*14 MEI* PART 1
CAST:
kim minseok
xi luhan
kim joon myun aka suho
byun bakhyun
kim jongdae

~
anyeong hehehehe mian lama baru aku post, kalo boleh jujur ini ff pertama aku yang bertemakan horor tapi aku yakin gagal hahaha jadi mohon di nikmati saja ok.

~
"ANDWEEE"
Teriakan menggema di sebuah ruangan di sana terdapat seorang namja manis tengah terduduk di atas ranjangnya nafasnya terengah engah, peluh membasahi dahinya, dia angkat tangnnya untuk mengusap dahinya.
SREK SR EK
seekor anjing putih menggesekkan kepalanya pada tangan namja manis itu,namja manis itu menatap anjing putih itu lalu tersenyum , ia usap bulu putih milik anjing itu
TOK TOK TOK
"tuan muda minseok anda baik baik saja?"
"yah aku baik baik saja kembali lah bekerja"
namja manis yang bernama minseok itu memandang mata biru anjing putih di sampingnya
"mimpi yang sama, aku jadi semakin khawatir, perasaan ku tak enak"
SLAP
Anjing putih itu menjilat pipi minseok, minseok mengelua bulu lembutnya dan merebahkan tubuhnya kembali.
"ayo kita tidur lagi lu"

~
minseok turun dari tangga bersama anjing putih di sampingnya, saat minseok di ujung tangga telah berdiri seorang yeoja paruh baya
"tuan muda anda akan pergi ke mana?"
"aku akan pergi ke bukit"
"baik lah, tapi ingat tuan muda sebelum matahari terbenam anda harus sudah berada di rumah "
"yah aku tau. tapi bibi apa appa belum pulang?"
yeoja itu tak menjawab pertanyaan minseok, dia hanya menundukan kepalanya dan minseok jelas tau apa artinya, minseok melangkah melewati yeoja itu dan berdiri di depan pintu utama rumahnya, dia memandang kertas kuning ang tertempel di pintu kayu itu
"appa benar benar berlebihan"
minseok menarik knop pintu dan berjalan melewati ppintu tersebut lalu perdi menjauh dari rumahnya.
Minseok memang tak tinggal di seoul yang ramai dengan kendaraan dan gedung gedung tinggi, minseok hanya tinggal di sebuah desa terpencil, dan di desa ini masih kental dengan budaya dan tradisinya juga kepercayaan masyarakat tentang hal mistis.
Keluarga kim adalah keluarga yang sangat di hormati kepala keluarganya adalah kim suho, dia ini adalah seorang cenayang dan juga pengusir siluman yang sangat hebat bahkan namanya bukan hanya di kenal di desanya tapi juga terkenal di desa desa tetangga, karna kemanpuannya lah desanya di juluki desa cenayang, karna suho pun memiliki banyak sekali murid di desa itu, bukan hanya itu berkat suho jugalah desanya jauh dari musibah dan berbaai macam siluman.
Kim minseok adalah putra tunggal keluarga kim, meski memiliki appa yang sangat hebat dalam hal mistis minseok sama sekali tak tertari pada hal seperti itu, dia lebih senang menjalani hidupnya dengn cara biasa saja meski tetap saja nama sang appa tetap terbawa ke manapun dia pergi. minseok itu tipe yang cerewat, dan ceroboh tapi jika ada masalah dia akan jadi orang yang begitu pendiam. minseok tak pernah suka pada kemampuan sang appa karna minseok pikir dia tak mau kehilangan appanya haya karna mahluk seperti siluman dan semacamnya.
Dan nyonya kim, beliau telah lama meninggal dan alasan kematiannya adalah kutukan dari salah satu silumanyang di musnahkan suho. jadi wajar jika sekarang suho terlalu overprotektif pada akan uring uringan jika minseok pulang terlambat dari sekolahnya, lalu atuan mengenai harus berada di rumah sebelum matahari terbenam, dan larangan untuk tidak keluar rumah saat malam hari,di tambah lagi dengan kertas mantra yang di tempel di sudut ruangan terutama kamar minseok dan minseok pikir itu terlalu berlebihan, lalu di tambah lagi saat minseok harus memilih salah satu dari 3 siluman yang mengaku telah membuat perjanjian, janji setia pada suho, minseok hampir saja lari terbirit birit saat melihat ketiganya dan minseok pikir appanya memang butuh pengobatan kejiwaan , dan yang membuat minseok ter cengang ialah bahwa siluman yang di pilih minseok akan menemaninya kemanapun dia pergi bahkan ke sekolah, saat itu minseok membayangkan murid murid di sekolahnya akan kucar kacir jika melihat mahluk itu, dan ahirna dengan penuh penimbangan minseok memilih seekor anjing putih. itu cukup normal di bandingkan 2 lainya.
Ingatkan minseok bahwa dia berkata CUKUP NORMAL karna pada kenyataannya anjing putih ini memang tak seperti anjing biasa, tubuhnya yang besar, dan hampir sama tingginya dengan minseok yang saat itu ber usia 4 tahun, bulunya yang putih seputih salju, lembut selembut sutra, matanya biru seperti langit, dan dari tubuhnya selalu tercium wangi bunga, di jidatnya terdapat lambang bulan sabit, di lehernya tergantung 2 lonceng kecil, dan hal yang mencolok dari anjing putih ini adalah ekornya, ekornya ini ada 3 dengan panjang yang melebihi dari anjing biasa.
Yah minseok pikir lebih baik membawa anjing itu dari pada 2 lainya kalian bisa bayangkan anjing putih itu di sebut cukup normal dari pada 2 lainnya jadi kalian bisa bayangkan sendiri seperti apa 2 lainnya.
Minseok menyapa seluruh warga desa yang menyapanya dengan hangat, warga sudah terbiasa dengn keberadaan anjing putih yang selalu ada di samping minseok bahkan teman teman sekolah minseok pun sudah tak aneh dan tak begitu terkejut pada anjing putih itu, warga merasa wajar saj, karna mereka pikir suho pasti hawatir pada minseok apalagi setelah kasus nyonya kim.
Saat minseok tengah asik menikmati acara jalan jalannya tiba tiba dia merasakan seseorang menepuk bahunya dan saat minseok membalikkan badannya dia menemukan adik dari salah satu murid appanya,
"dae ah"
"siang minseok hyung, kau mau pergi kemana?"
"siang dae ah, seperti biasa aku mau pergi ke bukit"
"ke bukit lagi?"
"hem"
"appa mu belum pulang hyung"
minseok hanya mengangguk
"lay hyung pun belum pulang"
"yah appa belum pulang lay pun pasti belum pulang, tapi aku yakin mereka pasti pulang"
"aku meragukannya hyung"
minseok menghentikan langkahnya menatap jongdae
"apa maksudmu"
"hyung kau jelas tau apa yang ku maksud, kau pun pasti sudah taukan meraka pergi ke mana?"
"tidak, aku yakin appa dan yang lainnya pasti pulang"
"ayolah hyung, kita harus mene-"
GERRRR
anjing putih itu menatap jongdae, dan mata birunya berubah menjadi hitam legam, anjing itu menatap jongdae dengan iris hitamnya.
jongdae yang melihat itu membuat tubuhnya menegang dan tak dapat bergerak aura yang di pancarkan anjing putih itu membuat tubuhnya membeku.
"ayo lu kita pergi"
minseok meninggalkan jongdae yang masih berdiri mematung, di ikuti olleh anjing putihnya.
"anjing itu menyeramkan"

~
minseok kini duduk di sebuah bukit dan menatap langit ini adalah tempat favoritnya jika sedang banyak pikiran.
"lu appa pasti pulagkan?"
GUK
anjing putih yang juga duduk di samping minseok menyahuti perkataan minseok. minseok mengulurkan tanganya dan mengusap kepala anjing putihnya, sudah satu minggu appanya pergi tapi tak ada kabar sedikit pun tentang sang appa.
Minseok ingat 1 minggu lalu saat seorang kakek tua datang kerumahnya dan berlutut di depan suho meminta bantuannya, dia berkata di desanya terjadi hal yang menakutkan, di sana ada sebuah rumah tua yang memang tak berpenghuni di balik pagar rumah itu terdapat 3 paviliun, dan kabarnya rumah itu adalah rumah seorang mentri pada masa pemerintahan joseon, namun sampai sekarang rumah itu hanya rumah kosong tak pernah ada yang menghuni, namun keanehan terjadi ahir ahir ini, kabarnya di setiap tengah malam di pintu gerbang rumah itu selalu muncul seorang yeoja berhanbok merah darah, dan jika kau bertemu dengnnya jika kau beruntung maka ke esokan harinya kau akan di temukan gila namun jika kau kurang beruntung kau akan di temukan tak bernyawa atau hilang untuk selamanya. sudah banyak korban yang berjatuhan dan bahkan katanya yeoja itu kini bukan hanya berkeliaran di sekitar rumah itu saja tapi juga sering berjalan jalan di tengah malam ke seluruh desa, semua sudah di lakukan oleh penduduk desa, mulai dari mendatangkan pendeta, cenayang dan pengusir siluman namun nihil tak pernah ada yang kembali bila sudah memasuki rumah itu, dan karna itu pula lah banyak warga yang mulai meninggalkan desa. dan berterimakasih lah pada suho yang memiliki jiwa malaikat yang dengan santainya menyetujui semuanya dan membawa beberapa muridnya.
Minseok menghelankan nafasnya dan anjing yang duduk di sampingnya beranjak dari tempatnya dan membaringkandri di belakang minseok, minseok merebahkandiri, kepalanya dia simpan di perut anjing putih itu, lalu anjing putih itu menyimpan ekor pertamanya di mata minseok agar sinar matahari tak menembus retian matanya, dan ekor ke 2 di lilitkan pada bahu minseok untuk membuat kehangatan di tubuh minseok lalu ekor ke 3nya bergerak tak beraturan,\. minseok mulai memejamkan matanya dan tak lama kemudian dia mulai pergi ke alam mimpinya
"sajangmin pasti akan pulang"

~
Minseok membuka jendela kamarnya terlihat bulan purnama yang memancarkan sinarnya.
tap
anjing putih itu naik dan duduk di sisi jendela di samping minseok.
"bukankah bulan itu begitu bulat?"
anjing putih itu menatap minseok aneh.
"kenapa kau menatapku seperti itu? ok aku tau kata kata ku aneh tapi kau tak perlu melihat ku seperti itu"
minseok memanyunkan bibirnya memang terkadang hubungan minseok dan anjingnya tak bisa aku terutama saat minseok mengucapkan kata kata aneh dan minseok bisa membaca dari raut wajah anjing putihnya, anjingnya itu seakan berkata "dasar bodoh" dan itu seringkali memancing emosi minseok.
minseok kembali menatap bulan yang terlihat sangat indah.
"sudah ku putuskan, jika besok appa belum pulang maka aku akan menyusulnya ke sana"
BRAKKK
Minseok menatap najing putih yang tiba tiba berdiri dan ke 3 penjang ya bergerak tak beraturan hingga membentur jendela di sampingnya, anjing itu menatapnya dengan matanya yang kelam sekelam malam, bulu buu putihnya meremang, lonceng di lehernya berdenting tak karuan.
itu tanda jika anjing putih itu benar benar tak setuju dengan keputusan minseok. minseok menghelankan nafasnya dan segera memeluk leher anjing putihnya minseok menyatukan dahinya dan dahi anjingnya dan menatap mata hitam anjing itu.
"kau tau lu di dunia ini aku hanya memiliki appa tak ada orangf lain lagi setelah umma pergi meninggalkan ku, haruskah aku rela kehilangan appa oleh mahlik seperti itu? aku tak bisa lu, jadi mohon percayalah padaku lu kumohon"
perlahan namun pasti mata anjing itu kembali biru dan lonceng di lehernya pun sekarang mulai tak berbunyi, dan ekornya mulai bergerak tenang kembali.
"terimakasih lu"
minseok menjauhkan wajahnya dan mengelus bulu lembut anjing putihnya.

~
Seharian ini minseok terus saja menatap pintu rumahnya, tapi yang minseok harapkan tak pernah datang dan ahirnya minseok melangkahkan kainya ke tangga menuju kamarnya, saat sampai di kamar minseok mempersiap kan segalanya dan anjing putihnya hanya melihat pergerakan minseok yang bergerak kesana kemari mencari barang yang dia butuhkan.
"dari pada kau melihat ku tak bisakah kau membantu?"
minseok menatap anjing putihnya yang terlihat sangat cantik dan anggun duduk di atas ranjangnya, jika minseok tak bertanya jenis kelaminnya maka mungkin minseok akan mengira anjing itu betina tapi kenyataan bahwa anjing itu jantan membuatnya kesal.
anjing itu menatap minseok seakan berkata
"apa yang bisa aku lakukan?"
"apa kau tak bisa berubah menjadi manusia dan membantuku?"
anjing itu memalingkan wajahnya, dan minseok mulai menggeram kesal.
"dasar anjing sialan tunggu saja saat di mana aku akan mencelupkan mu ke kubangan lumpur agar bulu putih mu itu berubah menjadi coklat"
anjing itu berdiri dan mendekati minseok yang sekarang ini sedang duduk di pinggir ranjang
PELETAK
ekor anjing itu mendarat dengan indah di kepala minseok minseok menatap tajam anjingnya, begitu pun aning putih it, anjing putih itu menatap minseok seakan berkata
"coba saja kalo berani"
minseok lagi lagi mendengus kesal, oh ayolah minseok tak akan menang melawan anjing jadi jadian seperti itu.
"senter, kertas mantra "
minseok menatap anjing putih itu yang menatapnya tajam
"aku tak takut dengan hal seperti itu kau tau aku ini adalah anak seorang cenayang hebat jadi mana mungkin aku takut pada hal seperti itu"
miseok mengangkat kertas itu dan mengibas ngibaskannya di depan wajah aningnya
"kau tau ini hanya untuk berjaga jaga, ok, " minseok memasukkan kembali barang barang yang dia butuhkan ke dalam ransel. seperti senter manaka riangan, beberapa roti dan apel hijau, bertanya untuk apa apel hijau itu. sebenarnya apel hijau itu adalah makanan anjing putih minseok yah bukan hanya fisiknya saja yang aneh sampai makananya saja aneh aneh, mulai dari kelopak bunga mawar putih, bunga teratai, apel hijau dan beberapa jenis bunga dan buah juga sayur yang berwarna putih, da makanan pokoknya adalah apel hiijau.
"lu ambil"
minseok melempar sebuah apel ke hadapan anjing itu namun anjing itu hanya menatap apel yang perlahan lahan menggelinding melewatinya lalu meatap minseok seolah berkata
"kau pikir aku ini apa , berikan yang benar"
minseok mengambil apel itu dan menyerahkan langsung pada anjing putihnya, yah lu anjing putih minseok ini memang harus makan langsung dari tangan minseok dia tak pernah memakan makanan yang berada di lantai atau dari tangan orang lain.

~
Minseok bersenandug di sepanjang jalan dan sekali kali memandang sebal pada anjing putihny, yah bagai mana tak sebal lonceng di leher anjing itu terus berdenting, padahal minseok yakin jelas sekalipun anjing itu berlari lonceng itu tak pernah berdenting tapi sekarang lonceng itu berdenting dan membuat minseok sebal sendiri.
"lu bisakah kau tak berisik?"
anjing itu tak menghiraukan perkataan minseok matanya kembali berubah kelam, dan ekorna bergerak tak beraturan kepalanya menengok ke kiri dan kanan, minseok kembali mendengus, setelah lama berjalan ahirnya minseok pun sampai di desa tersebut, desa itu seperti desa mati minseok melirik jam tangannya jam 20;00 tapi tempat ini seperti sudah tengah malam saat minseok semakin masuk ke desa tersebut suasana mencekam semakin terasa di tambah bunyi lonceng anjing putihnya semakin keras, lalu bau anis yang sangat menyengat. setelah beberapa lama minseok berjalan ahirnya minseok melihat sebuah bangunan tua memang dari luar hanya terlihat gentengnya saja karna dertutup oleh sebuah tembok yang lumayan besar. minseok melangkah mendekati pintu kayu yang sepertinya adalah satu satunya jalan untuk masuk ke dalam.
Saat minseok akan memegang pintu itu,
KREKKK
pintu itu terbuka dengan sendirinya minseok melangkah mundur dan menatap horor pintu itu, anjing putih itu menatap minseok malas.
"apa yang kau lihat? aku tiudak takut aku hanya kaget"
minseok menegakkan tubuhnya dan berjalan melewati pintu itu namuan
BRUKK
tubuh minseok terjatuh karna kakinya tersandung kayu yang berada di bawah pintu kayu itu.
TAP
dan dengan tak sopannya anjing putih itu meloncati tubuh minseok, minseok berdiri dan dia menemukan tatapan anjingnya tang seakan berkata "bodoh" minseok membersihkan kororan di tubuhnya dan melangkah memasuki rumah itu, minseok sedikit tertegum karna yang kini dia lihat hanya pepohonan besar dan satu jalan setapak yang hanya cukup untuk satu orang
BRAKKK
minseok memandang ke arah belakang dia melihat pintu itu tertutup dan tak lama kemudian minseok melihat sebuah lingkaran dan tulisan di balik pintu kayu itu, minseok mendekati pintu itu danmulai mengamati tulisan di dalam lingkaran itu saat tangan minseok akan menyentuh pintu tersebut anjing itu menggigit jeket yang di kenakan minseok dan menariknya menjauh,
"ada apa lu, tenanglah kau tak perlu hawatir aku hanya ingin melihatnya "
anjing itu menatap minseok seakan berkata "lihat ini" anjing itu mendekati pintu dan
BRUKK
"LU"
anjing itu terpental lumayan jauh dari pintu, minseok menghampirinya dan membersihkan debu debu yang menempel di bulu putihnya itu, anjing itu menatap minseok seakan berkata "itulah yang akan terjadi padamu jika kau menyentuhnya"
minseok menundukan wajahnya, dan mengelus bulu anjing putihnya, minseok merogoh ranselnya dan memberikan makan pada anjingnya itu, selama lu makan minseok terus menatap sekelilingnya namun matanya tertuju pada salah satu pohon yang berada tepat di depannya, minseok menelan ludahnya kasar minseok berani bersumpah dia melihat sesosok yeoja berhanbok merah darah, dengan ranbut yang menjuntai sanpai ke tanah, dan minseok melihat yeoya itu tak menapakkan kakinya di tanah, yeoja itu menunduk dan perlahan namun pasti yeoja itu mulai menggakkan wajahnya namun minseok tak bisa melihat wajahnya karna wajahnya tertutup rambut minseok hanya melihat bibir pucat yeoja itu, dan yeoja itu menarik sudut sebelah kiri bibirnya.
TING
yeoja itu tiba tiba menghilang saat bunyi lonceng dari lonceng milik lu berdenting, lu pun melihat ke arah yang sama dengan minseok dan matanya yang tadinya kelam kembali menjadi biru, minseok melihat ke arah jalan setapaik dia melihat seorang yeoja telah bejalan menggunakan hanbok pink berjalan memunggungi minseok, jika yang ini minseok yakin dia manusia karna minseok melihat dia masih berpijak di tanah berbeda dengan yeoja tadi. ahirnya minseokmengikuti yeoja terebut sampai ahirnya yeoja itu berdiri di ujung jembatan kecil, saat minseok akan mendekati yeoja itu lu menarik minseok ke semak semak dan mereka bersembunyi di balik semak semak, mata minseok mengerut saat melihat seorang kakek tua berdiri di depan yeoja itu, kakek tua itu memiliki keanehan dia berdiri dengan lututnya dan di tambah lagi baju yang dia pakai saat ini seperti hanbok para mentri zaman dulu, yeoja itu kemudian menyerahkan 2 buah boneka dan pergi berlari kedalam dan menghilang di kegelapan, minseok berdiri saat tak mendapati siapapun di sana padahal minseok yakin kakek tua tadi masih di sana tapi sekarang kakek itu sudah tak ada, minseok mulai melangkah dan melewati jembatan kecil itu namun minseok tak menemukan apapun di sana, dan matanya membulat sempurna kala melihat sebuah pohon besar berdiri kokoh di depannya padahal minseok yakin tadi dia tak melihat ada pohon ini, belum selesai keterkejutan minseok pada matanya, pendengarannya menangkap senanduangan seorang anak kecil dan tepuk tangan yang mengiringi senanduangan tersebut dan suara itu berasal di baik pohon besar itu, minseok menelan ludahnya kasar dan mendekati pohon itu, dan minseok menemukan 2 orang bocah yang minseok pikir berusia 4 tahun, mereka memakai hanbok merah darah, wajahnya pun mirip, mereka tak memakai alas kaki yang sati yeoja berrambut sedengkul tergerai panjang dan yang satu namja berrambut sebahu di jidat mereka terdapat 2 titik merah dan di tangan yeoja ada bunga matahari dan di tangan namja ada rumput dan beberapa buga liar yang mereka genggam, mereka melihat mnseok dengan senyum misterius membuat minseok merinding
"ahirnya dia datang noona"
"ne saeng"
setelah berkata itu kedua bocah itu berlari entah kemana dan menghilang begitu saja tapi suara cekikikannya masih terdengar jelas dan tak lama kemudian kembali senanduangan yang di iringi tepuk tangan kembali terdengar di gendang telinga minseok,
minseok mengalihkahn pandangannya ke arah sungai kecil dan senyumnya mengembang kala melihat sebuah perau kertas yang di atasnya terdapat lilin kecil, dan minseok jelas tau siapa pelakunya, minseok berlari ke sunagai itu dan dia melihat seorang namja berhanbok kuning telah berjongkok di sanping sungai kecil yang mengalir di bawah paviliun, minseok mendekati namja itu,
"baekhyun"
namja yang bernama baekhyun itu mambalikkan tubuhnya dan matanya membulat kala melihat minseok di sana, minseok mendekati bekhtun dan memeluk tubuhnya, mata bakhyun mengarah pada anjing putih di samping minseok dan bernafas lega setelahnya, minseok melepas pelukannya pada baekhyun
"kenapa anda bisa sampai ada di sini tuan muda"
"aku menyusul kalian"
"harusnya adnda menunggu di rumah"
"ini sudah satu minggu kalian pergi aku kan menjadi hawatir baek"
baekhyun mengerutkan keningnya
"sudah selama itukah?"
"hem, apa kau tak tau kalau kau sudah pergi selama itu"
minseok mendudukkan diri di samping baekhyun dan baekhyun kembali mengalirkan kapal kapal kertasnya
"cobalah anda lihat jam tangan dan ponsel anda,"
minseok mengerutkan keningnya saat melihat jam tanganya
"kenapa sudah jam 12 dan sepertinya jam ku rusak karna jarum jamnya tak bergerak,"
minseok merogoh saku jaketnya dan mengeluarkan ponselnya dia semakin bingung kala melihat tanggal yang tertera di ponselnya
"14 mei, aku yakin ini belum tanggal 14 mei dan apa ini jam 00:00 "
"anda sudah tau, saat kita masuk kemari waktu terus menunjukan tengah malam dan tanggal tetap tanggal 14 mei, dan jika kita sudah masuk kemari kita harus memmusnahkan sesuatu yang membuat mantra di pintu gerbang saya yakin anda pasti melihatnya tadi"
minseok hanya mengangguk, mengerti
"lalu bagai mana dengan appa?"
"tenanglah suho sajangim sangat kuat dia pasti baik baik saja "
baekhnyun memandang anjing putih yang duduk di samping minseok "kau pasti sangat sulit menetral kan aura mu di sini kan ? kemarilah biar ku bantu"
anjing putih itu mendekati baekhyun, baekhyun memegang dahi anjing itu dan tak lama lambang bulan sabitnya bersinar,
"tolong jaga tuan muda " baekhyun memandang minseok yang masih menatap perahu kertas yang mulai terbawa arus air.
"tuan muda minseok , anda tak boleh terpisah dari anjing anda selama di sini anda mengerti?"
minseok hanya menganggukkan kepalanya, baekhyun lalu pergi dari sisi minseok dan setelah kepergian baekhyun menseok kembali mendengar cekikikan bocah itu lagi dan minseok melihat ke 2 bocah itu berdiri di paviliun itu dan masuk ke sebuah ruangan, entah apa yang terjadi minseok melangkah mendekati ruangan itu dan saat masuk ke ruangan itu tak ada siapa pun di sana hanya ada sebuag kotak tang di bukus oleh kain putih dan sebuah tali teng menjuntai, minseok melihat kotak itu namuntak apa apapun di sana lalu kenama 2 bocah itu pikir minseok. minseok kemudian melangkah mendekati pintu namun saat minseok akan mendekati pintu tiba tiba tanganya di tarik oleh seseorang dan mulut minseok di bekap oleh tangan dingin itu dan juga nafas dingin yang menerpa lehernya membuatnya menjadi ketakutan,minseok dan orang yang tak dikenal minseok bersembunyi di sebuah lemari, dan tangan pucat itu menggeser pintu lemari namun minseok masih dapat lelihat apa yang terjadi kakek tua yang minseok lihat tadi menarik seorang manja yang bersimbah darah dan minseok tau jelas namja itu siapa namja itu adalah salah satu murid dari appanya dan minseok melihat kakek tua itu memasukkan tubuhnya ke dalanm kotak tadi dan menutupnya setelah itu kakek itu menarik kotak tersebut keluar, minseok yang masih shok dengan apa yang dia lihat kini kembali di kagetkan dengan orang yang berdiri di depannya, wajahnya cantik namun juga tampan ranbutnya putih seputih salju hanboknyapun putih bersih, dan dia memegang sebuah kipas yang di ujung kipasnya terdapat 2 buah lonceng dan juga tanda bulan sabit di bahunya dan minseok sempat berpikir bahwa dia lu anjing putihnya.
"siapa kau "
"saya xi luhan atau sering anda panggil lu"

~

TBC/END