh barat sudah tersebar luas di negara penuh kesopanan ini. Contohnya; sepasang kekasih kini mengsahkan hubungan intim tanpa adanya ikatan suci pernikahan. Maka dari itu, sejak saat aku beranjak pada hormon kelelakianku, aku langsung mengambil keputusan bijak dengan memutuskan untuk jauh-jauh dari kaum hawa.

Namun, semua itu hancur seketika hanya gara-gara gadis bar-bar yang telah menyulut emosiku.

'Hoi, kau pria cantik berambut panjang! Apa kau benar-benar seorang pria tulen, eh? Aku curiga, jangan-jangan kau adalah seorang wanita yang terobsesi menjadi seorang pria? Trans Gender mungkin? Cih, dasar banci.'

Mm, kupejamkan mataku erat ketika entah datang dari mana suara itu kembali terngiang di telingaku. Haah ... tujuh hari terakhir ini hidupku yang selalu terencana apik kacau sudah hanya karena gadis bar-bar itu.

Aku yang sangat anti pada wanita, kini tujuh hari terakhir sering bermimpi erotis dengan wanita bar-bar itu. Sial. Berawal dari sebuah emosi dan berakhir dengan sebuah hasrat terpendam yang mengebu. Hanya dengan satu tancapan saja kini aku telah sukses divonis menyandu seks yang bahkan dulu aku sangat merasa jijik mendengarnya.

Wanita bar-bar itu telah sukses membuatku gila karena memikirkannya setiap hari. Mengingat itu, aku jadi teringat dengan pesan sahabatku sejak kuliah dulu untuk berkumpul di caffe favorit kami. Heh wanita bar-bar, untuk hari ini saja biarkan aku melupakanmu sejenak.

Ketika Kau melihaku, seolah aku menjadi Listrik.

Ketika Kau menyentuhku, Kumerasakan Aromamu lewat mataku yang tertutup. Kumerasa seperti Terbang, karena tubuh dan pikiranku semua terbakar.

Saat aku melihatmu, seolah-olah aku gila melihat keberanianmu padaku.

Saat kita berpisah, aku sudah kehilanganmu. Aku tak ingin kita terpisah, sehingga haruskah kita lari bersama?

.

.

.

.

.

ADTOY

[Sai]

Hidupku datar-datar saja. Di saat semua pria seumuranku menikmati dunia mereka dengan manusia berdada mangkuk dan berbokong bantal, aku hanya diam dengan kekasih tercintaku. Mm, kanvas dan cat air adalah kekasih sehidup sematiku.

Aku suka melukis, aku suka tersenyum, aku suka sesuatu yang manis, aku suka kanvas kosong karena aku bisa menghasilkan sebuah mahakarya di kanvas kosong itu. Namun, satu yang paling tak aku sukai tapi penting untuk disukai oleh pelukis. Langit. Entah mengapa dari kecil aku benci langit.

Tapi, semenjak bertemu dengan seorang gadis jelek bertubuh barbie gagal minggu lalu ... ada sesuatu yang aneh terjadi padaku. Sejak bertemu dengannya kini aku menyukai apa itu langit, laut dan sesuatu yang berwarna biru. Manik matanya yang meneduhkan itu seakan menarikku untuk terendam oleh lautan aquamarine itu semakin dalam.

Setiap hari selama seminggu terakhir ini kanvas kosongku telah dipenuhi oleh sesuatu berwarna biru. Mengingat wanita jelek itu entah mengapa jantungku yang biasa berdetak santai pun kini kembali berdetak tak karuan hanya mengingat wanita jelek itu. Sensasi aneh namun menyenangkan.

Aku tidak pernah mengerti wanita, aku akan selalu bersikap netral untuk menghadapi wanita-wanita yang menggodaku. Selama ini tidak ada satu pun dari ratusan wanita penggoda itu yang menarik perhatianku. Aku seorang pelukis tentu tidak jarang aku melukis wanita telanjang dengan pose mengangkang di depanku. Tidak ada perasaan apa pun ketika kulihat lubang kewanitaan para wanita itu menganga tepat di depanku.

Tapi ada seorang wanita yang berhasil menarik perhatianku, dan apa kalian tahu? Wanita itu dengan berani telah mendominasi tubuhku. Wanita itu menuntunku melakukan penyatuan, jujur aku tak mengerti. Tapi, merasakan sesuatu menyelimuti kelelakianku ... membuatku mabuk akan kenikmatan yang tak pernah kurasakan. Wanita itu bergerak liar di atas tubuhku dan entah berapa kali aku telah mengeluarkan air mani di dalam tubuhnya. Sensasi asing yang sangat menyenangkan.

"Ahhh ..."

Kurebahkan tubuhku pada sandaran gazebo di halaman rumahku ini. Mengingat kejadian minggu lalu membuat alat vitalku terasa sangat sesak dan sakit. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan untuk membuatnya seperti semula, apa aku harus mencari wanita itu? Kutatap langit pagi dengan tatapan datarku. Hm, biarkanlah tetap seperti ini.

Biip!

Kulirik ponselku yang bergetar di sampingku dan senyum andalanku kembali tercipta ketika mengingat hari ini adalah hari di mana Naruto mengajakku reuni dengan para sahabatku. Mm hmm, wanita jelek ... biarkan aku melupakanmu untuk hari ini saja.

Bahkan jika aku harus meninggalkan karirku untukmu, aku tetap akan senang,

Jantungku terus berdegup cepat, aku gila Itulah yang sudah kaulakukan. Tolong bantu aku.

Ketika kau melihatku, matamu membuatku gila. Bersama senyum misteriusmu, kau memanggil namaku dan terus membuat isyarat di mata.

.

.

.

.

.

ADTOY

—oOo—

"Jadi apa tujuanmu mengajakku bertemu, Dobe?" Sasuke melirik Naruto yang duduk di depannya itu datar.

Naruto hanya menatap kosong jalanan di balik kaca seraya merebahkan kepalanya di atas meja caffe. "Apa yang harus kulakukan, Teme? Aku kering," lirih Naruto pelan.

Sasuke mengangkat alisnya sebelah ketika melihat sahabat hiperaktifnya kini terlihat lunglai bagai manusia tak memiliki semangat hidup dan err ... kering? Apa maksudnya itu? Aneh.

"Hn?"

Naruto menatap Sasuke dengan kedua iris sapphire-nya yang redup serta kelopak matanya yang hitam dan tanpa sadar Sasuke sedikit mengerenyit melihat rupa mengerikan sahabat blonde-nya itu.

"Aku kering, Teme! Aku ... ke-ri-ng! Kau mengerti maksudku bukan?" dan—Naruto kembali merebahkan kepalanya di atas meja caffe.

Sasuke menatap kepala pirang sahabatnya itu datar. "Hn." Hanya itu yang Sasuke ucapkan, ya ... ia tahu betul apa maksud kering yang Naruto maksud.

Puasa bercinta.

"Ada apa dengan para wanitamu, Dobe?" tanya Sasuke kemudian.

Naruto menghembuskan napasnya lelah. "Ceritanya panjang, Teme. Oh iya, kenapa kau memenuhi permitaanku untuk bertemu, Teme? Bukankah kau selalu sibuk bekerja, eh?" tanya Naruto sedikit melupakan nasibnya sejenak.

Sasuke membuang mukanya ke arah kaca caffe yang menampilkan jalanan ramai di luar sana. "Ada sesuatu yang mengganggu pikiranku belakangan ini, Dobe," Sasuke mengusap bibir bawahnya dengan tatapan menerawang, "itu membuatku tidak bisa berkonsentrasi dalam pekerjaanku. Kupikir keluar untuk refresing bukanlah ide buruk."

Naruto menatap Sasuke penasaran. "Apa masalahmu, Teme? Bukankah kau selalu bisa mengatasi masalahmu? Apa ini ada hubungannya dengan seorang wanita? Ups, aku lupa kau tak mungkin memiliki masalah tentang wanita mengingat kau tak pernah dekat dengan wanita mana pun." Ujar Naruto dengan seringaian remehnya.

Sasuke menatap Naruto dengan kilatan ragu, lalu pria raven itu menghembuskan napas berat. "Ya, seorang wanita misterius yang berhasil mengacaukan pikiranku, Dobe." Sahut Sasuke pada akhirnya.

Naruto menganga lebar. "K-kau serius? Siapa wanita itu hebat itu-ttebayo?!" cerocos Naruto antusias.

Sasuke menatap Naruto datar lalu menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi seraya bersedekap dada. "Hn—"

"Ehem, maaf kami terlambat, Sasuke, Naruto." Ujar seseorang membuat Sasuke menghentikan ucapannya.

Naruto dan Sasuke menoleh ke arah asal suara. "Woaaaah, Neji! Sai! Ayo duduk!" ujar Naruto semangat, sedangkan Sasuke hanya tersenyum tipis pada Sai dan Neji.

Sai mendudukan dirinya tepat di samping Sasuke, sedangkan Neji di samping Naruto. "Jadi apakah acaranya sudah dimulai?" tanya Sai dengan tampang innocent-nya.

"Haha … acara apa, Sai? Ini hanya reunian tanpa pesta-ttebayo!" jawab Naruto seraya meminum jus jeruknya. "Kalian ingin memesan sesuatu, Neji? Sai?" lanjut Naruto ketika menyadari kedua sahabatnya yang belum memesan sesuatu.

"Tidak usah, aku sudah sarapan tadi. Bagaimana denganmu Sai?" ujar Neji santai.

Sai tersenyum hingga matanya menyipit lalu pria itu menggelengkan kepalanya pelan. "Aku juga sudah sarapan."

"Bagaimana kabar kalian? Dan bagaimana dengan pekerjaan kalian?" tanya Naruto pada Sai dan Neji.

"Kabarku baik. Ya, menjadi seorang Dokter membuat waktuku sedikit terbatas untuk meluangkan waktu berkumpul seperti ini, maaf." Ujar Neji seraya sedikit menundukan kepalanya sopan.

"Haha! Santai saja, Neji." Naruto menepuk bahu Neji akrab. "Lalu, bagaimana denganmu, Sai?"

"Kabarku juga baik. Pekerjaanku lancar dan minggu depan aku akan membuka pameran di Ame, kuharap kalian bisa hadir di sana." Jawab Sai.

Neji tersenyum tipis. "Hm, tentu."

"Ya, kami pasti datang." Naruto kembali menatap Sasuke yang sedari tadi diam menatap jalanan di balik kaca caffe dengan tatapan datar. "Oi, Teme! Siapa wanita itu? Ayo ceritakan dattebayo!" Ujar Naruto antusias dan tentu membuat Sasuke mendelik.

Sai dan Neji ikut memandang Sasuke penasaran. "Wanita? Apa maksudmu Naruto? Setahuku Sasuke tidak pernah dekat dengan wanita." Tanya Neji seraya menatap Naruto ragu.

Naruto menyeringai licik. "Heh, kau tahu Neji? Sasuke baru saja berkata padaku bahwa belakangan ini ia tak bisa berkonsentrasi bekerja hanya karena seorang wanita."

"Eh?" Sai menatap Sasuke polos. "Benarkah, Sasuke?"

Sasuke menghela napas berat ketika melihat tatapan penasaran dari ketiga sahabatnya itu. Ya, sepertinya kau memang harus menyeritakan kisahmu seminggu yang lalu eh Uchiha Sasuke. Sasuke menatap sahabatnya satu persatu, lalu menatap jus tomat miliknya dengan tatapan datar. "Hn, seminggu yang lalu—"

.

.

.

.

.

/To be continue/


[A/N : Hanya sebuah fic pelepas ringan. Sedikit terinspirasi dari mp3 boyband asal Korea: 2pm—All Day I Think of You. Tapi seluruh plot fic ini milik Saya :) Hope you like it, Minna.]